Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fahri
"Background: Radical cystectomy (RC) is the gold standard for managing muscle-invasive high-grade bladder cancer. Post-RC urinary diversion (UD) remains controversial, with orthotopic neobladder and ileal conduit (IC) being the two primary options. Both techniques have distinct impacts on postoperative complications, quality of life, and patient outcomes.
Method: A systematic review and meta-analysis were conducted using PRISMA guidelines, focusing on studies comparing orthotopic neobladder and IC in terms of postoperative complications such as urinary leakage, ileus, sepsis, anastomosis site stenosis, and urinary infections. A bibliographic search was performed on databases including PubMed and Cochrane Library. Data were analyzed using Review Manager 5.4 with random- and fixed-effect models based on heterogeneity levels.
Results: Six studies were included. orthotopic neobladder was associated with a significantly higher risk of urinary leakage (P = 0.0004), while other complications (ileus, sepsis, anastomosis site stenosis, and urinary infections) showed no significant differences between ONB and IC groups. The heterogeneity varied across outcomes.
Conclusion: This meta-analysis highlights a higher incidence of urinary leakage with orthotopic neobladder compared to IC, while other complications showed comparable outcomes. Further large-scale randomized trials are necessary to confirm these findings and establish the preferred urinary diversion method post-RC.

Latar Belakang: Radikal sistektomi (RC) merupakan baku emas dalam penanganan kanker kandung kemih invasif otot dengan derajat tinggi. Pilihan diversi urin pasca-RC masih menjadi perdebatan, dengan neobladder ortotopik dan ileal conduit (IC) sebagai dua opsi utama. Kedua teknik ini memiliki dampak yang berbeda dalam hal komplikasi pascaoperasi, kualitas hidup, dan luaran pasien.
Metode: Tinjauan sistematis dan meta-analisis dilakukan berdasarkan pedoman PRISMA, dengan tujuan untuk membandingkan neobladder ortotopik dan IC terkait komplikasi pascaoperasi seperti kebocoran urin, ileus, sepsis, stenosis pada situs anastomosis, dan infeksi saluran kemih. Penelusuran literatur dilakukan pada basis data seperti PubMed dan Cochrane. Data dianalisis menggunakan Review Manager 5.4 dengan random atau fixed effect model berdasarkan tingkat heterogenitas.
Hasil: Enam studi dimasukkan dalam penelitian ini. Neobladder ortotopik dikaitkan dengan risiko kebocoran urin yang lebih tinggi secara signifikan (P = 0.0004), sementara komplikasi lainnya (ileus, sepsis, stenosis pada situs anastomosis, dan infeksi saluran kemih) tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara neobladder ortotopik dan IC. Tingkat heterogenitas bervariasi di antara hasil.
Kesimpulan: Meta-analisis ini menunjukkan kejadian kebocoran urin yang lebih tinggi pada neobladder ortotopik dibandingkan IC, sementara komplikasi lainnya memiliki hasil yang sebanding. Penelitian acak berskala besar diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan menentukan metode diversi urin yang lebih disarankan pasca-RC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mat Tauchid
"Tujuan : Membandingkan hasil sitologi urin spontan dengan bilasan bulibuli dalam diagnosis dan follow-up kanker buli-buli. Metode : Sebanyak 39 pasien dengan riwayat kanker buli-buli atau yang dicurigai kanker buli-buli berdasarkan adanya painless gross hematuria atau temuan lesi/tumor pada sistoskopi atau imaging, masing-masing dilakukan pemeriksaan sitologi urin spontan dan bilasan buli-buli. Spesimen urin spontan diambil dalam 24 jam sebelum tindakan. Sedangkan untuk bilasan buli-buli pada saat sistoskopi. Hasil : Dari 39 pasien 30 diantaranya terbukti kanker buli-buli pada pemeriksaan histopatologi dimana 27-nya merupakan pasien baru dan 3 sisanya rekurens. Sensitivitas keseluruhan sitologi urin spontan dan bilasan buli-buli adalah masing-masing 30% dan 53% (p=0,067). Sensitivitas menurut grade untuk urin spontan berturut-turut grade 1,11 dan III adalah 0, 14,3%; dan 42,9%. Sedangkan bilasan buli-buli 66,7%; 71,4% dan 42,9%. Sensitivitas menurut stage untuk urin spontan 12,5% dan 37,5% untuk masing-masing tumor superfisial dan muscle invasive. Hal yang sama pada bilasan buli-buli adalah 75,0% dan 43,8%. Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistik baik menurut grade maupun stage pada kedua metode tersebut. Kesimpulan : Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan bermakna terhadap hasil sitologi urin spontan dan bilasan buli-buli, namun demikian sensitivitas bilasan buli-buli lebih tinggi dibanding urin spontan.

Objectives : To compare the result of voided urinary cytology (VUC) with bladder wash cytology (BWC) in the diagnosis and follow-up of bladder tumors. Methods : Voided urine and bladder wash sample were obtained from 39 patients who having bladder cancer history or suspected bladder cancer based on painless gross hematuria or recent abnormal cystoscopy or suspicious intravenous urographic or ultrasonographic results. Voided urine specimen was collected in 24 hours before entering operating room. Bladder wash specimen was obtained during cystoscopy. Results : Bladder cancer was confirmed histologically in 30 patients, of which 27 had primary tumors and 3 had recurrent ones. The overall sensitivity of VUC and BWC were 30% and 53%, respectively (p=0.067). The sensitivity of VUC was 0 for grade I, 14.3% for grade II, 42.9% for grade III. The sensitivity of BWC was 66.7%> for grade I, 71.4%> for grade II and 42.9% for grade III. The sensitivity of VUC by tumor stage were 12.5%O and 37.5%> for superficial and muscle invasive, respectively. Those of BWC were 75.0% and 43.8%. There was no statistical significant difference for sensitivity between grades and stages of VUC and BWC. Conclusions : In this study, we did not find any significant difference, but the overall sensitivity of bladder wash cytology was superior than voided urine cytology."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T59238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library