Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriela Putri Natalia
"ABSTRAK
Limbah kulit aren (Arenga pinnata) berpotensi digunakan sebagai bioadsorben dari pembuatan karbon berukuran 75 mikron dan 150 mikron. Karbon tersebut diaktivasi dengan pemberian KOH 1 M dan H3PO4 sebesar 15%. Masing ? masing karbon aktif akan dilapisi dengan kitosan sebesar 0,5%. Bioadsorben yang sudah siap akan digunakan untuk adsorpsi biogas. Biogas diperoleh dari proses digesting anaerob Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair kelapa sawit. Biogas awal mengandung CH4 sebanyak 67% dan CO2 sebanyak 6,496%. Biogas ini kemudian dilalui melewati kolom adsorpsi yang memiliki ukuran tinggi 15 cm dan berdiameter 0,8 cm yang berisi bioadsorben. Pengambilan sampel dilakukan setelah 3 menit dan kemudian dianalisis menggunakan Gas Chromatography (GC). Sedangkan, profil kapasitas adsorpsi pada biomasa dapat diuji menggunakan BET dan FTIR. Setelah melewati tahap pengujian, didapati adsorben terbaik yang berupa bioadsorben berukuran 75 mikron yang diaktivasi dengan menggunakan H3PO4 15% dan dilapisi dengan kitosan 0,5%. Performa bioadsorben menunjukkan bahwa limbah kulit aren berpotensi digunakan untuk adsorpsi karbondioksida hingga 2,96% sehingga bisa meningkatkan kandungan gas metana menjadi 82,77%.

ABSTRACT
Sugar palm (Arenga pinnata) shell waste can be used as bioadsorbent from carbonization in 75 micron and 150 micron. Those carbon are activated with 1 M of KOH and 15% of H3PO4. Each of active carbon will be coated with 0.5% of chitosan. Bioadsorbent will be used as biogas adsorbent. Biogas is generated from anaerob digesting Palm Oil Mill Effluent (POME). The initial biogas contains 67% of CH4 and 6.496% of CO2. Then, the biogas is passed through 15 cm of height and 0.8 cm of diameter of adsorption column with bioadsorbent inside. The datas are taken after 3 minutes of running and are analysed using Gas Chromatography (GC). Meanwhile, the adsorption capacity of the biomass profile can be analysed using BET and FTIR. After sampling, it is found that the best adsorbent is 15% of H3PO4 activated carbon in 75 micron of size coated by 0.5% of chitosan. Performance of bioadsorbent shows that the sugar palm shell waste could be used for adsorption that reduces Carbondioxide until 2.96% and improve Methane content until 82.77%."
2016
S63292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finny Chrisnardy
"ABSTRACT
Karbon mesopori berhasil disintesis menggunakan metode soft template dengan Pluronic F-127 sebagai agen pembentuk struktur; phloroglucinol dan formaldehida sebagai prekursor karbon. Karbon mesopori hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD, BET, SEM-EDX, dan FTIR. Aktifasi karbon mesopori hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan HCl 1M dengan tujuan untuk meningkatkan loading trietilentetraamina TETA sebagai senyawa bergugus amina dalam karbon mesopori. Karbon mesopori dan karbon mesopori teraktifasi dimodifikasi menggunakan TETA dengan variasi konsentrasi di bawah 50 wt. Karbon mesopori termodifikasi kemudian dikarakterisasi dengan SEM-EDX dan FTIR. Uji adsorpsi CO2 dengan adsorben karbon mesopori, karbon mesopori teraktifasi, karbon mesopori termodifikasi TETA, dan karbon mesopori teraktifasi termodifikasi TETA dengan variasi waktu pengaliran CO2 selama 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit dengan waktu kontak 15 menit dan laju alir gas CO2 20 mL/menit. Sebagai perbandingan, uji adsorpsi dilakukan juga dengan karbon aktif komersial. Uji adsorpsi juga dilakukan pada laju alir 60 mL/menit selama 2,5, 5, 7,5, 10, 12,5, dan 15 menit untuk melihat pengaruh laju alir terhadap kemampuan adsorpsi CO2. Gas CO2 yang teradsorpsi dilkuantisasi dengan metode titrasi asam basa. Berdasarkan uji adsorpsi CO2, aktifasi asam berhasil meningkatkan loading TETA ke dalam karbon mesopori sehingga meningkatkan kemampuan adsorpsi CO 2.

ABSTRACT
Mesoporous carbon was successfully synthesized using soft templated method with Pluronic F 127 as structure directing agent phloroglucinol and formaldehyde as carbon precursor. The as synthesized mesoporous carbon was characterized using XRD, BET, SEM EDX, and FTIR. Activation of as synthesized mesoporous carbon was done using HCl 1 M to increase triethylenetetraamine TETA as amine group compound loading within mesoporous carbon. Mesoporous carbon and activated mesoporous carbon was modified using TETA with concentration varation under 50 wt. The modified mesoporous carbon was then characterized with SEM EDX and FTIR. Adsorption test was performed using adsorbent mesoporous carbon, activated mesoporous carbon, mesoporous carbon modified by TETA, and activated mesoporous carbon modified by TETA with flow time CO2 gas variation 5, 10, 15, 20, 25, and 30 minutes, contact time 15 minutes, and flow rate 20 mL minute. As comparison, adsorption test was performed with activated carbon. Adsorption test was also performed with flow rate 60 mL minute for 2,5, 5, 7,5, 10, 12,5, and 15 minutes to observe the effect of flow rate on adsorption ability of CO2. Adsorbed CO2 gases was quantified with acid base titration method. From CO2 adsorption test, acid activation was successfully increased TETA loading within mesoporous carbon which increased CO2 adsorption ability."
2016
S66243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Juliani Utami
"ABSTRAK
Kapal laut merupakan moda transportasi yang digunakan untuk memfasilitasi 90% perdagangan internasional. Hal tersebut membuat kapal laut berpartisipasi dalam membuang sekitar 120 juta ton gas CO2 ke atmosfer setiap tahunnya (Hydros Foundation). Dalam rangka menanggulangi dan mencegah dampak yang lebih buruk dari terperangkapnya gas CO2 di udara, International Maritime Organization menetapkan peraturan yang menuntut indutri perkapalan untuk mengurangi emisi CO2 di masing-masing kapalnya sebesar 40% di tahun 2030 mendatang. Dalam memenuhi tuntutan ini industri dapat menerapkan teknologi post-combustion adsorption. Teknologi adsorpsi tentunya membutuhkan adsorben yang cocok sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Pada penelitian ini fungsi yang diharapkan yaitu menangkap gas CO2 pada gas buang kapal, dengan pengaruh adanya gas N2, mengingat gas N2 mempunyai presentase besar pada gas buang kapal. Salah satu adsorben yang memiliki potensi untuk adsorpsi gas CO2 di gas buang kapal adalah MIL-101 (Cr). Material ini memiliki luas permukaan yang besar, dan diiringi dengan kestabilan kimia dan kestabilan termal yang baik. Pada penelitian ini dilakukan sintesis material MIL-101 (Cr) secara hydrothermal, diikuti dengan proses karakterisasi luas permukaan melalui adsorpsi/desorpsi N2, fourier transform infrared sprectoscopy (FTIR), x-ray diffraction (XRD), thermogravimetric analysis (TGA), dan scanning electron microscopy (SEM). Setelah sintesis dan karakterisasi, dilakukan pengujian kapasitas adsorpsi secara volumetrik, kemudian perhitungan selektivitas menggunakan metode ideal adsorbed solution theory (IAST). Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil selektivitas CO2/N2 sebesar 30,1 untuk suhu 27C dan 9,9 untuk suhu 25C.

ABSTRACT
Shipping, or sea freight, is still the most crucial mode of transportation, facilitating 90% of the International trade. With that high percentage, shipping also contributes in accumulating more than 120 million tons of carbon dioxide in the atmosphere each year (Hydros Foundation, 2015). In order to prevent and overcome any worse impact from the heat-trapping gas, International Maritime Organization (IMO) set new rules that require the shipping industry to reduce their ships CO2 emission by 40% in the upcoming 2030. To meet this requirement, post-combustion adsorption technology is an interesting option since this method does not force owner to replace their whole ship system but instead just add some additional equipment. Adsorption method required a suitable adsorbent for each specific purpose. In this research the adsorbent is expected to be able to capture CO2 gasses from a ship exhaust, while considering the effect of N2 gasses that mainly dominate the flue gasses. MIL-101 Cr, a type of metal-organic framework, is one potential adsorbent for the required function. This material has a large surface area, along with a great chemical and thermal stability. In this research writer conducted a hydrothermal synthesize of MIL-101 Cr, followed by material characterization: surface area analysis using N2 adsorption/desorption, fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), x-ray diffraction (XRD), thermogravimetric analysis (TGA), and scanning electron microscopy (SEM). After the synthesize and characterization, adsorption measurement is conducted using volumetric method and then the selectivity is calculated using ideal adsorbed solution theory (IAST) method. In this research the CO2/N2 selectivity using MIL-101 Cr reached up to 30,1 in 27C and 9,9 in 25C."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shavira Marsya Arianti
"Fenomena pemanasan global terjadi akibat penumpukan gas rumah kaca di atmosfer. Diperlukan solusi yang dapat diproduksi massal dengan mudah dan murah untuk membantu mengurangi jumlah gas rumahkaca di udara. Dari keseluruhan gas rumahkaca, lebih dari 90 persen penyusunnya adalah karbondioksida. Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) telah memungkinkan penangkapan karbondioksida dari udara dengan adsorpsi/desorpsi untuk kemudian disimpan dan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Jenis material Metal Organic Frameworks (MOF) kian marak difungsikan sebagai adsorben untuk fungsi adsorpsi karena luas permukaan yang besar dan volume pori yang besar. Subjenis MOF dengan ligan biomolekul atau yang biasa disebut bio-MOF kemudian dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan MOF terutama pada sektor medis. Studi ini dikhususkan untuk meningkatkan afinitas material bio-MOF kromium suksinat sebagai adsorben pada adsorpsi gas karbondioksida. Material dibentuk dari sintesis hidrothermal dengan bahan logam kromium(III)nitrat, ligan asam suksinat, dan dissodium sulfat. Nilai pH larutan dinaikkan dengan penambahan NaOH. Material kemudian dikarakterisasi dengan metode FTIR, BET, and SEM. Dari studi ini dihasilkan bio-MOF kromium suksinat dengan luas permukaan 207,58 m3/g dan volum pori sebesar 0,88 cm3/g. Hasil uji adsorpsi maksimum tercapai pada suhu 30 C di tekanan 15 bar dengan nilai 6,4 g/g.

Global warming that causes climate change is caused by the higher concentration of greenhouse gases in atmosphere. We need a solution that can be cheaply and efficiently mass produced to reduce greenhouse gases. More than 90% of greenhouse gases consists of carbondioxide. Carbon Capture and Storage (CCS) technology has allowed us to not only capture carbondioxide from air but also store the captured gas for later uses. Metal Organic Frameworks (MOF) has now been developed as adsorbent because of the large surface area and pore volume. A subtype of MOF synthesized with biomolecule ligands, mainly referred to as bio-MOFs is now being developed to fulfill the needs of MOF especially in the medical field. This study is focused in increasing the affinity of Bio-MOF chromium succinates as adsorbent for CO2 adsorption purpose. Chromium succinates was prepared by hydrothermal reaction of chromium(III)nitrate, succinic acid, and dissodium sulphate. The pH level of the obtained solution was then increased by gradually adding NaOH. The result was then characterized by FT-IR, BET, and SEM. The resulted chromium succinate has the surface area of 207,85 m3/g and pore volume of 0,88cm3/g. The maximum adsorption level is achieved at 30 C temperature at 15 bar pressure valued 6,4g/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library