Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pinem, Nalsali
Abstrak :
Bentonit yang diteliti disini adalah bentonit yang dipakai sebagai bahan dasar dari lumpur pemboran sumur-sumur minyak, gas atau geothermal. Bentonit yang selama ini digunakan pada kegiatan pemboran adalah Na-Bentonit yang diimpor dari Wyoming, Amerika Serikat. Program penelitian ini mencoba merubah Ca-Bentonit lokal menjadi Na-Bentonit dengan Proses Ion Exchange, sehingga Bentonit lokal dapat mendekati sifat-sifat Bentonit impor, dan dapat dipakai disetiap operasi pemboran sumur-sumur minyak dan gas bumi di Indonesia. Hasil yang dicapai dari penelitian ini cukup menggembirakan dari metode yang dipakai, yakni dengan metode menghisap atau menekan larutan melewati filter dari hasil proses ion exchange pada pencampuran bentonit-air-Na2 EDTA dan Na OH. Ternyata kandungan Ca yang dapat dikeluarkan sangat menggembirakan, yakni rata-rata hampir 90 %. Akan tetapi unsur Na juga ikut keluar dari endapan Bentonitnya yakni rata-rata 42 %. Untuk mengatasi hal ini Campuran Bentonit dengan Na-EDTA tersebut dijenuhi dengan Na dengan menambahkan Na-OH. Dari hasil pemeriksaan analisa kimia dengan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) ternyata unsur Ca-nya telah terusir sedang unsur Na nyapun telah masuk kedalam Bentonit. Banyaknya kandungan Ca yang dapat dikeluarkan dari basal plane bentonit lokal rata-rata diatas 90% dan unsur Na yang dapat dimasukkan kedalam basal plane bentonit lokal berkisar antara 120% sampai 1367% dari banyaknya kandungan Na di basal plane mula-mula. Dengan demikian yang tadinya berupa Ca-Bentonit telah berubah menjadi Na-Bentonit. Untuk lebih menyakinkan apakah unsur Ca-nya telah keluar dari Bentonit dan telah berubah menjadi Na-Bentonit dilakukan pengukuran dengan XRD (X Ray Difractometer) dan DTA (Differential Thermal Analysis). Jarak antara basal plane (d) hasil pengukuran XRD Bentonit Boyolali ialah sebesar 15A° sebelum mengalami perlakuan dan sebesar 12,9A° setelah mengalami perlakuan. Hal ini sesuai dengan d dari Ca-bentonit sebesar 15,2A° dan d dari Na-bentonit sebesar 12,8A°. Demikian juga ternyata sebagian Bentonit lokal setelah mengalami perlakuan dapat memenuhi performance yang diingini sebagai lumpur bor, yakni besar viskositas semu (Appearant Viscocity) sekitar 16 Cps (syarat minimum =15 Cps), swellingnya sekitar 7 (syarat minimum = 5), plastis viscosity sekitar 8 (syarat minimum = 8) dan tapisan sekitar 13,5 (syarat maksimum = 15).
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Sundari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat effek perlakuan Bentonit terhadap kualitas pasir cetak. Proses perlakuan Bentonit berupa pemurnian senyawa Montmorilonit dari Bentonit dengan campuran alkohol - bromoform pada B.J. 2,1 gr/ml dan kecepatan pemutaran 4000 rpm. Secara statistik ditunjukkan bahwa perlakuan terhadap B.Boyolali memberikan hasil paling baik ( 85,76%) karena paling mendekati garis sentral yaitu 82,73 %.

Analisa pemurnian Montmorilonit dari ke 4 Jenis Bentonit (Boyolali, Karang Nunggal, Bogor, Wyoming) dilakukan dengan XRD dan hasilnya menunjukkan bahwa B.Bogor memberikan tingkat kemurnian paling tinggi dengan pengotor paling sedikit yaitu kuarsa dibawah 2%.

Analisa unsur dari ke 4 jenis Bentonit yang sama (tanpa perlakuan) dilakukan dengan XRF dan hasilnya menunjukkan bahwa B.Wyoming mempunyai ratio Na/Ca

paling tinggi yaitu 1,75. Pemurnian Montmorilonit dari Bentonit memberikan simpangan baku 3,44%. Pada penyiapan Bentonit Boyolali untuk pasir cetak dilakukan 18 kali percobaan pemurnian dengan kondisi teknis dimana digunakan campuran alkohol- bromoform murni dan bekas.

Pada pengujian pasir cetak digunakan 4 variabel Bentonit yaitu Montmorilonit hasil perlakuan B.Boyolali, B.Boyolali 270 mesh, B.Boyolali 140 mesh dan Bentonit UI. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Montmorilonit (2%)memberikan kekuatan tekan basah, geser basah dan tarik kerinq masing-masing 1,1 N/cm2,

0,8 N/cm` dan 5,0 N/cm. Ke 4 variabel Bentonit diatas digunakan untuk uji cor spesimen Al dan hasilnya menunjukkan bahwa Montmorilonit (2%) memberikan effek paling baik pada permukaan benda tuang.

1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netti Yulia Ningsih
Abstrak :
Bentonit merupakan salah satu mineral yang kelimpahannya cukup besar di Indonesia. Untuk meningkatkan daya guna bentonit maka dibuat bentonit terpilar Al dengan polianilin dan diaplikasikan sebagai agen pereduksi ion Cr(VI). Pengukuran dengan XRD menunjukkan pilarisasi dengan polikation Al menyebabkan basal spacing dari bentonit alam naik menjadi 18,41 Å. Sintesis Bent@Al@PANI dilakukan secara in situ dengan anilin 0,05 M sebagai monomer dan amonium peroksodisulfat (APS) 0,0625 M sebagai inisiator dalam polimerisasi fasa bulk. Perbandingan konsentrasi APS/anilin adalah 1,25. Hasil uji FTIR dan spektrofotometer UV-Vis mengindikasikan bahwa polianilin yang diperoleh merupakan bentuk emeraldin salt (ES). Hasil pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan Bent@Al@PANI 0,05 M dengan waktu reaksi 10 menit, pH 3,0, massa 0,1 g mampu mereduksi Cr(VI) 1,92x10-4 M sebesar 83,03 %. Tetapan laju reduksi orde satu untuk Cr(VI) diperoleh sebesar 0,72 menit-1. ......Bentonite is a mineral that has a large abundance in Indonesia. To improve the usage of it, polyaniline-modified Al-pillared bentonite was synthesized and applied as a reductant of Cr(VI) ion. XRD measurement showed that the pillarization of bentonite using Al polycation caused the basal spacing value of bentonite to be 18,41 Å. Bent@Al@PANI was synthesized by in situ process with aniline 0,05 M as monomer, and ammonium peroxodisulfate (APS) 0,0625 M as initiator of bulk polymerization. Concentration ratio of APS/aniline was 1,25. The analysis result of FTIR and UV-Vis spectroscopy indicated that the result of synthesis was polyaniline in its emeraldine salt form. The result of measurement by UV-Vis characterization showed that 0,1 g of Bent@Al@PANI 0,05 M with 10 minutes reduction time and pH 3,0, resulted 83,30 % reduction percentage of Cr(VI) 1,92x10-4 M. First order reaction rate constant of Cr(VI) was found to be 0,72 min-1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikana
Abstrak :
ABSTRAK Reaksi oksidasi alkohol merupakan reaksi yang penting dalam sintesis senyawa organik. Penggunaan katalis sebagai zat yang mempercepat reaksi sangat diperlukan untuk menghasilkan reaksi yang efektif dan efisien. Pengembangan katalis heterogen cenderung lebih banyak dilakukan karena memiliki lebih banyak keuntungan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis katalis heterogen yang berupa kompleks kobalt(II)bipyridin-MMT, kompleks kobalt(II)etilendiamin- MMT dan dilakukan uji katalitiknya pada reaksi oksidasi 1-heksanol. Katalis dikarakterisasi dengan X-ray difraction (XRD), Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), dan EDS. Hasil katalisis dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR, GC-MS dan didapatkan bahwa kompleks kobal(II)bipyridin belum memberikan aktifitas katalitik pada reaksi oksidasi 1-heksanol, sedangkan kompleks kobal(II)etilendiamin memberikan aktifitas katalitik sebesar 0,803 kali aktifitas reaksi oksidasi tanpa katalis dengan kondisi massa katalis 1,23 g, suhu 650C dan waktu reaksi 6 jam. Aktifitas katalitik katalis heterogen senyawa kompleks kobal(II)etilendiamin dan kompleks kobal(II)bipyridin pada reaksi oksidasi 1-heksanol lebih rendah dibandingkan dengan aktifitas katalis homogennya.
ABSTRACT Alcohol oxidation is an important reaction in organic synthezis. In application, catalyst used as a faster reaction agent to give effective and efficient reaction. A Heterogeneous catalyst is prefer than homogeneous catalyst, because it has more advantanges. In this research a heterogenous catalyst synthezied from bentonite Merangin Jambi and modificated with cobalt(II) complexs. The catalyst has been applied in oxidation of 1-heksanol, and characterization of productused FTIR and GC-MS. The product indicated that catalyst complexs cobalt(II)bipyridin-MMT was not active in oxidation reaction, the catalyst complexs cobalt(II)etilendiamin-MMT give 0,803 time smaller than without catalyst. The heterogeneous catalyst activity is lower than homogeneous catalyst.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T37661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhaida
Abstrak :
ABSTRAK
Bentonit alam Merangin Jambi merupakan jenis Ca-bentonit dengan dengan kandungan smectit sebesar 91,24%. Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan modifikasi bentonit Merangin Jambi dengan KOH 0,1 M; 0,2; 0,3 M; 0,4 M; dan 1 M sebagai katalis reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit untuk produksi biodiesel. Biodiesel adalah metil ester asam lemak yang dihasilkan dari alkoholisis minyak hewani atau nabati. Selain itu, diamati juga pengaruh dari suhu reaksi, waktu reaksi, rasio mol minyak : metanol, dan jumlah katalis. Persentase yield metil ester cenderung lebih besar pada suhu reaksi 60 oC, waktu reaksi 2 jam, rasio mol minyak dengan metanol 1 : 12, jumlah katalis 3%, dan katalis Nabentonit yang dimodifikasi dengan KOH 0,4 M. Katalis hasil regenerasi masih dapat digunakan kembali dengan % yield metil palmitat, metil oleat, dan metil linoleat, berturut-turut sebesar 0,34 %, 1,03 %, dan 3,19%.
ABSTRACT
Natural bentonite from Merangin Jambi is a type of Ca-bentonite with the smectite content of 91,24%. This study has been performed successfully to modify bentonite from Merangin Jambi as catalyst for the transesterification of palm oil for biodiesel production. Biodiesel is fatty acid methyl esters produced by alcoholysis of animal or vegetable oil. In addition, it was observed the effects of temperature, reaction time, oil to methanol ratio, catalyst amount, and loading amount KOH. The max percentage yield of methyl ester was obtained at temperature of 60 oC, reaction time 2 hour, oil to methanol ratio 1 :12, 3% catalyst amount, and KOH loading at 0,4 M. Recycle catalyst was used for the transesterification with the percentage yield of methyl palmitate, methyl oleate, and methyl linoleate respectively 0,34%, 1,03%, and 3,19%.
2013
T35207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahid Hidayat
Abstrak :
Bentonit merupakan senyawa lempung yang tersusun atas mineral lempung dari kelompok smektit. Kandungan utama bentonit adalah mineral montmorillonit. Bentonit alam di modifikasi dengan penyeragaman kation menggunakan kation Na+. Juga dilakukan pilarisasi dengan Al2O3 untuk meningkatkan basal spasing. Untuk meningkatkan sifat reduksinya maka bentonit di immobilisasi dengan nanopartikel. Digunakannya nanopartikel bertujuan untuk meningkatkan daya katalis dari bentonit, sehingga diharapkan mampu mendegradasi perubahan dari senyawa 4-Nitrofenol menjadi 4-Aminofenol. Dari hasil reduksi 4,3x10-4 mmol 4-Nitrofenol dengan 0,084 mmol NaBH4 menjadi 4-Aminofenol, di dapatkan Al-Bentonit@Au mampu mereduksi 98% reduksi dan persen konversi 93% dan Al-Bentonit@Cu mereduksi 100% dan mengkonversi 91%. Sedangkan Al-Bentonit@Ag, dan Al-Bentonit@Ni, pada 4,3x10-4 mmol 4-Nitrofenol hanya mampu mereduksi 4-NP namun belum terbentuk senyawa 4-AP. Katalis Al-Bentonit@Cu sebanyak 5 mg dengan waktu pengadukan 3 menit mampu mereduksi 5 mL 4-NP 1x10-3 M dengan 0,84 mL NaBH4 0,1 M dengan persen reduksi 98,9% dan persen konversi 99,2%. ......Bentonite is a fine clay compound that is composed of clay minerals of the smectite group. The main content of bentonite is montmorillonite minerals. Natural bentonite modified by using a uniform cations Na + cations. Also performed pilarisasi with Al2O3 to increase basal spasing. To improve the properties of the bentonite reduction in immobilizing the nanoparticles. The use of nanoparticles aims to improve the catalyst of bentonite, that are expected to degrade the change of the compound 4-nitrophenol into 4- aminophenol. Reduction of the results of 4.3 x10-4 mmol 4-nitrophenol with 0.084 mmol NaBH4 into 4-aminophenol, in getting Al-Bentonite @Au can reduce 98% percent reduction and the percent conversion of 93% and Al-Bentonite @ Cu can reduce100% and converting 91%. While Al-Bentonite@Ag, and Al-Bentonite @ Ni, at 4.3 x10-4 mmol 4-nitrophenol is only able to reduce 4-NP but not formed compound 4-AP. Al-Bentonite@Cu catalysts as 5 mg with 3 minutes stirring able to reduce 5 ml of 4-NP 1x10-3 M with 0.84 mL of 0.1 M NaBH4 with 98.9% percent reduction and 99.2% the percent conversion.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Nurdiansyah
Abstrak :
Organoclay telah disintesis dari bentonit alam tapanuli dan bentonit komersil dengan menggunakan surfaktan HDTMA-Br. Hasil difraksi XRD telah memperlihatkan perubahan basal spasi pada bentonit setelah dimodifikasi menjadi organoclay. Uji aplikasi organoclay sebagai absorben dilakukan terhadap fenol dan katekol. Hasil analisa dengan UV-Vis memperlihatkan terjadi penurunan konsentrasi fenol dan katekol yang cukup signifikan setelah dilakukan uji absorpsi. Hasil ini juga membuktikan bahwa organoclay alam dan komersil sangat efektif dalam mengurangi kadar fenol dan katekol. Data spektra FTIR memperlihatkan fenol dan katekol telah terabsorpsi pada organoclay. Organoclay lebih efektif mengabsorp fenol dibandingkan katekol untuk konsentrasi yang sama.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Trihandajanto
Abstrak :
Tanah Bentonite adalah sejenis tanah lempung dengan bagian unsur terbesar mengandung mineral Montmorilonite yang dijumpai dalam deposit vulkanik yang telah mengalami pelapukan. Bahan ini sangat aktif mengembang apabila terdapat air dan sangat sensitif terhadap proses konsolidasi. Bahan ini biasanya digunakan dalam pemboran sumur-sumur minyak dan sebagai penutup. Pengujian Triaxial terhadap tanah Bentonfre ini dimaksudkan untuk menganalisa, mempelajari dan membandingkan perubahan tegangan tanah dan tekanan pod yang terjadi pada tanah Bentonite melalui uji Txiaksial Tak-terkonsolidasi Tak-terdrainasi (UU) dan Terkonsolidasi Tak-terdrainasi (CU). Sedangkan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kekuatan geser dari tanah tersebut, dimana tanah ini mempunyai sifat mudah mengembang.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S35525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andes Tiyarani Agnelia
Abstrak :
Nanokomposit polimer muncul sebagai kelas baru dari material dan telah banyak penelitian yang dilakukan sejak dua dekade lalu. Pada penelitian ini, clay komersial dari Indonesia, yaitu Bentone SD1, digunakan sebagai filler ke dalam polimer. Nanokomposit polypropylene-bentone SD1 (PP-SD1) telah berhasil dibuat dengan menggunakan metode melt intercalation. PP dan clay bentone dicampur dengan maleic anhydride (MA) dan inisiator diphenylamine GR (DPA) dalam proses peleburan untuk kemudian dicetak menggunakan hot press machine. Struktur material dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Difraktogram XRD dan citra TEM memperlihatkan adanya interaksi antara organoclay dan matriks PP yang ditunjukkan dengan adanya struktur interkalasi pada nanokomposit. Dispersi clay pada matriks PP memberikan penguatan mekanik. Penambahan filler inorganik ini juga mempengaruhi sifat termal material, salah satunya sifat Heat Deflection Temperature (HDT). Pada penelitian ini, penurunan HDT pada nanokomposit dipengaruhi oleh parameter selama proses pembentukan nanokomposit. ......Polymer nanocomposites have emerged as a new class in material and a lot of research have done since two decades ago. In this research, a commercial clay from Indonesia, Bentone SD1, is used as a filler into a polymer. Polypropylenebentone SD1 (PP-SD1) nanocomposites were successfully prepared by a melt intercalation method. Polypropylene and bentone clay were modified with maleic anhydride (MA) and diphenylamine GR (DPA) initiator in a melting process, and then cast using a hot press machine. The structure of the materials was characterized using X-Ray Diffraction (XRD) and Transmission Electron Microscopy (TEM). XRD diffractogram and TEM images show that there was an interaction between organoclay and matrix PP which indicates an intercalation process in nanocomposites. Dispersion of clay in PP matrix provides mechanical reinforcement. Insertion inorganic fillers influence thermal properties, which one of the properties is the Heat Deflection Temperature (HDT). In this research, the HDT of the nanocomposites decreased and this was affected by the processing parameters used in the nanocomposite production.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>