Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anrio Wira Putra Lim
Abstrak :
Tingkat kecelakaan kerja pada sektor konstruksi di Indonesia masih sangat tinggi. Salah satu penyebab tingginya tingkat kecelakaan kerja adalah dikarenakan dengan adanya aktivitas-aktivitas pekerjaan yang tidak terawasi sehingga menyebabkan pengendalian terhadap resiko aktivitas pekerjaan tersebut terabaikan. Oleh karena itu, perencanaan keselamatan kerja dapat direncanakan menggunakan WBS sehingga semua aktivitas pekerjaan dapat terawasi secara menyeluruh. Disamping itu, dengan kemajuan teknologi yang pesat sekarang ini, diharapkan mampu digunakan untuk meningkatkan kinerja safety pada proyek konstruksi secara efektif and efisien. Salah satu teknologi canggih yang banyak diterapkan di sektor konstruksi sekarang ini adalah sistem BIM (Building Information Modeling). Dimana dengan menggunakan sistem BIM pada proyek konstruksi, kualitas pekerjaan selama perencanaan maupun tahap konstruksi menjadi semakin meningkat. Oleh karena itu, pengembangan safety plan menggunakan WBS berbasis BIM untuk pekerjaan struktur bangunan gedung akan dilakukan pada penelitian ini. Metode yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif Hasil dari penelitian ini adalah resiko-resiko kecelakaan kerja menggunakan WBS pada pekerjaan struktur bangunan gedung tinggi. Studi kasus yang akan diteliti untuk pengembangan safety plan menggunakan WBS berbasis BIM yaitu pada struktur bangunan proyek rumah susun Mangkubumen. Penelitian ini dapat menghasilkan strategi manajemen keselamatan kerja yang baik serta meningkatkan kinerja safety pada proyek konstruksi bangunan gedung. ......The rate of work accidents in the construction sector in Indonesia is still very high. One of the causes of the high rate of work accidents is due to the existence of unsupervised work activities which causes negligible control over risks of work activities. So that if the work safety plan is planned to use a WBS (Work Breakdown Structure), all work activities can be covered thoroughly. Besides that, with the rapid advances in technology, it is expected to be able to be used to improve safety performance on construction projects effectively and efficiently. One of the advanced technologies that is widely applied in the construction sector now is the BIM (Building Information Modeling). Where by using the BIM system on construction projects, the quality of work during the planning and construction phase will be increasing. Therefore, the development of a safety plan using BIM-based WBS for building structure work will be carried out in this study. The method that will be used in this research is a qualitative method .The results of this study are work accident risks that are using the WBS. A case study will be carried out on this research of the development of the safety plan using BIM-based WBS on Mangkubumen Structural Bulding Project. This research is to create a safety management strategy and improve the safety performance in building construction projects.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianita Suryani
Abstrak :

Meningkatnya kebutuhan bangunan yang berkelanjutan dan berkinerja tinggi serta perkembangan teknologi komputasi pada industri konstruksi yang mendorong para stakeholder suatu proyek untuk menggunakan teknologi terkini. Building Information Modelling (BIM) merupakan salah satu teknologi yang dapat membantu proses perancangan desain bangunan berkonsep green building. BIM dapat melakukan evaluasi kinerja energi dan penilaian berkelanjutan yang diartikan dengan Green BIM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas, stakeholder serta peranan Green BIM pada tahap Schematic Design proyek gedung, yang dikembangkan dengan suatu Standar Operasional Prosedur implementasi Green BIM. Metode yang digunakan berupa data sekunder dan melakukan interview kepada responden yang terlibat pada Kantor Konsultan Arsitektur. Hasil dari penelitian ini adalah Standar Operasional Prosedur dan gambaran hubungan antar aktivitas pada tiap strategi dalam tahap Schematic Design, fungsi peran dan stakeholder yang terlibat serta alur pertukaran data.

 


The increasing need of sustainable and high-performance buildings and also the development of computational technology in the construction industry that encourages stakeholder in a project to use the latest technology. Building Information Modeling (BIM) is one of the technologies that can help the design process of building design with a green building concept. BIM can evaluate energy performance and ongoing assessments that are interpreted by Green BIM. This research aims to determine the activities, stakeholders and the role of Green BIM to improve duration performance on schematic design phase of building projects, which was developed with a Green BIM based Standard Operating Procedure. The methodology is based on secondary data and interview with the respondents who contribute in Architecture Consultant Office. The result is Standard Operating Procedure and illustrates the relationship between activities in each strategy on schematic design phase, the roles of stakeholders and the data exchange flow.

 

2019
T54035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Joshua Ferdinand
Abstrak :
BIM (Building Information Modeling) adalah simulasi model 3D yang menghubungkan informasi perencanaan, desain, konstruksi, dan operasional sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi konstruksi. Namun, adopsi BIM di Indonesia relatif lambat. Maka dari itu, dilakukan identifikasi kondisi implementasi BIM untuk mengetahui arah penggunaan dan perkembangannya. Penerapan BIM yang optimal didasari implementasi dua faktor utama, yaitu kedewasaan pemanfaatan fungsi BIM dan implementasi fasilitas pendukung. Berdasarkan hasil penelitian, BIM mayoritas dimanfaatkan pada fase proyek: Konstruksi, Desain, dan Perencanaan dengan menggunakan aplikasi: REVIT, Navisworks, dan BIM 360. Kedewasaan pemanfaatan fungsi BIM yang dominan dirasakan adalah: Collaboration Team Building, Communication, dan Clash Detection. Faktor utama penghambat Implementasi BIM adalah Aturan (Persiapan, Regulasi, dan Kontrak). Perlu disusun regulasi terkait aplikasi yang sering digunakan oleh pelaksana konstruksi. Dalam proses penyusunan rencana kerja, BIM berperan dalam memberikan gambaran visual kondisi dari lapangan, biaya (Cost Control), dan waktu yang digunakan dalam proses rencana kerja tersebut. Keselarasan antara rencana kerja dengan aktualisasi atau realisasi di lapangan diperlukan karena menentukan biaya yang dibutuhkan dalam kurun waktu rencana kerja tersebut. Dalam penelitian ini, akan ditampilkan perbandingan antara 2 jenis rencana kerja yaitu Rencana Kerja tanpa menggunakan BIM dan dengan menggunakan BIM. Kedua rencana kerja tersebut akan dibandingkan dengan realisasinya di lapangan dan dibandingkan jumlah pekerjaan yang sesuai antara Rencana Kerja dengan Realisasi Lapangan. ...... BIM (Building Information Modeling) is a 3D model simulation that connects planning, design, construction, and operational information so as to increase construction effectiveness and efficiency. However, BIM adoption in Indonesia is relatively slow. Therefore, identification of BIM implementation conditions is carried out to determine the direction of use and development. The optimal implementation of BIM is based on the implementation of two main factors, namely the maturity of BIM function utilization and the implementation of supporting facilities. Based on the results of the study, the majority of BIM is utilized in the project phase: Construction, Design, and Planning using applications: REVIT, Navisworks, and BIM 360. The maturity of BIM function utilization that is predominantly felt is: Collaboration Team Building, Communication, and Clash Detection. The main inhibiting factors of BIM Implementation are Rules (Preparation, Regulation, and Contract). It is necessary to formulate regulations related to applications that are often used by construction implementers. In the process of preparing a work plan, BIM plays a role in providing a visual picture of the condition of the field, costs (Cost Control), and time used in the work plan process. Alignment between the work plan and actualization or realization in the field is needed because it determines the costs needed within the period of the work plan. In this study, a comparison will be shown between 2 types of work plans, namely Work Plans without using BIM and using BIM. The two work plans will be compared with their realization in the field and compared the amount of work that matches the Work Plan with Field Realization.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Nugroho
Abstrak :
This undergraduate-thesis discusses the Building Information Modeling (BIM) implementation for quantity surveying processes. Through the implementation of BIM, it is expected to facilitate the quantity surveying processes starting from the planning phase, tendering phase, construction phase, to the final assessment phase. The study was conducted by in-depth interviews with quantity surveying consultants in Indonesia. Then a case study was conducted to compare the quantity of take-off in the 9-story building using BIM and Non-BIM. The results of the study show that BIM can accelerate quantity take-off process in the planning phase with high accuracy. In addition, quantity surveying consultants in Indonesia have also studied BIM for more than 3 years, but the implementation of BIM has not been maximized, because of the project owners who still don't need the BIM implementation yet.
Pada skripsi ini membahas mengenai analisis implementasi Building Information Modeling (BIM) pada proses bisnis quantity surveying. Melalui penerapan BIM diharapkan dapat mempermudah proses bisnis quantity surveying mulai dari fase perencanaan, fase lelang, fase konstruksi, hingga fase penilaian akhir. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada praktisi BIM pada konsultan quantity surveying. Kemudian dilakukan studi kasus untuk mengetahui perbandingan quantity take-off pada bangunan gedung 9 lantai menggunakan BIM dan Non-BIM. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa BIM dapat mempercepat waktu quantity take-off di fase perencanaan dengan akurasi yang tinggi. Selain itu konsultan quantity surveying di Indonesia juga sudah lebih dari 3 tahun mempelajari BIM, namun penerapan BIM yang dilakukan belum maksimal diantaranya karena pandangan pemilik proyek yang merasa belum memerlukan BIM.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library