Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gini Toponindro
"Penelitian ini bertujuan menurunkan burnout pengasuh di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) "X" Jakarta yang merehabilitasi anak berkebutuhan khusus juvenile delinquency dengan meningkatkan dukungan sosial di tempat kerja melalui pelatihan empathic listening skill dan constructive feedback skill. Desain penelitian menggunakan one group pre test ? post test. Hasil analisis data menunjukan intervensi pelatihan empathic listening skill dan constructive feedback skill belum berhasil meningkatkan dukungan sosial di tempat kerja dan belum berhasil menurunkan seluruh dimensi burnout. Namun pelatihan empathic listening skill saja yang telah berhasil menurunkan dimensi depersonalization dari burnout.

This research aims to reduce foster parent burnout in Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) "X" Jakarta which is rehabilitating children with special needs ?juvenile delinquency? by improving social support at work through empathic listening skill training and constructive feedback skill training. The research design using the analysis result one group pre test - post test. The data analysis result shows that intervention by empathic listening skill and constructive feedback skill training has not succeeded in improving social support at workplace and have not managed to reduce a whole dimension of burnout. However, empathic listening skill training has been successful in reducing the dimension of depersonalization of burnout."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30629
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Diah Lestari
"Pembangunan kesehatan di Indonesia membutuhkan perhatian yang sangat besar. Masih banyak hal- hal yang harus diperbaiki, seperti misalnya pelayanan kesehatan yang tidak merata, tren penduduk dengan usia tua, gaya hidup tidak sehat, lingkungan yang tidak memenuhi standar, dan meningkatnya penyakit-penyakit yang bersifat degeneratif. Untuk itu peran pelayanan kesehatan sangat diperlukan, seperti ketersediaan lembaga kesehatan dan pelaksana di bidang kesehatan. Salah satunya adalah peran seorang perawat.
Dalam sebuah lembaga kesehatan, perawat memegang peranan yang besar dalam gerak kegiatan rumah sakit untuk menolong pasien. Perannya seringkali menentukan dalam proses penyembuhan pasien karena perawat adalah pekerja kesehatan yang berfungsi memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam dan mempunyai kontak yang konstan dengan pasien. Selain itu, perawat merupakan jumlah tenaga yang dominan yaitu 50-60% dari seluruh tenaga yang ada di rumah sakit (Axles, Nurachman & Notoatmojo, 2002). Profesi perawat bertujuan untuk menolong orang lain dalam mencapai dan mempertahankan kondisi yang sehat, baik melalui pemberian nutrisi sehat, lingkungan aman, maupun memberikan perasaan yang nyaman secara psikologis.
Di lain sisi, berhadapan setiap hari dengan pasien sakit bukanlah suatu hal yang mudah. Pekerja pelayanan sosial- kesehatan, salah satunya perawat adalah profesi yang sangat rentan terhadap burnout. Hal ini dikarenakan para pekerjanya memiliki keterlibatan langsung dengan pasien (Cherniss dalam NingDyah, 1999). Dalam tugasnya memberikan pelayanan, perawat sering dihadapkan pada tuntutan untuk selalu memberikan yang terbaik, harus selalu sabar, tenang, dan memiliki pengertian yang baik, bahkan di saatsaat tertentu merata tidak berdaya lagi untuk menyembuhkan pasien terminal, mengontrol keadaan sehingga menimbulkan perasaan frustasi.
Beban kerja yang berlebihan juga seringkali menimbulkan tekanan, kelelahan fisik, mental, dan emosional pada perawat. Sumber burnout yang lain adalah konflik peran seperti memilih antara prinsip professional yang dipegang dengan kebijakan- kebijakan yang berlaku dalam institusi tempat perawat bekerja. Dengan kompleksnya tugas serta di sisi lain rentan terhadap burnout, maka seorang perawat dituntut untuk memiliki inner resources atau kualitas- kualitas dalam diri yang positif agar dapat berfungsi secara professional. Hal ini sejalan dengan pendekatan Positive Psychology yang mencoba untuk menemukan kekuatan tidak hanya kelemahan individu agar dapat mencapai hidup yang berarti dan tegar menghadapi stressor (Peterson & Seligman, 2004). Manuel D dan Rhoda Mayerson Foundation telah melakukan sebuah studi mengenai sifat- sifat positif dari individu. Mereka telah mengembangkan suatu alat ukur yang mampu melihat profil character strengths individu. Alat ukur tersebut diberi nama Values In Action Inventory of Strengths (VIA- IS)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ongko Bayu Sadewo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari tuntutan pekerjaan berupa beban kerja, sumber daya pekerjaan berupa otonomi, keterkaitan, dan kompetensi, serta sumber daya pribadi berupa modal psikologis dalam mempengaruhi keterikatan kerja, sekaligus dengan menguji peran mediasi burnout. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan perangkat lunak AMOS untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Dari hasil penelitian ini, dibuktikan bahwa terdapat pengaruh positif beban kerja terhadap burnout dan pengaruh negatif modal psikologis, autonomy, dan relatedness terhadap burnout. Selain itu, dibuktikan juga pengaruh positif modal psikologis dan relatedness terhadap keterikatan kerja, serta pengaruh negatif burnout terhadap keterikatan kerja. Namun penelitian ini tidak dapat membuktikan pengaruh negatif competence terhadap burnout dan pengaruh positifnya terhadap keterikatan kerja. Adapun dalam analisis peran mediasi, ditemukan bahwa burnout juga memediasi hubungan beban kerja, modal psikologis, autonomy, dan relatedness terhadap keterikatan kerja. Namun, burnout tidak dapat memediasi hubungan antara competence dengan keterikatan kerja. Responden dalam penelitian ini adalah 201 pegawai di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, menggunakan proportionate stratified sampling dengan keterwakilan 30% pegawai dari tiap-tiap unit kerja eselon II. Penggunaan hasil penelitian ini ditujukan untuk membangun perhatian organisasi terkait dengan mitigasi burnout dan penciptaan keterikatan kerja guna mendorong produktivitas kerja pegawai, khususnya organisasi pada sektor publik.

This purpose of this study is to examine the effect of job demand in the form of workload, job resource in the form of autonomy, relatedness, and competence, as well as personal resource in the form of psychological capital in influencing job engagement, as well as examining the mediating role of burnout. The data used in this study is primary data collected through questionnaires, then the data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with AMOS software to examine the relationship between variables. In the results of this study, it is proven that there is a positive effect of workload on burnout and a negative influence of psychological capital, autonomy, and relatedness on burnout. In addition, it is also proven the positive influence of psychological capital and relatedness on job engagement, as well as the negative effect of burnout on job engagement. However, this study cannot prove the negative effect of competence on burnout and its positive effect on job engagement. As for the analysis of the mediating role, it was found that burnout also mediates the relationship between workload, psychological capital, autonomy, and relatedness to job engagement. However, burnout cannot mediate the relationship between competence and job engagement. Respondents in this study were 201 employees within the Fiscal Policy Agency (FPA), Ministry of Finance, using proportionate stratified sampling with 30% representation of employees from each echelon II (subunit under FPA). This study is intended to build organizational attention related to burnout mitigation and the creation of job engagement in order to encourage employee productivity, especially organizations in the public sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baizura Fahma
"Job-distress adalah beban pekerjaan yang berdampak negatif dan dapat mempengaruhi performa kerja dari pekerja terkait. Berdasarkan penyebabnya, job-distress mempunyai empat komponen yaitu job control, role of clarity, leader support, dan peer support. Performa kerja dapat diwakili dengan dua komponen yaitu tingkat autonomy dan tingkat personal growth. Semua komponen dari job-distress maupun performa kerja merupakan variabel laten yang diukur dengan indikator-indikator yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara komponen job-distress dengan komponen performa kerja berdasarkan sampel pekerja di DKI Jakarta yang diambil dengan purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Structural Equation Model. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa job control dan peer support mempengaruhi tingkat autonomy dengan korelasi positif. Job control dan leader support mempengaruhin tingkat personalgrowth dengan korelasi positif. Komponen Role of Clarity tidak mempunyai korelasi baik dengan tingkat autonomy maupun dengan tingkat personal growth.

Job-distress is work demand that give the negative effect and it can influencing job performance from the employee. Based on it cause, job-distress has four components that are job control, role of clarity, leader support, and peer support. Job performance can be represented by two components that are autonomy level and personal growth level. All of job-distress components and job performance components are latent variable that measured by the corresponding indicators. The object of this research is to find out the relationship beetwen job-distress components and job performance components based on samples of employee in DKI Jakarta which obtained by purposive sampling. Analysis data method that used in this research is Structural Equation Model. It results is that job control and peer support influence the autonomy level with positive correlation. Job control and leader support influence the personal growth level with positive correlation. Role of clarity component has no correlation with both of the autonomy level and personal growth level."
2016
S62450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library