Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yani Sofiani
Abstrak :
Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik yang dapat dikendalikan, hal ini menjadi bagian penting untuk memperlambat terjadinya komplikasi. Upaya pengendalian dapat berjalan efektif bila dilandasi oleh tingginya Awareness Diabetisi akan penyakitnya termasuk dalam monitoring kadar glukosa, alat monitoring gula darah yang ada dimasyarakat saat ini masih membutuhkan sampel darah menjadi masalah tersendiri bagi Diabetisi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Disease Awareness Diabetisi melalui pengembangan model konsep pengelolaan diri Model SOFIANI dengan bantuan alat pendeteksi kadar glukosa darah non-invasif. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, tahap 1 pengembangan model kondep pengelolaan diri, tahap 2 pengembangan alat pendeteksi kadar glukosa darah non-invasif, dan tahap 3 uji coba model dengan desain eksperimen yang melibatkan 59 responden pada tahap 3, pada tahap 2 melibatkan 344 responden. Analisis data menggunakan paired t test dan general linier model repetead measure. Hasil analisis diperoleh data terdapat peningkatan skor Diabetes Self Cara Management, penurunan tingkat stres dan kadar HbA1c pada kelompok intervensi pada variabel outcome, sedangkan pada variabel intermediate terlihat penurunan kadar glukosa darah puasa yang efektif sejak minggu 6, peningkatan waktu melakukan aktifitas dan kepatuhan dalam menggunakan terapi. Kesimpulan Model SOFIANI dapat meningkatkan disease awareness dengan indikator variabel outcome dan intermediate. Saran manajemen keperawatan memberikan kebijakan agar model SOFIANI ini dapat digunakan untuk terlaksananya asuhan yang berkesinambungan Continuity of care. ......Diabetes mellitus is a chronic disease which can be controllable, and that is being an important part to delay the complication. Control efforts, which, guided by a higher awareness of the patients, can run effectively. Especially the patient 39 s awareness of disease prognosis and blood glucose monitoring. Blood sugar monitoring devices which exist in the community still need a blood sample, in the examination process, and this is being a problem for people with diabetes. The purpose of this study was to increase the disease awareness among diabetic patients through the concept of self management model SOFIANI equipped with the non invasive blood glucose monitoring tool. This study consisted of the three following steps 1 the development modelofself management concept, 2 the development of non invasive blood glucose detector, and 3 the experimental design for the testing model. A total of 344 respondents was involved in the second stage of this study, while a total of 59 respondents participated in the third stage of this study. Paired t test and General Linear Model with repeated measurement were used for data analysis. The results of this study were to identified the increaseof diabetes self care management DSCM score, the decrease of stress and HbA1c levels among intervention group, especially for outcome variables.While in the intermediate variables the effectively decrease of blood glucose started from weeks 6, the increasing amount of time for exercise and the adherence towards therapy. Conclusion SOFIANI Model can increase disease awareness with the outcome and intermediate variables as an indicator. This model might be considered by nursing management in the hospital to be implemented to create the continuity of nursing care.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
D2312
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Nadia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan tingkat kepatuhan tipe diabetes 2 untuk memeriksa kadar gula pada peserta JKN di Jakarta Selatan 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 52,1% responden memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi dan 47,9% memiliki tingkat kepatuhan yang rendah Variabel yang ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan periksa kadar gula adalah jenis kelamin (Nilai P = 0,055) dan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan (Nilai P = 0,056). ......This study aims to determine the factors associated with the level of diabetes type compliance 2 to check sugar levels in JKN participants in South Jakarta 2019. This type of research is quantitative research with cross sectional design. The results of this study indicate that 52.1% of respondents have a high level of compliance and 47.9% have a low level of compliance Variables found have a significant relationship with compliance check that sugar is gender (P value = 0.055) and patient satisfaction with health care (P value = 0.056).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Pre Diabetes merupakan keadaan yang belum termasuk kategori diabetes tetapi glukosa darah lebih tinggi dari normal. TGT merupakan faktor risiko terjadinya diabetes mellitus (DM), penyakit jantung koroner stroke. Dilakukan penelitian follow up responden TGT Riskesdas 2007 pada tahun 2009 untuk mengetahui apakah telah menjadi DM status hiperglikemianya tetap TGT atau Normal. Didapatkan setelah 2 tahun 7,2% telah menjadi DM, 47,8% tetap TGT, 4,3% berubah menjadi gangguan glukosa puasa dan 40,7% menjadi normal toleransi glukosa. Kebiasaan perilaku, keadaan biologis seperti indeks massa tubuh, obesitas sentral, dislipidemia tidak berbeda signifikan antara tahun 2009 dibandingkan 2007. Dari analisis didapatkan pada kelompok TGT yang menjadi DM lingkar pinggang meningkat tapi tidak signifikan dan Homa IR (resistensi insulin) lebih tinggi (p 0,05) dibandingkan kelompok lainnya. Disarankan agar pembuat program melakukan intervensi pada kelompok TGT agar tidak menjadi DM dan mencegah timbulnya komplikasi penyakit degeneratif.
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Badriah
Abstrak :
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai macam suku bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya. Berbagai nilai budaya yang dianut sangat berpengaruh terhadap pola prilaku dari masyarakat penganut budaya tersebut salah satunya adalah budaya sunda yang sangat menghormati orang tua. Pengembangan model keperawatan keluarga peka budaya Sunda ini dilatarbelakangi oleh adanya pola prilaku keluarga pada masyarakat sunda yang cenderung mamanjakan orang tua dengan melakukan kebiasaan yang berisiko meningkatkan kadar gula darah demi menyenangkan orang tua. Tujuan penelitian yaitu mengetahui efektifitas model tersebut untuk meningkatkan perilaku dan dukungan keluarga dalam pengendalian gula darah pada lansia DM. Penelitian ini menggunakan desain riset operasional melalui 2 (dua) tahapan penelitian yaitu; Tahap I : pengembangan model keperawatan keluarga peka budaya Sunda hasil integrasi studi literatur, hasil studi pendahuluan dan konsultasi pakar; Tahap II: Uji efektifitas model dengan quasi-eksperiment pre-post test with control group dengan jumlah sampel sebanyak 114. Hasil penelitian diperoleh: Tahap I dihasilkannya model keperawatan keluarga peka budaya Sunda dengan modul, buku kerja dan kurikulum pelatihan; Tahap II : terdapat perbedaan bermakna antara prilaku merawat (pengetahuan, sikap dan keterampilan), dukungan keluarga (dukungan informasional, instrumental, penghargaan dan emosional), kadar gula darah lansia DM antar pengukuran 3 bulan dan 6 bulan setelah penerapan model. Kesimpulan: model keperawatan keluarga peka budaya Sunda efektif meningkatkan prilaku merawat dengan kontribusi besar pada sikap; efektif meningkatkan dukungan keluarga dengan kontribusi besar pada dukungan inforamsional; dan menurunkan kadar gula darah sehingga diharapkan model ini dapat direplikasi dengan menggunakan berbagai bahasa yang disesuaikan dengan kondisi budaya setempat dan dikenalkan kepada peserta didik dengan mengintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan keperawatan. ...... Indonesia is an archipelago with a variety of ethnic groups that have cultural diversity. Various cultural values embraced greatly influence the behavior patterns of adherents of the culture, one of which is Sundanese culture that highly respects of parents. The development of Sundanese culture sensitive family nursing models is based on the background of family behavior patterns in Sundanese people who tend to indulge in habits that risk increasing blood sugar of elderly with DM to please their parents. The aim of the study is to find out the effectiveness of the model to improve family support in controlling blood sugar to elderly with DM. This research uses operational research design through 2 (two) stages of research, namely; Stage I: development of Sundanese culture sensitive family nursing models as a result of the integration of literature study, result of preliminary study and expert consultation; Stage II: Model effectiveness test with quasi-experimental pre- posttest with control group with a total sample of 114. The results of the study are obtained; Stage I: produced Sundanese culture sensitive family nursing model with module, workbook and training curriculum; Stage II: there are significant differences among caring behavior (knowledge, attitude, and skill), family support (informational, instrumental, appreciation and emotional support;), and elderly with DM blood sugar levels between 3 months and 6 months measurement after the application of the model. Conclusion: Sundanese culture sensitive family nursing model effectively improves caring behavior with a large contribution to attitude, effectively improves family support by contributing greatly to information support and effectively reduces blood sugar level so this model is expected to be replicated with various languages which are adjusted to local culture condition and introduced to the students by integrating into the nursing education curriculum.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2766
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshua Viventius
Abstrak :
Pendahuluan: Laser akupunktur adalah pemanfaatan laser berenergi rendah untuk menstimulasi titik akupunktur diketahui memiliki efek dalam menurunkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh laser akupunktur pada titik EX-B3 Weiwanxiashu terhadap gambaran histologi pankreas dan kadar gula darah pada model tikus diabetes tipe 2. Bahan dan Metode: Desain studi ini adalah studi eksperimental dengan randomized control group pretest and posttest. Sebanyak 18 tikus Sprague-Dawley jantan usia 8 s.d 10 minggu dengan berat badan 200-250 gram dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 6 ekor tikus, yaitu: (1) kelompok tikus normal; (2) kelompok tikus DM; (3) kelompok tikus laser. Dilakukan induksi STZ 50 mg/kgBB untuk menjadikan tikus diabetes. Laser akupunktur dilakukan sebanyak 3 kali seminggu dengan total 6 sesi terapi di titik akupunktur EX-B3 Weiwanxiashu. Pengukuran gula darah dilakukan pada sebelum, setelah 3 sesi dan setelah 6 sesi yang diambil dari ujung ekor tikus. Pemeriksaan gambaran histologi berdasarkan kepadatan sel dan persentase luas pulau Langerhans dengan software ImageJ. Hasil: Rerata kepadatan sel pulau Langerhans kelompok tikus DM lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus normal (p=0,010) dan kelompok tikus laser (p=0,002). Rerata persentase luas pulau Langerhans kelompok tikus normal lebih tinggi dibandingkan dengan kelomok tikus DM (p=0,028) dan kelompok tikus laser (p=0,152). Rerata kadar GDP kelompok laser lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok tikus DM (p=0,015). Kesimpulan: Laser akupunktur dapat memperbaiki gambaran histologi pankreas melalui penilaian kepadatan sel dan persentase luas pulau Langerhans, dan menurunkan kadar gula darah tikus diabetes ......Introduction: Laser acupuncture is the use of a low-energy laser to stimulate acupuncture points known to have an effect on lowering blood sugar levels. The purpose of this study was to determine the effect of laser acupuncture at the EX-B3 Weiwanxiashu point on the histology of the pancreas and blood sugar levels in a type 2 diabetes rats model. Materials and Methods: This study design was an experimental study with a pretest and posttest randomized control group. Eighteen male Sprague-Dawley rats aged 8 to 10 weeks, weighing 200-250 gram, were divided into 3 groups of 6 rats each: (1) a normal rats group; (2) a DM rats group; and (3) a laser rats group. STZ 50 mg / kgBW induction was performed to make diabetic rats. Laser acupuncture was performed 3 times a week for a total of 6 therapy sessions at the Weiwanxiashu EX-B3 acupuncture point. Blood sugar measurements were carried out before, after 3 sessions and after 6 sessions taken from the tail of the rats. Histological examination based on cell density and the percentage area of Langerhans islands using ImageJ software. Results: The mean cell density of Langerhans islets in the DM rat group were significantly lower than the normal mice group (p = 0.010) and the laser mouse group (p = 0.002). The mean percentage of Langerhans island area in the normal rat group was higher than the DM mouse group (p = 0.028) and the laser mouse group (p = 0.152). The mean levels of GDP in the laser group were significantly lower than those in the DM group (p = 0.015). Conclusion: Laser acupuncture can improve pancreatic histology by assessing the cell density and percentage of Langerhans islets, and reducing blood sugar levels in diabetic rats.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Siti Oktavianti
Abstrak :
ABSTRAK
Terapi nutrisi medis merupakan salah satu intervensi untuk mengoptimalkan kontrol glikemik dan menyediakan kalori yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Pada pasien diabetes yang tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya melalui asupan makanan oral, membutuhkan enteral feeding. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui perbandingan pemberian enteral feeding secara bolus dengan frekuensi tiga kali dan enam kali terhadap toleransi feeding dan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain quasi experimental yang melibatkan 26 orang pasien diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi pemberian enteral feeding sebanyak tiga kali dan enam kali terhadap toleransi feeding (p = 0.000), ada perbedaan signifikan antara frekuensi pemberian enteral feeding sebanyak tiga kali dan enam kali terhadap kadar glukosa darah (p=0.000). Hasil Penelitian ini dapat membantu pengontrolan gula darah dengan pengaturan frekuensi pemberian nutrisi pada pasien diabetes melitus tipe 2.
ABSTRACT
Medical nutrition therapy is one of the interventions to optimize glycemic control and provide adequate calories to meet metabolic needs. In diabetic patients who cannot meet their nutritional needs through oral food intake, it requires an EnteralFeeding. This study aimed to compare the three times and six times frequencies of bolus enteral feeding towards feeding tolerance and blood glucose levels in type 2 diabetes patients. This research was an experimental quasi-design involving 26 type 2 diabetes patients. The results showed that there were a significant difference between three times and six times frequencies of bolus enteral feeding towards the feeding tolerance (p = 0.000); a significant difference between three times and six times the blood glucose level (p = 0.000). The results suggest that feeding tolerance and blood control sugar level can be controlled with the frequencies of the enteral feeding.
2017
T48675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Agung Handriawan
Abstrak :
Latar Belakang: Bekerja di lingkungan offshore berpotensi menimbulkan stres kerja. Menurut penelitian sebelumnya stres kerja dapat meningkatkan kadar glukosa darah, Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi adanya hubungan antara kadar glukosa darah puasa tinggi dan DM dengan stres kerja serta faktor risiko lainnya pada pekerja offshore. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 156 orang responden. Variabel yang diteliti adalah usia, indeks massa tubuh, lingkar perut, dislipidemia,tekanan darah, jabatan pekerjaan, masa kerja, dan stres kerja. Data diperoleh dari penilaian tingkat stress melalui Survei Diagnostik stres dan hasil medical check up tahun 2017. Analisis data menggunakan univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil: Prevalensi glukosa darah puasa tinggi dan diabetes mellitus sebesar 12.2 . Berdasarkan uji Fisher terdapat hubungan yang bermakna antara usia, dislipidemia, jabatan pekerjaan dan masa kerja dengan kadar glukosa darah puasa tinggi dan Diabetes Mellitus , namun pada analisis multivariat hanya faktor jabatan pekerjaaan supervisor merupakan yang paling dominan mempengaruhi dgn OR=7,051 95 CI 1,963-25,325. Tidak ditemukan adanya hubungan antara hasil SDS dengan kadar glukosa darah tinggi dan DM. Kesimpulan dan saran: Faktor risiko paling dominan terhadap glukosa darah puasa tinggi dan diabetes mellitus adalah faktor jabatan pekerjaan oleh karena itu perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut, yaitu skrining hasil MCU untuk pekerja khususnya jabatan supervisor, melakukan pemeriksaan berkala kadar glukosa darah, memperbanyak aktivitas fisik ketika bekerja dilapangan serta program peningkatan kesadaran kesehatan, terutama mengenai pencegahan penyakit Diabetes Mellitus. ......Background: Working in offshore environments where workers are placed in remote locations will potentially cause work stress. According to previous researches, work stress can increase blood glucose levels. This study aims to prove Relation of High Fasting Blood Glucose level and DM with Job Stress and Other Risk Factors In Offshore Workers. Method: This study used cross sectional design with total 156 respondents. The studied variables were age, body mass index, abdominal circumference, dyslipidemia, and blood pressure as well as job risk, job position, working period, and work stress. The tools used to evaluate the stress level were Stress Diagnostic Survey and results of periodic Medical Check up in 2017. The analysis of research data used univariate, bivariate and multivariate analysis with logistic regression. Study Results: The prevalence of high fasting blood glucose anad Diabetes Meliitus is 12,2 . Using Fisher statistic test, an association was found between age, dyslipidemia, job position,woking period and high fasting blood glucose or diabetes mellitus. But multivariate analyses showed that only job title supervisor is the most dominant influential factor Oradj 7,051 95 CI 1,963 25,325. There was no correlation between SDS results with high fasting blood glucose level and DM. Conclusion and Suggestion: The employee's job function is the most dominant factor in high fasting blood glucose Diabetes Mellitus, therefore it is important to conduct several activities such as screening on MCU record, particularly on Supervisors conducting routing blood glucose check increasing physical activities at work and carrying out the health awareness program, especially awareness on DM prevention.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumakaka, Grace Yuliona Sirtin
Abstrak :
Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 DMT1 sangat rentan mengalami gangguan tidur. Edukasi sleep hygiene merupakan intervensi yang dianjurkan untuk mengatasi gangguan tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi sleep hygiene terhadap kualitas tidur dan status glukosa darah pada anak DMT1 di Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Anak dan Remaja IKADAR. Jenis penelitian quasi experimen pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah penderita DMT1 usia 6-18 tahun yang tergabung di IKADAR berjumlah 46 terbagi atas 23 anak kelompok intervensi dan 23 anak kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapat edukasi selama 10 menit melalui video yang berisi tips sleep hygiene yang kemudian diterapkan selama 3 hari dan kelompok kontrol mendapat intervensi standar. Kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Data glukosa darah saat bangun pagi diperoleh berdasarkan rekapan hasil pemeriksaan secara mandiri oleh sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kualitas tidur meningkat p ......Children with Diabetes Mellitus Type 1 DMT1 are susceptible to sleep disorders. Sleep hygiene education is the recommended intervention for sleep disorders. The purpose of this study was to identified the effect of sleep hygiene education on sleep quality and blood glucose status in children DMT1 in Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Anak dan Remaja IKADAR . The type of this study was quasi experimental pre post test with control group. The sample was the patients aged 6 18 DMT1 who joined in IKADAR total 46 divided into 23 sample of the intervention group and 23 control group. The intervention group was educated for 10 minutes via a video containing sleep hygiene tips which are then applied for 3 days and the control group received standard intervention. Sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Data on blood glucose in the morning was collected based on a sample diary at home. The results of this study showed the sleep quality score increased p
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad Thoyib
Abstrak :
Diabetes adalah salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Penderita diabetes di Indonesia juga dapat dikategorikan tinggi. Namun metode pengukuran yang umum digunakan saat ini masih menyulitkan penderita diabetes untuk melakukan pemantauan kadar gula darah secara rutin. Jika pengukuran dapat dilakukan secara tidak invasif dengan hanya meletakkan ujung jari pada sensor, maka akan menjadi terobosan baru yang memudahkan penderita diabetes. Skripsi ini bertujuan untuk membuat prototipe dari pengukur kadar gula darah yang dapat dilakukan secara tidak invasif dengan menggunakan metode Konformasi Panas Metabolis. Pengujian Glucotap dilakukan dengan 9 responden untuk mengukur kadar gula darah yang dibandingkan dengan glukometer komersial. Pengujian dilakukan dengan melihat urutan pengukuran, kadar gula darah dan pendapat responden terhadap metode yang digunakan. Dari uji coba tersebut, diketahui bahwa metode yang digunakan masih tergolong baik karena hanya mengisi bagian A dan bagian B pada Clarke Error Grid.
Diabetes is one of the biggest causes of death in the world. Diabetics in Indonesia can be categorized as one of the largest. But the measurement methods commonly used today make it difficult for diabetics to monitor their blood sugar levels regularly. If the measurement can be done non-invasively by simply placing the fingertip on the sensor, it will be a new solution that makes it easier for diabetics to monitor their blood sugar levels. This paper intends to make a blood sugar level measurement prototype that can be done non-invasively using the Metabolic Heat Conformation method. Glucotap testing is done with 9 respondents to measure blood sugar levels which will be compared with a commercial glucometer. Testing is done by observing the order of measurement, blood sugar levels and the respondents' opinions about the method used. As a result, the method used can still be considered good because it only provides part A and part B in the Clarke Error Grid.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Kurnia Aryani
Abstrak :
ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya, ditandai dengan terjadi peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemi dengan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu > 200 mg/dl dan gula darah puasa >126 mg/dl. Diabetes mellitus menyebabkan 1,5 juta kematian, 2,2 juta resiko kematian, risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Tujuan Penelitian ini mengetahui gambaran pola makan dan kepatuhan minum obat antidiabetik dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus, jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu penderita diabetes melitus yang berkunjung ke Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara yang sudah dilakukan pemeriksaan kadar gula, sampel penelitian sebanyak 160 pasien dengan metode systematic random sampling. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji chi square. Hasil analisis umur tidak berhubungan dengan kadar gula darah nilai p=0,270, Jenis kelamin tidak berhubungan dengan kadar gula darah nilai p=0,293, Pendidikan tidak berhubungan dengan kadar gula darah nilai p=0,202, Pola makan berhubungan dengan kadar gula darah nilai p=0,002, Kepatuhan Minum obat berhubngan dengan Kadar gula darah nilai p=0,003. Kesimpulan pola makan dengan kepatuhan minum obat berhubungan dengan kadar gula darah sedangakan karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin dan pendidikan tidak berhubungan dengan kadar gula darah.
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic disease that occurs when the pancreas does not produce enough insulin or when the body can not effectively, using the insulin it produces, is characterized by an increase in blood sugar or hyperglycemia with a blood glucose test result 200 mg dl and fasting blood sugar 126 mg dl. Diabetes mellitus causes 1.5 million deaths, 2.2 million death risks, cardiovascular disease and other risks. The purpose of this study to know the pattern of eating patterns and adherence to taking antidiabetic drugs with blood sugar levels of people with diabetes mellitus, This study type is analytic with cross sectional study design. Population in this research that is patient of diabetes mellitus who visited to Puskesmas of Cipinang Besar Utara Subdistrict which have been checked blood sugar level, research sample counted 160 patients with systematic random sampling technique. Data collection using documentation and questionnaires. Data analysis technique using chi square test. Age analysis was not related to blood glucose level p value 0.270, sex was not related to blood sugar level p value 0.293, education was not related to blood sugar level p value 0.202, diet was associated with blood sugar p value 0,002, Drug Compliance drug related to blood sugar level p value 0,003. Conclusions of diet with medication adherence are associated with blood sugar levels while individual characteristics including age, sex and education are not related to blood sugar levels.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>