Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devan Rizky Fadillah
"Penelitian ini melakukan studi pemanfaatan minyak biji kapuk randu termodifikasi belerang sebagai bahan aditif Extreme Pressure . Bahan baku adalah minyak biji kapuk randu yang di sulfurisasi menggunakan sinar UV dengan panjang sinar 254nm selama 20 jam. Belerang yang digunakan berupa gas H 2S. Minyak biji kapuk randu yang sudah di sulfurisasi diuji kandungan sulfur dan didapat 19875 ppm sulfur selama 20 jam sulfurisasi. Pengujian performa aditif adalah dengan cara uji 4-Ball dengan mencampurkan minyak dasar mineral dengan minyak yang sudah di sulfurisasi selama 20 jam. Parameter yang diuji adalah tingkat ketahanan keausan benda. Hasil uji keausan terbaik adalah pada formulasi minyak dasar mineral + minyak tersulfurisasi 20 jam 10% dengan meningkatkan performa sebesar 97% dari performa minyak dasar mineral. Data diambil pada kondisi operasi alat uji four ball berupa beban/beban 62kg, kecepatan putar 1150 rpm, dan waktu pengujian selama 2 jam.
...... This research conducted a study on the use of sulfur-modified kapok seed oil as an Extreme Pressure additive. The raw material is kapok seed oil which is sulfurized using UV light with a light length of 254nm for 20 hours. The sulfur used is H 2S gas. Kapok seed oil that had been sulfurized was tested for sulfur content and obtained 19875 ppm sulfur during 20 hours of sulfurization. Testing the performance of additives is by means of a 4-Ball test by mixing mineral base oil with oil that has been sulfurized for 20 hours. The parameter tested is the level of wear resistance of the object. The best wear test results were in the formulation of mineral base oil + 20 hours 10% sulfurized oil with a performance increase of 97% compared to the performance of mineral base oil. Data was taken under the operating conditions of the four ball test equipment in the form of a load of 62 kg, rotational speed of 1150 rpm, and testing time of 2 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhanda Rumana
"Natrium Karboksimetil Selulosa (NaCMC) digunakan secara luas di bidang farmasi sebagai eksipien. Serat kapuk merupakan bahan alam dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi berkisar antara 35% - 64%. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan kondisi dan metode optimum pembuatan NaCMC dari α-selulosa serat kapuk, identitas dan karakteristik NaCMC yang dihasilkan dibandingkan dengan NaCMC komersial. Alkalisasi dilakukan dengan menggunakan 25% NaOH dan 1,7% natrium tetraborat. Karboksimetilasi dioptimasi dengan variasi berat natrium monokloroasetat (NaMCA) yang digunakan dan waktu reaksi. Derajat substitusi (DS) ditentukan dengan titrasi asam basa. Produk NaCMC yang optimal dengan nilai DS 0,72 diperoleh dari reaksi karboksimetilasi dengan rasio alfa selulosa dan NaMCA 1,25 : 1. NaCMC yang diperoleh berupa serbuk halus, tidak berbau, tidak berasa, berwarna putih dan nilai pH larutan 1% nya adalah 7,14. Spektrum inframerah NaCMC memiliki kemiripan dengan NaCMC komersial. Berdasarkan perbandingan pola difraktogram dengan difraksi sinar-X sudah terlihat kemiripan antara NaCMC serat kapuk dengan standar serta menunjukkan bentuk kristal dan amorf. Secara morfologi dengan SEM (Scanning Electron Microscope) menunjukkan bentuk morfologi yang lebih pipih dan kasar daripada standar komersial. NaCMC dari alfa selulosa serat kapuk secara keseluruhan sudah mirip dengan NaCMC komersial.
......Sodium carboxymethyl cellulose (Na-CMC) is commonly used an excipient on pharmaceutical product. Kapok fiber is one of natural material that contains high amount of cellulose ranges from 35% - 64%. The present research aimed to find out the optimum condition and method of NaCMC prepared from α-cellulose kapok fiber and its identity and characteristics compared to commercial NaCMC. Alkalization was carried out using 25% sodium hydroxide and 1.7% sodium tetraborate. The carboxymethylation reaction was optimized by variation of weight of sodium monochloroacetate (NaMCA) and duration of reaction. The degree of substitution (DS) was determined by acid-base titration method. The optimum NaCMC product with DS value of 0.72 was obtained from carboxymethylation reaction with sodium monochloroacetate to alpha cellulose ratio 1.25 : 1. The NaCMC was obtained in the form of fine powder, odourless, tasteless, white and the pH value of 1% solution was 7.14. The infrared spectra of NaCMC was similar to commercial reference. Based on the comparison of diffractogram by X-Ray diffraction, there was a similarity pattern between NaCMC of kapok fiber with the reference which showed crystalline and amorphous form. Morphologically by using SEM (Scanning Electron Microscope), it showed a more flat and coarser morphological shape than the commercial reference. Overall, NaCMC from kapok fiber alpha cellulose similar with the commercial NaCMC."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library