Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Arza Putra
Abstrak :
Infark miokard menyebabkan kematian kardiomiosit dan remodeling jantung pada situasi patologis. Pascainfark jantung tidak mampu mengatasi kehilangan kardiomiosit meskipun telah dilakukan rekanalisasi atau revaskularisasi. Oleh karena itu, diperlukan metode untuk mengembalikan fungsi jantung. Sel punca dapat memperbaharui diri dan berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel namun kesintasannya pada pasien masih rendah. Untuk meningkatkan retensi dan regenerasi sel punca di miokardium dapat digunakan perancah/scaffold dan sistem ko-kultur, namun belum ada penelitian tentang hal tersebut. Penelitian ini bertujuan mengembangkan terapi infark menggunakan injeksi hidrogel transepikardial dan implantasi di epikardial perancah patch membran amnion yang dideselularisasi menggunakan amniotic epithelial cells (AEC) dengan ko-kultur kardiomiosit. Penelitian ini menggunakan post-test only control group design yang dilakukan di Institut Pertanian Bogor dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dari Juli 2021–Oktober 2022. Subjek penelitian adalah 15 babi Sus scrofa domesticus usia 2-3 bulan dibagi tiga kelompok: pAEC, pAEC + kardiomiosit, kontrol positif, dan 1 babi sebagai kontrol negatif. Torakotomi dilakukan untuk membuat model infark dengan ligasi arteri proximal branch to left ventricle (PLV) dilanjutkan implantasi pAEC dengan atau tanpa ko-kultur kardiomiosit pada kelompok terapi, kemudian diobservasi selama 6–8 minggu. Luas infark diukur dengan late gadolinium enhancement MRI; remodeling ventrikel kiri dengan ekokardiografi untuk menilai kontraktilitas, fibrosis dengan IHK, kardiomiogenesis dan regulasi apoptosis dengan RT-PCR, angiogenesis dinilai dengan IHK, dan fraksi ejeksi dinilai dengan ekokardiografi. Luas infark menurun pada kedua kelompok terapi (2,5 [2,00–3,00]% dan 3,60 ± 1,34% vs 9,50 ± 1,91%). Pewarnaan HE dan Masson trichrome menunjukkan berkurangnya proses fibrosis pada kedua kelompok, dikonfirmasi dengan hiperekspresi kolagen1 yang padat dan kaku pada kontrol positif dibandingkan kedua kelompok terapi yang memiliki ekspresi kolagen3 lebih dominan. Ekspresi α-smooth muscle actin pada kedua kelompok tampak tersebar menunjukkan penurunan fibrosis dan kontrol positif menunjukkan peningkatan fibrosis. Peningkatan kardiomiogenesis pada kedua kelompok dikonfirmasi dengan peningkatan ekspresi gen cardiac troponin T, gen myosin heavy chain, gen Nkx.2.5, gen c-Kit, dan penanda otot fungsional α-actinin. Penurunan apoptosis dikonfirmasi dengan penurunan ekspresi gen modulator apoptosis p21 dan ekspresi gen p53 yang berarti diferensiasi sel punca tidak bersifat tumorigenik. Regulasi apoptosis melalui ekspresi kaspase-9 tidak berbeda bermakna. Peningkatan angiogenesis dikonfirmasi dengan peningkatan ekspresi von Willebrand Factor dan ekspresi α-smooth muscle actin yang tersebar. Ekokardiografi menunjukkan perbaikan regional wall motion abnormality lebih banyak pada kelompok terapi daripada kontrol positif dan fraksi ejeksi tidak berbeda bermakna antar kelompok. Disimpulkan kombinasi injeksi hidrogel transepikardial dan implantasi di epikardial perancah patch membran amnion yang dideselularisasi dengan ko-kultur AEC dan kardiomiosit dapat mengurangi luas infark dan remodelling ventrikel kiri, serta meningkatkan angiogenesis pada babi model infark. ......Myocardial infarction induces cardiomyocyte death and remodelling a pathological condition. The post-infarct heart is unable to deal with cardiomyocyte loss despite recanalization or revascularization. Therefore, a procedure is required to restore cardiac function. Stem cells can self-renew and specialize into multiple cell types however the survival of stem cells in patients is still poor. To promote the retention and regeneration of stem cells in the myocardium, scaffolds and co-culture systems may be applicated, although there are no study findings on this issue. This study aimed to develop myocardial infarction therapy using transepicardial hydrogel injection and epicardial decellularized amniotic membrane scaffold patch implantation using amniotic epithelial cells (AEC) with cardiomyocyte co-culture. This study used a post-test-only control group design performed at the IPB University and the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, from July 2021 to October 2022. The study subjects were 15 Sus scrofa domesticus pigs aged 2-3 months placed into three groups: pAEC, pAEC + cardiomyocytes, positive control, and 1 pig as a negative control. Thoracotomy was conducted to create an infarct model with the proximal branch to left ventricle (PLV) artery occlusion followed by pAEC implantation with or without cardiomyocyte co-culture in the therapy group, then evaluated for 6–8 weeks. Infarct size was determined by late gadolinium enhancement MRI, left ventricular remodeling by echocardiography to evaluate contractility, fibrosis by IHC, cardiomyogenesis and regulation of apoptosis by RT-PCR, angiogenesis was assessed by IHC, and ejection fraction by echocardiography. Infarct size reduced in both therapy groups (2,5 [2,00–3,00]% and 3,60 ± 1,34% vs 9,50 ± 1,91%). HE and Masson trichrome staining demonstrated decreased fibrosis in both groups, confirmed by hyperexpression of dense and stiff collagen 1 in the positive control compared to the two therapy groups with more dominant collagen 3 expressions. The α-smooth muscle actin expression in both groups seemed to be scattered suggesting reduced fibrosis while the positive control showed increased fibrosis. Increased cardiomyogenesis in both groups was confirmed by increased expression of the cardiac troponin T gene, the myosin heavy chain gene, the Nkx.2.5 gene, the c-Kit gene, and the functional muscle marker α-actinin. The reduction in apoptosis has been confirmed by lower expression of the p21 apoptosis modulator gene and p53 gene expression, which suggests that stem cell differentiation is not tumorigenic. The control of apoptosis by caspase-9 expression was not significantly different. Increased angiogenesis was verified by increased von Willebrand Factor expression and scattered expression of α-smooth muscle actin. Echocardiography showed greater improvement in regional wall motion abnormalities in the therapy groups than in the positive control, and the ejection fraction was not significantly different between groups. It was concluded that the combination of transepicardial hydrogel injection and epicardial decellularized amniotic membrane scaffold patch implantation using AEC with cardiomyocyte co-culture could reduce infarct size and left ventricular remodeling, as well as increase angiogenesis in infarct model pigs.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Pratami Septiara
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Luka bakar adalah kerusakan dan kehilangan jaringan akibat suhu yang sangat tinggi atau rendah. VEGF-A adalah faktor pertumbuhan yang berperan penting dalam proses angiogenesis dan mempertahankan permeabilitas pembuluh darah. Angiogenesis sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka karena pembuluh darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan yang rusak, membawa sel-sel imun, dan mempersiapkan area luka untuk regenerasi dan perbaikan jaringan. Penggunaan hADSC dalam collagen gel diharapkan menghasilkan ekspresi mRNA VEGF-A dan jumlah pembuluh darah yang lebih tinggi.Metode: Penelitian ini menggunakan 20 tikus jantan Spargue Dawley, dibagi menjadi empat kelompok hari pengamatan hari ke 7, 14, 21 dan 28 . Setiap tikus menerima tiga luka dengan perlakuan berbeda kontrol, hADSC dalam collagen gel dan collagen gel . Pembuatan luka bakar deep dermal dilakukan dengan menempatkan pelat logam dengan suhu 250 C selama 15 detik di dorsal. Pengukuran ekspresi mRNA VEGF-A dilakukan dengan dengan metode qRTPCR. Jumlah pembuluh darah dihitungan dari jaringan luka bakar dengan pewarnaan hematoksilin-eosin.Hasil: Pada hari ke 7, tingkat ekspresi mRNA VEGF-A pada luka yang diberikan oleh hADSC dalam collagen gel berbeda signifikan dibandingkan kelompok collagen gel dan kontrol (p<0,05), sedangkan kelompok scaffold collagen gel dengan kontrol tidak berbeda signifikan. Pada hari ke-14, 21, dan 28 tidak terdapat perbedaan signifikan ekspresi mRNA VEGF-A di ketiga perlakuan. Terjadi penurunan ekspresi mRNA VEGF-A pada hari ke-7 sampai hari ke-28 di semua perlakuan. Jumlah pembuluh darah tidak berbeda signifikan diantara ketiga perlakuan, namun terjadi peningkatan jumlah pembuluh darah sampai hari ke-21. Kesimpulan: Pemberian hADSC dalam collagen gel meningkatkan ekspresi mRNA VEGF-A di awal proses penyembuhan luka dibandingkan kelompok tanpa hADSC.
ABSTRACT
Introduction Burn injuries are damage and loss of tissue with very high or low temperatures. VEGF A is growth factor that plays important role in the angiogenesis and maintains the permeability of blood vessels. Angiogenesis is indispensable to the wound healing because the blood vessels carry oxygen and nutrients to the damaged area, carry immune cells, and prepare the wound area for tissue regeneration and repair. The use of hADSC in the collagen gel is expected to result higher level of mRNA VEGF A expression and large number of bloodvessels.Methods This study used 20 male Spargue Dawley rats, divided into four groups of observation days day 7, 14, 21 and 28 . Each rat received three wound with different treatments control, hADSC in collagen gel and collagen gel . The making of deep dermal burn injury on the dorsal by placing metal plate with 250 C for 15 seconds. Expression level of mRNA VEGF A measurement with qRTPCR methode. The number of blood vessels calculated from the burn tissue with hematoxylin eosin staining.Results At day 7, the expression level of mRNA VEGF A in the wound treated by hADSC in collagen gel was significantly different from the collagen gel and control (p<0.05), whereas the collagen gel with the control group were not significantly different. On days 14, 21, and 28 showed no significant expression of mRNA VEGF-A between the three treatments. There was decrease in mRNA VEGF-A expression on day 7 to day 28 in all treatments. The number of blood vessels did not differ significantly between the three treatments, but there was increase the number of blood vessels to day 21. Conclusion: The provision of hADSC in collagen gel increased the expression of mRNA VEGF-A at the beginning of the wound healing process compared to the group without hADSC. The number of blood vessels increased to the 21st day.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library