Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haniya Nabila Yasmin
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang representasi diri selebriti mikro yang mencakup manipulasi
gambar, yang menetapkan standar kecantikan di media sosial dan dapat memengaruhi citra tubuh wanita.
Makalah ini juga akan menganalisis jika manipulasi gambar telah menantang norma-norma realita kita seharihari,
karena membuat kita untuk memenuhi standar kecantikan yang mustahil dan membantu kita keluar dari
keterbatasan tubuh kita sendiri. Penelitian ini akan menggunakan mikro-selebriti, konten media sosial dan
standar kecantikan sebagai referensi untuk menjelaskan bagaimana mikro-selebriti menggunakan teknik
representasi diri untuk mengkurasi konten media sosial mereka yang kemudian menetapkan standar kecantikan
yang mustahil bagi audiens mereka. Kerangka teori seperti Goffman, The Presentation of The Self Theory
(2008) dan Simulasi Baudrillard dan Teori Simulacra (1981) digunakan untuk memfasilitasi diskusi di balik
motivasi mengapa selebriti mikro membangun citra mereka dengan cara tertentu dan penjelasan tentang gambar
yang diubah. dan hubungannya dengan kenyataan. Berdasarkan analisis dari studi literature dan kerangka teori,
mikro-selebriti terlibat dalam presentasi diri karena menciptakan kesan berdasarkan standar kecantikan audiens
yang ada. Dengan demikian, audiens mereka menganggap presentasi mereka sebagai kebenaran yang
menunjukkan relevansi dengan Teori Simulasi dan Simulacra (1981). Kemudian, makalah ini megusulkan
bahwa presentasi diri oleh mikro selebriti tidak bearkibat buruk terhadap citra tubuh perempuan. Metode
makalah ini ialah mengambil analisa dari berbagai literatur dan penelitian lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Desty Hersiana Mustikaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran citra tubuh remaja yang mengidolakan tokoh idola. Citra tubuh merupakan persepsi individu dan orang lain tentang bentuk dan ukuran tubuh individu. Remaja biasanya mengharapkan ukuran dan bentuk tubuhnya menjadi ideal seperti apa yang sering dilihatnya, salah satunya tokoh idola. Metode penelitian deskriptif sederhana dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana pada 224 remaja dan menggunakan Contour Drawing Rating Scale sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 89,3% remaja yang mengidolakan tokoh idola di SMAN 1 Depok memiliki citra tubuh positif. Pemahaman tentang citra tubuh perlu diberikan kepada remaja seperti di lingkungan sekolah agar remaja mengerti perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh beserta dampaknya.

This study aimed to identify the overview of body image in adolescents who idolize idols. Body image is the perception of the individual and others about individual?s body shape and size. Teens usually expect their body shape and size to be ideal as what they used to watched, like idols. Simple descriptive study with simple random sampling technique to 224 students and used the Contour Drawing Rating Scale as an instrument of research. The result showed 89,3% of teens who idolize idols in SMAN 1 Depok have a positive body image. Understanding of body image needs to be given to adolescents in the school environment in order to understand the changes that occur in the body and the impacts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikry Kasman
"Pendahuluan: Fraktur merupakan masalah kesehatan utama karena sering terjadi, pengobatan yang kompleks dan mahal, serta hilangnya produktivitas. Masalah diperberat bila terjadi komplikasi berupa delayed union atau nonunions. Dalam menilai pengaruh suatu tindakan intervensi terhadap penyembuhan fraktur, diperlukan suatu model perlambatan penyembuhan fraktur dan suatu metode penilaian yang akurat yang meliputi radiologi, biomekanik, dan histologi. Berbagai model perlambatan peyembuhan fraktur telah di laporkan dengan melakukan stripping periosteal dengan menggunakan cauter yang menghasilkan tidak hanya efek mekanik namun juga efek termal. Selain itu, metode penilaian akurat radiologi, biomekani modern bergantung terhadap instrumen yang belum tersedia secara masal. Penilaian histologi melalui histomorphometri dapat dikerjakan tanpa bergantung pada instrument modern dan mahal. Hal ini ditunjang dengan tersedianya program image J yang merupakan program dari NIH dan dapat diperoleh secara cumacuma.
Metode: Penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga September 2013 di Departement Patologi Anatomi FKUI. Penilaian dilakukan terhadap 24 ekor tikus dengan fraktur dengan dan tanpa perlakuan mekanis pada periosteum yang kemudian dievaluasi pada minggu ke-2 dan minggu ke-4. Perlakuan mekanis pada periosteum berupa Stripping sirkular dengan bistruri sepanjang 10mm disekitar fraktur. Penilaian histomorfometri dilakukan secara semi-automated dengan bantuan program image-j, meliputi penilaian parameter total area kalus, area penulangan, area tulang rawan dan area jaringan fibrosa. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan perubahan pada kelompok 2 minggu, kelompok 4 minggu serta beda kelompok 2 dan 4 minggu.
Hasil: Pemeriksaan Histomorfometri minggu ke-2 dan minggu ke-4 didapatkan area penulangan, area tulang rawan dan area jaringan fibrosa kelompok perlakuan lebih kecil dibandingkan pada kelompok kontrol yang secara statistik bermakna. Pada evaluasi beda histomorfometri minggu ke-2 dan minggu ke-4 antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan didapatkan perlambatan proses penyembuhan yang juga secara statistik berbeda bermakna.
Kesimpulan: Analisa histomormofetri dengan image-J dapat dilakukan tanpa bergantung pada instrumentasi yang modern dan perlakuan mekanik pada periosteum berupa stripping sejauh 5mm dapat menghambat penyembuhan fraktur.

Introduction: Fracture is a major health problem because the complexity and expensive treatment, and also loss of productivity that accompanying. That problem worsened if there is complications such as delayed-union or nonunions. Many intervention was done to prevent that complication. In assessing the effect of intervention, a model and also analytic method that includes radiology, biomechanics, and histology were needed. Various models of delayed fracture healing have been reported by stripping the periosteal with cauter which produces not only mechanical but also thermal effect. Moreover, latest radiological and biomechanical assessment rely on instruments that are not available in every places. Histological assessment through histomorphometri can be done without relying on modern and expensive instruments. This evaluation method is supported by the availability of image-J program which is a program of the NIH, and can be obtained free of charge.
Method: The study is an experimental study that was conducted in the Department of Pathology Faculty of Medicine, University of Indonesia, on July to September 2013. 24 rats was divided into 2 group. 1 group was performed mechanical force to bone only to get fracture and other was done by giving mechanical force to bone and also periosteum. Each group was evaluated at 2 weeks and 4 weeks. Histomorfometri assessment was performed semi-automatically with the aid of image-j software. The paramater that measure was total area of callus, newbone area, cartilage area, and fibrotic area. Evaluation is done by comparing the difference of 2 group in 2 weeks, 4 weeks, and also the changes of 2 and 4 weeks of each group.
Result: From Histomorfometric examination on 2nd week and 4th week, we found that newbone formation area, cartilage area and fibrous tissue area of treatment group smaller than in the control group and statistically significant. We also found that there was delaying of healing process in comparring the changing in 2nd to 4th week of treatment group and it is also statistically significant.
Conclusions: Histomormofetri analysis with image-J can be done without relying on modern instrumentation, mechanical force on periosteum on a fracture site by periosteal stripping could inhibit healing fracture especially in histological pattern.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deanyta Puspa Dwita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan citra tubuh pada anak usia sekolah di SDI PB Soedirman Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional pada total responden 137 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri, meliputi pengukuran berat badan menggunakan timbangan dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,8% siswa mengalami ketidakpuasan citra tubuh. Status gizi, distorsi citra tubuh, riwayat diet, pengaruh orang tua, dan pengaruh media massa memiliki hubungan yang bermakna dengan ketidakpuasan citra tubuh. Peneliti menyarankan agar siswa diberikan informasi dan edukasi yang berhubungan dengan status gizi, diet seimbang, dan gaya hidup sehat.

This study aims to determine factors associated with body image dissatisfaction amongst School-Age Children at SDI PB Soedirman Jakarta. This research will be based on a quantitative cross-sectional research method on 137 students. Data were collected from questionnaire and anthropometric measurements, including weight measurement using weight scales and height measurements using microtoise, then analyzed using chi-square test.
The results showed that 62,8% students were dissatisfied with their body. Nutritional status, body image disturbance, weight-loss diet, parental influence, and media influence has a significant association with body image dissatisfaction. Researcher suggests that students could be given information and education related to nutritional status, balanced diet, and healthy lifestyle.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sindi Fatimah Dewantari Nugraha
"Skripsi ini mengkaji tentang pembentukan body image anggota cover dance VERMILION yang mengidolakan SNSD. Melalui wawancara mendalam dan pengamatan saya berusaha mengetahui body image anggota VERMILION yang terbentuk berdasarkan pengetahuan mereka mengenai SNSD. Anggota VERMILION memanfaatkan media untuk mencari informasi tentang SNSD. Pengetahuan tentang SNSD mempengaruhi pandangan anggota VERMILION tentang body image, sehingga kriteria kecantikan mereka mengacu pada gambaran tubuh anggota SNSD. Anggota VERMILION melakukan perbandingan tubuhnya dengan tubuh SNSD, kemudian menyadari kenyataan bahwa bentuk tubuhnya berbeda dengan tubuh SNSD dan menyebabkan mereka mengalami body dissatisfaction. Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari orang terdekat, artikel tentang kecantikan, dan film tentang kecantikan mereka melakukan perubahan bentuk tubuh. Anggota VERMILION juga melakukan peniruan penampilan idola ketika menjadi cover dance dan ketika tidak menjadi cover dance. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa mereka adalah cover dance dan fans dari SNSD.

This study examines the forming of body image of VERMILION cover dance members who love SNSD. In depth Interviews and observations were conducted to reveal the body image of VERMILION members which was formed based on their knowledge regarding SNSD. VERMILION members use media to search information regarding SNSD. The knowledge regarding SNSD affects VERMILION members rsquo s point of view regarding body image. As the result, the beauty criteria of VERMILION members refer to SNSD members rsquo s body image. VERMILION members compare their body with SNSD members rsquo s body. They found the fact that their shape of body is different from SNSD members rsquo s body which causes body dissatisfaction. The knowledge which is gained from relatives, beauty articles, films regarding beauty becomes a base in forming body image. VERMILION members also imitate their idol rsquo s appearance whether they become a cover dance or not. This matter is conducted to show that they are the cover dance and fans of SNSD."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S70038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkitra Nura Hismayana
"Media sosial adalah media yang memiliki banyak pengguna dan digemari oleh masyarakat saat ini. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan adalah Instagram. Di Instagram, kita dapat membagikan informasi dan berinteraksi melalui teks, video, foto, dan suara.  Namun, ternyata fungsi Instagram saat ini bukan hanya sebagai media komunikasi saja, tetapi juga dapat membentuk citra diri seseorang. Citra diri ini berkaitan erat dengan self-representation. Para pengguna Instagram seakan-akan merasa mendapatkan bentuk penghargaan diri yang sangat luar biasa karena dapat melakukan representasi diri melalui media sosial yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Salah satu bentuk dari self-representation adalah dengan membangun citra tubuh agar dapat menarik lebih banyak pengikut. Karena memiliki daya tarik dan exposure yang tinggi, mereka bisa mendapatkan tawaran dari berbagai brand dan menghasilkan uang. Hal tersebut dilakukan oleh mayoritas selebriti mikro tanah air. Dalam implementasinya, selebriti mikro memiliki kharisma  dan penampilan fisik bukan seperti orang biasa. Hal ini bukanlah hal yang negatif jika media sosial dijadikan self-representation, namun hal ini dapat mempengaruhi persepsi representasi diri bagi pengguna media sosial yang dapat berdampak pada kehidupan yang sesungguhnya.

Social media is the media most favored by the public in the current era. One of the most widely used social media is Instagram. On Instagram, we can share information and interact through text, video, photos and sound. However, it turns out that the current function of Instagram is not only as a medium of communication, but also can shape one's self-image. This self-image is closely related to self-representation. Instagram users seem to feel that they are getting an extraordinary form of self-esteem because they can represent themselves through social media according to their expectations. One form of self-representation is building body image in order to attract more followers. Because they have high traction and exposure, they can get offers from various brands and make money. This is done by the majority of Indonesian micro celebrities. In its implementation, micro celebrities have charisma and physical appearance that are not like ordinary people. This is not a negative thing if social media is used as self-representation, but this can affect the perception of self-representation for social media users which can have an impact on real life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Labibah
"Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini, seseorang mulai sadar diri dan memberikan perhatian yang besar terhadap citra tubuh. Perhatian terhadap citra tubuh tersebut terlihat lebih besar pada remaja putri. Saat ini menarik atau tidaknya seseorang diidentikkan dengan tubuh kurus atau langsing. Hal ini mengakibatkan banyak sekali remaja yang melakukan usaha pengurusan berat badan. Salah satu cara yang dilakukan adalah suntik kurus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh remaja akhir putri yang melakukan suntik kurus. Gambaran citra tubuh tersebut diperoleh dengan melihat tiga faktor citra tubuh menurut Banfield & McCabe (2002). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam pada tiga orang subjek remaja akhir putri yang melakukan suntik kurus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain mereka merasa tidak puas dengan berat dan bentuk tubuhnya secara keseluruhan, mereka juga merasa tidak puas dengan bagian tubuh tertentu. Ketidakpuasan tersebut menurun setelah mereka melakukan suntik kurus, akan tetapi dua dari tiga subjek masih merasa bahwa dirinya memiliki tubuh yang gemuk dan ingin memperkurus tubuhnya lagi.

Adolescence is the transition period during human life from childhood to adulthood. In this phase, an individual become more conscious and give more attention into their appearance and body image, particularly in young girls. Recently, person attractiveness is equalized with slim or thin body. This is the main reason why a lot of teenage girl attempt and strive to lose their weight. One method to loosing weight instantly is by body slimming injection.
The aim of this research is to identify the body image scheme from late adolescent girls who conduct body slimming injection. Researcher looked at three factors of body image from Banfield & McCabe (2002) to get the comprehensive scheme of body image. This study use qualitative approach with interview method on three late adolescent girls who had conducted body slimming injection.
The results of this research represent that all of subjects felt dissatisfied with their whole body and also their specific part of body. They felt more satisfied after conducting body slimming injection, but two from three subjects still felt that they have fat body and wanted to have slimmer body.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trestasya Kusumah
"Konstruk citra tubuh atau body image merupakan salah satu topik yang belum terlalu banyak diteliti di Indonesia. Biasanya diasumsikan bahwa hanya wanita yang mengkhawatirkan masalah ini sedangkan pria sama sekali tidak memperhatikan penampilan fisik mereka sehingga masalah yang terkait dengan hal ini seperti misalnya gangguan pola makan dianggap sebagai masalah wanita saja. Namun pada teori, penelitian ataupun studi terbaru, terdapat bukti bahwa citra tubuh bukan suatu masalah yang didominasi wanita saja. Pria gay ditemukan memiliki masalah serupa dan mereka memiliki reaksi yang sama dengan wanita mengenai penampilan fisik mereka. Sebagai kaum minoritas yang kerap mendapatkan diskriminasi dan juga ejekan dari masyarakat luas, terdapat beberapa faktor yang terkait serta berinteraksi dalam hidup mereka yang berkontribusi pada ketidakpuasan citra tubuh mereka. Faktor-faktor ini misalnya seperti keluarga, pelecehan seksual, tekanan untuk mendapatkan pasangan, diejek karena penampilan fisik, pernah mengalami kegemukan, tekanan dari komunitas atau teman sesama gay yang mementingkan penampilan fisik menarik dan usia yang muda, atau pernah mengalami gangguan pola makan dan juga diet yang tidak sehat. Studi kasus yang menggunakan subyek dari Indonesia dan membandingkannya dengan subyek dari Spanyol ini tidak menemukan perbedaan yang terkait dengan faktor budaya dari negara masing-masing.

Researchs about body image has not been fully explored or generate a wide interest in Indonesia. It is assumed that only women who worried or thinking about this problem, while men usually did not pay attention to their physical looks and problems related to it.Like for example eating disorders were considered to be women "problem". Nevertheless, recently there are many theories, researchs or studies that found evidence that body image is a problem that is not only dominated by women. Gay men has been found to have the same problem and they reacted in the same way women reacted to their physical looks. As a minority that often got discrimination, mocking or teasing from the heterosexual society because of their sexual orientation, there are few factors that entangled and contribute to their body image dissatisfaction. These factors such as family, sexual abuse, pressure to look good in order to have a partner, teasing regarding their physical looks, been overweight in the past, pressure from the community or gay friends about physical looks and their fear about getting old, or had eating disorder and unhealthy diet in the past. The case study with comparison between subjects from Indonesia and subjects from Spain has not found any differences related to cultural factors from each countries."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rachmawati R
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh iklan pelangsing tubuh di televisi terhadap citra tubuh remaja putri. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Televisi merupakan salah satu bentuk media yang banyak diminati. Hal ini terbukti bahwa hampir semua keluarga memiliki televisi. Munculnya berbagai iklan di televisi yang diantaranya kerap menayangkan iklan pelangsing tubuh dan juga adanya respon teman-teman sebaya akibat interaksi dan sosialisasi dengan lingkungan menyebabkan munculnya kesenjangan antara citra tubuh ideal dengan keadaan tubuh yang sebenarnya. Citra tubuh merupakan konsep multidimensional yang meliputi perasaan, pikiran dan perilaku seseorang terhadap tubuhnya (Thompson et al, 1999 dalam Botta, 2003). Apabila seseorang terlalu memperhatikan citra tubuhnya, maka ia akan melebih-lebihkan ukuran tubuhnya dari ukuran yang sebenarnya dan dapat melakukan diet atau olahraga secara berlebihan (Botta, 1999). Penelitian ini terdiri dari 98 remaja putri berusia 15-18 tahun dan berdomisili di Depok. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala iklan pelangsing tubuh, citra tubuh dan objektifikasi diri. Berdasarkan penghitungan regresi, adjusted R square sebesar 0,25 menunjukkan bahwa varian iklan pelangsing tubuh di televisi memiliki pengaruh terhadap citra tubuh remaja putri sebesar 25% saja. Namun demikian dapat dikatakan secara umum sebagian besar remaja putri SMA mempunyai citra tubuh negatif (52%) karena mereka memberikan atensi yang cukup besar pada iklan pelangsing tubuh di televisi (56,1%).

The aim of this study was to see the impact of losing weight advertising on television to adolescent girl?s perception of body image. This research used quantitative approach. Nowadays, television is one of the common and favorite media, especially for adolescent girls. There are many losing weight advertising which emphasize the important of physical attractiveness. This fact has also made various responses to adolescent girls and her peers because of their interaction and socialization. Neverthless, it is possible that adolescent females would have a discrepancy between their ideal and real body image. Body image is multidimensional self-attitude toward one?s evaluations and affective experiences regarding their own bodies (Thompson et al, 1999 in Botta, 2003). According to Botta (1999), someone who always pays attention about body image may overestimate the shape and size of the body. Dieting and exercising are often viewed as the way to lose weight. Participants were 98 adolescent girls recruited from two senior high school in Depok. At baseline, these students were in 10th to 12th grade and ranged in age from 15 to 18 years. The data collected by using Losing Weight Advertising on Television Scale, Body image and Self-objectification Scale. This research based on regression counting found (adjusted R square 0,25, l.o.s= 0.05) that 25% variances of losing weight advertising on television impact how adolescent girls perceive their body image. Even though, the overall results indicate a tendency of having the negative body image of participants (52%) and 56 % participants give their higher attention toward losing weight advertising on television."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Astarina Astarto
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara locus of control dengan ketidakpuasan akan bentuk tubuh pada remaja wanita. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 146 remaja yang berasal dari 2 kelompok, yaitu kelompok remaja pertengahan (14-18 tahun) dan kelompok remaja akhir (19-22 tahun). Penelitian ini menggunakan Body-Shape Questionnaire (BSQ-34) untuk mengukur tingkat ketidakpuasan akan bentuk tubuh, dan Rotter?s Locus of Control Scale untuk mengukur jenis locus of control seseorang. Data diolah menggunakan metode correlation dan independent t-test.
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa ada hubungan signifikan yang positif antara kedua variabel tersebut. Sebagai tambahan, hasil dari penelitian juga mengungkapkan bahwa remaja dengan locus of control eksternal tingkat ketidakpuasan akan bentuk tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan kelompok locus of control internal. Selain itu, dalam penelitian ini dibuktikan bahwa umur juga memiliki hubungan dengan locus of control seseorang.

The aim of this study is to observe the relationship between locus of control and body dissatisfaction in adolescence women. There were 146 women which divided into 2 different groups, middle adolescence (14-18 years old) and late adolescence (19-22 years old). This study used the Body-Shape Questionnaire (BSQ-34) to measure the level of body dissatisfaction, and the Rotter?s Locus of Control Scale to measure the type of locus of control. The data was analysed by using correlation and independent t-test.
This study shows that there is a positive significant relationship between locus of control and body dissatisfaction. In addition, this study also revealed that the level of body dissatisfaction is higher for adolescence with external locus of control than those who have internal locus of control. Moreover, this study has proven that age also has a relationship with a person's locus of control."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>