Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadlil Abdani
"ABSTRAK
Penelitian ini termasuk dalam true experiment yang bertujuan untuk menguji main effect maupun interaction effect variabel mental accounting dan self efficacy terhadap pengambilan keputusan investasi mesin produksi. Metode yang digunakan adalah true experiment, dengan desain 2 x 2 between subject yang menggunakan dua level kondisi mental accounting (ada atau tidak ada) dan dua level kondisi self efficacy (tinggi atau rendah). Uji statistik yang digunakan dengan Analysis of Variance (ANOVA), untuk hipotesis pertama dan kedua menggunakan One Way Analysis of Variance dan untuk hipotesis ketiga menggunakan Two Way Analysis of Variance. Hasil penelitian menemukan bahwa mental accounting terbukti berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi mesin produksi. Self efficacy juga terbukti berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi mesin produksi. Sementara efek interaksi antara mental accounting dan self efficacy tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi mesin produksi.

ABSTRACT
This research is included in the true experiment which aims to test the main effect and the interaction effect of mental accounting and self efficacy on investment decisions on production machinery. The method used is the true experiment, with the design of 2 x 2 between subjects that uses two levels of mental accounting (existing or absent) and two levels of self efficacy (high or low). Statistical tests are used with ANOVA, for the first and second hypotheses using One Way Analysis of Variance and for the third hypothesis using Two Way Analysis of Variance. The results of the study found that mental accounting proved to influence the investment decision making of production machinery. Self efficacy is also proven to have an effect on investment decisions in production machinery. While the interaction effect between mental accounting and self efficacy does not affect the investment decision making of a production machine.
"
Jakarta : Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis , 2019
657 ATB 12:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Wintarsih
"Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) merupakan lembaga
intelijen keuangan yang bertugas untuk mencegah dan memberantas tindak pidana
pencucian uang di Indonesia. Dalam menjalankan fungsinya, PPATK melibatkan banyak data dan dokumen negara yang bersifat rahasia dan sangat rahasia. Kewajiban PPATK maupun pegawai PPATK dalam menjaga kerahasiaan informasi tertuang pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang maupun Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2011 tentang Intelijen Negara. Untuk menjaga kerahasiaan data dan dokumen negara, PPATK senantiasa melakukan sosialisasi kesadaran keamanan informasi secara rutin kepada pegawai PPATK, khususnya pegawai yang mengelola maupun mengakses data dan dokumen negara secara
langsung. Namun hasil simulasi internal menggunakan metode social engineering yang dilakukan terhadap pegawai PPATK secara acak pada Desember 2017 menunjukkan
bahwa masih terdapat pegawai yang terpancing dan memberikan informasi yang tidak
seharusnya diberikan kepada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa
pegawai yang belum memiliki kesadaran keamanan informasi yang tinggi sesuai dengan kebutuhan PPATK, dan dapat menimbulkan citra buruk terhadap PPATK dan
mengganggu fungsi PPATK untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian
uang. Secara hukum, kelalaian yang diakibatkan oleh kurangnya kesadaran informasi dapat dikenakan pidana denda maupun pidana penjara sesuai dengan yang tertera dalam Undang-Undang yang disebutkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesadaran keamanan informasi pegawai PPATK pada tiap-tiap fokus area berdasarkan pedoman keamanan informasi yang telah dimiliki oleh PPATK, dengan menggunakan teori Knowledge, Attitude, Behavior (KAB), serta untuk mengetahui aspek mana saja yang masih perlu dilakukan peningkatan kesadaran keamanan informasi sehingga diharapkan seluruh pegawai PPATK dapat memiliki tingkat kesadaran keamanan informasi yang tinggi dan kerahasiaan data dan
dokumen negara yang dikelola oleh PPATK dapat terjaga dengan baik. Hasil penelitian dari 159 responden menunjukkan bahwa tingkat kesadaran keamanan
informasi pegawai PPATK berada pada kategori Sedang dan masih membutuhkan
peningkatan kesadaran keamanan informasi, khususnya di area Pertukaran Informasi, Pengendalian Akses Informasi dan Manajemen Insiden Keamanan Informasi. Selain itu, analisis yang dilakukan juga membuktikan bahwa pengetahuan memberikan pengaruh yang positif terhadap sikap dan perilaku seseorang, sehingga PPATK dapat meningkatkan tingkat kesadaran keamanan informasi pegawai dengan menanamkan pengetahuan yang lebih banyak.

Indonesia Financial Transaction Reports and Analysis Center (INTRAC/PPATK) is a financial intelligent agency that prevent and eradicate money laundering in Indonesia. As an intelligent unit, PPATK handles a lot of confidential and highly confidential state documents. Therefore, PPATK as an institution and its employees holds an obligation to keep confidentiality as stated in Law of the Republic of Indonesia Number 8 Year 2010 regarding Countermeasure and Eradication of Money Laundering and Law of the Republic of Indonesia Number 17 Year 2011 regarding State Intelligence. In order to keep confidentiality, PPATK routinely holds information security awareness events for its employees, especially for those who have direct access to data and/or state documents. Even so, internal social engineering simulation result in December 2017 shows that some of the employees still willing to give information to unauthorized party.
This means that there are employees that did not meet PPATKs information security awareness standard. It can deliver negative impact for PPATKs image in society. Furthermore, it can interupt PPATKs role as a financial intelligent unit. By law, a negligence caused by lack of information security awareness can be charged by fine penalties or even jail as stated in Law of the Republic of Indonesia Number 8 Year 2010 regarding Countermeasure and Eradication of Money Laundering and Law of the Republic of Indonesia number 17 Year 2011 regarding State Intelligence. This research aims to measure information security awareness of PPATKs employees on each focus area based on PPATK information security policy by using Knowledge, Attitude, Behavior (KAB) theory, and also to understand which focus area that still needs improvement to be able to increase PPATK employees information security awareness level and maintain confidentialy in their work. The result of this research gained from 159 respondents answers shown that the level of PPATK employees information security awareness is Average and there are 3 areas that are lack of awareness, which are Information Trading, Information Access Control and Information Security Incident Management. This research also concluded that a better knowledge affects positively to a better attitude and behavior, thus PPATK can develop their employees awareness by providing them with better knowledge in information
security.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dzul Azhar Iskandar
"Instansi keuangan di Indonesia termasuk bank memiliki kewajiban dalam melaporkan
data debitur yang dimiliki dalam bentuk pelaporan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) ke pihak regulator. Berdasarkan hasil wawancara menyebutkan bahwa pelaporan data debitur SLIK yang dilaporkan oleh Bank XYZ masih menerima sanksi administrasi dari regulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan prioritas strategi yang dapat meningkatkan kualitas data pelaporan dan meminimalisir sanksi administrasi dari regulator. Penelitian dilakukan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) yang menggabungkan kebutuhan pengguna dan kebutuhan teknis yang didapat berdasarkan hasil wawancara dengan Subject Matter Expert (SME) SLIK yang ada dalam Bank XYZ. Kebutuhan pengguna dan kebutuhan teknis tersebut digambarkan dalam bentuk House of Quality (HoQ) untuk selanjutnya hasil penelitian didapat berdasarkan skema yang ada dalam QFD. Selain QFD, penelitian ini juga menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot serta prioritas dari dimensi kualitas data beserta kebutuhan pengguna. Geometric Mean juga digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung ratarata dari nilai kuesioner. Dengan QFD, prioritas strategi dapat dihasilkan sekaligus tujuan dan hasil penelitian didapatkan demi meningkatkan kualitas data pelaporan SLIK. Hasil penelitian ini mengemukakan strategi berupa kebutuhan pengguna dengan urutan prioritasnya dari yang terpenting yaitu pengawasan kualitas data input di setiap cabang, sistem untuk melakukan validasi data SLIK, aplikasi DQM mengakomodir kualitas data kredit SLIK, parameter ceklis yang wajib dipenuhi setiap ada penambahan requirement baru SLIK, prosedur preventive sebelum proses pelaporan, parameter valid untuk menentukan alamat nasabah yang memiliki lebih dari satu value, kebijakan dan prosedur untuk perbaikan data SLIK secara manual, meningkatkan kecepatan proses data SLIK. Strategi lain berupa prioritas dari kebutuhan teknis yang perlu diadakan ataupun ditingkatkan kualitasnya berdasarkan yang terpenting yaitu proses audit cabang, pembuatan kebijakan, prosedur, parameter ceklis, utilisasi dan optimasi server, pengembangan aplikasi DQM, dan pembuatan sistem validasi data.

Financial institution in Indonesia included Bank have an obligation of reporting the debtor data had in form of Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) reporting to the regulator side. Based on interview result which is mentioned that the reporting of SLIK debtor data has been reported by Bank XYZ still received an administrative punishment from regulator. The objective of this research is to conclude strategy priority which could improve the quality of reporting data and minimalize an administrative punishment from regulator. This research used Quality Function Deployment (QFD) method which is combined user needs and technical needs resulted from interview with Subject Matter Expert (SME) of SLIK in Bank XYZ. Those user needs and technical needs described in form of House of Quality (HoQ) and the next is the result of this research resulted based on the schema on QFD. Beside QFD, this research is also used Analytic Hierarchy Process (AHP) to decide the weight and the priority from both of data quality dimensions and user needs. Geometric Mean is also used in this research to calculate the average of questionnaire value. With QFD, the strategy priority could resulted and also the objective of the research is achieved for improving the data quality of SLIK reporting. The result of this research proposed strategies that is user needs with their priority based on the most important is the controlling data input quality in every branches, the system to do validate SLIK data, the application of DQM which accomodates the quality of SLIK credit data, the to do list parameter which has to be fulfilled in every adding of SLIK new requirement, the preventive procedures before doing reporting process, the valid parameters to decide customer address which has more than one record, the policy and procedures to fix SLIK data manually, improving the quickness of SLIK data processes. The other strategies is the priority of technical needs which has to be done or improve those qualities based on the most important is branches audit process, the making of policies, procedures, to do lists, the utilization and optimation of server, the development of DQM application, and the making of validating data system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vannisa Irma Dewi
"Tata kelola teknologi informasi saat ini banyak diimplementasikan oleh beragam jenis dan skala organisasi. Salah satu organisasi yang memanfaatkan hal tersebut adalah institusi perguruan tinggi. TI telah ditetapkan sebagai Standar Penyelengaraan Perguruan Tinggi di Indonesia sebagai sarana dan prasarana yang wajib dihadirkan untuk menjadi bagian dari basis Pangkalan Data Perguruan Tinggi dan pendukung dalam pengelolaan dan pengembangan kegiatan akademik serta administratif. Tata kelola teknologi informasi ditujukan untuk mengelola layanan TI pada organisasi. Tata kelola TI pada organisasi akan membantu organisasi dalam menentukan proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan, pengelolaan, dan pemantauan pada aset TI yang dimiliki. Pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis kondisi tata kelola teknologi informasi pada Universitas ABC. Data yang diolah dalam penelitian ini bersumber dari proses wawancara semi - terbuka dan pengisian kuesioner terstruktur. Hasil yang diperoleh dari proses pengukuran tingkat kapabilitas proses tata kelola TI pada Universitas ABC adalah berada pada level 1. Hal tersebut menunjukan bahwa proses tata kelola untuk TI telah dilakukan. Rekomendasi untuk perbaikan disusun sesuai dengan sasaran peraihan value dan tingkat kapabilitas dari proses tata kelola TI yang ingin dituju oleh Universitas ABC.

In recent year the implementation of information technology governance has been done by various organizations, one of them is higher education institution. Indonesia Higher Education And Research Ministry placed IT as a part of standar of national education performing system in order to provide data for Higher Education Database. Its also has a role for supporting the management and development of academic and administrative activities. With IT governance, it can support organization for decision making process around IT assets. The research conducted by applying study case method to observe and analyze universitiys IT governance capability level. Using COBIT 5, this IT governance framework created based on best practice, able to provides method and system to establish good enterprise IT governance. COBIT 5 likewise has a tool for assessing IT governance process capability level. Information and data occurred in this research gathered through interview and filled in structured questionnaire with the consent of case study subject. Through research activity, the IT governance process capability level shows at level 1, means the process of IT governance has occured. Another outcome from this research is the IT governance process improvement recommendation following the expect value and proper goals set by ABC University."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Univeristas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suluh Hendrawan
"ABSTRACT
The implementation of non cash transactions in local governments is the governments step in the struggle for the public interest. This study discusses how to implement non cash transactions in local government in an effort to realize good governance. With qualitative case studies obtained, the data in this study were collected by in depth interviews. The results of this study prove that accountability, approval and administrative order have been successfully completed in the implementation of non cash transactions. However, the efficiency of the use of the budget has not been able to optimize. Besides that, at the level of strategy, the system and structure are already running well. Factors of ability, human resources and leadership style that need to be considered in order to be successful in supporting good governance management strategies."
Jakarta: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2019
657 ATB 12:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library