Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Halim Sadikin
"Keadaan hipoksia menyebabkan peningkatan Hypoxia Inducible Factor (HIP) sebagai respon terhadap menurunnya kadar oksigen. Selain menyebabkan peningkatan HIP, hipolsia juga menyebabkan peningkatan pembentukan dan penglepasan Reactive Oxygen Species (ROS) dari dalam mitokondria. yang kemudian akan meregulasi respons terhadap 02 yang rendah. Akibat peningkalan pembentukan ROS, kcmungkinan dapat teijadi stres oksidatif Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengamati pengaruh hipoksia sistemik terhadap ekspresi gen HIF I-a dan stres oksidatif pada jaringan hati tikus yang diindiksi hipoksia sistemik selama I, 3, 7 dan 14 hari yang dibandingkan dengan kelompok normoksia sebagai kontrol.
Induksi hipoksia sistemik dilakukan dengan memaparkan tikus jantan Sprague-Dawley terhadap lingkungan dengan oksigen l0% dan nitrogen 90% dalam sungkup hipoksiai Kada: protein, glutatzion (GSH) dan malondialdehid (MDA) diperiksa dari homogenat hati likus. Kadar protein dihitung dengan mengukur serapan pada 1 280 nm dan dibandingkan dengan serapan larutan standar Bovine Serum Albumin. Kadar malondialdehid (MDA) ditetapkan dengan metode Wiils dan kadar glutation (GSH) diukur dengan rnetode Ellman. Analisis ekspresi gen HIF 1-a dilakukan dengan metode Wesrern Blot dengan menggunakan anti HH? l-oi sebagai antibodi primer, anti IgG mouse sebagai antibodi sekunder dan pewamaan menggunakan aminoerhyl carbazole.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar MDA hati meningkat mulai hari ke-l hipoksia dan bertahan sampai I4 hari, walaupun tidak bemiakna secara statistik Kadar GSH hati menunjukkan penutunan yang bermakna seiring dengan lamanya hipoksizi Hasil Weslerrz Blot menunjukkan adanya HIP I-a pada normoksia, hipoksia 1 hari dan 3 hari. Dapat disimpulkan bahwa terjadi stres oksidatif di jaringan hati seiring dengan lamanya hipoksia.

Hypoxia condition increases the level of hypoxia-inducible factor (HIF) as response to oxygen deprivation. Hypoxia also increases production and releases of reactive oxygen species (ROS) from mitochondria Excessive production of ROS can lead to oxidative stress, due to its reactivity with macromolecules within cell, ie lipid. The objective of this study is to observe the effects of induction of systemic hypoxia on expression of HIP 1-c. gene and its relation oxidative stress in rat liver tissue.
The experiment was conducted on 25 male Sprague-Dawiey rats, which were divided into 5 groups : normoxic, hypoxia for l day, 3 days, 7 days and 14 days. Induction of systemic hypoxia was carried by exposing the rats in a hypoxic chamber with environment 10% 02 and 90% N2. To asses the oxidative stress condition, malondialdehyde (MDA) and glutation (GSH') concentration in liver was measured using Wills? and Ellman?s method, respectively. Expression of HIP 1-ot gene was analyzed using Westem Blot.
The result showed that MDA concentration is higher in all hypoxic group with no statistically significance difference. The GSH level decreased significantly until day 14. It seemed that oxidative stress occurred at day 14. HIF 1-a was expressed in normoxic condition, hypoxia day l and day 3. It was concluded that oxidative stress was more likely to occur at day 14 of hypoxia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32318
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Suciati
"Keadaan hipoksia dapat membuat sel melakukan adaptasi melalui ekspresi berbagai macam gen. Banyak gen tersebut adalah gen yang diinduksi oleh suatu faktor transkripsi yang disebut HIF-I HlF-la adalah subunit yang diregulasi oleh kadar oksigen untuk aktifitas faktor transkripsi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola mRNA HIF 1u dan ekspresi protein HIF-ln pada organ ginjal dari tikus yang mengalami kondisi hipoksia secara sistemik yang terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan lamanya perlakuan (kelompok kontrol, hipoksia 13, 7 dan 14 hari masing-masing 6 ekor tikus) menggunakan Hypoxic Chamber dengan kadar 02 8% dan Nitrogen 92%. Pola mRNA HIF-la dilihat berdasarkan basil RT-PCR dengan membandingksn rasio kelompok nonnoksia dan kelompok hipoksia. Ekspresi protein HIF-1a dilakukan dengan metode Western Blot dengan menggunakan anti HIF-la sebagai antibodi primer.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan ekspresi mRNA HIF-la dibandingkan kontrol pada kelompok hipoksia 1 hari dan diikuti peningkatan pada kelompok hipoksia 3 hari dan mulai mengalami penurunan kembali pada kelompok 7 hari. Sementara protein HIF-la. memperlihatkan terdapatnya peningkatan ekspresi protein HIF-la yang mulai mengalami penurunan pada kelompok hipoksia 14 hari. Dapat disimpulkan bahwa regulasi H1F-1a terjadi pada tahap transkripsi dan tahap pasca translasi.

Hypoxia could make cell to adapt trough gene expression. Many of these gene induced by the transcription factor called HIP-1. HIF-I tz is the subunit which regulated by oxygen level to activated the transcription factor.
The aim of this study is to know the pattern of Hypoxia Inducible Factor-Ia (HIP-la) mRNA and HIF-Ia protein Expression of Renal Rat in Systemic Chronic Hypoxia which divided to 5 groups based on the duration of hypoxia (control, I, 3, 7, and I4 days of hypoxia with 6 rats each group ) using hypoxia chamber with 8% oxigen and 92% Nitrogen. The pattern was measure with RT-PCR which combine the ratio of control group and the hypoxic group. The protein expression measure with Western Blot method using anti HIF-l a as 1? antibody.
The result shows that HIP-lo. mRNA expression decrease in 1" day of hypoxia, elevated and reach a peak at 3 days of hypoxia and start to decrease since then. While the HIP-lo. protein shows an increase expression until I4 days of hypoxia which start to decrease. It can be concluded that HIF-la regulation occurs in transcription level and post translation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32319
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Silvia Hardiany
"Latar Belakang: Glioma merupakan tumor otak primer yang sering ditemukan di Indonesia. Sampai saat ini, terapi glioma belum memuaskan karena sering timbul resistens] dan rekurensi sehingga diperlukan terapi tambahan misalnya terapi gen. MnSOD diduga berperan sebagai supresor tumor, namun peran tersebut masih kontroversial. Tumor padat termasuk glioma mempunyai status oksigen yang kurang baik dibandingkan dengan jaringan normal. MnSOD sebagai antioksidan dapat mempengaruhi kadar ROS (Reactive Oxygen Species) yang meningkat pada kondisi hipoksia. Oleh karena itu perlu dianalisis bagaimana ekspresi gen MnSOD pada sel glioma manusia yang hipoksia. Hipoksia pada sel glioma diduga mempengaruhi respon sel tumor terhadap terapi radiasi. Hipoksia tersebut dapat dideteksi dengan suatu petanda Jaringan hipoksia yaitu HIF-1α.
Tujuan: Untuk menganalisis ekspresi gen MnSOD, kondisi hipoksia pada sel glioma melalui analisis ekspresi gen HIF-1a serta menganalisis ekspresi gen MnSOD pada sel glioma yang hipoksia.
Desain: Cross Sectional
Metode: Ekspresi gen MnSOD dianalisis dengan membandingkan leve] mRNA dan aktivitas spesifik enzim MnSOD pada sel glioma dengan sel lekosit (kontrol). Ekspresi gen HIF-1a@ dianalisis dengan mebandingkan level MRNA HIF-1la pada sel glioma dengan sel jekosit. Ekspresi MnSOD dan HIF-1α dideteksi pada 20 pasien glioma menggunakan quantitative Real Time RT-PCR untuk kadar relatif mRNA MnSOD dan HIF-1α, serta pemeriksaan biokimia untuk mengukur aktivitas enzim MnSOD. Analisis statistik dengan menggunakan SPSS 16.0.
Hasil: Ekspresi gen MnSOD baik mRNA maupun aktivitas spesifik enzim MnSOD pada sebagian besar sampel sel glioma manusia ditemukan lebih rendah secara signifikan (p< 0.01) dibandingkan dengan sel lekosit. Sedangkan mRNA HIF-la pada sebagian besar sel glioma manusia ditemukan lebih tinggi secara signifikan (p< 0.05) dibandingkan dengan sel lekosit. Sebanyak 80 % (16 sampel) menunjukkan mRNA HIF-1α yang tinggi, yang berarti terdapat hipoksia pada sel glioma. Dari 16 sampel tersebut, 11 sampel menunjukkan ekspresi mRNA MnSOD yang rendah dan 4 sampel menunjukkan ekspresi mRNA MnSOD yang tinggi.
Kesimpulan: Ekspresi gen MnSOD pada sebagian besar sampel ditemukan rendah. Ekspresi HIF-1a@ yang tinggi menunjukkan terdapat hipoksia pada sebagian besar sampel scl glioma. Terdapat perbedaan ekspresi MnSOD pada kondisi hipoksia sel glioma.

Background: Glioma is one of the most frequently found primary brains tumors in Indonesia. Until now, treatment of the glioma is far from succesfull due to resistancy and recurrance. Therefore, additional therapy is required, such as gene therapy. MnSOD is antioxidant enzymes which is suggested as tumor suppressor, despite its controversies. Solid tumor such as glioma have low oxygen level in the tissue compare to normal tissues. MnSOD as antioxidant enzyme have potential effects on increased ROS (reactive oxygen species) concentration in hypoxia condition. Therefore, further analysis is needed to explain MnSOD gene expression in hypoxic human gliomal cells. Hypoxia in gliomal cells are suggested to influence tumor cells responses toward radiotherapy. Hypoxia state can be detected using tissues hypoxic marker, hypoxia inducible factor-la (HIF1α).
Desaign: Cross sectional
Aim: To analyzed MnSOD gene expression, hypoxia condition in human glioma cells by analyzing the gene expression of HIF-αa and to analyzed MnSOD gene expression in hypoxic human gliomal cells.
Methode: MnSOD gene expression was analyzed by comparing MnSOD mRNA level and enzyme specific activity in glioma cells with leucocytes (control). HIF-1α gene expression was analyzed by comparing HIF-la mRNA level in glioma cells with leucocytes. Twenty glioma patients were included in this study. Quantitative Real Time RT-PCR was used to analyzed MnSOD and HIF-1α mRNA level. Biochemistry test was used to analyzed MnSOD enzyme spesific activity. Statistical analysis was performed using SPSS 16.0.
Results: MnSOD gene expression at mRNA level and enzyme spesific activty in most human glioma samples were significantly lower (p< .01) than leucocytes. While HIF-lao mRNA level in most human glioma samples were significantly higher (p< .05) than leucocytes, Eighty percents (16) of the samples showed high HIF-1α mRNA level, this mean that glioma samples were in hypoxic state. Among the 16 samples, 11 samples showed low MnSOD mRNA level and 4 samples showed high mRNA MnSOD level. This mean that there were differences in MnSOD gene expression in hypoxic human glioma cells.
Conclusion: MnSOD gene expression in most human glioma samples were low. High HIF-1α mRNA level were found in mosi of plioma samples, meaning that glioma sample were in hypoxic state. There were differences in MnSOD expression in hypoxic human glioma cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Masagus Zainuri
"Penelitian ini bertujuan menganalisis aktivitas spesifik enzim MnSOD, katalase dan OPT pada sel hati tikus yang diinduksi hipoksia sistemik dan hubungannya dangan stres oksidatif. Sampel penelitian ini adalah jaringan had tikus jantan strain Sprague Dawley (Rattus novergieus L), yang diinduksi hipoksia sistemik kmnik 1,7,14 dan 21 hari. Pada homogenat hati tikus dilakuksn beberapa pomeriksaan, yaitu pemeriksaan aktivitas spesifik MnSOD, aktivitas spesifik katalase, aktivitas spesifik enzim OPT, kadar MDA dan pemeriksaan senyawa karbonil.
Dari penelitian ini didapatkan hasil tidak adanya perubahan bennakna pada aktivitas spesifik MnSOD, OPT, dan kadar karbonil. Pada hipoksia 7 dan 21 hari terjadi penurunan bermakna aktivitas spesifik katalase, dan kadar MDA menurun bertuakna peda bipoksia 21 hati.
Dari hasil analisis didapat bubungan negatif antara MnSOD dan katalase dengan kerusakan oksidatif, disimpulkan bahwa MnSOD dan kstalase berperan dalam mencegah kerusakan oksidatif. Analisis hubungan aktivitas spesifik OPT dengan kerusakan oksidatif didapat hubungan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan OPT di hati dapat dipaksi sebagai indikator kerusakan oksidatif.
Dari basil penelitian ini disimpulkan bahwa jaringan hari memiliki sistem pertahanan antioksidan yang adekuat, sehingga sel hati cukup tahan terhadap terjadinya kerusaknn oksidalif.

The aim of this study was to analyze the specific activities of MoSOD, catalase and GPT in rat liver cells induced by systemic hypoxia related to oxidative stress. The samples were obtained from liver tissue of Spmgue Dawley rats at days I, 7, 14, and 21 of citronic systemic hypoxia and were used to measure specific activity ofMnSOD, catalase, GPT, and the levels ofMDA, and protein carbonyis.
Results showed that there were not significant alteration of specific activity ofMnSOD, ofGPT, and levels of carbonyls. At days 7 and 21 of hypoxic induction there were significant decrease of catalase specific activity. Levels of MDA significant decreased at days 21.
Based on correlation analyzing it can be concluded that MnSOD and catalase had a role in prevent oxidative damage. Correlation analyzing of OPT specific activity and oxidative damage showed negative correlation. This means that decreased of GPT specfic activity in liver could be used as oxidative damage indicator.
It is concluded that liver tissue provided with adequate antioxidant defense mechanism which makes Uver cells survive during hypoxic oxidative insult."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32819
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library