Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darren Alfonsus Wanri
Abstrak :
Latar belakang: Tingginya stres oksidatif yang tidak diimbangi oleh antioksidan yang cukup untuk menangkal radikal bebas akan menyebabkan terjadinya aging. Tubuh manusia memiliki antioksidan endogen seperti GSH untuk memperlambat proses aging, namun apabila tidak mencukupi, dibutuhkan suplementasi antioksidan eksogen seperti CA. CA memiliki kandungan seperti flavonoid dan triterpenoid yang mampu meningkatkan antioksidan tubuh, seperti GSH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CA terhadap kadar GSH otak tikus Rattus norvegicus pada usia 12, 24, dan 36 minggu. Metode:  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan sampel berupa jaringan biologis tersimpan dari enam kelompok tikus perlakuan, yaitu kelompok tikus kontrol dan tikus yang diberi ekstrak CA dengan dosis 300 mg/kg BB selama 30 kali pemberian pada usia 12, 24, dan 36 minggu. Hasil: Kadar GSH otak pada kelompok tikus yang diberi CA menurun bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus kontrolnya pada usia 12 minggu (p=0.002) dan usia 36 minggu (p=0.019). Pada kelompok tikus usia 24 minggu, kadar GSH otak pada tikus yang diberi CA meningkat bermakna (p=0.000) dibandingkan kelompok tikus kontrolnya. Pada kelompok tikus kontrol, tidak didapatkan perbedaan bermakna (p=0.126) antar ketiga kelompok usia, sedangkan pada kelompok tikus yang diberi CA, terdapat perbedaan bermakna (p=0.01) antar ketiga kelompok usia. Kesimpulan: Pemberian ekstrak CA dapat menyebabkan perbedaan bermakna kadar GSH otak tikus Rattus norvegicus usia 12, 24, dan 36 minggu dibandingkan dengan otak tikus kontrol. ......Introduction: The increase in oxidative stress that is not balanced with sufficient antioxidants to reduce free radicals will cause aging. The human body benefits from endogenous antioxidants like GSH to slow down its aging process. If the amount is inadequate, supplementation of exogenous antioxidants like CA is necessary. CA contains flavonoids and triterpenoids which are able to increase body antioxidants, such as GSH. This research aims to discover the effects of CA on GSH levels in the brain of 12, 24, and 36 week old Rattus norvegicus. Method: This research was experimentally conducted with samples consisting of stored biological tissue from groups of rats divided into the control groups and the groups that were given CA extract at a dose of 300 mg/kg BW for 30 times on 12, 24, and 36 week old rats. Result: The brain GSH levels of rats groups that were supplied with CA decreased significantly compared to their control groups on 12-week-old rats (p=0.002) and 36-week-old rats (p=0.019). The brain GSH levels of the 24-week-old rats increased significantly (p=0.000) compared to their control group. There was no significant differences (p=0.126) between the three age control groups, whereas, on groups that were supplied with CA, they significantly differed (p=0.01). Conclusion : Suppliance of the CA extract causes significant difference on GSH levels in the brain of 12, 24, and 36 week old Rattus norvegicus compared to the control groups.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmuda Nur Komariyah
Abstrak :
Hipoksia merupakan kondisi inadekuat suplai oksigen menyebabkan peningkatan radikal bebas perusak organ, contohnya otak. Radikal bebas dinetralisir antioksidan endogen dan eksogen. Acalypha indica dan Centella asiatica memiliki efek antioksidan. Pewarnaan AgNOR mengukur derajat kerusakan sel. Penelitian bertujuan membuktikan efek pemberian kombinasi ekstrak etanol akar Acalypha indica dan Centella asiatica pada histopatologi neuron korteks serebrum tikus pascahipoksia pewarnaan AgNOR. Penelitian mendapat sediaan dari 26 ekor tikus Spraque-Dawley, terbagi dalam 6 kelompok: kontrol normal; kontrol negatif (hipoksia+aquades); hipoksia+kombinasi 1; hipoksia+kombinasi 2; hipoksia+tunggal 2; kontrol positif (hipoksia+vit C). Induksi hipoksia selama 7 hari dengan mengalirkan O2 10% dan N2 90% bertekanan 1 atm. Setelah 7 hari, dilakukan Analisis Gas Darah, reoksigenasi 1 jam, dilanjutkan pemberian perlakuan aquades; (AI200+CA150); (AI250+CA100); CA150 dan vitamin C selama 7 hari. Pada akhir studi dilakukan euthanasia, organ otak diambil untuk pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan AgNOR. Hasil: Pemberian esktrak kombinasi 2, tunggal 2, dan kombinasi 1 berbeda bermakna dibandingkan kontrol negatif (p=0,000; p=0,005; p=0,023). Kesimpulan: Kombinasi ekstrak etanol (AI250+CA100) memiliki efek terbaik untuk mengurangi kerusakan neuron korteks serebrum secara histopatologi.
Hypoxia is inadequate conditions of oxygen causes increasing free radicals destroying organs, e.g. brain. Free radicals neutralized by endogenous and exogenous antioxidants. Acalypha indica and Centella asiatica have antioxidant effects. AgNOR staining measures degree of damaged cell. The aim of this study was to prove the effect of the combination of ethanol extract on the roots of Acalypha indica and Centella asiatica on the histopathology of cortical neurons in cerebrum of rats after hypoxia in AgNOR staining. The study of 26 Spraque-Dawley rats, divided into 6 groups: normal control; negative control (hypoxia + aquades); hypoxia + combination 1; hypoxia + combination 2; hypoxia + single 2; positive control (hypoxia + vit C). Induction of hypoxia for 7 days by flowing 10% O2 and 90% N2 with 1 atm pressure. After 7 days, Blood Gas Analysis, 1 hour re-oxygenation, followed by treatments; distilled water; (AI200 + CA150); (AI250 + CA100); CA150 and vitamin C for 7 days. At the end of study, euthanasia was carried out, brain organs were taken for histopathology examination with AgNOR staining. The combination 2, single 2 and combination 1 extracts were significantly different compared to negative control (p = 0,000; p = 0.005; p = 0.023). The combination of ethanol extract (AI250 + CA100) has the best effect to reduce damage to cerebral cortical neurons histopathologically.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Asmaradhana Sahara
Abstrak :
Biaya penanganan penyakit neurodegeneratif sangat tinggi. Penyebab penyakit ini adalah penuaan yang dikaitkan dengan stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan kerusakan protein yang menghasilkan karbonil. Centella asiatica (CA) berpotensi sebagai antioksidan yang dapat menurunkan kejadian stres oksidatif, termasuk di otak. Penelitian eksperimental ini menggunakan 36 ekor tikus Rattus norvegicus yang dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan CA usia 12, 24, serta 36 minggu. Kelompok perlakuan CA diberi ekstrak CA 300 mg/kgBB selama 30 hari. Kadar karbonil diukur menggunakan uji spektrofotometer. Kadar karbonil otak tikus 36 minggu lebih tinggi bermakna dibandingkan tikus 12 minggu (p=0,004) dan 24 minggu (p=0,016). Kadar karbonil otak tikus 24 minggu yang diberi ekstrak CA lebih tinggi bermakna dibandingkan tikus kontrol 24 minggu (p=0,026). Kadar karbonil otak tikus 12 dan 36 minggu yang diberi ekstrak CA tidak berbeda bermakna dibandingkan tikus kontrol 12 minggu (p=0,956) dan 36 minggu (p=0,602). Kadar karbonil otak tikus dipengaruhi oleh usia tikus, lebih tinggi secara bermakna pada kelompok usia 36 minggu dibandingkan dengan kelompok usia 12 dan 24 minggu. Ekstrak CA 300 mg/kgBB menyebabkan peningkatan kadar karbonil pada otak tikus usia 24 minggu, namun tidak pada usia 12 dan 36 minggu. ......The cost of treating neurodegenerative diseases is very high. The cause of this disease is aging caused by oxidative stress. Oxidative stress causes the breakdown of proteins that produce carbonyls. Centella asiatica (CA) may be an antioxidant that can reduce oxidative stress, including in the brain. This experimental study used 36 Rattus norvegicus rats which were divided into six groups, namely the control group and the CA treatment group aged 12, 24, and 36 weeks. The brain carbonyl levels of 36 weeks rats were higher than those of 12 weeks (p=0.004) and 24 weeks (p=0.016) rats. Brain carbonyl levels of 24 weeks rats that were given CA extract were higher than those of 24 weeks control rats (p=0.026). Brain carbonyl levels of rats 12 and 36 weeks given CA extract were not significantly different from control rats at 12 weeks (p=0.956) and 36 weeks (p=0.602). Brain carbonyl levels were affected by the age of the rats, significantly higher in the 36 weeks age compared to the 12 and 24 weeks age. CA extract 300 mg/kgBW caused an increase in carbonyl levels in the brains of rats aged 24 weeks, but not at the age of 12 and 36 weeks.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bheta Sari Dewi
Abstrak :
Centella asiatica L dan Aloe vera L mengandung berbagai jenis senyawa yang dapat memberikan efek anti aging yang dapat menghambat enzim kolagenase. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek anti kolagenase secara in vitro, keamanan dan anti penuaan masker mata hidrogel yang mengandung ekstrak C. asiatica dan ekstrak A. vera. Aktivitas anti kolagenase ditentukan berdasarkan Collagenase Activity Colorimetric Assay Kit. Masker mata hidrogel mengandung ekstrak C. asiatica 5% b/b dan ekstrak A. vera 3% b/b. Kemudian uji klinis buta ganda dilakukan untuk menyelidiki efek anti-penuaan berdasarkan serat kolagen, hidrasi dan elastisitas kulit pada 30 sukarelawan wanita sehat. Masker mata hidrogel secara bersamaan ditempelkan di bawah mata kanan dan plasebo ditempatkan di bawah mata kiri atau sebaliknya. Keamanan formulasi dievaluasi dengan Hen's Egg Test-Chorioallantoic Membrane (HET-CAM) dan uji tempel. Kemanjuran formulasi dievaluasi dengan Skin Analyzer EH-900U. Hasil: Kombinasi ekstrak C. asiatica dan ekstrak A. vera menunjukkan nilai lC50 lebih tinggi 21,912 µg/mL dibandingkan dengan ekstrak C. asiatica dan A. vera saja. Hasil uji HET-CAM pada masker mata hidrogel 300 mg tidak menunjukkan tanda perubahan pada CAM. Hasil uji iritasi menunjukkan bahwa masker mata hidrogel tidak menyebabkan iritasi kulit dan meningkatkan serat kolagen, elastisitas dan kelembaban (p <0,05) setelah pemakaian selama 4 minggu. Kesimpulannya masker mata hidrogel memiliki karakteristik yang baik, aman dan efektif sebagai kosmetik penuaan kulit. ......Centella asiatica L and Aloe vera L contain various types of compounds that can provide anti-aging effects which inhibit collagenase enzyme. The aim of this research is to evaluate the in vitro anti collagenase, safety and anti-aging effects of hydrogel eye mask containing C. asiatica extract and A. vera extract. The anti collagenase activity was determined based on Collagenase Activity Colorimetric Assay Kit. Hydrogel eye mask containing 5% w/w C. asiatica extract and 3% w/w A. vera extract. Then a double blind clinical trial was carried out to investigate its anti-aging effect based on collagen fiber, hydration and skin elasticity in 30 healthy women volunteers. The hydrogel eye mask simultaneously applied under the right eye and the placebo was placed under the left eye. The safety of the formulation was evaluated with Hen’s Egg Test-Chorioallantoic Membrane (HET-CAM) and patch test. The efficacy of the formulation was evaluated with a Skin Analyzer EH-900U. The combination of C. asiatica extract and A. vera extract showed an lC50 value was 21.912 µg/mL higher than C. asiatica and A. vera extract alone. The HET-CAM test results on 300 mg Hydrogel eye mask showed no sign of alteration on CAM. The irritation test results indicated that the hydrogel eye mask did not cause any skin irritation and increased collagen fiber, elasticity and moisture (p<0.05) after 4 weeks of use. Hydrogel eye mask had good characteristics, safe and effective as skin aging cosmetics.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valdi Ven Japranata
Abstrak :
ABSTRACT
Pendahuluan: Penuaan adalah penurunan integritas struktur dan fungsi organisme yang bersifat progresif dan tidak dapat kembali. Pada manusia, hal ini berdampak pada penurunan kognisi dan kekuatan otot, serta peningkatan kerentanan terhadap penyakit degeneratif. Kecepatan penuaan individu berkaitan dengan derajat stres oksidatif yang ditentukan oleh keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan. Ekstrak etanol Centella asiatica (CA) diketahui berefek antioksidan dan antiinflamasi sehingga berpotensi sebagai agen antipenuaan untuk individu tua. Metode: Tikus Sprague-Dawley (SD) tua dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kontrol negatif (n = 6), kontrol positif (vitamin E 6 IU, n = 7), dan perlakuan (ekstrak etanol CA 300 mg/kg berat badan, n = 8). Sebagai pembanding, terdapat satu kelompok tambahan yang terdiri atas tikus SD muda (n = 6). Kognisi tikus SD sebelum perlakuan ditentukan menggunakan labirin Y. Perlakuan kemudian diberikan selama 28 hari dan kognisi tikus dinilai setiap minggunya. Pada hari ke-29, kekuatan otot tikus diukur dengan uji genggaman dan tikus diterminasi untuk diukur kadar interleukin-6 (IL-6) darah dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil: Peningkatan kekuatan otot (p = 0,014) dan penurunan kadar IL-6 darah (p = 0,001) yang signifikan ditemukan pada kelompok perlakuan dengan CA dibandingkan kontrol negatif, namun tidak ditemukan perbedaan signifikan secara statistik pada kognisi baik antarkelompok setiap minggu maupun antarminggu setiap kelompok (p > 0,05). Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol CA menurunkan kadar IL-6 darah dan meningkatkan kekuatan otot pada tikus SD tua, namun tidak berefek terhadap kognisi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari efek CA sebagai agen antipenuaan.
ABSTRACT
Introduction: Aging is progressive and irreversible declines in structural integrity and function of organisms. In human, it leads to cognition and muscle strength impairment, also increased vulnerability to degenerative disorders. Individual aging rate is influenced by degree of oxidative stress, determined by equilibrium between free radicals and antioxidants. Centella asiatica (CA) ethanolic extract has antioxidant and anti-inflammatory effects so it potentially acts as antiaging agent for aged individuals. Methods: Aged Sprague-Dawley (SD) rats were divided into three groups: negative control (n = 6), positive control (vitamin E 6 IU, n = 7), and treatment (CA ethanolic extract 300 mg/kg body weight, n = 8). There is an additional group of young SD rats for comparison (n = 6). Their cognition was measured with Y-maze prior treatment. The treatment was given for 28 days and the cognition level was measured each week. At day 29, their muscle strength was measured with grip test and the rats were terminated to determine their blood interleukin-6 (IL-6) level with enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Results: Significant muscle strength improvement (p = 0,014) and blood IL-6 level reduction (p = 0,001) were found in group receiving CA treatment compared with negative control, but differences in cognition were not significant, both among groups each week and among weeks each group (p > 0,05). Conclusions: CA ethanolic extract treatment reduces blood IL-6 level and improves muscle strength in aged SD rats, but exerts no effect to cognition. Further studies are required to investigate CA effect as antiaging agent.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library