Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Agus Wicaksana
1998
S40962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Rachmat Suryasaputra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Noviyani
"Salah satu pemanfaatan briket batubara yaitu sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga. Akan tetapi penggunaan briket batubara kurang optimal karena lamanya waktu penyalaan sehingga kurang praktis untuk digunakan. Salah satu faktor penyebabnya adalah kandungan air yang banyak terkandung dalam batubara. Salah satu Proses yang digunakan untuk mengurangi kadar air dalam batubara yaitu dengan proses upgraded brown coal (UBC).
Penelitian ini menggunakan batubara jenis lignit yang mempunyai kandungan air 25% dan menggunakan minyak goreng bekas (jelantah) yang tujuannya untuk membuat kondisi pori batubara bersifat hidrofob, yang akan mudah mengusir air. Parameter yang divariasikan dalam proses UBC adalah temperatur pemanasan dan rasio massa batubara terhadap minyak goreng. Variabel terikat pada UBC adalah temperatur pemanasan yang divariasikan adalah 150⁰C, 200⁰C, dan 250⁰C, dan rasio antara batubara dengan minyak goreng yang dipakai yaitu 1:1, 1:2 dan 1:3. Sedangkan variabel bebasnya yaitu waktu penyalaan dan temperatur pembakaran. Proses penyalaan dan pembakaran briket batubara dilakukan dalam furnace dimana temperatur dinding furnace dijaga konstan pada 300⁰C dan kecepatan aliran udara 0,2 m/s.
Dari hasil pengujian kadar air, dihasilkan bahwa pada rasio 1:1 pada proses UBC dengan temperatur pemanasan 150⁰C, 200⁰C dan 250⁰C masih terdapat kandungan air dengan persentase 3,84%, 3,70% dan 3,7%, sedangkan dengan rasio 1:2 dan 1:3 menunjukkan persentase kandungan air mendekati 0%. Hasil pengujian pembakaran pada rasio 1:1 menunjukkan temperatur pembakaran yang lebih rendah dibandingkan pada rasio 1:2. Hal ini dikarena masih adanya kandungan air pada 1:1 sehingga panas yang dipasok digunakan terlebih dahulu untuk menguapkan kandungan air nya, sedangkan pada rasio 1:3 temperatur maksimum yang dicapai lebih rendah dibandingkan 1:1 dan 1:2 karena pada rasio 1:3 diperkirakan sebagian kandungan volatile matter yang menguap dan/atau terlarut dalam jelantah pada proses UBC.

One of the utilizations for the coal briquette is used as a fuel for household needs. But the use of coal briquette is not optimal because duration of time of it to be ignited. Therefore it is not practical to be used. One of the causing factor is the moisture content inside the coal. One of the processes to decrease the moisture content inside the coal is by using upgraded brown coal (UBC) process.
This research uses lignite coal whose it moisture content is 25% and this research uses cooking oil which aim to create conditions of coal pore is hydrophobic, which would easily repel water. The varied parameter on the UBC process are heating temperature and the ratio of coal and cooking oil. The dependent variable of UBC is varied heating temperatures are 150⁰C, 200⁰C, and 250⁰C and the ratios of the coal with cooking oil are 1:1, 1:2 and 1:3. While the independent variables of time of ignition and combustion temperature. The coal briquette ignition process is conducted inside furnace which the furnace wall temperature is kept constant at 300⁰C and the velocity of air flow is 0.2 m/s.
From the result of moisture content test, it is found that on the ratio of 1:1 for the heating temperatures of UBC process is 150⁰C, 200⁰C and 250⁰C that there is still moisture content with percentage of 3.84%, 3.70% and 3.7%, while the ratio of 1:1 shows that the moisture content close to 0%. The combustion test result on ratio 1:1 shows lower temperature combustion compared to ratio 1:2. This is because that there is still some moisture content on ratio 1:1. Therefore, the heat supplied is used first to vaporized its moisture content, while on ratio 1:3 the maximum temperature is lower than on the ratio 1:1 and 1:2 because on the ratio 1:3, there is a possibility that there is a volatile matter content that vaporizes first on the UBC process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Combustion of coal and co-combustion of their co-fuel contribute to gas emissions. Among the gas emissions are SOx, NOx, CO and CO2. Introduction of calcium based adsorbent is addressed to absorb SO2
that release to the atmosphere during the combustion process. Objective of the research is at first to observe the physical characteristics of bio-briquettes as a function of briquette compositions (coal to palm kernel shell ratios) and Ca/S ratios (Ca in adsorbent and S in briquette) using a natural adsorbent (shellfish waste). The second objective is to investigate desulfurization
characteristics as a function of Ca/S ratios and desulfurization temperatures at coal to palm kernel shell ratio of 90:10 (wt %). Ratios of coal to palm kernel shell in this study are 90:10, 80:20, 70:30, 60:40 and 50:50; and Ca/S ratios are 1:1, 1.25:1, 1.5:1, 1.75:1 and 2:1. Binding agent used is the mixture of Jatropha curcas seeds and starch as much as 10% (wt). It was found that introducing the palm kernel shell and adsorbents in the coal briquette affect the water
resistant and compressive strength. The highest water resistance and compressive strength were 5,165 second and 34 kg/cm 2, espectively. The lowest SO2 level found in this study was 1 ppm for all Ca/S ratios, except for 1:1."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, University of Syiah Kuala, Banda Aceh. Fakultas Teknik], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Bregas Dwi Hatmojo
"ABSTRAK
Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan tersebar di seluruh kepulauan. Pemanfaatan potensi sumber daya alam tersebut belum sepenuhnya diperankan dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak di sektor rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi potensi dari serasah daun sebagai sumber energi domestik yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Secara khusus, konfigurasi penelitian skala laboratorium dilakukan dengan menggunakan serasah daun spesies Artocarpus champaden, L., Nephelium lappaceum, L., dan Mangifera indica, L. Di Indonesia spesies ini dikenal sebagai pohon Cempedak, pohon Rambutan, dan pohon Mangga yang menghasilkan gugur daun sepanjang tahun. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam menangani serasah adalah mengumpulkan dari halaman atau atap pekarangan rumah kemudian dibakar untuk mengurangi jumlah serasah sebagai pengotor. Penelitian eksperimental dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu pembuatan briket dari serasah daun yang ditambahkan dengan minyak kanola dan pasta tepung jagung sebagai material pengikat dan bertujuan untuk meningkatkan kandungan energi ketika dilakukan proses pembakaran yang diproduksi secara manual dengan sedikit bantuan alat mekanis. Analsis termal termasuk nilai kalor, proksimat dan ultimat dilakukan dengan metode dan peralatan standar. Penelitian menggunakan kompor biomassa dengan volume ruang bakar sekitar 660 cm3. Sebuah kipas elektrik dipasang ke kompor untuk mengalirkan udara. Metode Water Boiling Test dilakukan untuk mengukur karakteristik pembakaran dan efisiensi kompor. Ditemukan bahwa briket (100 gram) dari semua jenis daun yang diuji dapat merebus air 1000 ml dalam waktu 7 menit. Secara umum, kinerja pembakaran sampel briket dapat dikaitkan dengan analisis proksimat dan ultimat, sehingga dengan membandingkan kinerja menggunakan Water Boiling Test menunjukkan bahwa perbedaan kinerja menggunakan berbagai jenis serasah daun tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa serasah daun memiliki potensi sebagai sumber energi yang dapat diandalkan untuk memasak di rumah tangga di daerah pedesaan.

ABSTRACT
Indonesia has abundant natural resources spread throughout the islands. The utilization of these natural potentials has not been fully played and developed to meet daily needs such as for cooking. The purpose of this study is to explore the potential of leaf litter as a domestic source of energy for cooking. In particular, a set of laboratory scaled experiment was conducted by using leaf litter of the species Artocarpus champaden, L., Nephelium lappaceum, L., and Mangifera indica, L. In Indonesia these species are known as Cempedak, Rambutan, and Mangga trees which produce fallen leaf throughout the years. A way of reducing the leaf litter problems by local people is by collecting it from the garden and roof, then burn it to reduce the volume. The experimental work was carried out through some steps. The leaf litter was transformed to biomass briquettes fuel in order to increase energy content for combustion by adding Canola Oil and Starch as a binder. The briquettes were produced manually with minimum mechanical works. Thermal analysis, including calorific value, proximate and ultimate analysis, was performed by standard method and equipment. The experiment was carried out by using a biomass stove with a fuel chamber volume of approximately 660 cm3. A fan was attached to the stove to supply an updraft forced vortex flow of air. Water Boiling Test method was performed to measure the burning characteristic and stove efficiency. It was found that the briquettes (100 grams) from all leaf type tested can boil the water of 1000 ml within 7 minutes. In general, the burning performance of the briquettes were related to proximate and ultimate analysis of the samples. Nevertheless, by comparing the performance using Water Boiling Test suggested that the discrepancies of the performance using different types of leaf litter were not significant. This work showed that leaf litter has the potential as a reliable energy source for cooking in household at rural areas."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Bhakta Adhyatma
"Briket shisha splitting merupakan salah satu penyebab produk reject terbesar. Splitting merupakan fenomena terpecahnya briket shisha dalam keadaan terbakar, ketika dijatuhkan dari ketinggian 30 cm atau ketika dijepit dengan shisha tongs. Apabila terjadi splitting pada sampel briket shisha yang diuji, maka produk briket yang dihasilkan bersamaan dengan sampel dapat dikategorikan sebagai produk reject. Fenomena briket splitting diduga akibat kekuatan briket yang bervariasi dikarenakan tidak seragamnya proses produksi briket shisha. Mengingat masih sedikit standar dan riset terkait proses produksi briket shisha. Pada studi ini, dilakukan eksperimen pengukuran dan pengujian terhadap variabel-variabel pada proses produksi briket shisha, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya splitting pada briket shisha. Kemudian, diketahui bahwa splitting disebabkan oleh komposisi campuran tidak terukur dengan baik dan belum terdapat standar parameter dari hasil di setiap tahap proses produksi. Oleh karena itu dilakukan eksperimen perbaikan dengan membuat standar parameter proses produksi, dan dilakukan factorial design of experiment pada faktor-faktor penyebab briket splitting. Lalu, diketahui ketika parameter proses produksi dijaga konsisten dan pada penambahan tepung tapioka sejumlah 4% (dari jumlah massa bubuk arang) serta dengan waktu mixing selama 10 menit, dihasilkan briket dengan keseragaman kekuatan terbaik dan tidak terjadi splitting. Karena pada kondisi ini menghasilkan kekuatan kompresi dengan range perbedaan kekuatan paling rendah sebesar 280,14 N dan rata-rata kekuatan sebesar 362,36 N (sudah melampaui kekuatan minimum sebesar 137 N agar tidak terjadi splitting).

Splitting shisha briquettes is one of the biggest causes of product rejects. Splitting is the phenomenon of shisha briquettes breaking apart while burning, when dropped from a height of 30 cm or when clamped with shisha tongs. If splitting occurs in the shisha briquette sample being tested, then the briquette product produced together with the sample can be categorized as a reject product. The splitting briquette phenomenon is thought to be due to varying briquette strengths due to the non-uniformity of the shisha briquette production process. Considering that there are still few standards and research regarding the shisha briquette production process. In this study, experimental measurements and tests were carried out on variables in the shisha briquette production process, to determine the factors that cause splitting in shisha briquettes. Then, it was discovered that splitting was caused by the mixture composition not being measured properly and there were no standard parameters for the results at each stage of the production process. Therefore, improvement experiments were carried out by creating standard production process parameters, and factorial design of experiment was carried out on the factors causing briquette splitting. Then, it was discovered that when the production process parameters were maintained consistently and with the addition of 4% tapioca flour (of the mass of charcoal powder) and with a mixing time of 10 minutes, briquettes were produced with the best strength uniformity and no splitting occurred. Because in this condition it produces compression strength with the lowest strength difference range of 280.14 N and an average strength of 362.36 N (already exceeding the minimum strength of 137 N to avoid splitting)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Edy Pramono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho EY.
"ABSTRAK
Ketidakseragaman kadar air pada ikan hasil pengeringan menyebabkan target produk yang dicapai tidak maksimal Hal ini disebabkan karena pengaturan tray yang tidak sesuai dan aliran udara yang tidak merata ke seluruh bagian ruang pengenng. Dengan perhltungan jarak antar tray dan dimensi alat péngeling Serta peletakan fan inlet maupun outlet yang sesuai dapat clirancang alat pengering yang memilki kapasitas sesuai target.
Penulisan skripsi ini secara teoritis akan menghitung jarak antar tray yang sesuai untuk mendapatkan pemerataan udara dan posisi fan baik inlet maupun outlet yang menghasilkan pemeralaan aliran udara yang optimum dengan menggunakan program simulasi CFD (Computational Fluid Dynamic) PHOENICS. Berdasarkan perhitungan jarak antar tray akan didapat dimensi alat yang sesuai untuk mengeringkan ikan dengan kapasitas sebésar 1000 leg.

"
2000
S37234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>