Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonifacius Raditya Yudha Atmaja
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan permintaan biodiesel sebagai energi alternatif pengganti petrodiesel dengan emisi yang lebih rendah. Namun, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa penggunaan biodiesel memiliki dampak buruk pada mesin karena kadar air yang tinggi menyebabkan pembentukan lumpur dan pertumbuhan mikroba. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain dasar unit pemurnian biodiesel dengan menggunakan media penggabungan, filter membran, dan sistem UV. Untuk mengetahui apakah unit pemurnian mampu mengatasi masalah tersebut, percobaan dilakukan dengan mengolah sampel biodiesel melalui pilot project dan memvalidasi hasilnya menggunakan pengujian visual dan pengukuran jumlah partikel. Selain itu, evaluasi ekonomi dilakukan untuk menganalisis potensi keuntungan ekonomi dari unit ini. Hasilnya menunjukkan bahwa unit berhasil mengirimkan bahan bakar yang lebih bersih dengan peningkatan dari bahan bakar ASTM D1500 skala 5,5 menjadi 2,5 dan mengurangi kandungan partikulat dari skala ISO4406 26/22/18 menjadi 18/14/10. Selain itu, unit purifier dapat menghasilkan potensi penghematan hingga 54 miliar rupiah per tahun dengan kapasitas 1500 L/menit. ......In recent years, there has been an increasing demand for biodiesel as an energy alternative to petrodiesel with lower emissions. However, there is increasing concern that the use of biodiesel has an adverse impact on the engine due to the high moisture content leading to sludge formation and microbial growth. The main purpose of this study is to develop the basic design of a biodiesel purification unit by using coalescing media, a membrane filter, and a UV system. To determine whether the purification unit is able to solve the problem, the experiment was executed by processing biodiesel samples through the pilot project and validated the result using visual testing and particle count measurement. In addition, an economic evaluation is carried out to analyze any potential economic advantage of this unit. The result indicates that the unit is managed to deliver the cleaner fuel with improvement from ASTM D1500 scale 5.5 fuel to 2.5 and reducing the particulate content from ISO4406 scale 26/22/18 to 18/14/10. Moreover, the purifier unit could generate potential savings of up to 54 billion rupiahs per year with capacity 1500 L/mins.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Kabul Paminto
Abstrak :
Indonesia masih menjadi importir energi terutama dalam bentuk minyak mentah dan produk BBM. Berkurangnya produksi energi fosil dan komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca, mendorong pemerintah Indonesia untuk mendukung peran energi baru dan terbarukan. Produksi biodiesel berbasis minyak sawit dihadapkan pada sejumlah masalah lingkungan dari pelepasan emisi. Tujuan penelitian ini adalah menyusun LCI produksi biodiesel, menganalisis dampak lingkungan yang meliputi emisi CO2(eq), acidification dan eutrophication dan menyusun konsep daur hidup produksi biodiesel dari minyak sawit. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif (LCA-AHP) dan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah LCI dalam 1 ton biodiesel terdiri dari tandan buah segar 5,67 ton, CPO 1,17 ton dan POME 3,47 m3. Total emisi CO2(eq) sebesar 1489 Kg CO2(eq), eutrophication 1,115 Kg PO43(eq) dan acidification 3,058 Kg SO2(eq). Konsep daur hidup produksi biodiesel dapat diterapkan dengan pemanfaatan limbah POME. ......Indonesia is still an energy importer, especially in the form of crude oil and fuel products. Reducing fossil energy production and commitments to reduce greenhouse gas emissions encourage the Indonesian government to support the role of new and renewable energy. The production of palm oil-based biodiesel is faced with several environmental problems from releasing emissions. The purpose of this study was to develop LCI for biodiesel production, analyze environmental impacts including CO2(eq), acidification and eutrophication emissions and develop a life cycle concept for biodiesel production from palm oil. This research method is quantitative (LCA-AHP) and qualitative. The results of this study are LCI in 1 ton of biodiesel consisting of 5.67 tons of fresh fruit bunches, 1.17 tons of CPO; and POME 3.47 m3. The total emission of CO2(eq) is 1489 Kg CO2(eq), eutrophication 1.115 Kg PO43-(eq) and acidification 3.058 Kg SO2(eq). The concept of a biodiesel production life cycle can be applied by utilizing POME waste.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhofran Bintang Chairuddin
Abstrak :
ABSTRACT
Terbatasnya sumber daya dan cadangan minyak serta kemampuan kilang untuk eksplorasi, menyebabkan kondisi sumber energi Indonesia sampai saat ini masih bergantung dengan penyediaan minyak. Perpres (Perpres No 5 tahun 2006) mewujudkan adanya optimalisasi penyediaan bahan bakar dengan berbasis energi baru terbarukan (EBT) dimana diantaranya meningkatkan penggunaan bahan bakar energi nabati (biofuel) yaitu biodiesel dan bioetanol. Katalis heterogen yang digunakan adalah penukar ion yang dapat digunakan dalam menghasilkan biodiesel yang fasanya padat sehingga pemisahannya lebih mudah dan dapat dipakai berulang. Model Kinetika dari reaksi tersebut ditentukan dengan fitting data menggunakan Microsoft excel. Dari simulasi tersebut didapatkan parameter kinetik dan hasilnya akan dibandingkan dengan data eksperimen sehingga dapat diketahui akurasi dari model tersebut.
ABSTRACT
Limited resources and reserves and the ability of refineries to oil exploration, causing the condition of Indonesian energy source is still dependent on the supply of oil. Presidential Decree (Presidential Decree No. 5 of 2006) to realize the optimization of the provision of fuels with renewable energy-based (EBT) which include increasing the use of bio energy fuels (biofuels) are biodiesel and bioethanol. Making biodiesel using alkaline catalysts, acid catalysts, biocatalysts, supercritical methanol is very inefficient due to biodiesel production costs are very high, it is not environmentally friendly because most of the catalyst discharged into the environment and are difficult to be separated from their liquid products.Ion exchangers that are already saturated can be reactivated and repeated use . The study will be conducted by curve fitting using microsoft excel.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manningara
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini, dilakukan percobaan pembuatan biodiesel (metil ester) menggunakan minyak yang diekstraksi dari biji karet. Biji karet yang digunakan adalah klon PB 280. Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk melihat sifat fisiko-kimia dari minyak biji karet maupun kualitas dari biodiesel yang yang dihasilkan. Minyak yang dapat diekstrak dari biji karet klon PB 280 adalah sekitar 49,03 % dari berat serbuk kering. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji karet tersebut terdiri dari; asam palmitat (9,39%), asam stearat (12,07%), asam oleat (18,03%), dan asam linoleat (60,51%). Metil ester dibuat dengan menambahkan 64 g minyak ke dalam 27 mL metanol-KOH 1,5% berat, dicampurkan hingga larut dalam Erlenmeyer tertutup. Setelah larut, campuran diaduk dengan pengaduk magnetik dengan suhu sekitar 50 0C selama 30 menit dalam keadaan tertutup. Metil ester yang dihasilkan memiliki berat sekitar 96,18% dari berat awal minyak. Hasil pengujian pada biodiesel dari minyak biji karet ini membuktikan bahwa biodiesel tersebut cukup untuk memenuhi standar internasional. Biodiesel yang dihasilkan dari minyak biji karet hasil ekstraksi ini dapat diperkirakan termasuk dalam kategori bahan bakar minyak diesel no. 2-D.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Feryanda
Abstrak :
Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang melalui proses transesterifikasi sehingga dihasilkan bahan bakar terbarukan yang serupa dengan bahan bakar minyak fosil. Sintesis biodiesel yang dilakukan merupakan hasil dari proses pembuatan biodiesel konvensional dan masih mengandung kontaminan yang memiliki efek terhadap mesin pada kendaraan seperti gliserol yang menyebabkan deposit pada pembakaran, kadar air menyebabkan pertumbuhan bakteri dan asam lemak bebas bersifat korosif. Kontaminan tersebut berupa air, gliserol dan asam lemak bebas harus dihilangkan. Penggunaan metode pencucian air sebagai metode konvesional dinilai kurang efisien dan menghasilkan banyak limbah. Metode penghilangan kontaminan biodiesel berupa proses adsorpsi dilakukan untuk mengambil kontaminan tersebut dengan adsorben sehingga kontaminan dapat terjerap dan menghasilkan kualitas dari biodiesel yang memenuhi standar SNI. Dilakukan perlakuan adsorpsi terhadap biodiesel dengan variasi komposisi penggunaan adsorben karbon aktif 5% dan 10%, lama waktu selama 3 jam dan variasi suhu 30℃, 50℃ dan 70℃ untuk mengetahui kondisi optimal dari proses adsorpsi menggunakan adsorben karbon aktif. Biodiesel hasil adsorpsi disaring dan dilakukan pengujian terhadap karakterisasi biodiesel dengan pengukuran viskositas, densitas, uji FTIR sebagai sifat fisik dan kandungan air, kadar gliserol serta pengujian bilangan asam. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada konsentrasi adsorben 10% dengan suhu 70℃ selama 1 jam pada penghilangan kontaminan air memiliki slope penurunan tertinggi. Kandungan gliserol mengalami penurunan dan bilangan asam pada adsorben 10% menurun 95,65%. Pada penelitian ini dihasilkan sintesis biodiesel dengan karakteristik kontaminan air, asam lemak bebas dan gliserol serta densitas dan viskositas yang memenuhi standar SNI 7182:2015. ......Biodiesel as an alternative fuel through the transesterification process so that renewable fuels are produced that are similar to fossil fuel fuels. The biodiesel synthesis carried out is the result of the conventional biodiesel manufacturing process and still contains contaminants that have an effect on the engine in vehicles such as glycerol which causes deposits on combustion, water content causes the growth of bacteria and free fatty acids are corrosive. These contaminants in the form of water, glycerol and free fatty acids must be removed. The use of the water washing method as a conventional method is considered inefficient and produces a lot of waste. The method of removing biodiesel contaminants in the form of an adsorption process is carried out to take the contaminants with adsorbents so that the contaminants can be absorbed and produce quality from biodiesel that meets SNI standards. The adsorption treatment of biodiesel was carried out by varying the composition of the use of activated carbon adsorbents 5% and 10%, length of time for 3 hours and temperature variations of 30 ℃, 50 ℃ and 70 ℃ to determine the optimal conditions of the adsorption process using activated carbon adsorbents. The biodiesel adsorption results are filtered and tested for the characterization of biodiesel by measuring viscosity, density, FTIR test as physical properties and water content, glycerol content and acid number testing. The results showed that the concentration of 10% adsorbent with a temperature of 70 ℃ for 1 hour at the removal of water contaminants has the highest slope decline. The glycerol content has decreased and the acid number in the adsorbent 10% has decreased by 95.65%. In this research, the synthesis of biodiesel with the characteristics of water contaminants, free fatty acids and glycerol as well as the density and viscosity that meets SNI 7182: 2015 standards is produced.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Pradita Putri
Abstrak :
Sintesis biodiesel dengan menggunakan metode contact glow discharge electrolysis (CGDE) merupakan salah satu teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi kelangkaan minyak bumi di Indonesia. Contact glow discharge electrolysis adalah suatu proses elektrokimia non-faradik yang terjadi disuatu larutan proses akibat adanya tegangan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efisiensi proses yang tinggi dalam sintesis biodiesel dengan metode CGDE. Plasma yang dihasilkan dari elektrolisis tegangan tinggi ini akan menghasilkan senyawa-senyawa radikal yang dapat menyerang campuran larutan minyak kelapa sawit, metanol dan katalis KOH. Variasi penelitian yang dilakukan meliputi kombinasi jenis elektroda (titanium, tungsten, stainless steel dan grafit), keberadaan gelembung udara sebesar 0,2 L/min dan konsentrasi katalis KOH (0,5%, 0,75%, dan 1% -massa minyak). Proses ini dilakukan pada kondisi operasi tegangan 460 V, kedalaman katoda 3 cm, durasi proses 5 menit dan rasio molar minyak : metanol sebesar  1 : 18. Hasil penelitian ini dievaluasi berdasarkan hasil yield, besar konsumsi energinya, serta karakteristik produk biodieselnya, menggunakan uji FTIR, GC-FAME, GC-MS, viskositas, angka asam, densitas dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi elektroda titanium dengan grafit pada kondisi operasi tanpa gelembung udara dan konsentrasi KOH 1% adalah kombinasi elektroda yang paling optimal dalam mensintesis biodiesel. Hal ini dapat dilihat dari hasil yield produknya yang paling tinggi, yaitu sebesar 93,8% dan konsumsi energinya yang paling rendah, yaitu sebesar 52 kJ. ......Synthesis of Biodiesel using the contact glow discharge electrolysis method is an alternative technology that can be done to overcome the scarcity of petroleum in Indonesia. Contact glow discharge electrolysis is a non-faradic electrochemical process that occurs in a process solution due to the high voltage. This study aims to obtain high process efficiency in the synthesis of biodiesel from palm oil by contact glow discharge electrolysis method. Plasma produced from high voltage electrolysis will produce radical compounds that can attack a mixture of palm oil and methanol solutions with KOH electrolytes. Variations of research carried out include a combination of electrode types (titanium, tungsten, stainless steel and grafit), the presence of 0.2 L/min air bubbles and concentration of KOH electrolyte (0.5%, 0.75%, and 1%-wt oil). This process was carried out under operating conditions of 460 V, 3 cm cathode depth, 5 minutes process duration and 1: 18 molar ratio of oil: methanol. The results of this study were evaluated based on yield, energy consumption, and characteristics of biodiesel products tested on FTIR, GC-FAME, GC-MS, viscosity, acid number, density and water content. The results showed that the combination of titanium electrodes with grafit in operating conditions without air bubbles and 1% KOH concentration was the most optimal electrode combination in synthesizing biodiesel. This can be seen from its high product yield, which is 93.8% and the lowest energy, which is 52 kJ.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Rio Krisdianto
Abstrak :
ABSTRACT
Kebutuhan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama terus meningkat namun ketersediaan semakin sedikit jumlahnya, maka diperlukan bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui. Biodiesel dapat disintesis melalui proses transesterifikasi trigliserida yang terkandung pada minyak nabati dengan metanol menjadi metil ester menggunakan katalis. Pada proses ini dibutuhkan katalis yang efektif untuk menghasilkan yield yang besar. MOFs digunakan sebagai katalis dengan kelebihannya memiliki sisi asam Lewis dan basa Bronsted, luas permukaan besar, keunikan strukturnya yang meningkatkan peforma katalitik serta dalam proses ini tidak menghasilkan produk samping seperti reaksi penyabunan. Pada penelitian ini, disintesis senyawa MOFs berbasis logam lantanida yaitu lantanum dengan ligan asam tartarat dan asam suksinat. Dilakukan variasi suhu sintesis La-Suksinat MOFs dan La-Tartarat MOFs untuk melihat pengaruh eksitu pada proses sintesis MOFs. Kedua MOFs hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, TGA, XRD, BET, serta SEM. Hasil karakterisasi menyatakan La-Suksinat MOFs lebih baik dari pada La-Tartarat MOFs. Kedua MOFs hasil sinteis digunakan sebagai katalis dalam konversi trigliserida yang terkandung dalam minyak goreng kelapa sawit dengan metanol menjadi metil ester. Hasil transesterifikasi dikarakterisasi menggunakan GCMS dan didapatkan hasil La-Suksinat MOFs lebih baik untuk menjadi katalis dibandingkan La-Tartarat MOFs dengan % konversi sebesar 76,107%. Sedangkan La-Tartarat MOFs tidak menghasilkan produk metil ester.
ABSTRACT
The need for fossil fuels as the main energy source continues to increase but the availability of fewer and fewer numbers, it requires alternative fuels that are renewable and environmentally friendly. Biodiesel is an alternative fuel that is environmentally friendly and can be renewed. Biodiesel can be synthesized through the transesterification of triglycerides contained in vegetable oils with methanol to methyl ester using a catalyst. In this process, an effective catalyst is needed to produce large yields. MOFs were used as catalysts with the excess having Lewis acid and Bronsted bases, large surface area, a unique structure that improved catalytic performance and in this process did not produce side products such as saponification reactions. In this study, lanthanide-based metal MOFs were synthesized, that is lanthanum with tartrate acid and succinate acid ligands. Temperature variations of the synthesis of La-Succinate MOFs and La-Tartrate MOFs were carried out to see the effect of this on the synthesis process of MOFs. The two synthesized MOFs were characterized using FTIR, TGA, XRD, BET, and SEM. The results of the characterization state that La-Succinate MOFs are better than La-Tartrate MOFs. Both synthesized MOFs were used as catalysts in the conversion of triglycerides contained in palm cooking oil with methanol to methyl esters. The transesterification results were characterized using GCMS and the results of La-Succinate MOFs were better to be a catalyst than La-Tartrate MOFs with a % conversion of 76.107%. Whereas La-Tartrate MOFs do not produce methyl ester products.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yulianto
Abstrak :
Pemanfaatan biodiesel sawit diselidiki memiliki masalah dengan sifat aliran dingin terutama di daerah dataran tinggi yaitu titik kabut tinggi karena tingginya kadar asam lemak jenuh. Di sisi lain, minyak mikroalga memiliki titik kabut yang rendah karena tingginya tingkat asam lemak tak jenuh. Sementara itu, densitas dan kadar air biodiesel yang terlalu tinggi akan mempengaruhi kinerja mesin. Oleh karena itu, kombinasi sifat tak jenuh tunggal dan jenuh, maupun perbedaan densitas antara minyak kelapa sawit dan minyak mikroalga membuatnya lebih disukai sebagai campuran bahan baku untuk meningkatkan kualitas Biodiesel. Penelitian ini memformulasikan pencampuran minyak mikroalga Nannochloropsis sp (MO1) dan/atau minyak mikroalga Chlorella vulgaris (MO2) terhadap minyak sawit (PO). Skema pencampuran minyak dilakukan dengan 4 variasi yaitu perbandingan massa 0:30 (MO:PO); 1:30 (MO1:PO); 1:30 (MO2:PO); 1:1:30 (MO1:MO2:PO).Transesterifikasi terjadi pada 65°C dengan penambahan katalis KOH dengan perbandingan minyak : metanol (1 : 15) : @250 mL selama 1,5 jam. FAME dianalisis berdasarkan SNI 7182:2015 dengan tiga parameter utama diantaranya kadar air (ASTM D6304), densitas (ASTM D1298), dan titik kabut (ASTM D2500). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari semua variasi menunjukkan bahwa hasil terbaik yang direkomendasikan adalah komposisi campuran minyak mikroalga Chlorella vulgaris terhadap minyak sawit dengan parameter densitas dan titik kabut masing – masing sebesar 859,3 kg/m3 dan 11,7°C (sesuai SNI), meskipun parameter kadar air masih tinggi sebesar 973,4 mg/kg (tidak sesuai SNI). ......Utilization of palm biodiesel is investigated having problems with the cold flow properties particularly in the high-altitude areas. A common problem of biodiesel is the high cloud point due to high levels of saturated fatty acids. On the other hand, microalgae oil has a low cloud point due to high levels of unsaturated fatty acids. Meanwhile, the density and moisture content of biodiesel that is too high will also affect engine performance. Therefore, the combination of monounsaturated and saturated properties, as well as differences in density between palm oil and microalgae oil make it preferred as a mixture of raw materials to improve the quality of Biodiesel. This research formulated the mixing of Nannochloropsis sp (MO1) microalgae oil and/or Chlorella vulgaris (MO2) microalgae oil to palm oil (PO). The oil mixing scheme is carried out with 4 variations namely mass ratio 0:30 (MO: PO); 1:30 (MO1: PO); 1:30 (MO2: PO); 1: 1: 30 (MO1: MO2: PO). The transesterification occurred at 65°C with the addition of KOH catalyst with oil : methanol (1 : 15) : @250 mL during 1,5 hours. The FAMEs were analysis according to SNI 7182:2015 with three main parameters including water content (ASTM D 6304), density (ASTM D1298), and cloud point (ASTM D 2500). Based on research conducted from all variations shows that the best results recommended are the composition of a mixture of Chlorella vulgaris microalgae oil to palm oil with the density and fog point parameters respectively 859.3 kg/m3 and 11.7 °C (according SNI), although the water content parameter is still high at 973.4 mg/kg (not according SNI).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayoga Agusto Haradi
Abstrak :
Biodiesel merupakan salah satu alternatif sumber energi dengan berbagai keunggulan dibandingkan dengan diesel konvensional. Sebelum dapat dipakai dalam mesin konvensional, standar biodiesel harus dipenuhi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), terutama dalam konsentrasi gliserol pada biodiesel. Beberapa metode telah dilakukan dalam proses separasi gliserol dari biodiesel, antara lain adalah water washing, dry washing, dan separasi membran. Namun, metode pembersihan tersebut memiliki beberapa kelemahan yang membuat proses separasi gliserol menjadi tidak optimum. Alternatif yang dapat digunakan dalam separasi gliserol pada biodiesel adalah dengan menggunakan deep eutectic solvent (DES). DES adalah campuran sederhana dari suatu garam dan suatu senyawa Hidrogen Bond Donor (HBD) yang terhubung satu sama lain melalui ikatan hidrogen. Pada penelitian ini, 2 tipe biodiesel berbasis minyak sawit akan DES dibuat dengan mencampurkan garam kolin klorida dan HBD etilen glikol pada rasio molar 1:2. DES kemudian akan ditambahkan kedalam biodiesel yang terbentuk dengan rasio molar biodiesel:DES 1:1 dan 1:0,5 untuk mengekstraksi kadar gliserol bebas dan total dari biodiesel. Penelitian ini juga menelusuri keefektifan dari penggunaan DES untuk dipakai ulang sebanyak 5 kali untuk mengekstraksi gliserol dari batch biodiesel baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemisahan gliserol bebas dan gliserol total dari biodiesel menggunakan DES kolin klorida dan etilen glikol dengan rasio molar biodiesel:DES 1:1 adalah 0% berat untuk gliserol bebas dan 0,041% berat untuk gliserol total pada biodiesel gliserol rendah dan 0% berat untuk gliserol bebas dan 0,052% berat untuk gliserol total. Sedangkan untuk rasio molar biodiesel:DES 1:0,5 adalah 0% berat untuk gliserol bebas dan 0,052% berat untuk gliserol total pada biodiesel gliserol rendah dan 0% berat untuk gliserol bebas dan 0,041% berat untuk gliserol total. Penelitian juga menunjukkan bahwa DES kolin klorida dan etilen glikol untuk rasio molar biodiesel:DES 1:0,5 pada pemakaian DES kedua, kadar gliserol bebas dan total rendah 0,014% dan 0,052% berat untuk biodiesel gliserol rendah, 0,021% dan 0,052% berat untuk biodiesel gliserol tinggi. Untuk rasio biodiesel:DES 1:1 pada pemakaian DES ketiga, kadar gliserol bebas dan total rendah 0,007% dan 0,104% berat untuk biodiesel gliserol rendah, 0,014% dan 0,093% berat untuk biodiesel gliserol tinggi. Setelah pemakaian kedua untuk rasio molar biodiesel:DES 1:0,5 dan pemakaian ketiga untuk rasio 1:1, DES sudah tidak efektif dalam mengekstraksi gliserol pada biodiesell ......Biodiesel is an alternative energy source with many advantages over conventional diesel. Before it can be used in conventional engines, biodiesel standards must be met based on the Indonesian National Standard (SNI), especially in the concentration of glycerol in biodiesel. Several methods have been used to separate glycerol from biodiesel, including water washing, dry washing, and membrane separation. However, these cleaning methods have several disadvantages that make the glycerol separation process not optimal. An alternative that can be used in the separation of glycerol in biodiesel is to use deep eutectic solvent (DES). DES is a simple mixture of a salt and a Hydrogen Bond Donor (HBD) compound connected to each other through hydrogen bonds. In this study, two types of palm oil-based biodiesel will be made with DES by mixing ChCl salt and ethylene glycol HBD at a molar ratio of 1:2. DES will then be added to the biodiesel with a biodiesel:DES molar ratio of 1:1 and 1:0.5 to extract the free and total glycerol content of the biodiesel. This study also explored the effectiveness of using DES to be reused 5 times to extract glycerol from a new batch of biodiesel. The results showed that the separation of free and total glycerol from biodiesel using DES choline chloride and ethylene glycol with a biodiesel:DES molar ratio of 1:1 was 0% weight for free glycerol and 0.041% weight for total glycerol in low glycerol biodiesel and 0% weight for free glycerol and 0.052% weight for total glycerol. The molar ratio of biodiesel:DES 1:0.5 was 0% weight for free glycerol and 0.052% weight for total glycerol in low glycerol biodiesel and 0% by weight for free glycerol and 0.041% weight for total glycerol. The study also showed that choline chloride and ethylene glycol based DES for biodiesel:DES with a molar ratio of 1:0.5 in the second DES application, the free and total glycerol content was low at 0.014% and 0.052% weight for low glycerol biodiesel, 0.021% and 0.052% by weight for high glycerol biodiesel. For the biodiesel:DES ratio of 1:1 at the third application of DES, the free and total glycerol content was low at 0.007% and 0.104% weight for low glycerol biodiesel, 0.014% and 0.093% weight for high glycerol biodiesel. After the second application for biodiesel:DES molar ratio of 1:0.5 and the third application for 1:1 ratio, DES was no longer effective in extracting glycerol from biodiesel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Taufik Ardianto
Abstrak :
Perkembangan sektor transportasi di Indonesia sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi dunia. Oleh karena itu, kebutuhan bahan bakar minyak khususnya bensin terus meningkat di Indonesia sehingga cadangan minyak bumi yang menjadi bahan utama untuk membuat bensin saat ini diekplorasi secara luas yang menyebabkan terjadinya krisis bahan bakar. Untuk mengatasi hal ini diperlukan sumber alternatif untuk menghasilkan bahan bakar minyak tersebut. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal ini adalah pembuatan bensin senyawa turunan dari biomassa yaitu minyak kelapa sawit. Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan proses perengkahan katalitik untuk memproduksi senyawa hidrokarbon setaraf gasoline dari minyak kelapa sawit dengan mengunakan ZSM-5/Alumina. Reaksi akan dilaksanakan dalam suatu fixed bed reactor yang beroperasi pada tekanan atmosferik. Temperatur reaksi akan dilakukan dari 375 °C sampai dengan 450°C dengan laju alir 10 ml/min. Penambahan ABE (Aseton, Butanol, dan Etanol) dimaksudkan untuk mengatasi kereaktifan gugus ikatan ester molekul trigliserida agar terjadinya reaksi polycondensation yang mengakibatkan molekul minyak menjadi bertambah besar dapat dihindari dan sebagai menjadi sumber alkil yang akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dari proses perengkahan katalitik minyak sawit adalah berupa produk gas, produk cair dan air juga terdapat kokas yang menempel pada katalis. Yield senyawa hidrokarbon setaraf fraksi gasoline yang dihasilkan 89.7641 %. Tanpa memperhitungkan aspek ekonomis, dapat diketahui suatu kondisi optimum dari pembuatan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline, yaitu umpan yang digunakan dengan campuran minyak sawit-ABE dengan perbandingan massa 1 : 1 dan suhu optimal yang didapat adalah 375°C dengan analisa adsorbsi-desorbsi ammonia pada katalis. Keasaman katalis campuran meningkat cukup besar dibandingkan dengan keasaman katalis murni. Reaksi konversi minyak sawit-ABE menjadi gasoline memerlukan keasaman sebagai pemicu reaksi alkilasi dan reaksi perengkahan. ......The development of transportation sector in Indonesia is growing very fast along with technolgy development in the world. Because of that, the need for oil fuel especially gasoline keeps growing in Indonesia with the result that crude oil reserves as a main resource to make gasoline is now being explored widely causing the fuel crisis. In order to handle this problem, alternative resorces is needed to produce that oil resources. One of the alternatives to handle this problem is making gasoline derivative compund from biomass, which is crude palm oil. This research is meant to improve catalytic cracking process to produce hydrocarbon compounds equal with gasoline from crude palm oil using ZSM-5/ alumina. Reaction will be done in fixed bed reactor which operates at atmospheric pressure. Reaction temperature will be done from 375°C until 450°C with volumetric velocity 10 ml/ min. The addition of ABE (Acetone, Butanol, and Ethanol) is meant to handle ester functional group reactivity triglyceryde molecule for occurance polycondensation reaction which causing oil molecule get larger can be avoided and be the alkyl resource which improving product quality produced. Product that produced from crude palm oil catalytic cracking process forms gas, liquid product and water and also contains coke which adheres to catalyst. The yield of hydrocarbon compound equal to gasoline fraction produced is 89.7641%. Regardless calculation economical aspect, it can be known an optimum condition of the making hydrocarbon equal gasoline fraction, is the feed used with mixture crude palm oil- ABE using with mass comparison 1 : 1 and optimum temperature 375°C with ammonia adsorption- desorption analysis in catalyst. Acidic characteristic of catalyst mixture increases high enough compared with that of pure catalyst. The conversion reaction crude palm oil- ABE producing gasoline needs acidic characteristic as a trigger of alkylation reaction and catalytic reaction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library