Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panjaitan, Mery Kristina
"Zat warna azo merupakan salah satu jenis zat warna yang sering digunakan sebagai pewarna kain pada industri tekstil. Untuk itu perlu dikembangkan teknik-teknik pambuatan zat warna azo yang dapat menghasilkan zat warna yang bermutu tinggi. Pada penelitian kali ini dilakukan sintesis zat warna azo dari beberapa senyawa aromatik seperti N,N dimetilanilin, fenol, toluen dan asam benzoat dengan variasi konsentrasi. Proses pembuatan zat warna azo ini dibagi dalam dua tahap reaksi yaitu reaksi pembentukkan garam diazonium yang dilakukan pada suhu < 5°C untuk menghindari lepasnya gugus diazo (-N=N-), kemudian reaksi dilanjutkan dengan penambahan senyawa-senyawa aromatik tersebut ke dalam larutan garam diazonium yang akan menghasilkan zat warna azo. Dari hasil sintesis didapatkan senyawa aromatik yang lebih mudah membentuk zat warna azo adalah N,N dimetilanilin, kemudian dilanjutkan dengan fenol dan toluen. Sedangkan asam benzoat tidak bereaksi dengan garam diazonium. Hasil pengukuran spektrum serapan infra merah menunjukkan adanya peak pada bilangan gelombang 1575 cm-1 sampai 1630 cm-1 yang merupakan bilangan gelombang untuk gugus azo (-N=N-), Sedangkan pengukuran spektrum serapan UV-Vis menghasilkan variasi panjang gelombang maksimum yaitu untuk N,N dimetilanilin pada 473,4 nm; pada fenol 356,8 nm; pada toluen 302 nm dan asam benzoat pada 270,5 nm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indri Kusumawati
"ABSTRAK
Panadol® Syrup merupakan sediaan obat berbentuk sirup yang diberikan secara oral
kepada anak-anak yang berumur 1-12 tahun dan diberikan sesuai dengan dosisnya. Panadol®
Syrup untuk anak-anak yang diperuntukan menyembuhkan demam, sakit kepala, sakit tumbuh
gigi, sakit gigi, dan gejala flu dan cold. Panadol® Syrup merupakan obat analgesik-antipiretik
yang mengandung parasetamol sebagai bahan aktifnya, asam benzoat dan kalium sorbat sebagai
bahan pengawetnya. Pengontrolan mutu Panadol® Syrup dilakukan analisis rutin penetapan
kadar bahan pengawet yaitu asam benzoat dan kalium sorbat sehingga produk tersebut dapat
diketahui kualitas berdasarkan kesesuaiannya terhadap spesifikasi yang telah ditentukan oleh
GlaxoSmithKline. Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap Panadol® Syrup dengan
menganalisis empat batch produk Panadol® Syrup diperoleh kadar asam benzoat masing-masing
sebesar 3,003 mg/mL, 2,995 mg/mL, 2,998 mg/mL, 3,005 mg/mL dan kadar kalium sorbat
masing-masing sebesar 0.995 mg/mL, 1,008 mg/mL, 0,998 mg/mL, 1,001 mg/mL. Hasil yang diperoleh tersebut sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan oleh GlaxoSmithKline, yaitu 2.40 -
3.30 mg/mL untuk asam benzoat dan 0.80 - 1.10 mg/mL untuk kalium sorbat."
2009
TA1331
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Zahra
"Penggunaan antioksidan diperlukan untuk mencegah penurunan kualitas minyak. Substitusi basa Mannich, seperti pirolidin, dapat meningkatkan aktivitas antioksidan suatu senyawa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas senyawa Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat dengan Ter-Butil Hidroksi Quinon (TBHQ) pada stabilitas oksidatif minyak kelapa. Aktivitas antioksidan Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat dan TBHQ dibandingkan dengan metode DPPH. Efektivitas Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat pada konsentrasi 200, 275, dan 350 ppm diuji terhadap stabilitas oksidatif minyak kelapa. TBHQ dengan konsentrasi 200 ppm digunakan sebagai pembanding. Stabilitas oksidatif termal dilakukan dengan pemanasan 180 °C selama 1, 3, dan 6 jam sedangkan stabilitas oksidatif penyimpanan dilakukan dengan pemanasan 60 °C selama 5 minggu. Parameter yang diuji adalah kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan p-anisidin, dan bilangan asam tiobarbiturat. Aktivitas antioksidan Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat 1,75 kali lebih rendah dari TBHQ. Pada analisis asam lemak bebas stabilitas oksidatif termal, Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat 350 ppm dan TBHQ tidak mengalami perubahan kadar namun pada parameter lainnya, senyawa Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat tidak memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan TBHQ. Pada parameter analisis oksidatif penyimpanan selama 5 minggu diperoleh hasil senyawa Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat tidak menjaga stabilitas oksidatif lebih baik dibandingkan dengan TBHQ. Sehingga, efektivitas senyawa Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat dalam stabilitas oksidatif minyak kelapa tidak seefektif TBHQ pada parameter uji yang dilakukan.

Antioxidant is needed to prevent a decrease in oil quality. Substitution of Mannich base, such as pyrrolidine, could enhance antioxidant activity of compounds. This study aims to compare effectivity of 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid with t-Butyl Hydroxy Quinone (TBHQ) on coconut oil oxidative stability. Antioxidant activity of 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid and TBHQ was compared with DPPH method. Effectivity of 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid in concentration of 200, 275, and 350 ppm were tested in oxidative stability of coconut oil. TBHQ with concentration 200 ppm was used as compared sample. Thermal oxidative stability was tested at 180 °C for 1, 3, and 6 hours while storage oxidative stability was tested at 60 °C for 5 weeks. Parameters tested were free fatty acid, peroxide value, p-anisidine value, and thiobarbituric acid value. 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid has antioxidant activity 1.75 times lower than TBHQ. On analysis of free fatty acid in thermal stability, 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid 350 ppm and TBHQ did not get any changes, but on other parameters, 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid was not as good as TBHQ. In storage oxidative stability for 5 weeks, TBHQ was also better in keeping oil stability. In conclusion, effectivity of 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid in coconut oil oxidative stability is not as effective as TBHQ."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjani Widyasintia
"Diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat prevalensi yang meningkat setiap tahunnya. Salah satu obat yang semakin dikembangkan untuk pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah inhibitor DPP-4. Pengembangan obat inhibitor DPP-4 yang memiliki struktur inti kuinazolinon menghasilkan senyawa yang selektif, serta memiliki potensi, onset, dan durasi yang baik. Dalam rangka pengembangan obat inhibitor DPP-4 turunan kuinazolinon baru, senyawa 2-([4-okso-2-(N,N-dibutilaminometil)kuinazolin-3-il]amino)benzonitril dirancang berdasarkan prinsip bioisosterisme pada senyawa yang telah ada. Sintesis tersebut memerlukan beberapa tahapan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa antara tahap 1 dan 2 dari sintesis senyawa 2-([4-okso-2-(N,N-dibutilaminometil)kuinazolin-3-il]amino)benzonitril. Tahap 1 yaitu sintesis asam 2-(bromoasetamido)benzoat dengan mereaksikan senyawa asam antranilat dengan senyawa bromoasetamido bromida dalam pelarut DMF-dioksan (1:1). Tahap 2 yaitu sintesis senyawa asam 2-(2-[dibutilamino]asetamido)benzoat dengan cara merefluks senyawa hasil sintesis tahap 1 dan dibutilamina dalam aseton dengan penambahan kalium karbonat dan kalium iodida. Produk 2 dimurnikan menggunakan metode KLT preparatif. Produk hasil sintesis diuji kemurniannya dan dikarakterisasi strukturnya dengan menggunakan FTIR. Hasil sintesis tahap 1 diperoleh rendemen sebesar 82,49%, sementara tahap 2 diperoleh rendemen sebesar 74,14%. Karakterisasi produk 1 dengan FTIR menunjukkan bahwa gugus amina dari senyawa asam antranilat telah tersubstitusi dengan amida dan memunculkan puncak C-Br pada spektrum. Karakterisasi senyawa pada produk 2 menunjukkan bahwa terdapat penghilangan puncak C-Br dan penambahan puncak baru yang mengindikasikan gugus C-H alifatis serta gugus karboksilat terionisasi. Berdasarkan hasil tersebut diindikasikan bahwa senyawa antara 1 yaitu asam 2-(bromoasetamido)benzoat dan senyawa antara 2 yaitu asam 2-(2-[dibutilamino]asetamido)benzoat telah berhasil disintesis.

Type 2 diabetes mellitus has an increasing prevalence every year. One of the antidiabetic medications that are being developed is DPP-4 inhibitors. DPP-4 inhibitors drug development with quinazolinone main structure give good selectivity, also has good potency, onset, and duration. In the development of a new drug DPP-4 inhibitor with quinazolinone main structure, the compound 2- ([4-oxo-2-(N,N-dibutylaminomethyl)quinazolin-3-il] amino)benzonitrile was designed based on bioisosterism principle from existing compounds. The synthesis of the compound requires several steps. This study aims to obtain intermediate compounds from the synthesis of 2-([4-oxo-2-(N,N-dibutylaminomethyl)quinazoline-3-yl]amino)benzonitrile with the first two steps. The first step was the synthesis of 2-(2-bromoacetamido)benzoic acid by reacting anthranilic acid and bromoacetyl bromide in DMF-dioxane (1:1) solvent. The second step was the synthesis of 2-(2-[dibutylamino]acetamido)benzoic acid by refluxing the first product with dibutylamine in acetone with the addition of potassium carbonate and potassium iodide. Purification of the compound was done by preparative layer chromatography. The purity of the products were tested and characterized by FTIR. The first product of the synthesis was obtained with a yield value of 82.49%, while second product was obtained with a yield value of 74.14%. The characterization result from the first product by FTIR showed that amine group from anthranilic acid compound was substituted with amide and gave C-Br peak in the spectra. The characterization of the second product showed that C-Br peak disappeared, while aliphatic CH group and ionized carboxylate group appeared. Based on these results, the first intermediate compound, 2-(2-bromoacetamido)benzoic acid, and the second intermediate compound, 2-(2-[dibutylamino]acetamido)benzoic acid were successfully synthesized."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S70478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library