Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dania Fatmawati Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat penggunaan ganja dan aspek-aspek fungsi psikososial (self-esteem, depresi, kecemasan, pengambilan keputusan, permusuhan, pengambilan risiko, konformitas dan masalah-masalah saat kecil). Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif terhadap 120 orang pengguna ganja yang diperoleh melalui teknik accidental sampling. Pengukuran tingkat penggunaan ganja dilakukan dengan alat ukur The Cannabis Use Disorders Identification Test - Revised (CUDIT-R) (Adamson et al., 2010), sedangkan aspek-aspek fungsi psikososial diukur dengan TCU Psychosocial Functioning Scale (Knight et al., 1994). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat penggunaan ganja dan salah satu aspek fungsi psikososial, yaitu kecemasan (r=0.322; p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Akan tetapi, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat penggunaan ganja dan selfesteem, depresi, pengambilan keputusan, permusuhan, pengambilan risiko, konformitas serta masalah-masalah saat kecil. ...... The aim of this study was to determine the relationship between level of cannabis use and aspects of psychosocial functioning (self-esteem, depression, anxiety, decision-making, hostility, risk-taking, conformity and childhood problems). This study conducted with quantitative approach to 120 cannabis users that acquired through accidental sampling technique. The level of cannabis use measured by The Cannabis Use Disorders Identification Test - Revised (CUDIT-R) (Adamson et al., 2010), while the aspects of psychosocial functioning measured by TCU Psychosocial Functioning Scale (Knight et al., 1994). Result indicated that there was a significant positive correlation between level of cannabis use and anxiety (r = 0322; p = 0.000, significant at the L.o.S. 0.01). However, it was found that there was no significant correlation between level of cannabis use and self-esteem, depression, decision-making, hostility, risk-taking, conformity and childhood problems.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayati
Abstrak :
Ganja merupakan narkotika yang banyak disalahgunakan di Indonesia, karena tanaman ganja mudah tumbuh di daerah tropis sehingga mudah diperoleh dan lebih murah dibandingkan jenis narkotika lainnya. Dalam rangka mendukung peran serta pemerintah dalam pengawasan peredaran dan penyalahgunaan ganja ilegal, laboratorium pengawasan membutuhkan metode yang valid untuk pengujian ganja. Validitas metode didukung oleh ketersediaan baku pembanding analisis. Baku pembanding narkotika salah satunya adalah baku pembanding cannabinol (CBN) dalam pengujian ganja, sulit di peroleh di Indonesia karena harganya mahal dan birokrasi impor yang rumit. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh senyawa CBN murni dari sisa sampel barang bukti kasus peredaran ganja ilegal untuk pembuatan baku pembanding sekunder cannabinol. Senyawa CBN murni berhasil diisolasi dengan metode ekstraksi maserasi dibantu ultrasonikasi, serta pemisahan dengan kromatografi kolom dan pemurnian dengan HPTLC preparatif. Ultrasonikasi meningkatkan efisiensi ekstraksi dimana waktu ekstraksi secara maserasi berkurang dari 24 jam menjadi 5 jam, dan yield meningkat sebesar 5,536%. Karakterisasi titik leleh, Spektrofotometer UV, FTIR, GCMS, LCMSMS dan NMR terhadap isolat CBN murni yang dihasilkan membuktikan bahwa isolat adalah senyawa cannabinol (CBN) dengan titik leleh 74,36 °C, rumus kimia C21H26O2 dan bobot molekul sebesar 310 g/mol. Uji kuantitatif secara GCMS diperoleh kadar CBN pada isolat sebesar 98,13%. Berdasarkan hasil karakterisasi, kemurnian, homogenitas dan stabilitas dari isolat CBN murni, maka isolat tersebut memenuhi persyaratan sebagai baku pembanding sekunder cannabinol (CBN). Selanjutnya baku pembanding sekunder cannabinol dan baku pembanding primer cannabinol dari Lipomed digunakan dalam pengujian penetapan kadar CBN terhadap sampel ganja secara GCMS, dan diperoleh hasil yang tidak berbeda signifikan secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa baku pembanding sekunder cannabinol (CBN) dapat digunakan dalam pengujian ganja, maupun dalam validasi metode analisis. ...... Cannabis is a narcotics that is widely abused in Indonesia, because of cannabis plant is easily to grow in tropical region like Indonesia, so that it is easily obtained and cheaper than other types of narcotics. In order to support the supervision and control of the distribution and abuse of illegal cannabis, surveillance laboratories need valid methods for testing cannabis. The validity of the method is supported by the availability of the reference standard material. Reference standard material of cannabinol (CBN) for cannabis testing, is difficult to obtained in Indonesia because of the high price and complicated import bureaucracy. This research was conducted to obtain pure CBN compounds from the remaining samples of evidence of cases of illegal cannabis distribution to produce a secondary reference standard of cannabinol. Pure CBN compounds were successfully isolated by ultrasonication-assisted maceration extraction methods, as well as separation by column chromatography and purification by Preparative HPTLC. Ultrasonication increases the extraction efficiency where the maceration extraction time is reduced from 24 hours to 5 hours, and the yield increases by 5.536%. Characterization by DSC, UV, FTIR, GCMS, LCMSMS and NMR spectrophotometers against pure CBN isolates produced proved that the isolates were cannabinol (CBN) compounds with melting point 74.10 °C, chemical structure is C21H26O2, and molecular weights is 310 g/mol. GCMS quantitative test obtained CBN purity in isolates was 98.13%. Based on the results of the characterization, purity, homogeneity and stability of pure CBN isolates, these isolates meet the requirements as a secondary reference standard of cannabinol (CBN). Furthermore, the cannabinol secondary comparison standard and the cannabinol primary reference standard from Lipomed were used in testing the determination of CBN purity on cannabis samples by GCMS, and the results obtained were not statistically significant different. This indicates that the secondary comparison standard cannabinol (CBN) can be used in cannabis testing, as well as in the validation of analytical methods.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Diella Amanda
Abstrak :
Sejak pertama kali dinyatakan ilegal melalui la loi n° 70-1320 du 31 décembre 1970, kebijakan pemerintah Prancis terhadap ganja tidak mengalami perubahan yang signifikan. Prancis merupakan salah satu negara dengan hukuman paling berat untuk penggunaan ganja di Eropa. Namun, meskipun memiliki hukum yang berat, Prancis merupakan salah satu negara dengan persentase konsumen ganja tertinggi di Eropa. Hasil survei populasi umum yang dilakukan oleh Santé publique France dan OFDT menunjukkan bahwa ganja merupakan psikoaktif terlarang yang paling banyak digunakan di Prancis dan penyebaran ganja di Prancis terus meningkat sejak diberlakukannya kebijakan pelarangan tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai peran regulasi tersebut dalam menanggulangi permasalahan konsumsi ganja di Prancis. Penelitian ini mencari tahu pengaruh konsumsi ganja di Prancis terhadap regulasi yang dibuat pada masa pemerintahan Emmanuel Macron dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik studi kepustakaan. Penelitian ini membuktikan bahwa kebijakan sebelumnya yang tidak efektif serta seruan reformasi dari masyarakat tidak mempengaruhi kebijakan Emmanuel Macron dalam upaya menanggulangi permasalahan terkait ganja di Prancis. Dalam menghadapi permasalahan ini, pemerintahan Emmanuel Macron memutuskan untuk mengambil jalan tengah, yaitu dekriminalisasi parsial atau contraventionnalisation serta percobaan penggunaan ganja untuk tujuan terapeutik. Meskipun kebijakan baru Macron dianggap tidak benar-benar menyelesaikan masalah, langkah ini berupaya untuk menghindari perselisihan antara pihak-pihak yang menuntut legalisasi ganja, serta pihak konservatif yang bersikeras mempertahankan hukum ganja yang represif ......Since it was first declared illegal through la loi n ° 70-1320 du 31 décembre 1970, the French government's policy towards cannabis has not changed significantly. France is one of the countries with the most severe penalties for the use of marijuana in Europe. However, despite its tough laws, France has one of the highest percentage of cannabis consumers in Europe. The results of a general population survey conducted by Santé publique France and OFDT shows that marijuana is the most widely used illicit psychoactive in France and that diffusion of cannabis in France has continued to increase since the enactment of the ban. This raises questions about the role of these regulations in overcoming the problem of cannabis consumption in France. This research investigates the effect of marijuana consumption in France on regulations made during Emmanuel Macron administration period using qualitative methods and literature study techniques. This research proves that the previous ineffective policies and calls for reform from the public did not influence Emmanuel Macron's policies in trying to tackle the problems related to cannabis in France. In dealing with this problem, Emmanuel Macron's government decided to take a middle course, namely partial decriminalization or contraventionnalisation and the trial of using marijuana for therapeutic purposes. While Macron's new policies do not really solve the problem, the move seeks to avoid clashes between parties claiming marijuana legalization and conservatives who insist on maintaining repressive cannabis laws
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fauziah
Abstrak :
Ganja menjadi narkotika yang paling banyak disalahgunakan di Indonesia dengan proporsi sebanyak 41,4 persen (Puslitdatin BNN, 2022)bahkan di dunia (UNODC, 2022). Tingginya angka penyalahgunaan ganja menjadi salah satu pertimbangan PBB memasukkan ganja sebagai tanaman yang berbahaya dan Indonesia pun memasukkan ganja ke dalam golongan I Narkotika. Namun, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, tanaman ganja yang dianggap berbahaya dan hampir tidak memiliki manfaat mulai dilirik untuk dilihat pemanfaatannya. Hinggal tahun 2023, sudah lebih dari 50 negara di dunia telah melegalkan pemanfaatan ganja untuk kepentingan medis. Penelitian-penelitian pun telah banyak dilakukan di seluruh dunia. Melihat perkembangan di dunia, wacana legalisasi ganja medis mulai didorong oleh komunitas-komunitas dan sebagian masyarakat yang membutuhkan. Berdasarkan penelitian, ganja efektif pada terapi pada penyakit-penyakit seperti multiple sclerosis, nyeri neuropatik kronis, mual dan muntah akibat kemoterapi dan epilepsy, antiemetik, stimulan nafsu makan pada penyakit kanker dan AIDS, dan penyakit kronis lainnya (Vickery & Finch, 2020)(Arkell et al., 2023). Namun pemerintah Indonesia Indonesia masih konsisten menggolongkan ganja sebagai tanaman berbahaya. Aspek kesehatan masyarakat, sosial budaya dan keamanan menjadi aspek yang dekat dengan wacana legalisasi ganja medis di Indonesia. Manfaat dan dampak buruk kesehatan, persepsi masyarakat terhadap tanaman ganja, kedekatan sejarah budaya Indonesia dengan tanaman ini serta ancaman penyalahgunaan ganja yang meningkat menjadi hal yang dapat dipertimbangkan dalam wacana legalisasi ganja medis. Memperkuat  regulasi dan membukan kesempatan yang luas untuk penelitian menjadi langkah penting yang dapat diambil untuk menentukan akan dibawa kemana legalisasi ganja medis di Indonesia. ......Cannabis is the most abused narcotic in Indonesia with a proportion of 41.4 percent (Puslitdatin BNN, 2022) even in the world (UNODC, 2022). The high rate of cannabis abuse is one of the UN considerations for including cannabis as a dangerous plant and Indonesia also includes cannabis in group I Narcotics. However, with the development of increasingly advanced science and technology, the cannabis plant, which is considered dangerous and has almost no benefits, has begun to be looked at for its utilization. Until 2023, more than 50 countries in the world have legalized the use of cannabis for medical purposes. Publication research has been carried out all over the world. Looking at developments in the world, the discourse on the legalization of medical cannabis has begun to be pushed by communities and some people who need it. Based on research, cannabis is effective in therapy in diseases such as multiple sclerosis, chronic neuropathic pain, nausea and vomiting due to chemotherapy and epilepsy, antiemetics, appetite stimulants in cancer and AIDS, and other chronic diseases (Vickery & Finch, 2020) (Arkell et al., 2023). However, the Indonesian government of Indonesia is still consistent in classifying cannabis as a dangerous plant. Aspects of public health, social culture and security are aspects that are close to the discourse on the legalization of medical cannabis in Indonesia. The health benefits and harms, public perception of the cannabis plant, the proximity of Indonesian cultural history to this plant and the increasing threat of cannabis abuse are things that can be considered in the discourse on the legalization of medical cannabis. Strengthening regulations and opening up broad opportunities for research are important steps that can be taken to determine where medical cannabis legalization will take in Indonesia.
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Siwi Suharini
Abstrak :
Penelitian membahas mengenai penerapan program alternative development dalam menangani kultivasi ganja di Mukim Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Alternaive development adalah suatu proses untuk mencegah dan membasmi kultivasi ilegal tanaman yang mengandung narkotika dan psikotropika melalui upaya pengembangan pedesaan yang dirancang khusus dalam rangka pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan upaya-upaya pengembangan berkelanjutan di negara-negara yang berjuang melawan narkotika ilegal. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Program alternative development di Mukim Lamteuba telah dilakukan sejak tahun 2006. Program yang dilakukan adalah alih fungsi lahan ganja dengan tanaman lain yang memiliki ekonomi tinggi seperti nilam, jabon dan kunyit. Sasaran strategis alternative development yaitu Menurunnya Produksi Ganja dan Kawasan Rawan penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba melalui konsep alternative development di Provinsi Aceh dengan upaya pengembangan pedesaan dalam rangka pertumbuhan ekonomi. Program alih fungsi lahan ganja telah berhasil menurunkan jumlah lahan ganja dan mengurangi jumlah petani ganja, dilihat dari eradikasi ganja di Aceh mengalami penurunan yaitu dari 178,4 hektar pada tahun 2010 menjadi 96 hektar pada tahun 2015. Program AD belum mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, karena hasil kultivasi ganja mencapai harga tertinggi yaitu Rp. 560.000.000/hektar sedangkan harga tanaman pengganti yang dilakukan dalam program AD sebagai komoditi yaitu hanya Rp. 110.700.000/hektar untuk nilam, Rp. 300.000.000/hektar untuk jabon, dan Rp. 175.000.000/hektar untuk kunyit.
The research discuss about the implementation of the alternative development in countering cannabis cultivation in Mukim Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Alternative developmentis a process to prevent and eliminate the illicit cultivation of plants containing narcotics and psychotropic substances through specifically designed rural development measures in the context of sustained national growth and sustainable development efforts in countries taking action against drugs, recognizing the particular socio economic characteristics of the target communities and groups, within the framework of a comprehensive and permanent solution to the problem of illicit drugs. The research used analitical descriptive methode and qualitative approach. Indonesia has implemented the alternative development in countering cannabis cultivation in Aceh since 2006. One of the program which is implemented is land conversion of cannabis land with other crops which has high economic value such as nilam, jabon, and turmeric. The strategic target of the alternative development is reducing the production of cannabis and high risks area ensp of ensp illicit drug trafficking and abuse through the alternative development concept in the Province of Aceh with rural development efforts in the context of economic growth. The program has succeeded in reducing the cannabis cultivation and reducing the amount of the cannabis farmers, as shown that the eradication of cannabis land in Aceh decrease from 178,4 hectare in 2010 become 96 hectare in 2015.The AD program is still not able to increase the economy of the community, since cannabis has reached the highest price than the other substitution plants i.e. Rp. 560.000.000 hectare, where the price of other commodity is Rp. 110.700.000 hectare of nilam, Rp. 300.000.000 hectare of jabon, and Rp. 175.000.000 hectare of curcuma.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ottawa: Information Canada, 1972
362.29 CAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Angela Gita Ayudya
Abstrak :
Skripsi ini membahas langkah yang diambil pemerintah Prancis untuk menangani peningkatan konsumsi ganja di kalangan remaja yang terjadi sejak tahun 1993. Penelitian ini melihat dampak implementasi kebijakan pemerintah dengan menganalisis hubungan antara program kerja yang dikeluarkan pemerintah Prancis pada tahun 2003 dan faktor yang memengaruhi konsumsi ganja di kalangan remaja dengan menggunakan teori transformasi fungsi pemerintahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah Prancis yang disesuaikan dengan faktor yang memengaruhi konsumsi ganja berhasil menurunkan jumlah remaja yang mengonsumsi obat terlarang itu pada periode 2004-2008.
The thesis focuses on the French government action to fight against the escalation of cannabis use among adolescents occurring since 1993. This study examines the impact of the implementation of government policies by analyzing the relation of the French government plan issued in 2003 and the factors evolving the cannabis use among adolescents using the government function transformation theory. The result states that the French government policies adapted with the factors evolving the cannabis use have successfully decreased the number of adolescents consuming the substance during 2004-2008.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S523
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Elvarra Octiasti
Abstrak :
Tanaman ganja atau cannabis sativa merupakan tanaman liar yang seluruh bagiannya memiliki kandungan psikoaktif, yaitu delta 9 tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD). Tanaman ganja dapat digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit tertentu, salah satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy merupakan gangguan pada fungsi otak. Isu penggunaan ganja sebagai pengobatan untuk penyakit tertentu kembali terangkat di Indonesia ketika seorang ibu melakukan aksinya yang menyerukan ia membutuhkan tanaman ganja untuk pengobatan anaknya yang mengalami cerebral palsy. Berangkat dari hal tersebut timbul beberapa rumusan masalah antara lain: (1) Pengaturan penyandang disabilitas terkait penyakit cerebral palsy; (2) Pengaturan ganja di Indonesia untuk keperluan medis; dan (3) Analisis putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 106/PUU-XVIII/2020. Bentuk penelitian berupa yuridis-normatif, tipe penelitian deskriptif, pendekatan kualitatif, dan bahan hukum primer, sekunder, serta tersier. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan wawancara. Pemanfaatan tanaman ganja untuk pengobatan cerebral palsy dengan kejang tidak dapat digunakan di Indonesia karena selain penggunaannya dilarang oleh Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Indonesia juga belum memiliki penelitian terhadap pemanfaatan tanaman ganja dalam bidang. Dampak adanya putusan tersebut antara lain adalah adanya kepastian hukum, tertutupnya peluang pengujian kembali, pemerintah harus segera melakukan penelitian ganja medis, serta penentuan kebijakan ada di Dewan Perwakilan Rakyat. ......Cannabis plant or cannabis sativa is a wild plant that contains of psychoactive component: delta 9 tetrahydrocannabinol (THC) and cannabidiol (CBD). Based on literature, it is stated that cannabis plant can be used as a treatment for a certain diseases, one of which is cerebral palsy. Cerebral palsy is a neurological disorder caused by a brain injury. The issue of the use of cannabis as a therapy treatment for certain disease was again raised in Indonesia when a mother took action on behalf of her daughter who has cerebral palsy and needs cannabis plants for the treatment. Departing from this, several questions arise, including: (1) Regulations for person with disabilities related to cerebral palsy; (2) Regulations of cannabis in Indonesia in the medical field; (3) Analysis Decisions of the Constitutional Court Number 106/PUU-XVIII/2020. The research was using juridical-normative methods, descriptive research types, qualitative approaches, and primary, secondary, and tertiary legal materials. The data collection tools used were literature studies and interviews. The use of the cannabis plant for therapy treatment of cerebral palsy with seizures cannot be used in Indonesia, apart from being prohibited by Law of the Republic of Indonesia Number 35 of 2009, Indonesia also does not have research on the use of cannabis plants in the medical field. The impact of this decision includes the existence of legal certainty, closing the opportunity for re-testing, the government must immediately conduct research on medical cannabis, and policies in the House of Representatives.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Budi Ati
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai pengalaman tiga narasumber pengedar ganja tingkat awal di Jakarta selama menjalankan aktivitas perdagangan ganja eceran. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori social capital milik Pierre Bourdieu yang dijabarkan oleh Shammas dan Sandberg 2015 melalui konsep street field. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap tiga narasumber pengedar ganja tingkat awal serta tiga narasumber penyalahguna ganja di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan (suatu manfaat dari street social capital) adalah hal yang paling penting selama menjalankan aktivitas perdagangan ganja eceran di Jakarta. Street social capital dapat dimanfaatkan untuk mendapat pembeli dan kontak pemasok. Hasil lain dari memanfaatkan social capital yang mereka miliki adalah mereka bisa mendapatkan street capital barupa keahlian menjual, mengukur kuantitas ganja tanpa alat bantu, menyelesaikan target dari pemasok, mengetahui aparat yang menyamar sebagai sipil, dan menghindari pemberatan hukuman. ......This thesis discusses the experiences of three lower-level cannabis dealers in Jakarta while carrying out retail cannabis dealing. In this study, the author uses Pierre Bourdieu's theory of social capital used by Shammas and Sandberg 2015 through the concept of the street field. This research uses an approach approach by exploring three informants of lower-level cannabis dealers and three informants of cannabis misusers in Jakarta. The results show that trust (benefit from street social capital) is the most important thing when carrying out retail cannabis sale activities. Street social capital can be used to get buyers and supplier contacts. Other results from the benefits of social capital that they have can get street capital in the form of selling skills, measuring the quantity of cannabis without tools, completing targets from suppliers, knowing which officers are civilians, and avoiding heavy penalties.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library