Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uke Yohani Sukawan
Abstrak :
ABSTRAK Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Monosodium glutamat (MSG) adalah garam monosodium dengan asam glutamat yang sering digunakan sebagai bahan penyedap masakan untuk merangsang selera makan. Penggunaan MSG secara berlebihan terutama oleh ibu-ibu yang sedang menyusui, dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif terhadap anak yang disusuinya. Pada penelitian hewan percobaan dalam perioda neonatal telah ditemukan bukti bahwa MSG dapat menyebabkan kerusakan pada hipotalamus, fungsi reproduksi, dan beberapa organ lainnya. Hasil pengamatan tersebut menimbulkan pemikiran untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian MSG melalui ASI terhadap fekunditas anaknya yang betina. Dosis MSG pada penelitian ini adalah 4800, 9600, 12000, dan 14400 mg/kg BB/hari melalui pencekokkan pada induk mencit betina galur Swiss Webster selama menyusui anaknya (21 hari). Parameter yang dinilai adalah jumlah anak (F2), jumlah korpus luteum (F1) umur 90 hari, dan jumlah folikel (Fl) umur 90 hari. Sebagai parameter tambahan adalah berat badan lahir (F2), berat badan (F 1) umur 90 hari, dan berat ovarium (Fl) umur 90 hari. Hasil Penelitian dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah anak (F2) yang bermakna (P<0,05) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 9600 mg/kg BB/hari, dan sangat bermakna (P<0,01) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 12000 dan 14400 mg/kg BB/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat penurunan jumlah korpus luteum (Fl) umur 90 hari yang bermakna (P<0,05) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 4800 dan 9600 mg/kg BB/hari, dan sangat bermakna (P<0,01) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 12000 dan 14400 mg/kg BB/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. Adanya kenaikan berat badan (F1) umur 90 hari yang bermakna (P<0,05) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 4800 dan 9600 mg/kg BB/hari, dan sangat bermakna (P<0,01) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 12000 dan 14400 mg/kg BB/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan jumlah folikel (F1) umur 90 hari, berat badan lahir (F2), dan berat ovarium (Fl) umur 90 hari tidak mengalami perubahan yang bermakna (P>0,05). Kesimpulan yang didapat dari basil penelitian ini adalah pemberian MSG dengan dosis 4800 sit :114400 mg/kg BB/hari secara oral pada induk mencit betina galur Swiss Webster selama menyusui (21 hari) dapat menurunkan fekunditas anaknya yang betina.
ABSTRACT Monosodium glutamate (MSG), a monosodium salt with sodium acids, has become widely used in food cooking as a taste-active ingredient. Excessive usage of MSG by women who is breast feeding their infant are being afraid of having negative effects to the infant. The experimental study on animal within neonatal period indicated that MSG may cause a severe damage of hypothalamus, reproductive function, and some other vital organs. Those findings give an idea to carry out an investigation on the effects of MSG administration through mother milk on the fecundity of female breast fed infant. MSG administration in this investigation are of doses of 4800, 9600, 12000, and 14400 mg/kg body weight/day done orally to female Swiss Webster strain mice during breast feeding (21 days). The main parameter observed are the total number of new born mice (F2). number of corpus luteum (F 1) at 90 days of age, and the number of follicle (F 1) at 90 days of age, whilst the additional parameter are the body weight of new born mice (F2) at 1 day of age, body weight (F 1) at 90 days of age, and the weight of ovaries (Fl) at 90 days of age. Results of Study and Conclusions : The results of study indicated that a significant decrease (P<0,05) of the number of new born mice (F2) was occurred on a group treated by MSG of 9600 mg/kg body weight/day, and a very significant decrease (P<0,01) on groups treated by MSG of 12000 and 14400 mg/kg body weight/day compared with the group of control. The were significant decreases (P<0,05) on groups treated by MSG of 4800 and 9600 mg/kg body weight/day, and very significant decreases (P<0,01) on groups treated by MSG of 12000 and 14400 mg/kg body weight/day compared with the group of control. There were no significant changes (P>0,05) in the number of follicle (F I) at 90 days of age, body weight of new born mice at 1 day of age, and weight of ovaries (F1) at 90 days of age. This study concluded that, MSG administration of the doses of 4800 up to 14400 mg/kg body weight/day orally on female Swiss Webster strain mice during breast feeding (21 days) may decrease the fecundity of female new born mice.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan medium kromogenik Readycult untuk uji fekal koliform terhadap minuman jajanan es. Dua puluh sampel minuman jajanan es diambil di sekitar Kampus UI, Depok. Sebanyak 50 ml dari masing-masing sampel dimasukkan ke dalam botol Duran 100 ml berisi Readycult dan botol Duran 100 ml kosong untuk kontrol. Sampel diinkubasi pada suhu 44.5°C selama 24 jam. Hasil positif medium Readycult selanjutnya dikonfirmasi dengan uji menggunakan medium Chromocult Coliform Agar (CCA). Hasil uji menunjukkan 16 sampel (80%) pada medium Readycult menghasilkan perubahan warna yang mengindikasikan keberadaan fekal koliform. Namun semua sampel tidak menunjukkan flouresensi dan 1 sampel (5%) positif terhadap uji indol. Hasil uji konfirmasi pada medium CCA menunjukkan adanya perbedaan dengan hasil pada medium Readycult. Hasil uji menyiratkan bahwa tingkat higienitas minuman jajanan es di sekitar kampus UI, Depok masih rendah. ......The aim of this study was to test the detection of fecal coliform using chromogenic medium Readycult on ice drink samples. Twenty samples of iced drink taken around the UI Campus, Depok. 50 ml of each sample was added into a Duran bottle 100 ml contains Readycult and Duran bottle 100 ml empty for control. Samples were incubated at 44.5°C for 24 hours. Positive results on Readycult medium were confirmed further by using Chromocult Coliform Agar (CCA). Test results showed 16 samples (80%) in Readycult medium produce a color change which indicated the presence of fecal coliform. But, all samples showed no fluorescence and 1 sample (5%) was positive for indole test. Confirmation test results on CCA medium showed a difference with the results of Readycult medium. The test results indicate that the level of hygienity of ice drink in UI, Depok is low.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elwiena Maulida
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian eksperimental untuk menguji aktifitas antifeedant ekstrak kasar ascidia Didemnum sp. terhadap ikan karang telah dilakukan di perairan Pulau Pramuka. Sampel diekstrak dengan metode maserasi menggunakan metanol, kemudian ekstrak dicampurkan dengan jeli yang mengandung makanan ikan dan karaginan pada konsentrasi yang sama dengan konsentrasi alaminya yaitu sebesar 10 mg/ml. Uji di lapangan dilakukan dengan mengaitkan pelet pengujian pada tali polipropilen yang ditambatkan ke biorock pada kedalaman 3 m di bawah dermaga Restoran Nusa Keramba di Pulau Pramuka. Analisis data menggunakan uji jumlah-jenjang Wilcoxon menunjukkan bahwa Rhit < Rtab 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kasar Didemnum sp. memiliki aktivitas antifeedant terhadap ikan-ikan karang meliputi Neopomacentrus sp., Pomacentrus sp. Halichoeres sp., dan Siganus sp.
ABSTRACT
Field experiment was conducted to investigate antifeedant activity of crude extract from urn-shaped ascidian Didemnum sp. against reef fishes at Pramuka Island. Ascidian samples were extracted by maceration in methanol then mixed with agar containing fish food and carrageenan at the same concentration as the extract occurred in living organism which is 10 mg/ml. Antifeedant assay on the field was conducted by attaching pellets using safety pins to polypropylene ropes then tied them to a biorock in 3 m depth below the pier of Nusa Keramba Restaurant at Pramuka Island. Data analysis with Wilcoxon?s rank-sum test showed that R < Rtab 0.05, which means that crude extract of Didemnum sp. has antifeedant activity against reef fishes including Neopomacentrus sp., Pomacentrus sp., Halichoeres sp., and Siganus sp.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S361
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Anatomi daun sembilan spesies anggota genus Bulbophyllum telah dipelajari menggunakan metode freehand section. Karakter yang diamati pada sayatan paradermal daun ialah karakter stomata dan bentuk sel epidermis. Karakter yang diamati pada sayatan melintang ialah karakter stomata, trikom, hipodermis, mesofil, ikatan pembuluh angkut, idioblas, kristal. Fibre bundles, stegmata, dan silica bodies tidak ditemukan pada sembilan spesies yang diamati. Karakterkarakter anatomi tersebut dapat melengkapi deskripsi sembilan spesies anggota genus Bulbophyllum yang diamati. Karakter dimensi stomata berpotensi untuk menjadi karakter pembeda spesies.
Abstract
Leaf anatomy of nine species of Bulbophyllum has been studied with freehand section method. Stomatal size, subsidiary cells, dan epidermis cell shape characters are observed in paradermal section. Trichome, stomatal, hypodermis, mesophyll, idioblast, crystal, vascular bundles characters are observed in transverse section. There is no stegmata, fibre bundles, and silica bodies in nine species. Those characters can be added to description of each species. Stomatal size has potential as distinctive character of species.
Universitas Indonesia, 2011
S367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Afandi
Abstrak :
Penelitian mengenai aplikasi Grandidierella sp. (amphipoda bentik) sebagai organisme uji toksisitas sedimen Teluk Jakarta telah dilakukan di Laboratorium Ekotoksikologi P2O¬LIPI Ancol dari bulan Agustus sampai September 2010. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelayakan amphipoda bentik tropis jenis Grandidierella sp. sebagai organisme uji toksisitas sedimen tercemar dengan melihat tingkat sensitivitas Grandidierella sp. terhadap sedimen tercemar dari perairan Teluk Jakarta. Metode yang digunakan adalah uji toksisitas sediment sistem statik dan akut sesuai metode ASTM 2006. Uji terhadap Grandidierella sp. dilakukan selama sepuluh hari pemaparan. Hasil akhir yang diukur adalah persentase jumlah Grandidierella sp. yang bertahan hidup. Sedimen diambil dari tujuh stasiun yang berada di dekat tiga muara, yaitu: Muara Kramat Kebo (A2), Muara Sunter (D5, C5, B5), dan Muara Ancol (D3, C3, B3). Uji referencetoxicant CdCl2 dilakukan untuk mengetahui tingkat kesensitifan Grandidierella sp. terhadap CdCl2. Nilai LC50¬96 jam yang didapat adalah 0,465 mg/L CdCl2. Pengukuran parameter kualitas air permukaan sedimen meliputi suhu, DO, pH, dan salinitas. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah persentase ketahanan hidup Grandidierella sp. pada sedimen Teluk Jakarta stasiun D3, D5, C3, C5, B3, dan B5 signifikan berbeda dengan sedimen Muara Kramat Kebo yaitu stasiun A2. Persentase ketahanan hidup Grandidierella sp. terendah sebesar 25%, terjadi pada stasiun D5 yang posisinya <5 km dari Muara Sunter dan tertinggi sebesar 86,25% pada stasiun A2 atau kontrol yang berasal dari Muara Kramat Kebo. ......Research on application of Grandidierella sp. (benthic amphipod) as sediment toxicity test organism was conducted in the Laboratory of Ecotoxicology P2O¬ LIPI Ancol from August until September 2010. The aimed of this research was to know the expediency of tropical benthic amphipod Grandidierella sp. As contaminated sediment toxicity test organism with observe the level of Grandidierella sp. sensitivity to contaminated sediment from Jakarta Bay. The method used in this research was static and acute system in sediment toxicity test appropriate to ASTM 2006 method. Test against Grandidierella sp. Was conducted during ten days of exposure. The final result measured was percentage survival of Grandidierella sp. Sediment was taken from seven stasions near three estuaries, namely: Muara Kramat Kebo (A2), Muara Sunter (D5, C5, B5), and Muara Ancol (D3, C3, B3). Test of CdCl2 as a reference toxicant was done to know the sensitivity level of Grandidierella sp. toward CdCl2. Value of LC50¬96 hours was 0,465 mg/L Cd. Measurement of sediment and surface water quality parameters covered temperature, DO, pH, and salinity. Results obtained from this research were that the survival percentage of Grandidierella sp. at sediment from Jakarta Bay on stasions D3, D5, C3, C5, B3, and B5 was different significantly with Muara Kramat Kebo sediment on stasion A2. The lowest survival percentage of Grandidierella sp. was 25% in the D5 stasion which position less than 5 km from Muara Sunter and the highest was 86,25% in the A2 stasion or control which from Muara Kramat Kebo.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S918
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sandy Pangestu
Abstrak :
Penelitian untuk mengetahui konsentrasi higromisin optimum untuk seleksi tanaman hasil transformasi telah dilakukan. Optimasi menggunakan higromisin 30 ppm dengan waktu seleksi 3 minggu dan 50 ppm dengan waktu seleksi 2 minggu menunjukkan bahwa semua tunas dapat bertahan hidup pada medium seleksi. Analisis PCR, uji histokimia GUS dan uji higromisin pada daun tanaman sebagai uji validasi menunjukkan bahwa tidak semua tanaman yang bertahan hidup pada medium seleksi menunjukkan keberadaan gen hpt dalam tanaman dan mengekspresikannya. Hasil kolerasi ketiga uji validasi menunjukkan konsentrasi higromisin 50 ppm memberikan persentase kepercayaan seleksi tanaman lebih baik (61,61%) dibandingkan konsentrasi 30 ppm (33,33%). Penggunaan konsentrasi 50 ppm dengan waktu seleksi lebih dari dua minggu dapat digunakan untuk meminimalkan lolosnya tanaman nontransgenik. ......Study to determine the optimum concentration of hygromycin for plant selection resulted from transformation has been done. Optimization using hygromicin at 30 ppm for 3 weeks and 50 ppm for 2 weeks showed that all plants can survive on hygromycin selection medium. PCR analysis, GUS histochemical assay and hygromycin assay in plant leaves as a validation test proved that not all survival plants showed the presence of hpt gene in the plant genome and expressed. Hygromycin concentration at 50 ppm gave better reliability of plant selection (61,61 %) than concentration at 30 ppm. The use of hygromycin concentration at 50 ppm with duration more than 2 weeks should be done to minimize non-transgenic plants escape.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S907
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Utrecht: Uitgeversmaatschappij W. De Haan N. V., [date of publication not identified]
R BLD 033.3 SCI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tuberous sclerosis complex (TSC) is an autosomal dominant disorder caused by mutations of either of the two tumor suprressor genes, TSC1 and TSC2, encoding hamartin and tuberin, respectively.
Japan: The Japanese Teratology society,
590 CAJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Welch, Paul Smith
New York : McGraw-Hill, 1948
574.929 WEL l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Finney, D.J.
1955
574.072 FIN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>