Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gadiel Maulana Moechtar
Abstrak :
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak di Indonesia masih tergolong rendah, padahal hal ini sangat penting untuk perkembangan anak. Salah satu faktor yang memengaruhi keterlibatan ayah adalah biological essentialism. Biological essentialism dapat diartikan sebagai pemikiran seseorang tentang pria dan wanita yang pada dasarnya berbeda dalam kecenderungan mereka untuk melakukan sesuatu karena adanya faktor biologis. Belum adanya penelitian terkait topik serupa di Indonesia membuka celah bagi peneliti untuk meneliti konsep biological essentialism dalam konteks keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran biological essentialism terhadap keterlibatan ayah dalam mengasuh anak pada usia kanak-kanak awal. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan menyasar pada sampel ayah yang memiliki anak berusia 3-6 tahun. Biological essentialism diukur dengan dimensi essentialist perceptions dan keterlibatan ayah diukur dengan Inventory of Father Involvement (IFI). Terdapat 106 partisipan, dengan rata-rata usia ayah adalah 34.42 dan rata-rata usia anak adalah 4.5 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis Simple Linear Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biological essentialism tidak memprediksi keterlibatan ayah dalam mengasuh anak. Penelitian berikutnya dapat kembali menguji kontribusi biological essentialism terhadap keterlibatan ayah, dan mengontrol variabel-variabel lain yang dapat memengaruhi keterlibatan ayah, seperti usia anak dan pekerjaan ibu. ......Father's involvement in childcare in Indonesia is still relatively low, even though this is very important for children's development. One of the factors that influence father involvement is biological essentialism. Biological essentialism can be interpreted as someone's thoughts about men and women who are basically different in their tendency to do something because of biological factors. The absence of research related to similar topics in Indonesia has opened up opportunities for researchers to examine the concept of biological essentialism in the family context. This study aims to determine the role of biological essentialism on father's involvement in raising children in early childhood. This research was conducted using a quantitative method and targeted at a sample of fathers who have children aged 3-6 years. Biological essentialism is measured by the essentialist perceptions dimension and father's involvement is measured by the Inventory of Father Involvement (IFI). There were 106 participants, with the average age of fathers being 34.42 and the average age of children being 4.5 years. Data analysis was performed using the Simple Linear Regression analysis technique. The results showed that biological essentialism did not predict father's involvement in parenting. Future studies can re-examine the contribution of biological essentialism to father involvement, and control for other variables that can affect father involvement, such as the child's age and mother's occupation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan , 1993
394.41 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murdiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran Panti Asuhan Putri Aisiyah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, serta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi panti dalam melakukan pelayanan terhadap anak. Sumber data adalah orang-orang yang memahami dan berhubungan langsung dengan pelayanan di PAnti Asuhan ANak (PSAA), yaitu dipilih beberapa orang yang berfungsi sebagai key information yang terdiri dari pengurus panti dan pengasuh, sebanyak lima orang. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan telaah dokumen.Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, menggambarkan pelaksanaan pelayanan anak asuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PSAA dalam menyiapkan SDM berkualitas cukup baik, terlihat dalam pelaksanaan pelayanan di PSAA meliputi pembinaan fisik (pemberian makanan, pakaian, perawatan kesehatan), psikis pembinaan mental rohani (pemberian perhatian, kasih sayang, pendidikan agama dan budi pekerti, rekreasi), bimbingan sosial (kesempatan mengikuti kegiatan di sekolah, kebebasan memilih jurusan, mengikuti kegiatan waktu luang (kebebasan bergaul), dan layanan penunjang yang cukup baik (pembinaan intelektual, pelatihan keterampilan, dan pembinaan hidup mandiri). Kualitas sumber daya anak asuh cukup baik terlihat dalam rutinitasmelaksanakan ibadah, kepribadian melalui menghargai terhadap pendapat orang lain, kemandirian mengatasi kesulitan dalam belajar, percaya diri menyelesaikan pekerjaan, dan kejujuran dengan tidak mencontek terhadap pekerjaan orang lain. Faktor pendukung terhadap keberhasilan panti karena adanya semangat dari pengurus dan pengasuh mengantarkan anak asuh agar dapat hidup layak serta mandiri, kepedulian dan partisipasi dari pemerintah, lembaga sosial, dunia usaha, dan masyarakat. Faktor penghambat, terbatasnya tenaga pengasuh, daya tampung, dan pendanaan operasional panti. Disarankan agar panti dapat lebih mengoptimalkan pelayanan, melalui jejaring khususnya anak asuh yang berhasil, pengasuh dan petugas panti. Pembimbing keterampilan perlu didukung oleh tenaga yang memiliki kualifikasi di bidangnya, jenis keterampilan disesuaikan dengan minat dan bakat anak asuh serta pasaran kerja.
Yogyakarta : Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2016
360 MIPKS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library