Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiona Indah Fitriana
Abstrak :
ABSTRAK
Pemeriksaan total plate count (TPC) dilakukan terhadap makanan penerbangan pada dua proses yang berbeda, yakni penyimpanan dan pengemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kenaikan suhu terhadap kenaikan TPC pada makanan serta hubungannya dengan kontaminasi TPC pada tangan penjamah dan peralatan makanan. Pengukuran suhu digunakan termometer tebakan, dan pengukuran TPC pada makanan, tangan penjamah dan peralatan digunakan metode Total Plate Count (TPC) dalam beberapa pengenceran. Suhu makanan mengalami kenaikan rata-rata 3 kali. Total Plate Count (TPC) mengalami kenaikan rata-rata 16.2 kali. Suhu pada makanan berpengaruh kuat dan signifikan terhadap signifikan terhadap TPC makanan (R= 0.824 dan p=0.000). Kenaikan suhu makanan juga berpengaruh secara kuat dan signifikan terhadap kenaikan TPC (R= 0.776 dan p=0.000). Total Plate Count (TPC) makanan saat pengemasan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap TPC tangan penjamah dan TPC peralatan makanan (p=0.424) dan (p=0.444). Disarankan untuk memberikan intervensi mengenai Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) secara menyeluruh untuk memberikan pemahaman pengendalian suhu pada makanan pada pihak-pihak yang terkait. Selain itu, intervensi mengenai higiene dan sanitasi juga perlu diberikan guna mencegah terjadinya kontaminasi.
ABSTRACT
Microbial Total Plate Count (TPC) measurement carried out on airline meal in two difference process, storage and portioning packaging. The research conducted to know influence the increase of temperature on meal microbial total plate count (TPC) increase. In addition, it also conducted to know the correlation of that contamination with food handler and equipment hygiene on microbial TPC as the indicator. Temperature measurement made with gun thermometer, in other hand simple TPC counting on several dilutions is the method to measure microbial TPC on meal, hand swab and equipment swab. The result showed that food temperature has increase on average of 3-fold and 16.2-fold for microbial TPC increase on meal. Temperature is significantly influence on microbial TPC (R=0.824 and p=0.000). The increase of temperature is also significantly influence on microbial TPC increase (R=0.776 and p=0.000). Furthermore, there is no significantly correlation of meal microbial TPC on packaging process with hand swab and equipment swab (p=0.424 and p=0.444). The research suggests intervention as a whole on Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), to give understanding of temperature control on food to related stakeholder. In addition, intervention on hygiene and sanitation also be provided to prevent contamination.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faraby Martha
Abstrak :
Tujuan : Membandingkan hasil biakan bakteri dari spesimen kornea yang diambil dengan metode kerokan dilanjutkan mikrohomogenisasi dan hasil biakan bakteri dari spesimen kornea yang diambil dengan apusan kornea. Desain: Penelitian ini adalah perbandingan potong lintang comparative cross sectional , Metode: Delapan belas subjek yang dibagi menjadi 2 kelompok terandomisasi, Kelompok A kerokan dilakukan pertama, apusan kedua , dan kelompok B apusan dilakukan pertama, kerokan kedua . Pada analisis data kedua metode kerokan dan apusan dipisahkan kemudian dibandingkan. Hasil: Proporsi Gram sesuai biakan pada teknik Kerokan-Mikrohomogenisasi sebesar 6/13 46.2 , proporsi Gram sesuai biakan pada teknik Apusan sebesar 5/13 38.5 . Nilai p uji McNemar adalah 1.000 p> 0.05 . Proporsi biakan positif pada teknik Kerokan-Mikrohomogenisasi sebesar 13/18 72.2 , proporsi biakan positif pada teknik apusan sebesar 9/18 50 . Nilai p uji McNemar adalah 0.219 p> 0.05 . Nilai uji kesesuaian Kappa dari teknik kerokan mikrohomogenisasi terhadap apusan kornea adalah 0.333. Kesimpulan: Hasil biakan bakteri dari spesimen kornea yang diambil dengan metode Kerokan dilanjutkan Mikrohomogenisasi memiliki angka biakan positif yang lebih besar dibandingkan biakan bakteri dari spesimen kornea yang diambil dengan apusan kornea namun tidak bermakna secara statistik. Kata kunci : apusan kornea; biakan bakteri; kerokan mikrohomogenisasi
Purpose To compare the results of bacterial culture that specimens was taken by the corneal scrapings followed by microhomogenization method and bacterial culture that specimens was taken by corneal swabs. Methods This study was cross sectional comparisons, which 18 subjects were divided into two randomized groups Group A scrapings performed first, smear performed second , and group B smear performed first, scrapings performed second . In data analysis both methods scrapings and swabs are separated then compared. Results The proportion of Gram corresponding culture in scrapings Microhomogenization technique was 6 13 46.2 , the proportion of Gram corresponding cultures in smear technique was 5 13 38.5 . McNemar test p value is 1.000 p 0.05 . The proportion of positive cultures in scrapings Microhomogenization technique was 13 18 72.2 , the proportion of culture positive on smear technique was 9 18 50 . McNemar test p value is 0219 p 0.05 . Kappa suitability test value is 0.333. Conclusion The results of bacterial culture that specimens was taken by the corneal scrapings followed by microhomogenization have a culture positive larger than bacteria cultures that specimens was taken by a swab of the cornea but not statistically significant. Keywords bacterial cultures corneal swabs scrapings microhomogenization
Depok: Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library