Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nizar Ali Balgana
"Untuk mengatasi masalah kerak kalsium karbonat CaCO3 yang terbenluk dari air sadah dimana merupakan suatu gangguan besar dalam proses di industri dibutuhkan banyak metode altematif sehingga pada penerapannya efektif dan efesien. Salah satu metode yang saat ini sedang berusaha dikembangkan walaupun masih kontroversial adalah pengolahan air sadah dengan metode magnelisasi.
Dalam penelitian ini yang pertama-tama dilakukan adalah preparasi sampel yaitu membuat air sadah yang merupakan campuran dari 0.01 M CaCl; dan 0.01 M Na2CO3. Selanjutnya pengujian kuantitatif dilakukan dengan mencampurkan laruran pernbentuk air sadah kedalam beaker glass yang diberi perlakuan dan tanpa perlakuan magnetisasi untuk mendapatkan pengaruh magnetisasi terhadap endapan CaCO; yang terbentuk dan dilakukan pengujian terhadap konsentrasi ion Ca” di larutan hasil uji pengendapan tersebut. Uji kuantitatif lainnya adalah adalah uji total padatan terlarut dengan magnetisasi 5 menit dan tanpa magnetisasi dimana total padatan terlarulnya diukur selama 30 menit. Uji kualitatif dilakukan dengan uji foto mikroskop oplik dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan struktur klistal dan jumlah partikel dari air sadah dengan dan tanpa magnetisasi 10 menit. Pengujian dengan menggunakan X -Ray Diffraksi dilakukan untuk melihat dengan pasti struktur kristal yang terbentuk dari air sadah dengan dan tanpa perlakuan magnetisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara berat endapan kalsium karbonat yang terbentuk dengan waktu magnetisasi. Dimana semakin lama magnetisasi makajumlah endapan semakin kecil sementara uji ion Cal' pada larutan tersebut menunjukkan bahwa semakin lama magnetisasi, konsentrasi ion Ca” di larutan semakin besar. Uji foto mikroskop optik menunjukkan bahwa magnetisasi mempengaruhi struktur dan jumlah kristal CaCO3. Uji X - Ray Diffraksi menunjukkan bahwa jenis kristal CaCO; yang terbentuk endapan adalah kalsit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryagoeng CD
"Air secara alamiah mengandung ion-ion logam terlarut di dalamnya, salah satunya adalah ion Ca2+ yang dapat berpresipitasi dengan ion CO32- sehingga membentuk kerak. Anti-scale Magnetic Treatment (AMT) merupakan suatu metode yang dapat mengurangi pembentukan kerak tanpa mengubah sifat kimia dari air. Hingga saat ini, penelitian mengenai AMT dengan fluida dinamik masih terus dikembangkan. Data yang dihasilkan cukup lengkap, oleh karena itu diperlukan suatu pengembangan model matematis dari data-data yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya, sehingga dapat diperkirakan hasil yang diperoleh pada suatu kondisi operasi tertentu. Data yang dihasilkan dari pengembangan model mempunyai harga yang mendekati hasil percobaan. Pengembangan model ini didapat waktu efektif magnetisasi dan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap presipitasi CaCO3, yaitu kecepatan alir dan konsentrasi larutan.

Naturally water contains of ionics metal which dissolved within, one of the ionic metal is calcium ion (Ca2+) which could precipitate with CO32- forming scale. Anti-scale Magnetic Treatment (AMT) is an alternative method that could reduce the forming scale without changing it's chemical properties. Now a days, experiment about AMT with dynamic fluid is still being developed. The datas from the experiment that have been conducted are sufficient, because of that, the needs of mathematics modelling from the data from previous reseach is important to forecast the result that will be obtained from certain operation conditions. The modelling data obtained from modelling development were closed enough with the experiment data. From this modelling development the most influenced precipitation CaCO3 which were the liquid flow and the cocentration of the solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52213
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tamon, Gerry Rindy Lineker
"Potensi asbuton yang besar menyebabkan desakan pemanfaatan asbuton. Salah satu metode untuk mendapatkan asbuton adalah ekstraksi batuan karbonat. Pada penelitian ini CaCO3 dipakai sebagai model menggantikan asbuton yang diekstraksi menggunakan acidic brine water. Gas CO2 bertekanan dengan kualitas teknis, dan laju alir 0,4 liter per jam diinjeksikan kedalam larutan air garam sehingga terbentuk acidic brine water. Ekstraksi secara batch dengan agitasi dilakukan pada variasi suhu operasi (25-80oC), tekanan (1-10 bar), dan waktu operasi (20-100 menit). Kelarutan CaCO3 tertinggi terjadi pada 25oC, 10 bar, 100 menit, dan dengan jumlah kelarutan padatan sebesar 8,8 persen.

High potency asbuton may cause pressured asbuton exploitation. One of the methods to obtain asbuton is through CaCO3 extraction. In this study, CaCO3 is used as a model replacing asbuton which is extracted using acidic brine water. Pressurized CO2 with technical quality, and 0,4 litres-per-hour flow rate is injected into brine solution to form acidic brine water. Batch extraction with agitation is conducted in various temperature operations (25-80oC), pressure (1-10 bars), dan durations (20-100 minutes). The highest solubility of CaCO3 was achieved at 25oC, 10 bars, 100 minutes, and with a solid solubility of 8,8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian pengaruh nano-precipitated calcium carbonate (NPCC) terhadap kualitas komposit polivinil klorida (PVC). Komposit PVC dipreparasi dengan menggunakan mesin Rheomix 3000 merek Haake pada suhu 165 •C, kecepatan putaran 50 rpm selama 10 menit. Komposisi PVC dan bahan aditif dibuat tetap, dan kandungan nanofiller NPCC divariasi 5; 10; 15 dan 20 phr (per hundred resin). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan NPCC terhadap sifat termal, elektrik, maupun fisis dari komposit PVC untuk komponen elektronika. Pengujian komposit PVC hasil penelitian meliputi sifat termal, elektrik, fisis dan morfologi. Hasil SEM menunjukkan terjadi pencampuran yang homogen antara NPCC dengan PVC. Hasil uji komposit PVC memperlihatkan bahwa bahwa penambahan jumlah NPCC sampai dengan 15 phr menaikkan kekerasan, kerapatan, kuat tarik, ketahanan terhadap panas, dan onzet temperatur, namun menurunkan sifat perpanjangan putus. Hasil uji sifat elektrik dan ketahanan terhadap percikan api semua komposit yang dibuat telah memenuhi persyaratan SNI 04-6504-2001 maupun SNI. 04-3892.1-2006, namun ketahanan terhadap panas belum dapat memenuhi persyaratan SN I yang diacu."
620 JSI 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zully Achmad Fattatulhidayat
"Kerak kalsium karbonat (CaCOa) dan kerak kalsium sulfat (CaS04)
dalam peralatan eksplorasi minyak bumi berasal dari air formasi. Tujuan
penelitian in! adalah mengetahui kemungkinan pembentukan kerak kalsium
sulfat dan kalsium karbonat dari contoh air formasi dan menentukan sca/e
inhibitor yang paling efektif dan cocok untuk menghambat pembentukan
kalsium karbonat dan kalsium sulfat. Studi pembentukan kerak CaS04
dilakukan dengan membandingkan konsentrasi aktual CaS04 yang
kemungkinan terbentuk dan hasilkali kelarutan. Sedangkan pembentukan
kerak CaCOa dilakukan dengan menghitung harga Stability Index CaCOa. Uji
efektifitas scale inhibitor dilakukan menggunakan ethylene diamin tetra
(methyl.phosphonic.acid) dalam bentuk garam pentasodium (NasEDTMPA),
diethylene triamin penta (methyl.phosphonic acid) dalam bentuk larutan asam
(DTPMPA), dan hexamethylene diamine tetra (methyl. Phosphonic. Acid)
dalam bentuk garam heksapotasium (KeHDTMPA). Inhibitor diujikan terhadap
pengendapan CaCOs dan CaS04 dengan variasi pH (7,00 ; 4,00 ; 10.00),
suhu (50 °C dan 80 °C), konsentrasi inhibitor (0,01 ; 0,10 dan 1,00 mg/L)
terhadap pengendapan CaCOa dan CaS04 dari larutan brines. Hasil
penelitian menunjukkan pengendapan CaS04 dari air formasi kemungkinan
tidak terjadi. Harga stability index CaCOs positif sehingga kerak CaCOa
kemungkinan terjadi. Uji efektifitas scale /nh/b/torterhadap pembentukan CaS04 menunjukkan bahwa KeHDTMPA yang paling efektif pada suhu 50 °C,
Uji efektifitas scale inhibitor terhadap pembentukan CaCOs, inhibitor DTMPA
paling baik pada pH 4,00 dan 7,00 pada suhu 50°C, sedangkan pada
suhu 80 °C inhibitor yang ada tidak mampu mencegah pengendapan CaCOa"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Dwi Susanti
"Antiscale magnetic treatment (AMT) merupakan salah satu metode yang berpotensi dikembangkan untuk mencegah terbentuknya kerak. Untuk itu, perlu adanya adanya pengembangan dengan mengaplikasikan kedalam suatu model kinetika empiris. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan model kinetika empiris dan parameter kinetikanya yaitu energi aktivasi (Ea) dan konstanta laju reaksi (k) yang berpengaruh terhadap penekanan laju presipitasi CaCO3. Model persamaan kinetika yang digunakan adalah persamaan sigmoidal. Beberapa variasi kondisi operasi meliputi yaitu kuat medan magnet, waktu magnetisasi, laju alir sirkulasi, suhu, konsentrasi larutan dan panjang magnet. Pengukuran dilakukan pada sampel termagnetisasi dan non-magnetisasi selama 120 menit. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam fluida statik, nilai energi aktivasi untuk sampel termagnetisasi lebih besar dibandingkan dengan sampel nonmagnetisasi, sedangkan fluida dinamik nilai energi aktivasi untuk sample termagnetisasi lebih kecil dibandingkan dengan sampel non-magnetisasi. Sampel termagnetisasi memiliki harga k lebih rendah dibanding sampel non-magnetisasi yang menunjukkan bahwa medan magnet menekan laju presipitasi CaCO3. Nilai koefisien korelasi (R2) diperoleh mendekati satu sehingga model persamaan sigmoidal dapat dikatakan cukup baik dalam mengolah data tersebut untuk memperoleh parameter kinetika.

One of method which is potential to be developed to prevent the formation of scale is Antiscale magnetic treatment (AMT). So this need application an empirical kinetics model to developed. The aim of this study is to obtain kinetic empirical method for determination of precipitated CaCO3 formation. Activation energy and rate of reaction constant have the effects to inhibit the formation of CaCO3. The model is sigmoidal equation. This research used the strength of magnetic field, time of magnetised, circulation flow, temperature, solution concentration and magnet length as the variables condition. It showed that the value of activation energy static fluid for magnetized sample was bigger than nonmagnetized sample and dinamic fluid showed the opposite that non-magnetized is bigger than magnetized. The value of k magnetized sample is lower than nonmagnetized sample and the result was magnetic field is inhibition the rate of CaCO3 precipitation. Coefficient correlation value produce approximately one, so this sigmoidal equation has capability to cultivate that data for obtaining kinetics model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52212
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
"Magnetic field effect on CaCO3 precipitation is the key parameter in evaluating the effectiveness of Anti-scale Magnetic Treatment (AMT). The purpose of this study was to investigate magnetic fields influence on CaCO3 precipitation in high and low super-saturated CaCO3 solution by varied pH CaCO3 solution using circulation flow fluid system. The observation results in the high super saturated solution (pH 8.5) showed the increase of precipited CaCO3 in magnetized solutions compared to those in non-magnetic solution during circulation process. In the low super-saturated CaCO3 solution (pH 6.4) it was found that magnetic treatment increased CaCO3 precipitation after circulation process. In high super-saturated solution, magnetic field strengthens ion interactions, which reduce precipitation during circulation process. However, in low super-saturated CaCO3 solution, magnetic field weakens hydrate ion interaction which indicated by decreasing of the conductivity of solution. It increases the precipitation of CaCO3 after the circulation of magnetization process has completed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alviani Martha Ramadhani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyikatan menggunakan pasta
gigi nano calcium carbonate terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil.
Penyikatan menggunakan 3 jenis bahan penyikat dengan lama penyikatan 10, 20, dan
30 menit. Kekasaran permukaan diuji menggunakan surface roughness tester dan
hasil dianalisis dengan uji repeated ANOVA dan one way ANOVA. Morfologi
permukaan setelah disikat selama 30 menit diamati menggunakan SEM. Nilai
kekasaran permukaan resin komposit nanofil meningkat secara bermakna (p < 0.005)
setelah dilakukan penyikatan dengan pasta gigi nano calcium carbonate tetapi
peningkatan nilai tidak setinggi penyikatan dengan pasta gigi lainnya.

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of brushing using toothpaste containing
nano calcium carbonate on the surface roughness of composite resin nanofill.
Brushing use 3 types of materials with brushing period within 10, 20, and 30
minutes. Surface roughness measured using surface roughness tester and the results
were analyzed by repeated ANOVA and one way ANOVA test. Surface morphology
after brushing for 30 minutes was observed using SEM. Nanofill Composite resin
surface roughness value increased significantly after brushing with toothpaste
containing nano calcium carbonate but the increase was not as high as the value of
brushing with other toothpastes."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Helmaya Anisja
"Latar Belakang: Penyikatan dengan pasta gigi mengandung bahan abrasi dapat mempengaruhi permukaan gigi dan restorasi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh penyikatan pasta gigi nano calcium carbonate terhadap kekasaran permukaan nanoionomer.
Metode: Delapan belas spesimen nanoionomer disikat dengan akuabides, pasta gigi nano calcium carbonate dan calcium carbonate. Penyikatan dilakukan selama 30 menit dan diukur nilai kekasaran (Ra) menggunakan Surface Roughness Tester. Data hasil dianalisis dengan uji Repeated dan One Way ANOVA.
Hasil: Nilai kekasaran pemukaan nanoionomer meningkat secara bermakna (p<0.05) setelah penyikatan 20 menit dengan pasta gigi nano calcium carbonate.
Kesimpulan: Permukaan nanoionomer setelah penyikatan dengan pasta gigi calcium carbonate lebih kasar dibandingkan penyikatan dengan pasta gigi nano calcium carbonate.

Background: Brushing with tooth paste containing abrasive agent can influence both tooth surface and restorative material.
Aim: To identify the effect of brushing using nano calcium carbonate toothpaste to surface roughness of nanoionomer.
Methode: Each of eighteen nanoionomer speciments was brushed with aquabidest, nano calcium carbonate and calcium carbonate toothpaste. Brushing were done for 30 minutes and the roughness value (Ra) was measured using Surface Roughness Tester. The data was analyzed using Repeated and One Way ANOVA.
Results: The value of nanoionomer surface roughness increased significanlty (p<0.05) after 20 minutes brushing using nano calcium carbonate tooth paste.
Conclusion: Nanoionomer surface after brushing using calcium carbonate is more rugged than brushing using nano calcium carbonate toothpaste.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanto
"PCC (Precipitated Calcium Carbonate) merupakan bahan baku industri yang berasal dari batuan dolomit. Jumlah dolomit yang terdapat di Indonesia sebanyak 600 jt ton dan pemanfaatannya masih belum menguntungkan karena hanya masih digunakan sebagai bahan dasar pupuk. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah mineral dolomit, penelitian sebelumnya menggunakan leaching untuk memisahkan kandungan CaCO3 dalam dolomit sehingga menghasilkan CaCO3 murni untuk digunakan industri.
Pada penelitian ini dilakukan modifikasi pada metode leaching yaitu penambahan cosolvent HCl pada asam asetat untuk meningkatkan kemampuan leaching. Penambahan cosolvent ini diberikan dengan variasi volume agar diketahui berapa volume cosolvent (2, 3, 4, 5 %) optimum. Tujuan dari penambahan cosolvent adalah untuk meningkatkan kemurnian CaCO3 yang dihasilkan dengan menggunakan beberapa kondisi pada penelitian ini seperti (0,1 M, rasio massa/volume solven 10/100, waktu reaksi 50 menit dan ukura partikel <=100 Mesh) dan menghasilkan kemurnian CaCO3 95,74%.

PCC (Precipitated Calcium Carbonate) are materials from dolomite that used for several industries. The amount of dolomite found in Indonesia are around 600 billions tons and the usage of it still not profitable since it was only used as materials for fertilizers. Today,in the attempt of dolomite?s enhancement, there are some research about leaching technology to separate CaCO3 from dolomite to make high purity CaCO3 that could be use in industry.
In this research, we add cosolvent into the leaching method to enhance the leaching. The amount of HCl as cosolvent that would be added was given variation (2, 3, 4, 5 %) to find the optimum volume of cosolvent. The objective of adding cosolvent is to enhance the purity of CaCO3 with the optimum condition without cosolvent are 0.1 M of acetic acid concetration and ratio dolomite?s mass/volume and the output of the test of cosolvent is at 95,74% of purity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>