Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Rizky Fajar
Abstrak :
Lintas Rel Terpadu Jabodebek (LRT Jabodebek) telah menjadi moda transportasi alternatif yang signifikan bagi warga Jakarta, menjangkau rute sepanjang 42km dengan lintas pelayanan: Cibubur-Cawang, Cawang – Dukuh Atas dan Jatimulya – Cawang, melibatkan total 18 stasiun. Menggunakan listrik sebagai sumber energi kereta, LRT Jabodebek mengkonversi catu daya supply 20kV dari PLN menjadi arus searah 750 volt. Dengan headway hanya 3 menit dan jumlah stasiun yang banyak, LRT Jabodebek menunjukan potensi besar untuk regenerative braking. Regenerative braking merupakan fenomena dimana energi kinetic kereta dikonversi menjadi energi listrik selama pengereman, memungkinkan kereta menghasilkan energi listrik setiap kali melakukan pengereman. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak Etap 18.0.C – Etrax analisis untuk mensimulasikan regenerative braking di LRT Jabodebek, bertujuan untuk mengetahui nilai konsumsi energi selama operasi normal dan saat recovery energy regenerative braking dengan pola operasi beban penuh (peak load) dan diluar beban penuh (Peak off Load). Hasil dari simulasi menunjukan penggunaan recovery energy regenerative braking dapat menurunkan konsumsi energi hingga 14,22% saat beban penuh (peak load) dan 14,13% saat diluar beban penuh (Peak off Load). Penurunan konsumsi energi berpotensi mengurangi biaya energi listrik pada operasi LRT Jabodebek. ......The Jabodebek Integrated Rail Transit (LRT Jabodebek) has become a significant alternative mode of transportation for Jakarta residents, covering a route of 42 km with service lines: Cibubur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, and Jatimulya-Cawang, involving a total of 18 stations. Utilizing electricity as the train's energy source, LRT Jabodebek converts the 20kV power supply from the national electricity company (PLN) into a 750-volt direct current to supply the train. With a headway of only 3 minutes and a substantial number of stations, LRT Jabodebek demonstrates significant potential for regenerative braking. Regenerative braking is a phenomenon where the kinetic energy of the train is converted into electrical energy during braking, allowing the train to generate electrical energy each time it brakes. This study employs the Etap 18.0.C – Etrax Analsys software to simulate regenerative braking in LRT Jabodebek, aiming to determine the energy consumption values during normal operations and during the recovery of regenerative braking energy with peak load and off-peak load operating patterns. The simulation results indicate that the use of recovery energy from regenerative braking can reduce energy consumption by up to 14.22% during peak load and 14.13% during off-peak load. The reduction in energy consumption has the potential to decrease the electricity costs in the operation of LRT Jabodebek.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Zefriansyah
Abstrak :

ABSTRAK
Forklift sebagai alat pemidah barang pada saat ini telah menjadi salah satu aspek penting sebagai unsur alat produksi suatu industri khususnya industri alat berat. Di negara inipun tingkat kebutuhannya kian meningkat sejalan dengan makin berkembangnya industri yang ada. Sejalan dengan itu pula tingkat kebutuhannya makin bervariasi yang disesuaikan dengan kondisi industrinya.

Pengereman sebagai salah satu komponen pentlng pada forklift perlu memiliki suatu standar pengereman dalam batas yang aman. Dalam skripsi ini akan dibuat suatu dasar penilaian bagi pengereman forklift dengan cara melakukan suatu analisa terhadap karakteristik pengereman forklift jenis Patria PFD-SUT buatan PT. United Tractor yang meliputi analisa komparatif pengereman teoritis dengan aktual melalui suatu loadcell, analisa terkuncinya roda, analisa terangkatnya roda belakang.

Dengan latar belakang dan permasalahan yang telah disebutkan, perlu dilakukan analisa-analisa yang meliputi : » Penentuan Ietak titik berat forklift dengan dan tanpa beban » Penentuan gaya pengereman yang aman terhadap forklift » Penentuan kestabilan dinamis dalam kondisi pengereman berdasarkan pengumpulan data-data teknis dari PT. United Tractor.

Pada bagian akhir skripsi ini akan ditampilkan suatu grafik standar pengereman yang aman yang diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengemudi melalui standar jarak pengereman pada berbagai kecepatan yang sampai saat skripsi ini dibuat belum ada pada standar yang diberikan oleh SAE (Society of Automotive Engineers) untuk forklift.
1997
S36762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinugroho Anindito
Abstrak :
Salah satu komponen penting dalam kendaraan adalah sistem pengereman. Fungsi utama dari sistem pengereman adalah memberikan deselerasi sehingga dapat memberhentikan laju kendaraan. Bagian penting dari komponen pengereman salah satunya adalah kampas rem. Namun unttuk mengetahui kondisi fisik dari kampas rem perlu dilakukan pembongkaran komponen roda dan rem. Sehingga salah satu tahap awal pengembangan adalah dibuatnya sebuah aplikasi yang dapat melakukan prediksi sisa umur dari kampas rem tersebut tanpa harus melakukan pembongkaran. Namun aplikasi tersebut belum 100% sempurna, perlu adanya verifikasi hasil yang dapat membuktikan bahwa aplikasi siap digunakan. Maka dari itu penelitian kali ini akan melakukan verifikasi aplikasi tersebut melalui pendekatan pemantauan kondisi fisik dari kampas rem itu sendiri. Selain itu pada penelitian kali ini, penulis akan mencoba mencari hubungan antara perilaku berkendara dengan pengaruhnya terhadap laju aus kampas rem. Setelah dilakukan pengujian jalan dengan 3 perilaku berkendara berbeda, didapatkan hasil bahwa pengendara dengan perilaku eco akan terjadi aus sebesar 0.42%, perilaku normal sebanyak 1.65% dan perilaku sport sebanyak 44.96% dari tebal kampas rem semula. Terdapat hasil yang signifikan pada perilaku berkendara sport karena pada perilaku ini tekanan dan suhu pengereman akan sangat tinggi jika dibandingkan dengan eco dan normal. Selain itu juga diketahui bahwa masih terdapat salah alur perhitungan pada program yang dijalankan pada aplikasi dengan faktor koreksi sebesar 33.37. Setelah dilakukan koreksi pada program, faktor koreksi menjadi 0.99. Faktor koreksi ini adalah rasio perbandingan dengan hasil prediksi umur kampas rem berdasarkan pengamatan langsung perubahan ketebalan kampas rem hasil uji jalan. ......One important component in a vehicle is the braking system. The main function of the braking system is to provide deceleration so as to stop the vehicle speed. One important part of the braking component is the brake lining. But to know the physical condition of the brake lining, it is necessary to dismantle the wheel and brake components. So that one of the initial stages of development is to make an application that can predict the remaining life of the brake lining without having to do the demolition. However, the application is not 100% perfect, it is necessary to verify the results that can prove that the application is ready to use. Therefore this study will verify the application with the physical condition monitoring approach of the brake lining itself. In addition, in this study, the author will try to find a relationship between driving behavior and its effect on the wear rate of the brake lining. After testing the road with 3 different driving behaviors, it was found that the driver with eco behavior would consume 0.42%, normal behavior as much as 1.65% and sport behavior as much as 44.96% of the thickness of the original brake lining. There is a significant result in sports driving behavior because in this behavior the braking pressure and temperature will be very high when compared to eco and normal. In addition, it is also known that there is still a wrong calculation flow in the program running in the application with a correction factor of 33.37. After making corrections to the program, the correction factor becomes 0.99. This correction factor is the ratio of the ratio with the results of prediction of the age of the brake lining based on direct observation of changes in the thickness of the brake lining on the results of the road test.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hurricane
Abstrak :
Massa angkut yang melebihi ambang dan pengereman intensif yang disertai dengan minimnya pemeliharaan pada unit kendaraan truk dan bus khususnya terkait performa rem membawa keselamatan berlalu lintas jauh dari kata terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk menggagas sebuah inovasi teknologi yang mampu mengabarkan pengemudi secara langsung (real-time) jika didapat indikasi kegagalan rem melalui komparasi secara aktual antara peristiwa deselerasi yang terjadi dengan standar deselerasi yang ditetapkan oleh United Nations Economic Commission for Europe (UNECE) yaitu sebesar 3,86 m/s2 pada lintasan mendatar. Penelitian dilakukan dengan alat peraga untuk menyimulasikan berbagai kondisi pengereman pada kendaraan dan sebuah detektor dini kegagalan rem. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuantitatif. Pengujian performa detektor dini kegagalan rem kemudian dilakukan untuk melihat apakah alat tersebut mampu mengiterasikan standar deselerasi dengan benar sesuai regulasi terkait. Hasil observasi menunjukkan alat ini mampu mengiterasikan garis acuan penurunan kecepatan secara konsisten dengan rerata gradien -3,8549 m/s2 dengan rerata deviasi -0,13% dan mampu mengoreksi standar deselerasi terhadap perubahan kemiringan jalan sebesar -0,081255 m/s2 per derajat dengan rerata deviasi -0,24%. Selain itu, alat ini juga teruji mampu menyeleksi pengereman yang dapat diterima oleh standar deselerasi berdasarkan waktu tempuh sebelum tenggat waktu yang secara otomatis ditetapkan (dengan buffer 15% lebih dini) menyesuaikan kecepatan awal pengereman. Dengan demikian, detektor dini kegagalan rem dinyatakan mampu untuk melakukan pendeteksian potensi kegagalan rem berdasarkan komparasi secara aktual antara peristiwa deselerasi yang terjadi dengan standar deselerasi. ......Transport masses that exceed the threshold and intensive braking accompanied by minimal maintenance on truck and bus vehicle units, especially related to brake performance, bring traffic safety far from guaranteed. This study aims to initiate a technological innovation that can inform the driver directly (real-time) if indications of brake failure are obtained through actual comparisons between the deceleration events that occur with the deceleration standard set by the United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), which is equal to 3.86 m/s2 on the horizontal track. The research was carried out with props to simulate various braking conditions on vehicles and an early brake failure detector. The research method used is quantitative experimental. Testing the performance of the early brake failure detector is then carried out to see whether the device can iterate the deceleration standards correctly according to the relevant regulations. The observation results show that this device can iterate the reference line for decreasing speed consistently with an average gradient of -3.8549 m/s2 with an average deviation of -0.13% and can correct the standard deceleration for changes in road slope of -0.081255 m/s2 per degree with an average deviation of -0.24%. In addition, this device has also been tested to be able to select acceptable braking by deceleration standards based on the travel time before the automatically set deadline (with a 15% earlier buffer) adjusting the initial braking speed. Thus, the brake failure early detector is said to be capable of detecting potential brake failures based on actual comparisons between deceleration events that occur and deceleration standard.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rolan
Abstrak :
ABSTRAK
Kecelakaan sering terjadi karena sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik. Penyelidikan dilakukan terhadap penyebab kegagalan rem seperti panas berlebih yang terjadi pada komponen rem akibat gesekan antar elemen rem karena menahan beban dan laju kendaraan. Sejauh ini belum ada pengkajian terhadap kinerja sistem rem berdasarkan indikasi temperatur yang dibaca oleh sensor temperatur pada rem yang ada pada tiap roda, sehingga dapat dilihat fungsi rem apakah berjalan dengan baik atau tidak. Sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik seperti kaliper kurang mencekam akan terlihat dari panas rotor disc yang dihasilkan. Jika satu unit rem tidak berfungsi maka beban pengereman unit lainnya akan bertambah dan dapat menimbulkan panas yang berlebih. Temperatur maksimum dan selisih yang paling tinggi adalah acuan kinerja rem apakah masih berfungsi dengan normal atau tidak, di mana temperature tersebut digunakan sebagai input untuk alat deteksi temperatur yang bertujuan sebagai alert tambahan performa rem. Selanjutnya apabila pengukuran temperature adalah menggunakan rubbing termokopel maka akan terjadi perbedaan pembacaan temperatur antara temperatur sebenarnya pada rotor brake maka dibuat konversi temperature pengukuran rubbing termokopel terhadap rotor brake yaitu. 2 0.0036 0.3342 83.4 r r T  T  T  Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka temperatur maksimum yang diperbolehkan pada rem di roda depan (salah satu) adalah 233oC , rem belakang 246 oC, selisih maksimum temperatur antar rem belakang dengan depan (R1-R3) adalah 90 oC, antara rem depan kiri dengan depan kanan adalah 69 oC, dan antara rem belakang kanan dengan kiri adalah 71 oC. Hasil perhitungan temperatur tersebut dihitung ketika sistem pengereman masih berfungsi dengan normal
ABSTRACT
In this research, the assessment of the performance of the brake system based on the rotor disc braking temperatures that exist at each wheel, so that it can be seen whether the brake function works well or not. Where the braking system does not function well as a caliper less gripping will be seen from the hot rotor disc had happened. If the one unit brake is not working then the other unit braking load will increase and can cause overheating. Overheating can cause the brake performance is not functioning optimally due to failure of a material to withstand the heat. Load weight vehicle is varied and braking is done on a straight road and turn with assuming is flat road surface, it is done to find out when the maximum temperature occurs in each brake. Based on the calculation result that a large maximum temperature brake on the front wheel (one) is 222 ° C, the rear brake 239 ° C, the maximum difference of temperature between the rear brakes with the front (R4-R2) is 92oC, between front brakes left with right is 71oC, and between the right rear brakes with the left is 77oC. The maximum temperature and deviation temperature of the brakes are reference brake performance whether still functioning normally or not on the certain vehicle. Temperature detection devices will be developed as an additional alerts brake condition and finally to reduce the risk of vehicle accidents.
2016
T46506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masihin, Elvys Hirsley Anthon
Abstrak :
Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki beberapa keuntungan antara lain motor ini sederhana, murah dan mudah pemeliharaannya. Pada penggunaan motor induksi sering dibutuhkan proses menghentikan putaran motor dengan cepat, terutama aplikasi untuk konveyor. Untuk menghentikan putaran rotor, torsi pengereman diperlukan yang dapat dihasilkan secara mekanik maupun secara elektrik. Pengereman untuk menghentikan putaran motor induksi dapat dirancang secara dinamik, yaitu sistem pengereman yang dilakukan dengan membuat medan magnetik motor stasioner. Keadaan tersebut dilaksanakan dengan menginjeksikan arus DC pada kumparan stator motor induksi tiga fasa setelah hubungan kumparan stator dilepaskan dari sumber tegangan suplai AC. Metode pengereman dinamik memiliki keuntungan antara lain kemudahan pengaturan kecepatan pengereman terhadap motor induksi tiga fasa dan kerugian mekanis dapat dikurangi. Dengan mengaplikasikan pengereman dinamik pada motor induksi tiga fasa didapatkan hasil proses menghentikan putaran motor induksi lebih cepat dibandingkan tanpa pengereman dinamik.
The Three Phase Induction Motor is common used in industrial technology because they have any advantages, such as simple construction, more cheap, dan easy maintenance. When used, the induction motor ussually needed a process for stop the rotor speed fastest, especially for koneyor aplication. For stop the rotor speed, braking torque needed who can resulting mechanically or electrically. Braking for stop the rotor speed can be builded as dinamic, braking system that making a stationary magnetic field. That condition happen with injecting direct current on stator winding of the three phase induction motor after stator winding connection is cut off from AC voltage supply Dinamic braking method have any advantages, such as easy to setting speed of braking, and also mechanical effect can be minimize. With aplicate dinamic braking on the three phase induction motor, we have that result of the braking process more fastest than without usign dinamic braking.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51041
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Pratama Azmi Adrianto
Abstrak :
Skripsi ini membahas analisis system pengereman dari stairlift dengan penggerak rantai yang pengereman daruratnya yang bertipe locking dan slow down dengan memanfaatkan descender dan tali sebagai media pengeremannya untuk penyandang disabilitas dan lansia. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan perancangan dan stress analysis dari stairlift terlebih dahulu menggunakan software Autodesk Inventor Professional 2023 dengan parameter pengujian meliputi nilai tegangan Von Mises maksimum, nilai defleksi maksimum, dan nilai safety factor minimum. Hasil penelitian ini adalah stairlift dengan penggerak rantai sudah memenuhi standardisasi ASME A18.1 tahun 2020 tentang Safety Standard for Platform Lifts and Stairway Chairlifts pada aspek tegangan Von Mises di angka 58,2 MPa dari 100 MPa dan defleksi maksimum di angka 0,386 mm dari 6 mm. Sistem pengereman darurat yang telah dirancang dan dibuat dengan descender dan tali sebagai medianya sudah bekerja sesuai dengan ketentuan namun masih dapat dioptimalkan agar keamanan pengguna dapat ditingkatkan. ......This thesis discusses the Manufacture of a stairlift with a chain-driven mechanism and a locking-type emergency braking system and a Slow Down – Type Emergency Braking System . The purpose of this system isto assist individuals with disabilities and the elderly in navigating staircases. The researchmethodology involves the initial design and stress analysis of the stairlift using AutodeskInventor Professional 2023 software. The testing parameters include the maximum Von Mises stress value, maximum deflection value, and minimum safety factor value. The research findings indicate that the chain-driven stairlift meets the standards set by ASMEA18.1-2020 regarding the Safety Standard for Platform Lifts and Stairway Chairlifts. Themaximum Von Mises stress value recorded was 58.2 MPa out of 100 MPa, and the maximum deflection value was 0.386 mm out of 6 mm. The designed and implemented emergency braking system, which utilizes a descender and a rope, functions according tothe specified guidelines. Nevertheless, further optimization is necessary to enhance user safety.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Pratama Azmi Adrianto
Abstrak :
Skripsi ini membahas analisis system pengereman dari stairlift dengan penggerak rantai yang pengereman daruratnya yang bertipe locking dan slow down dengan memanfaatkan descender dan tali sebagai media pengeremannya untuk penyandang disabilitas dan lansia. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan perancangan dan stress analysis dari stairlift terlebih dahulu menggunakan software Autodesk Inventor Professional 2023 dengan parameter pengujian meliputi nilai tegangan Von Mises maksimum, nilai defleksi maksimum, dan nilai safety factor minimum. Hasil penelitian ini adalah stairlift dengan penggerak rantai sudah memenuhi standardisasi ASME A18.1 tahun 2020 tentang Safety Standard for Platform Lifts and Stairway Chairlifts pada aspek tegangan Von Mises di angka 58,2 MPa dari 100 MPa dan defleksi maksimum di angka 0,386 mm dari 6 mm. Sistem pengereman darurat yang telah dirancang dan dibuat dengan descender dan tali sebagai medianya sudah bekerja sesuai dengan ketentuan namun masih dapat dioptimalkan agar keamanan pengguna dapat ditingkatkan. ......This thesis discusses the Manufacture of a stairlift with a chain-driven mechanism and a locking-type emergency braking system and a Slow Down – Type Emergency Braking System . The purpose of this system isto assist individuals with disabilities and the elderly in navigating staircases. The researchmethodology involves the initial design and stress analysis of the stairlift using AutodeskInventor Professional 2023 software. The testing parameters include the maximum Von Mises stress value, maximum deflection value, and minimum safety factor value. The research findings indicate that the chain-driven stairlift meets the standards set by ASMEA18.1-2020 regarding the Safety Standard for Platform Lifts and Stairway Chairlifts. Themaximum Von Mises stress value recorded was 58.2 MPa out of 100 MPa, and the maximum deflection value was 0.386 mm out of 6 mm. The designed and implemented emergency braking system, which utilizes a descender and a rope, functions according tothe specified guidelines. Nevertheless, further optimization is necessary to enhance user safety.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahendra Ammar Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan kampas rem kereta api konvensional menggunakan material besi tuang kelabu sejatinya masih memiliki kekurangan seiring terdapat konsentrasi tegangan yang tinggi sehingga dapat mengganggu fungsi pengereman. Komposit aluminium menjadi salah satu material yang menjanjikan untuk dijadikan kampas rem kereta api karena memiliki densitas yang rendah serta kombinasi sifat kekuatan dan ketahanan aus yang baik. Dalam penelitian ini, dilakukan fabrikasi komposit Aluminium ADC12 berpenguat boron karbida dengan variasi penambahan penguat sebesar 1, 3, 5, 7, dan 10 % fraksi volum melalui pengecoran aduk. Magnesium sebagai agen pembasahan, Titanium-boron sebagai penghalus butir, dan stronsium sebagai modifier ditambahkan untuk meningkatkan sifat mekanisnya. Karakterisasi material komposit ADC12/B4C dilakukan dengan melakukan analisis metalografi Optical Microscope (OM), Scanning Electron Microscope (SEM), X-Ray Difraction (XRD), dan Optical Emission Spectometry (OES) serta pengujian mekanik seperti tarik, kekerasan, impak, dan keausan. Diperoleh komposisi optimum material komposit ADC12/B4C pada variasi penambahan penguat 7% fraksi volum dengan nilai kekuatan tarik 231.117 MPa, kekerasan 58.34 HRB, ketahanan impak 0.09375 J/mm2, dan laju aus 0.00326 x 10-5 mm/m3. Beberapa fasa yang terbentuk pada material komposit diantaranya Mg2Si, Al2Cu, dan β-Al5FeSi.
ABSTRACT
Conventional railway brakeshoe using gray cast iron material actually still has disadvantages as there is a high stress concentration that can interfere with the braking function. Aluminum composite is one of the promising materials for railway brakeshoe because it has a low density and good combination of strength and wear resistance. In this study, the fabrication of Aluminium ADC12 composites reinforced by boron carbide was carried out with variations in the addition of reinforcement of 1, 3, 5, 7, and 10% volume fractions through stir casting. Magnesium as a wetting agent, Titanium-boron as a grain refiner, and strontium as a modifier added to improve its mechanical properties. Characterization of composite materials ADC12/B4C was carried out by performing metallographic analysis of Optical Microscope (OM), Scanning Electron Microscope (SEM), X-Ray Difraction (XRD), and Optical Emission Spectometry (OES) as well as mechanical tests such as tensile, hardness, impact, and wear. The optimum composition of the composite material was obtained ADC12/B4C with the addition of 7% volume fraction reinforcment with a tensile strength value of 231.117 MPa, hardness of 58.34 HRB, impact resistance 0.09375 J/mm2, and wear rate 0.00326 x 10-5 mm/m3. Some phases formed in composite materials include Mg2Si, Al2Cu, and β-Al5FeSi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Nagok Nahum
Abstrak :
Kendaraan listrik merupakan sebuah perkembangan teknologi pada bidang otomotif untuk mengatasi permasalahan energi fosil yang semakin menipis di bumi. Energi akibat pengereman konvensional pada kendaraan sebagian besar terbuang menjadi energi panas sehingga diperlukan strategi pengereman yang optimal. Pengereman regeneratif merupakan mekanisme pengembalian energi yang terbuang saat proses pengereman. Pada pengereman regeneratif energi kinetik diubah menjadi energi listrik dengan bantuan generator. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu melakukan pengujian pengereman regeneratif dengan variasi beban resistif yang dihubungkan pada generator arus searah. Beban yang digunakan sebesar 12 Ω, 18 Ω, 22 Ω, 30 Ω, 38 Ω, 56 Ω, 80 Ω, dan 100 Ω. Perbedaan beban resistif mempengaruhi jumlah energi listrik yang dihasilkan dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman. Semakin kecil nilai resistansi pada generator maka semakin besar energi yang dihasilkan dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman semakin cepat. ......Electric vehicles are a technological development in the automotive sector to overcome the problem of depleting fossil energy on earth. Most of the energy due to conventional braking on vehicles is wasted into heat energy, so an optimal braking strategy is needed. Regenerative braking is a mechanism to recover energy wasted during the braking process. In regenerative braking, kinetic energy is converted into electrical energy with the help of a direct current generator. The methodology used in this study is to test regenerative braking with variations in resistive loads connected to a generator. The loads used are 12 Ω, 18 Ω, 22 Ω, 30 Ω, 38 Ω, 56 Ω, 80 Ω, and 100 Ω. The difference in resistive load affects the amount of electrical energy generated and the time it takes to brake. The smaller the resistance value on the generator, the greater the energy produced and the time it takes to brake faster.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>