Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Tjahjono
Abstrak :
Untuk meningkatkan nilai tambah dari pada bambu agar dapat dipergunakan sebagai pengganti atau paling tidak pendamping kayu, maka dibuatlah suatu susunan bambu dalam bentuk komposit yang disebut Laminasi Bambu. Penelitian tentang laminasi bambu masih jarang dilakukan dan di Indonesia belum ada yang melakukan penelitiannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari pada laminasi bambu pada pengujian mekanik. Adapun jenis bambu yang dipergunakan adalah jenis bambu apus atau bambu tali (Gigantochloa Apus) dengan pertimbangan jenis bambu ini mengandung kadar pati rendah dan mudah didapat. Sedangkan perekat yang dipergunakan adalah jenis Urea Formaldehyde (UF) dan pengujian mekanik yang dilakukan. Pengujian mekanik yang dilakukan adalah Tarik, Bending dan Geser dengan penekanan dingin. Pada pengujian ini mempergunakan mesh mark lnstron, model 1185 dengan beban maksimum 2000 kg, 720 kg dan 500 kg, kecepatan kertas 50 mm/menit dan jumlah sampel 8 (tank), 9 (bending) dan 8 (geser). Dari hasil pengujian Modulus of Elastisitas untuk pengujian Tank dan Bending didapatkan nilai rata-ratanya sebesar 6,255.107 N/m2 dan 1,764.108 N/m2, sedangkan untuk pengujian Geser didapat Modulus Geser rata-rata sebesar 2,145.907 N/m2.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairuddin Hj. Kamaruddin
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2009
R 584.9 KHA b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
An attempt to produce arbuscular fungi (AF) spore in pot culture from bamboo soil samples collected from Meru Beteri National Park,Jember,East Java and Purwakarta,West Java was carried out by used of Pueraria phaseoloides as a host plant...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sanchez Vidella, Alex
Abstrak :
Bamboo is also known as "vegetable steel" due to its strength and extreme lightness. Craftsmen, architects, engineers, designers and distributors from around the world have collaborated in this selection of fifty constructions and over sixty product designs
Barcelona: Loft Publications, 2011
R 624.189 7 SAN b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Wijaksono
Abstrak :
ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumberdaya bambu tarbesar di dunia di samping Cina dan Jepang. Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Kegunaan tanaman bambu; batangnya mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan yaitu kuat, keras, ringan, ukurannya beragam dan mudah dkerjakan. Pemanfaatan bambu di Indonesia sudah berlangsung sangat lama dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat khususnya di perdesaan. Selain dimanfaatkan dalam industri kecil dan rumahtangga, bambu dapat Pula dimanfaatkan sebagai bahan bangunan karena hampir semua bagian pada bangunan rumah dapat dibuat dari bambu. Di Indonesia sekitar 80% batang bambu dimanfaatkan untuk bidang konstruksi. Selebihnya dimanfaatkan dalam bentuk lainnya seperti kerajinan, perabot rumahtangga, sumpit, industri kertas serta keperluan lainnya. Bambu merupakan suunberdaya alam hayati serba guna di Indonesia bukan hanya dimanfaatkan untuk pembuatan industri kecil atau rumahtangga juga untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Di samping memiliki manfaat ekonomi juga manfaat ekologis dan sosio-budaya. Sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbarui bambu memiliki beberapa keunggulan seperti cepat tumbuh, produksi tinggi dan umur panen yang relatif pendek, juga rumpunnya dapat melindungi fungsi tanah, yaitu mengurangi penguapan dan meningkatkan kapasitas perembesan, sehingga kapasitas air tanahpun meningkat, perakararurya meningkatkan stabilitas tanah sehingga berpengarnh baik untuk konservasi air dan tanah. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup menetapkan strategi nasional pelestaiian dan pemaufaatan bambu secara berkelanjutan di Indonesia. Salah satu kendala yang paling mendasar dalam upaya pelaksanaannya adalah berkembangnya persepsi pemerintah dan masyarakat yang tidak tepat terhadap bambu dan cenderung diremehkan. Sebagian besar masyarakat maupun pemerintah masih beranggapan bahwa produk-produk yang terbuat dari bambu menunjukkan citra kejelekan dan kerniskinan scperti rumah yang dibuat Bari bambu selalu dihubungkan dengan ringkat kemiskinan penghuni rumah. Dengan kata lain bambu masih dianggap sebagai "Timber for the poor" (Kayo untuk si Miskin). Demi tereapainya tujuan strategi nasional tersebut selain peran pemerintah juga dituntut peranserta masyarakat. Arsitek sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mempunyai peranserta yang sama dengan masyarakat lainnya dalam upaya mencapai tujuan dalam UU No.5,1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya serta Strategi Nasional Pelestarian dan Pemanfaatan Bambu secara Berkelanjutan. Arsitek saat ini dikenal sebagai seorang yang ahli dalam merancang bangunan serta mengawasi pelaksanaan pembangunannya Untuk merancang bangunannya arsitek harus menguasai ilmu konstruksi bangunan dan mengenal sifat-sifat bahan bangunan serta menata bentuknya. Permanfaatan bambu sebagai bahan bangunan masih sangat terbatas sekali. Secara bertahap mulai menghilang dari gaya hidup masyarakat Indonesia akibat cara hidup yang berubah. Salah satu alasan yang utama adalah bahwa bambu sering rusak dan mudah dimakan rayap. Alasan lainnya adalah meningkatrrya pembangunan rumah-nunah dengan gaya Arsitektur Baru. Perkernbangan pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan di masa depan mulai diperhatikan lagi sejak masalah lingkungan menjadi perhatian dunia, maka ini akan memberikan suatu kesempatan yang baik bagi bambu untuk dipertimbangkan lagi pemanfaatannya. Perumahan yang dibangun berdasarkan sistem ramah lingkungan dan, sistem rumah traclisional sebsiknya dihidupkan kembali namun dengan cara-care yang sesuai dengan kebutulran masa kini. Di dalam rumah dapat dilihat bambu digunakan untuk atap, langit-langit, lantai, tiang, dinding, jendela dan pintu. Bambu mudah diperbanyak dan cepat tumbuh. Dengan mempertimbangkan pcnggunaan yang hanya membutuhkan proses dan energi yang sedikit maka bambu dapat diinanfaatkan sebagai bahan bangunan yang aman terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan hasil penelitan survei yang dilakukan di Jakarta, diperoleh gambaran bahwa persepsi arsitek tentang pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan masih rendah. Persepsi arsitek menunjukkan bahwa mereka masih menganggap bahwa bambu belum dapat memenuhi kebutuhan rumah masa kini, terutama untuk rumah menengah di Jakarta. Scbagian besar dan arsitek menunjukkan sikap setuju terhadap pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan penganti kayu, namun motivasi mereka untuk memanfaatkannya sebagai bahan bangunan masih rendah. Mereka hanya memanfaatkan jika ada permintaan khusus dari pelanggannya. Hasil uji analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh yang nyata antara pengetahuan arsitek tentang bambu sebagai bahan bangunan dengan persepsi mereka terhadap pemanfaatannya. Secara keselunihan dapat disimpulkan bahwa rendahnya persepsi arsitek tentang pemanfaatan bambu sebagai bahan bangutan sebagian besar diakibatkan oleh terbatasnya pengetahuan atau informasi tentang bambu sebagai bahan bangunan yang diperoleh. Untuk meningkatkan pemanfaatan bambu di masyarakat khususnya di kalangan arsitek kiran ya perlu diadakan pemasyarakatan tentang pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan seita peranamtya dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
ABSTRACT Community Of Architects Perception On The Uti1ization Of Bamboo As Building Material. (Case Study Architects In Jakarta)Indonesia is one of the countries with the largest bamboo resource in the world, beside China and Japan. Bamboo plants have been known by people. The benefit of bamboo plant is: the cuirn has advantageous properties i.e. strong, hard, lightweight, various in size and easy to process. The utilization of bamboo in Indonesia has been so long and became a part of life especially in rural area. Except for small and household industries, bamboo is used as building material because almost all part of houses can be made from it. Inside houses one can see bamboo used for roofs, ceilings, floors, walls, windows, pillars and doors. In Indonesia 80% bamboo culm is used for construction. The remainder is used for handicraft, furniture, chopsticks, pulp and paper industries etc. Bamboo as multipurpose natural resource in Indonesia is not only used in industrial but also in environmental conservation. Besides economical, bamboo has also ecological and socio-cultural benefit As renewable natural resource, bamboo has many advantages i.e. fast is growth, high production, the clump can provide land function, that is reducing evaporation and increase infiltration capacity with the result of groundwater capacity increased. The roots increase land stability so that it gives good influences to water and land conservation. Ministry of State Environment determined national strategy for sustainable conservation and utilization of Bamboo in Indonesia. The main constraint is the wrong goveiximent's and people's perception about bamboo and tends to be neglected. A large part of government and people stillgard bamboo products as giving bad image and poverty like bamboo houses always related to poverty with word's bamboo as timber for the poor. To achieve the aim in national strategy beside government role is also demanded people's participation. Architects as part of the society are also demanded to have the same -participation in attempt to achieve the aim in Act Number 5 of 1990 about Conservation of Living resources and their ecosystems and national strategy. Architect recently has been known as an expert in building design and supervisor the construction. To design the building the architect should master the construction and building material properties, and also to compose the form. The use of bamboo as building material still remains limited. It has gradually disappeared from people's lifestyle as the way of living changed. One major reason for this is that bamboo materials are often damaged by insects, while another is the increase of western style houses. Since environmental problems have become the concern of the world these give an opportunity for bamboo being considered, housing based on environment-friendly system. Based on survey done in Jakarta is concluded that the architects perceive that bamboo can not fully meet the needs of modern houses , especially for middle class houses in Jakarta. Most of architects agree to utilize bamboo as building material in place of wood, however their motivation to use bamboo as building material is low. They only use bamboo if there is a special request from the client. Statistics test showed there is significant influences between architect's knowledge of bamboo as building material and sustainable development to their utilization toward sustainable development. In conclusion, the low scale of architect's perception on the utilization of bamboo as building material is caused by limited knowledge and information on bamboo. To increase the utilization of bamboo in the society especially architects it seems that it is necessary socialize the utilization of bamboo as building material toward sustainable development.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Astrini Wijayanti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41153
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pingkan Lestari
Abstrak :
Bambu betung Dendrocalamus asper merupakan tanaman yang tumbuh di Indonesia yang memiliki kandungan selulosa sebesar 42,4 -53,6. Selulosa bambu betung dapat dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai turunan selulosa, salah satunya Hydroxypropyl Cellulose HPC. Tujuan penelitian ini, melakukan optimasi metode pembuatan dan karakterisasi HPC yang dimodifikasi dari alfa selulosa bambu betung. Modifikasi pembuatan HPC dari alfa selulosa bambu betung menggunakan variasi konsentrasi NaOH 25 dan 30, propilen oksida 5 ml,10 ml dan 15 ml tiap gram selulosa dan variasi suhu 60oC dan 70o. Produk HPC diidentifikasi serta dilakukan karakterisasi menggunakan spektrofotometri Inframerah, Scanning Electron Microscope SEM dan X-Ray Diffraction XRD. Diperoleh hasil HPC yang paling optimum pada kondisi reaksi dengan menggunakan NaOH 25, propilen oksida 10 pada suhu pembuatan 70oC. HPC yang paling optimum memiliki molar substitusi 3,30, dengan pH 7,49 dan spektra IR HPC bambu betung memiliki pola yang sama dengan spektra standar. Identifikasi HPC yang diperoleh yaitu terbentuknya berkabut didalam larutan pada suhu diatas 40oC. Berdasarkan perbandingan pola difraktogam dengan difraksi sinar-X sudah terlihat kemiripan antara HPC bambu betung dengan standar serta menunjukkan bentuk kristal dan amorf. Secara morfologi dengan SEM Scanning Electron Microscope menunjukkan bentuk morfologi yang lebih bulat dan kasar daripada standar HPC. ...... Betung bamboo Dendrocalamus asper is one of bamboo grow in Indonesia, it contain cellulose at approximately 42.4 53.6. Betung bamboo cellulose can be used to produce various cellulose derivatives and one of them is Hydroxypropyl Cellulose HPC. The present research aims to optimize production method and characterization of HPC prepared from alpha cellulose of betung bamboo. The modification of HPC were carried out using NaOH 25 and 30, propylene oxide 5 ml, 10 ml and 15 ml in each gram of cellulose and temperature variations were 60 and 70. HPC product was identified and characterized using Infrared Spectrophotometry, Scanning Electron Microscope SEM, and X Ray Diffraction XRD. The most optimum reaction condition of HPC was using NaOH 25, 10 ml propylene oxide at 70 C. The most optimum HPC had 3.2987 Molar Substitution value, with pH 7.49 and IR spectra of betung bamboo HPC had similar pattern to the reference spectra. The identification of HPC was the formation cloudy solution at a temperature above 40oC. Based on the comparison of diffractogram with X Ray diffraction, there was a similarity between HPC of betung bamboo with the standard one and it showed crystalline and amorphous form. Morphologically by using SEM Scanning Electron Microscope, it showed a more rounded and coarser morphological shape than the reference HPC.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Tifa Ardani
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Lebak mempunyai produksi bambu sebesar 2.480.904 batang. Oleh sebab itu Kabupaten Lebak mempunyai potensi memasok bambu untuk produksi kerajinan bambu. Potensi tersebut dimanfaatkan oleh produsen kerajinan bambu di Kecamatan Rangkasbitung, Sajira dan Cibadak untuk membuat kerajinan bambu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan produk, harga dan promosi di setiap simpul dan mengetahui pola rantai nilai pada industri kerajinan bambu dengan menggunakan konsep bauran pemasaran dan rantai nilai. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisa deskriptif dan spasial. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh industri di Kecamatan Rangkasbitung, Sajira dan Cibadak pada simpul produsen mengalami perubahan produk. Perbedaan produk dipengaruhi oleh jumlah modal, tenaga kerja dan promosi yang membuat produk bervariasi sehingga pemasarannya lebih luas. Untuk harga mengalami peningkatan pada setiap simpulnya. Perbedaan harga dipengaruhi oleh biaya produksi dan biaya distribusi. Semakin tinggi biaya produksi dan semakin jauh jarak distribusi maka harga jual produk akan semakin tinggi. Untuk promosi hanya dilakukan oleh industri di Kecamatan Rangkasbitung pada simpul produsen, distributor dan industri di Kecamatan Cibadak pada simpul konsumen. Adanya promosi dapat meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk. Pada masing-masing industri di setiap kecamatan memiliki pola rantai nilai yang berbeda berdasarkan pelakunya. Aktivitas yang membuat nilai menjadi tinggi ialah aktivitas operasi pada simpul produsen dan aktivitas logistik pada simpul produsen dan mediasi.
ABSTRACT
Lebak Regency has produced 2,480,904 bamboo stem. Therefore, Lebak Regency has potential to supply bamboo for bamboo handicrafts production. The potential is utilized by bamboo handicrafts producers in Rangkasbitung District, Sajira District and Cibadak District to make bamboo handicrafts industries. This research aims to analyze the difference of product, price and promotion in each node of bamboo handicraft industry and to know the value chain pattern in bamboo handicraft industry by using the concept of marketing mix and value chain. The method used in this research is qualitative method with descriptive and spatial analysis. The results showed that all bamboo industries in Rangkasbitung District, Sajira District and Cibadak District at producer 39s nodes is experiencing product changes. Product differences is influenced by the amount of capital, labor and promotion that make the product vary so that its marketing is wider. Price has increased on every bamboo industry 39s node. Price differences are influenced by production costs and distribution costs. The higher the production cost and the more distant distribution distance of bamboo industries are, the higher selling price of the products will be. On Rangkasbitung District, bamboo handicrafts 39 promotion only done in producer 39 s node and distributor 39 s node. Meanwhile at Cibadak District, bamboo handicrafts 39 promotion only done in consumer 39s node. Promotion can increase consumer demand for bamboo handicrafts. In each industry at all districts, bamboo 39 s value chain is different. Operating activities at producers node and mediation 39s node makes bamboos value chain becomes high.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Martasudana
Abstrak :
Buku ini merupakan buku petunjuk bagaimana caranya membuat anyaman dari bahan dasar bambu. Diuraikan tentang alat-alatnya, bagaiamana cara memotong dan membuat bambu menjadi siap sebagai bahan anyaman, kemudian disertai juga dengan berbagai motif anyaman bambu.
Weltevreden: Albert Rusche, 1917
BKL.0819-LL 102
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Inggar Septia Irawati
Abstrak :
Penggunaan bambu sebagai material konstruksi meningkat seiring dengan isu lingkungan yang semakin banyak dibahas. Namun demikian, tidak ada regulasi yang secara spesifik mengatur tentang desain konstruksi bambu di Indonesia. Penentuan sifat mekanik bambu di Indonesia kebanyakan masih diambil dari rata-rata hasil pengujian di laboratorium, sementara ISO 22156 mengatur penggunaan nilai persentil kelima dari hasil pengujian. Oleh karena itu, studi komparasi perilaku bambu yang nilai sifat mekanik dihitung menggunakan metode rata-rata dan persentil ke-5 hasil pengujian sangat penting untuk dilakukan karena akan meningkatkan perhatian dan pemahaman para perencana untuk menggunakan sifat mekanik dari persentil ke-5 hasil pengujian dalam perencanaan struktur bambu. Makalah ini menyajikan hasil studi komparasi perilaku lentur balok bambu yang sifat mekanik lentur, modulus elastisitas lentur dan modulus patah, dihitung menggunakan 3 metode yaitu metode rata-rata, metode persentil ke-5 ISO 22156, dan metode persentil ke-5 hubungan antara modulus elastisitas dan modulus lentur. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan modulus elastisitas dan modulus patah bambu yang didapatkan dari metode rata-rata hasil pengujian laboratorium tidak disarankan karena memberikan nilai kapasitas beban, baik pada beban maksimum maupun beban pada kondisi lendutan ijin, yang lebih tinggi dibandingkan data beban pada kedua kondisi yang diperoleh dari hasil pengujian lentur statik. Hal ini akan meningkatkan risiko kegagalan pada struktur bambu. Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa persyaratan kekakuan adalah faktor yang lebih menentukan pada perencanaan struktur balok bambu. Penggunaan nilai modulus elastisitas dan modulus patah yang diperoleh dari metode ISO 22156 lebih direkomendasikan.
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
728 JUPKIM 15:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>