Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariyo Prabowo Hidayanto
Abstrak :
Produksi hidrogen secara biologi (biohidrogen) dengan menggunakan mikroorganisme dari golongan alga merupakan suatu terobosan baru yang menawarkan produksi potensial penggunaan hidrogen dari berbagai sumber energi yang dapat diperbarui. Beberapa penelitian baru yang telah dilakukan adalah mengenai berbagai macam pemanfaatan sintesis hidrogen sebagai salah satu sumber energi terbarukan dengan bahan baku limbah industri secara anaerob sebagai medium tumbuh dengan bantuan agen biologi seperti alga dan bakteri. Dalam penelitian ini, sintesis hidrogen dilakukan melalui pemanfaatan medium tumbuh yang berasal dari limbah susu kambing dan limbah kecap dengan bantuan metabolisme mikroalga hijau Chlorella sp. melalui proses fermentasi cahaya. Selain itu akan dilakukan analisis hubungan antara kepadatan sel Chlorella sp. dan sumber karbon yang terdapat pada medium susu dan kecap dengan produksi hidrogen yang diperoleh serta analisis faktor penentu metabolisme Chlorella sp. Hasil sintesis hidrogen menggunakan GC-TCD menunjukkan bahwa medium susu menghasilkan jumlah hidrogen yang lebih baik dibandingkan kecap sampai sekitar 9 kali lipat yaitu mencapai 40,432 mL Hidrogen / L Kultur. Pada medium susu terlihat bahwa jumlah kepadatan sel Chlorella sp. yang dihasilkan lebih besar jika dibandingkan kecap karena medium susu memiliki selektivitas nutrien bagi selnya yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa metabolisme Chlorella sp. sangat ditentukan oleh, tingkat keenceran medium dan jumlah sumber karbon yang berasal dari kandungan karbohidrat medium. Oleh karena itu, sintesis hidrogen dengan memanfaatkan proses metabolisme Chlorella sp. cukup menjanjikan di masa mendatang walaupun masih dibutuhkannya penelitian yang lebih mendalam.
Production of biological hydrogen (biohydrogen) using microorganism from algae is a new approach that offering potential production of hydrogen application from all renewable sources. Recent experiments conducted the various application of the synthesis of hydrogen production as a renewable energy come from industrial wastewater medium in anaerobic condition by microbial agents like algae or fungi. In this research, synthesis of hydrogen was conducted using growth medium that come from goat milk and soy wastewater by Chlorella sp. metabolism activity through photofermentation process. In addition, the correlation of cell density of Chlorella sp. and carbon content from milk and soy growth medium with hydrogen production was analyzed. The dominant factors that affect metabolism process of Chlorella sp. were also analyzed. Using GC-TCD, milk medium showed more significant hydrogen production amount than soy medium that was 9 times higher than soy medium production with 40,432 mL Hidrogen / L culture from its amount. Moreover, cell density amount of Chlorella sp. from milk medium was more significant than soy medium because milk medium had better nutrient selectivity than soy medium to its cell. Also, milk medium had lower carbon content than soy medium. Thus, this research revealed that metabolism process of Chlorella sp. were determined primarily by the degree of dilution from the growth medium and carbon source amount from carbohydrate content of the growth medium. Therefore, the production of hydrogen using metabolism process of Chlorella sp. will be worthy in the future, although it still needs the further and deeper study.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesilia Genesy Thirza Ivanna K
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu permasalahan utama dalam produksi mikrolaga Chlorella vulgaris adalah metode pemanenan yang tidak efektif dan efisien. Flokulasi, merupakan salah satu metode pemanenan yang memiliki potensi yang baik karena prosesnya sederhana dan hemat energi. Flokulasi dilakukan menggunakan flokulan organik alami yang aman dikonsumsi, salah satunya adalah biji Moringa oleifera, atau yang dikenal dengan tanaman kelor. Biji M.oleifera mengandung bahan aktif flokulan berupa protein. Pada penelitian ini dilakukan variasi metode preparasi flokulan biji M.oleifera untuk melihat pengaruhnya terhadap aktivitas flokulasi, yaitu presentase flokulasi dan yield biomassa dan kandungan nutrisi biomassa C.vulgaris yang dihasilkan. Tiga variasi metode preparasi flokulan yang dilakukan adalah pemurnian satu tahap denggan ekstraksi larutan garam, pemurnian dua tahap dengan ekstraksi larutan heksana dan garam dan tanpa pemurnian dengan penyaringan bubuk biji secara langsung. Pada seluruh flokulan hasil variasi, didapatkan presentase flokulasi yang baik, sebesar 70-90% dan yield biomassa 0,6- 1 g/L. Dosis optimal flokulan yang didapatkan adalah 100 mg/L dengan presentase flokulasi dan yield biomassa per dosis flokulan sebesar 0,71-0,87%/mg flokulan dan 0,006-0,008 g/mg flokulan. Aktivitas flokulasi paling baik ditunjukkan oleh flokulan yang dipreparasi dengan dua tahap pemurnian, namun dalam praktiknya pemurnian satu tahap lebih efisien karena metode preparasinya yang lebih sederhana dan aktivitas flokulasi yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan metode pemurnian dua tahap. Uji kandungan nutrisi biomassa hasil flokulasi, yaitu lipid, protein, dan klorofil tidak meneunjukkan perbedaan yang signifikan pada seluruh flokulan biji M.oleifera yang digunakan ataupun kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa flokulan biji M.oleifera tidak mengubah dan mempengaruhi kandungan nutrisi biomassa C.vulgaris.
ABSTRACT
One of the main problems in the production process of microalgae C.vulgaris is the harvesting method, that is unefficient and uneffective. Flocculation, instead, is one of the harvesting method that has good potential because its process is simple and consume less energy. Flocculation is done using natural organic flocculant, that is non toxic for consumption. One of natural organic flocculant is Moringa oleifera seeds. M. oleifera seeds contain protein, which acts as flocculant active agent. In this study, several flocculation preparation methods are tested. Tests are done to see the effect of preparation methods toward flocculation activities and nutritional contents of biomass. Three different preparation methods are tested in this study, one step purification with extraction using salt solution, two steps purification with extraction using hexane and salt solution, and without purification. From the flocculation test, it is confirmed that all the flocculants show good flocculation activities. The flocculation percentages are 70-90% and biomass yields are 0,6-1 g/L. The optimal dosage of flocculant is 100 mg/L, which shows flocculation presentage per dosage 0,71-0,87%/mg flocculant and biomass yield per dosage ,006-0,008 g/mg flocculant. The best flocculation activities are showed by the two step purification method, but practically wise, the best method is one step prufication because it is simpler and more cost effective. The nutritional tests show no significant diffrences between biomass that are flocculated using each flocculant. These test include lipid, protein, and chlorophyll assays. Therefore, the addition of M.oleifera flocculant does not change or affect C.vulgaris biomass nutritional contents.
2015
S59065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanne Adiwinata Pawitan
Abstrak :
ABSTRAK
Sun-chlorella yang belakangan ini gencar dipasarkan, merupakan tablet chlorella yang dibuat dari ganggang hijau air tawar dnn dianjurkan untuk diberikan baik pada orang sehat (mulai dari anak-anak sampai manula) untuk menjaga kesehatan, maupun pada orang yang sedang mangidap penyakit kronis sebagai makanan kesehatan alamiah untuk mampercepat penyembuhan.

Produsen chlorella mengunggulkan produknya dengan menyatakan bahwa chlorella boleh dikatakan tidak mempunyai efek samping, namun belakangan ini ada satu laporan pene1itian yang menyatakan bahwa chlorella bersifat toksik pada biakan cell line BHK (Baby Hamster Kidney).
ABSTRACT
The Effect of Sun-Chlorella on the Micronucleation of Erythrocyte In Fetal RatSun-chlorella (tablets made of fresh water green algae) is vigorously launched on the market recently and recommended for healthy (from the children to the aged) individuals to promote health, as well as for individuals suffering from chronic diseases as natural healthy food supplement to promote recovery. Chlorella's producers advertised its product and claimed that chlorella has almost no side effect. However, recently a research on chlorella reported that it was toxic when added to the BHK. (baby hamster kidney) cell culture.

The aim of this eksperimental research is to know wether chlorella is toxic, by testing its mutagenicity on rats. We administered chlorella to pregnent rats and screened the erythrocyte of the fetuses to search for the increase of micronucleated erythrocyte. This is a rapid procedure to test the mutagenicity of a substance.

In this research we used 36 female rats, divided randomly to 4 groups, mated, and on day-14 of pregnancy was given: sunchlorella 0.8 mg/g body weight (group I), sun chlorella S mg/g body weight (group II), aquadest (group III), no treatment (group IV). From each group 3 rats were sacrificed after 30 hours, 3 others after 4B hours, and the rest after 54 hours. From each rat 2 fetuses were removed (1 from the left and 1 from the right horn of the uterus), the fetuses were dissected and 3 blood smears were made from each fetus. Blood smears were stained using Wright's stain, and per fetus 1000 erythrocyte were screened for micronucleus. Statistical analysis using l?tiruskal Wallis test reveals that the amount of micronucleated erythrocytes were significantly different between the 4 groups (P .0015). It can be concluded that the administration of Sun"chlorella to pregnant rats lowered the amount of micronuCleated erythrocytes, and the decrease is greater in the groups given 10 times than in the groups given 100 times the dosis; So Sun chlorella might be beneficial to promote health, and non toxic if used appropriately.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Betawati Prihantini
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh derajat keasaman (pH) awal Medium Ekstrak Tauge (MET) terhadap kerapatan sel mikroalga marga Chlorella Beijerinck pada saat peak. Penelitian bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 5 perlakuan, yaitu nilai pH awal media 5, 6, 7, 8, dan 9. Kerapatan sel tertinggi (5.677.625 sel/ml) pada saat peak terjadi dalam media perlakuan pH awal 7. Kerapatan sel terendah (3.374.100 sel/ml) pada saat peak terjadi dalam media perlakuan pH awal 5. Hasil uji Anova (pada pï?¾0,05) menunjukkan adanya pengaruh pH awal media perlakuan yang berbeda terhadap kerapatan sel Chlorella (sel/ml) saat peak. Hasil uji perbandingan berganda terhadap kerapatan sel Chlorella saat peak menunjukkan adanya perbedaan nyata (p>0,05) pada setiap media perlakuan, kecuali antar media perlakuan pH awal 8 dengan pH awal 9.
The Growth of Chlorella spp. in Tauge Extract Medium (TEM) with Various Initial pH. Research on the effect of tauge extract medium initial pH value on Chlorella Beijerinck cell densities at peak condition had been done. The research was an experimental study with complete random design with 5 treatments (tauge extract medium with initial pH 5,6,7,8, and 9). At peak condition the highest cell density (5.677.625 sel/ml) was occured in medium with initial pH 7 and the lowest (3.374.100 sel/ml) in medium with initial pH 5. Anova test shown that there was an effect (p valueï?¾0,05) of tauge extract medium initial pH value on Chlorella cell densities (cell/ml) at peak condition. Multiple comparison test showed that mean of cell numbers of Chlorella differed among treatments (p valueï?¾0,05) except between media with initial pH 8 and 9.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Cultivation of chlorella vulgaris buitenzorg with alteration of light illumination using a maximum carbon dioxide trnasfer rate (CTR) base curve syccessfully enhanced the CTR value up to 1.74 times compared to alteration of light illumination with a growth base curve....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Hervita
Abstrak :
Mikroalga dan bakteri dapat melakukan simbiosis dalam kondisi nutrisi yang terbatas. Azospirillum sp. telah dikenal sebagai plant-growth-promoting bacterium (PGPB) yang meningkatkan pertumbuhan dan yield dari berbagai tanaman pertanian dan dapat mempromosikan pertumbuhan beberapa spesies chlorophyte air tawar dari genus Chlorella, yang salah satunya adalah Chlorella vulgaris. Pada penelitian ini dilakukan kultivasi kultur campuran mikroalga Chlorella vulgaris : bakteri Azospirillum irakense dengan perbandingan volume 2:1, 1:1, dan 1:2 dalam fotobioreaktor tertutup berbentuk huruf L. Kultur campuran dikultivasi selama lima hari dalam temperatur ruang, dikocok dengan kecepatan 137 rpm dan disinari dengan intensitas cahaya 240 lux. Sampel dari hasil kultivasi kultur campuran kemudian dianalisis menggunakan perhitungan jumlah sel, pengukuran Optical Density (OD), dan pengujian Acetylene Reduction Assay (ARA). Dari pengujian ARA terbukti bahwa Azospirillum irakense dapat memproduksi enzim nitrogenase yang diperlukan dalam proses fiksasi nitrogen. Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan volume kultur campuran yang menghasilkan pertumbuhan mikroalga Chlorella vulgaris yang optimum adalah pada perbandingan 2:1 dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,185 per hari.
Microalgae and bacterium can perform symbiosis under nutrient-limiting condition. Azospirillum sp. is a known plant-growth-promoting bacterium (PGPB) that enhances growth and yield of many terrestrial crop plants and can promote growth of several freshwater species of the chlorophyte genus Chlorella, which one of them is Chlorella vulgaris. In this research, cultivation of mix-culture microalgae Chlorella vulgaris : bacterium Azospirillum irakense has been done with volume ratio 2:1, 1:1, dan 1:2 in closed L-tube photobioreactors. Mix-culture cultivated for five days on ambient temperature, shaken at 137 rpm dan illuminated at 240 lux. Sample of mix-culture was analyzed with total cell counting, Optical Density (OD) measurement, and Acetylene Reduction Assay (ARA) measurement. The result of ARA measurement showed that Azospirillum irakense could produce nitrogenase enzyme which needed in nitrogen fixation process. The result of experiment showed that volume ratio of mix-culture to produce optimum growth of microalgae Chlorella vulgaris is 2:1 with specific growth rate 0.185 per day.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Istiyanie
Abstrak :
Mikroalga jenis Chlorella vulgaris mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan emisi CO2 dari PLTU Batubara dan dalam pengolahan limbah cair domestik. Gas CO2 digunakan oleh mikroalga untuk melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Kolam yang digunakan sebagai media pertumbuhan mikroalga adalah HROP (High Rate Oxidation Pond). Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga antara lain: intensitas cahaya matahari, temperatur, pH, zat hara anorganik (N, P, dan C). Model eksperimen dibuat dalam skala pilot berupa bak yang terbuat dari kayu dengan ukuran 1,2x0,6x0,6 m, dilengkapi dengan paddle wheel yang berputar dengan kecepatan 20 cm/detik. Kolam dioperasikan secara kontinu dengan debit 54 ml/menit dan masa pengamatan selama 17 (tujuh belas) hari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja sistem yang menggunakan kemampuan mikroalga jenis Chlorella vulgaris dalam memanfaatkan emisi CO2 dari PLTU Batubara dan mereduksi cemaran limbah cair domestik. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa intensitas cahaya matahari, temperatur, pH, oksigen terlarut, laju alir emisi CO2, dan konsentrasi NH3 masing-masing memberikan pengaruh sebesar 13,03%; 57,76%; 35,76%; 9,06%; 33,52%; dan 25,50% terhadap pertumbuhan mikroalga. Pertumbuhan mikroalga terbaik dicapai oleh Bak dengan laju alir emisi CO2 sebesar 1 liter/menit dengan kerapatan sel sebesar 1.120.000 sel/ml. Efisiensi penurunan NH3 dan BOD terbaik dicapai oleh Bak dengan laju alir emisi CO2 sebesar 1 liter/menit, yaitu dengan efisiensi sebesar 82,08% dan 47,24%. Kolam di mana tumbuh mikroalga paling tinggi berdampak positif terhadap penurunan NH3 dan penurunan BOD. Penerapan hasil penelitian pada skala lapangan menghasilkan dimensi kolam HROP sebesar 467x6x0,4 m. Produktivitas mikroalga yang dihasilkan selama setahun dari ukuran kolam HROP tersebut adalah sebesar 110,66 ton/Ha/tahun. Gas CO2 yang berasal dari PLTU Batubara dapat memberikan suplai sebesar 136.500 ton/tahun/unit. ......Microalgae Chlorella vulgaris has the ability to utilize CO2 emission from coal POWER PLANT and domestic wastewater treatment. CO2 gas is used by microalgae to perform photosynthesis with the help of sunlight. The pond used is HROP (High Rate Oxidation Pond) as microalgae growth medium. Environmental factors that affect the growth of microalgae are as follows: sunlight intensity, temperature, pH and inorganic nutrients (N, P and C). Experimental model was made on a pilot scale in the form of wooden pond with a size of 1.2x0.6x0.6 m, equipped with a paddle wheel that rotates with a speed of 20 cm/s. The pond is operated continuously with 54 ml/min water discharge and 17 days of observation. The purpose of the research is to observe the performance of the system that uses microalgae Chlorella vulgaris' ability in utilizing CO2 emission from coal Power Plant and reducing wastewater contamination. The results of this research showed that the intensity of sunlight, temperature, pH, dissolved oxygen, flow rate of CO2 emissions, and concentrations of NH3 respectively gives the effect by 13.03%, 57.76%, 35.76%, 9.06%, 33.52% and 25.50% on the growth of microalgae. The best of microalgae growth was achieved in pond with a flow rate of CO2 emissions by 1 liter/minute with the cell density of 1.12 million cells / ml. The best reduction efficiency of NH3 and BOD was achieved in pond with a flow rate of CO2 emissions by 1 liter / minute, with efficiency by 82.08% and 47.24%. The pond with the highest microalgae growth gives the positive impact to the reduction of NH3 and BOD. The implementation of research results on the field scale develops the HROP dimension by 467 x 6 x 0,4 m. Productivity of microalgae produced for a year of HROP dimension is 110.66 tonnes / ha / year. CO2 gas d.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30188
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
Abstrak :
Penelitian yang dikembangkan disini merupakan kelanjutan kegiatan penelitian yang telah dilakukan di Tokyo Institute of Technology (TIT). Penelitian di TIT dititik beratkan pada upaya peningkatan kemampuan fiksasi CO2 oleh mikroba fotosintesa di daerah subtropis, sementara penelitian yang dilakukan ini merupakan upaya peningkatan produksi biomassa daerah tropis yang memiliki nilai ekonomis. Eksplorasi dari beberapa balai penelitian ditanah air menunjukkan bahwa ada beberapa jenis mikroba fotosintesa lokal yang memiliki kandungan zat esensiil kesehatan yang layak untuk dikembangkan yaitu: Spirulina plarensis Jacatra dan Chlarella vulgaris Buitenzorg. Penelitian ekperimental ini bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan fiksasi CO2 dan produksi secara hayati spesies mikroba fotosintesa alam tropis asupan pangan Chlorella vulgaris Buitenzorg dalam kolom gelembung tunggal maupun seri dengan kombinasi perlakuan pengaturan pencahayaan. Hasil penelitian dengan menggunakan spesies lokal ini diharapkan menjadi masukan upaya memaksimalkan fiksasi CO2 dalam kolam-kolam terbuka (open pond system) atau sistem tertutup (closed system) maupun produksi asupan pangan dengan aerasi dengan emisi gas buang keluaran "flare sistem" industri tenaga listrik (PLTU, PLTGU) yang terintegasi dengan unit produksi asupan pangan ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
D879
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianursanti
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan sistem produksi C. vulgaris dengan menggunakan teknik filtrasi dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi biomassanya. Dengan teknik filtrasi ini, pengaruh self shading yang terjadi dalam kultur alga di dalam reaktor dapat diatasi. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini diawali dengan studi awal perancangan reaktor dan optimasi kondisi operasinya. Tahap berikutnya adalah pengembangan teknik filtrasi dalam sistem kultivasi C. vulgaris yang meliputi pengaturan densitas sel melalui pengaturan laju hisap filter, optimasi sistem aerasi media kultur menggunakan membran serat berongga, optimasi sistem filtrasi menggunakan mikrofiltrasi dan pembandingan antara sistem filtrasi kontinyu dan semikontinyu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik filtrasi secara kontinyu terbukti berhasil meningkatkan produksi biomassa hingga 1,25 kali dari proses kultivasi biasa. Sementara itu penggunaan membran serat berongga sebagai aerator dan mikrofiltrasi sebagai media filternya dalam sistem pemerangkapan sel kontinyu, mampu meningkatkan produksi biomassa C.vulgaris hingga 2,55 kali dari sistem kultivasi biasa. Demikian pula dengan sistem pemerangkapan sel semi kontinyu telah terbukti mampu meningkatkan produksi biomassanya hingga 2,04 kali dari sistem kultivasi biasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan teknik filtrasi dalam sistem kultivasi C. vulgaris sangat potensial untuk dikembangkan sebagai upaya peningkatan produksi biomassanya.
ABSTRACT
Development of C. vulgaris production system using filtration techniques carried out as part of efforts to increase biomass production. By using filtration techniques, self-shading effect that occurs in algae culture could be overcome. Implementation of this research activity started with a preliminary study design and optimization of reactor operating conditions. The next stage was the development of filtration techniques in the cultivation system of C. vulgaris which includes arrangement of cell density by suction rate adjustment, optimization of culture medium aeration system using hollow fiber membranes, optimization of the process filtration using microfiltration and filtration system comparisons between the continuous and discontinuous. The results showed that continuous filtration technique proved successful in increasing the production of biomass to 1.25 times that of ordinary cultivation process. Meanwhile, the use of hollow fiber membrane as an aerator and a microfiltration as filter media in continuous filtration system could increase biomass production up to 2.55 times. Similarly, the discontinuous filtration system has been shown to increase biomass production up to 2.04 times. Therefore, it can be said that the use of filtration techniques in the C. vulgaris cultivation system, potential to be developed as an effort to increase biomass production.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
D1334
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Wiratama
Abstrak :
Permasalahan lingkungan seperti pemanasan global dan menipisnya cadangan bahan bakar fosil menjadi sorotan dunia pada masa kini. Penelitian ini meneliti kemampuan fiksasi CO2 oleh mikroalga Chlorella vulgaris dan lipid yang dikandung oleh mikroalga, yang mana dapat digunakan untuk sintesis biodiesel. Penelitian ini dilakukan menggunaka Chlorella vulgaris dalam medium pertumbuhan berbasis pupuk organik cair, yang harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan medium pertumbuhan mikroalga, selama 204 jam. Variasi konsentrasi pupuk organik cair yang digunakan adalah 10%, 30% dan 50% dengan medium Walne sebagai kontrol. Hasil yang didapatkan adalah pertumbuhan mikroalga terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 50% dengan laju pertumbuhan terbaik pada konsentrasi pupuk organik cair 30% (0,008 ± 0,001) dalam rentang waktu 204 jam. Fiksasi CO2 terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 30%, (21,29% ± 28,29) dan yield lipid terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 30% (0,17%) Studi ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perbesaran skala industri biodiesel berbasis medium pupuk organik cair.
Environmental problems such as global warming and depletion of fossil fuel reserves si in the world spotlight now. This study examines the ability of CO2 fixation by Chlorella vulgaris microalgae and lipids contained by microalgae, which can be used for biodiesel synthesis. The research was conducted using Chlorella vulgaris in growth medium based on liquid organic fertilizer, which the price is more economical compared to microalgae growth medium, for 204 hours. Variations of the concentration of organic liquid fertilizer used was 10%, 30% and 50% with Walne medium as the control medium. The results obtained are the best microalgae growth occurs at 50% liquid organic fertilizer concentration with the best growth rate at 30% liquid organic fertilizer concentration (0.008 ± 0.001) after 204 hours. Best CO2 fixation occurred at 30% liquid organic fertilizer concentration (28.29 ± 21.29%) and the best lipid yield si at 30% liquid organic fertilizer concentration (0.17%) This study can be used as a basis in the upscaling of biodiesel industry based on liquid organic fertilizer medium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>