Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Dennis Bhima S.
Abstrak :
Usaha dibidang penyiaran menggunakan media elektronik televisi yang dikelola oleh pihak swasta merupakan bidang usaha yang usianya masih relatif muda di Indonesia. Bidang usaha ini mengandalkan pemasukan pendapatan dari perolehan penjualan jasa iklan. Bentuk jasa yang ditawarkan adalah waktu (waktu penyiaran iklan). Bidang usaha ini membutuhkan investasi yang sangat besar, namun kemampuan bidang usaha ini untuk merebut pasar iklan cukup tinggi, karena mempunyai beberapa karakter yang lebih istimewa dibandingkan media lainnya. Dalam penetapan tarif penayangan iklan, media televisi mempunyai metode-metode tersendiri, sesuai kebijaksanaan perusahaan masing-masing. Dalam laporan akuntasi yang dibuat pun mempunyai ketentuan tertentu A1asan inilah yang mendasari penulis untuk melakukan suatu analisa mengenai kebijaksanaan suatu perusahaan pertelevisian dalam melakukan penetapan tarif tayangan iklan dan bagaimana penerapan ketentuan akuntansi yang telah ada. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara riset kepustakaan dan riset lapangan di perusahaan stasiun televisi PT. R sebagai objek analisa. Perusahaan stasiun penyiaran televisi merupakan bidang usaha yang menyuguhkan informasi dan hiburan pada masyarakat. Dengan demikian keberhasilan pengoperasiaan perusahaan banyak ditentukan dan hasil penilaian masyarakat akan program-program yang ditayangkan, yang selanjutnya dapat meningkatkan keinginan pihak pengguna jasa periklanan untuk memakai media ini sebagai suatu alternatif. Dalam penetapan tarif iklan di PT. R digunakan metode penghitungan cost per-mil (CPM) dimana dasar penetapannya memakai biaya dari pembelian ataupun pengadaan suatu program dan analisa biaya perusahaan hanya digunakan sebagai pertimbangan top manajemen dalam operasi perusahaan. Sedangkan peraturan akutansi yang ditetapkan oleh F ASB-63 tidak diterapkan oleh perusahaan. Dari pembahasan skripsi ini penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa PT R mempuyai kebijasanaan umum yang sifatnya bertujuan untuk pemuasan bagi . masyarakat penontonnya dan efisiensi perusahaan. Biaya operasi perusahaan tidak secara langsung mempengaruhi penetapan tarif penanyangan iklan, dan belum ada ketentuan akuntansi yang khusus meng~tur usaha bidang ini. Bidang usaha ini berkembang dengan pesat di Indonesia, maka perlu kiranya dipikirkan untuk membuat ketentuan akuntansi yang sesuai dengan bidang usaha ini.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18541
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38627
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
D.N. Filia Dewi Arga
Abstrak :
Industri Televisi Berlangganan belum lama berkembang di Indonesia. Namun hadirnya lima provider dalam pasar nasional Indonesia saat ini dengan strateginya masing-masing membuat persaingan perebutan pelanggan menjadi panas. Strategi paling umum yang diterapkan oleh perusahaan televisi berlangganan adalah bundling, yaitu kombinasi lebih dari satu barang yang digabungkan ke dalam satu penawaran dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga individualnya. Dalam industri televisi berlangganan ada tiga jenis bundling yang biasa dilakukan, yaitu channel bundling ? menggabungkan beberapa channel ke dalam satu paket; package bundling?menawarkan paket tambahan yang dapat diambil dengan syarat mengambil paket utama sebelumnya; serta product bundling ?menawarkan produk lain seperti koneksi internet ke dalam penawaran produk televisi berlangganan. Ketiga jenis bundling tersebut merupakan aplikasi dari persaingan harga yang diterapkan secara berbeda oleh masing-masing perusahaan di dalam pasar oligopoli industri televisi berlangganan di Indonesia demi merebut pangsa pasar terbesar. Lalu, bagaimana profitabilitas dari penerapan strategi bundling pada industri televisi berlangganan di Indonesia? Serta bagaimana dampak dari strategi tersebut pada welfare masyakarat? Dua pertanyaan inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Five players in the national Pay-TV Industry are tightening the competition with the execution of their own marketing strategies. The most common strategy to win the subscribers-snatch-away competition is the bundling strategy ?offering one deal for two or more products. Pay-TV Industry in Indonesia implements this strategy in three ways: Channel Bundling ?offering channels not individually but together in a package; Package Bundling ? offering an extended package which require the basic package to be bought formerly; and Product Bundling ?combining another product outside the Pay-TV product, such as an internet connection, together with the Pay-TV product. Each of them has their own profitability and of course an impact towards social welfare. How profitable are those bundling strategy implementation in the Indonesian Pay-TV Industry? And what are the impacts towards social welfare? These two questions are what the writer is going to answer in this paper.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library