Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reihani Zaida
"Bronkopneumonia merupakan peradangan akut di paru-paru yang disebabkan oleh agen infeksius. Masalah yang sering terjadi pada anak dengan bronkopneumonia adalah bersihan jalan napas tidak efektif disebabkan karena peningkatan produksi sekret yang berlebih. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan breathing exercise dengan terapi bermain Meniup bola ping-pong pada anak yang mengalami dispnea. Pasien An. O berusia 2 tahun tampak retraksi dada minimal, terdapat sputum, terdapat suara napas tambahan, anak mendapatkan bantuan ventilasi dengan simple mask 3 lpm, SpO2: 99%, dan RR: 45x/menit. Penerapan breathing exercise dengan terapi bermain Meniup bola ping-pong pada anak selama 3 hari perawatan menunjukkan tingkat dispnea menurun dibuktikan dengan saturasi stabil dalam rentang 97-100% dan RR: 25-35 x/menit. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perawat untuk memberikan penerapan breathing exercise dengan terapi bermain Meniup bola ping-pong sebagai intervensi keperawatan nonfarmakologi untuk mengatasi masalah dispnea pada pasien anak dengan bronkopneumonia.

Bronchopneumonia is an acute inflammation of the lungs caused by an infectious agent due to increased production of excess secretions. This scientific work aims to analyze the effectiveness of applying breathing exercises with ball blowing play therapy in children who experience dyspnea. 2 years patient named O showed minimal chest retraction, there was sputum, there were additional breath sounds, the child received ventilation assistance with a simple mask 3 lpm, SpO2: 99%, and RR: 45x/minute. Breathing exercises with ball blowing therapy to children during 3 days of treatment showed that the level of dyspnea decreased as evidenced by stable saturation in the range of 97-100% and RR: 25-35 x/minute. Hopefully the results of this scientific work can be a reference for nurses to apply breathing exercises with ping-pong ball blowing play therapy as a non-pharmacological nursing intervention to overcome the problem of dyspnea in pediatric patients with bronchopneumonia."
Depok: Fakultas Ilmu Keprawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnita Candra Oktafiyani
"ABSTRAK
Bronkopneumonia merupakan proses infeksi akut pada alveolus tepatnya di bronkus yang sering terjadi pada anak-anak. Masalah keperawatan utama pada pasien dengan bronkopneumonia adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi mukus berlebih. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas bermain ldquo;meniup balon rdquo; sebagai pendekatan latihan napas dalam untuk meningkatkan bersihan jalan napas pada anak usia pra sekolah dengan bronkopneumonia. Hasil dari intervensi yang dilakukan yaitu meningkatkan bersihan jalan napas yang ditandai dengan frekuensi napas pasien dalam rentang normal, batuk berkurang, ronkhi berkurang, pasien tampak tenang dan pasien bernapas tidak menggunakan otot bantu napas. Terapi bermain meniup balon dapat dijadikan solusi untuk masalah penumpukan sekret pada pasien bronkopneumonia dengan menerapkan teknik napas dalam menggunakan pendekatan atraumatic care. Kata kunci : bronkopneumonia, teknik napas dalam, terapi bermain

ABSTRACT
Bronchopneumonia is an acute inflammation process on alveolar, especially on bronchial which often occured among children. The main nursing problem on patient with bronchopneumonia is ineffective airway clearance related with excessive mucus. This scientific paper goal is to see an effect of blowing up ballons play therapy to deep breathe technique on pre school child with bronchopneumonia. Results of this intervention are respiratory rate of patient in a normal range, decreasing of cough, decreasing of mucus, looks calm, and breathe without using accessory respiratory muslces. Blowing up ballons play therapy can be one of strategy for an excessive mucus on patient with bronchopneumonia with apply deep breathe technique with atraumatic care. Keyword bronchopneumonia, deep breathe technique, play therapy"
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Daula Gina Fabila
"Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus yang sering disebut dengan bronkopneumonia. Pada anak dengan bronkopneumonia, kepatenan jalan napas dapat terganggu karena adanya produksi sekret yang tertahan di jalan napas, sehingga daoat menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan fisioterapi dada pada ank bronkopneumonia dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif. Pasien An. E berusia 4 tahun dengan hasil pemeriksaan TTV: HR 132x/menit, RR 32-34x/menit, S 36.4 C, SpO2 97 % on NK 2 lpm; anak ada batuk namun sulit mengeluarkan dahak; tampak batuk tidak efektif; anak tampak sesak dan napas tampak cepat, suara napas vesikuler dengan suara napas tambahan ronkhi di kedua lapang bawah paru, terdapat retraksi dinding dada dan WOB. Penerapan fisioterapi dada pada anak selama 3 hari perawatan menunjukkan perbaikan status pernapasan dengan rentang hasil pemeriksaan HR 106-132x/menit, RR 25-34x/menit, dan SpO2 95-98%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perawat untuk menerapkan fisioterapi dada pada anak dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat karena intervensi ini termasuk penatalaksanaan nonfarmakologis.

The occurrence of pneumonia in children often coincides with an acute infectious process in the bronchi which is often called bronchopneumonia. With bronchopneumonia, airway patency can be disrupted due to the production of secretions that are retained in the airway, resulting in ineffective airway clearance. This scientific work aims to prove the effectiveness of applying chest physiotherapy for bronchopneumonia with ineffective airway clearance problems. Patient E was a 4 year old with vitals examination results: HR 132 tpm, RR 32-34 tpm, T 36.4 C, SpO2 97% on NK 2 lpm. Further examination revealed a cough along with difficulty expelling phlegm, shortness of breath, vesicular breathing with crackles on lower lung fields, chest wall retractions and WOB. The application of chest physiotherapy during 3 days of treatment showed an improvement in respiratory status with examination results HR 106-132 tpm, RR 25-34 tpm, and SpO2 95-98%. The results of this research could be used as a reference to apply chest physiotherapy, which can be carried out independently by nurses. Chest physiotherapy is an intervention that includes non-pharmacological management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ayu Pramesty
"ABSTRAK
Bronkopneumonia atau bisa disebut sebagai bronchial pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi paru yang biasanya menyerang bronkus, bronkiolus dan sekitar alveolus. Seorang anak yang menderita penyakit ini akan menunjukan manifestasi klinik seperti demam tinggi (>38℃), batuk, takipneu, adanya retraksi dada, pernafasan cuping hidung, dan ditemukan suara paru yang abnormal. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak Bronkopenumonia yang mengalami demam. Demam adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal yang disertai peningkatan set point di hipotalamus. Anak yang mengalami demam membutuhkan intervensi yang efektif untuk menurunkan suhu tubuhnya. Aplikasi Tepid Water Sponge yang dikombinasikan dengan pemberian antipiretik merupakan salah satu intervensi yang efektif untuk menurunkan demam. Tepid Water Sponge bekerja dengan menstimulus hipotalamus untuk menurunkan set point dan merangsang vasodilatasi pembuluh darah perifer dengan cara konduksi dan evaporasi. Penulis menggunakan thermometer digital, air hangat dengan suhu 37-40 ̊C dalam aplikasi Tepid Water Sponge pada pasien berusia 3 tahun 8 bulan. Masalah keperawatan hipertermia dapat teratasi yang dibuktikan dengan adanya penurunan suhu tubuh 38,5 ̊C menjadi berada pada rentang normal. Rekomendasi hasil praktik keperawatan ini adalah bahwa intervensi Tepid Water Sponge dikombinasikan dengan antipiretik lebih efektif dalam menurunkan demam pada anak jika dibandingkan dengan intervensi kompres hangat di dahi yang dikombinasikan dengan antipiretik.

ABSTRACT
Bronchopneumonia or can be referred to as bronchial pneumonia is an inflammation of the lungs which usually attacks the bronchi, bronchioles and around the alveoli. A child suffering from this disease will show clinical manifestations such as high fever (> 38 ℃), cough, tachypnea, chest retraction, nasal flaring, and abnormal lung sounds. This paper aims to describe nursing care in children who have Bronkopneumonia with fever experience. Fever is an increase body temperature above in normal range, which are caused by several etiologies that can increase temperature setting point in hypothalamus. Children with fever need an effective nursing intervention to decrease body temperature. The application of tepid water sponge combined with antipyretic is effective intervention to decrease fever. This intervenstion stimulates the hyppotlamus to decrease setting point and stimulates vasodilation peripheral blood vessel through conduction and evaporation. The author used digital thermometer, warm water with temperature 37-40 ̊C in the application of tepid water sponge for a 3,8 years old child. The problem of hyperthermia can be slved through this intervention, which was proved by body temperature decrease from 38,5 ̊C to normal temperature. The recommendation of this nursing practice is that, the intervention tepid water sponge combined with antypiretic is more effective than warm compress on the forehead with antypiretic to decrease fever in children.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nusaiba
"Diabetes mellitus tipe 2 sering kali diikuti dengan komplikasi penyakit seperti hipertensi, gangguan kardiovakular dan gangguan pernafasan seperti bronkopneumonia. Pemantauan terapi obat yang tepat sangat penting untuk mengoptimalkan pengobatan dan mencegah kemungkinan terjadinya efek samping obat yang merugikan. Data diperoleh dari rekam medis dan kondisi pasien. Data yang dikumpulkan meliputi informasi status klinis pasien, riwayat pengobatan, dosis obat, dan parameter klinis seperti tanda vital dan hasil laboratorium. Hasil analisis data terapi obat pasien dan drug related problem pasien masih terdapat DRP tidak tepat dosis, yaitu obat yang diberikan kurang dari dosis yang dianjurkan yaitu primperan dan dosis berlebih dari yang dianjurkan yaitu omeprazole. Pemantauan terapi obat pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan hipertensi dan bronkopneumonia masih perlu ditingkatkan, dengan cara meningkatkan pemantauan terapi obat yang lebih efektif, diharapkan pasien dapat mendapatkan manfaat yang maksimal dan terhindar dari risiko komplikasi yang serius.

Type 2 diabetes mellitus is often accompanied by complications such as hypertension, cardiovascular disorders, and respiratory disorders such as bronchopneumonia. Appropriate drug therapy monitoring is crucial to optimize treatment and prevent potential adverse drug effects. Data were obtained from medical records and patient conditions. The collected data included information on patients' clinical status, treatment history, drug doses, and clinical parameters such as vital signs and laboratory results. The analysis of patient drug therapy data and drug-related problems revealed inappropriate dosing-related issues, specifically underdosing of primperan and overdosing of omeprazole. Monitoring of drug therapy in patients with type 2 diabetes mellitus, hypertension, and bronchopneumonia needs improvement by enhancing more effective drug therapy monitoring. It is expected that with improved drug therapy monitoring, patients can obtain maximum benefits and avoid serious complications."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library