Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inda Cahyani
Abstrak :
ABSTRAK
Bambu sebagai alternatif material yang berkelanjutan dan dapat diperbaharui memiliki kekuatan setara kayu kelas II dan baja kelas menengah. Teknologi sambungan konstruksi bambu berkembang mulai dari material tali hingga modifikasi sambungan baja. Optimalisasi kekuatan sambungan akan didapat jika kekuatan komponen sambungan mendekati kekuatan material yang disambungnya. Melalui uji laboratorium konektor PVC terbukti memiliki kekuatan menahan beban lebih besar dari bambu tali (konector PVC 1.788 kg dibandingkan bambu tali 1.388 kg), sehingga konektor PVC dapat menjadi alternatif material sambungan konstruksi bambu. Simulasi pembebanan pada struktur batang dome menggunakan program komputer SAP2000 juga memperlihatkan gaya axial terhadap batang masih di bawah angka kekuatan hasil uji bambu tali di laboratorium.
ABSTRACT
Bamboo as an alternative- sustainable and renewable building material in the future has strength similar as Wood class II and Steel class medium. Bamboo’s jointing technology nowadays has improved using natural rope to steel structure. An optimum joint connection will be achieved when the strength of joint connector similar with the connected-material itself. Based on the experimental research, PVC Fitting had proven to be loaded higher than the Bamboo Tali (PVC Fitting 1.788 kg compares to Bamboo 1.388 kg), so the PVC fitting can be used as an alternative material for jointing-bamboo construction. The load simulation of dome structure using SAP2000 Programe, shows the axial load of the member still not exceed the experimental test of bamboo tali in the laboratory.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Widiastuti
Abstrak :
Kerusakan oksidatif DNA yang disebabkan oleh propil galat (PG) dan 2,6-di-tert-butil-p-benzoquinon (BHT-Quinon, metabolit BHT), dianalisis dari pembentukan DNA adduct, 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin (8-OHdG), terhadap Calf thymus DNA dan basa tunggal DNA, 2'-deoksiguanosin (dG) secara in vitro. PG dengan dimediasi oleh CuCl2 menyebabkan peningkatan 8-OHdG terhasap Calf thymus DNA sebesar 9,17 kali lebih besar dibandingkan terhadap kontrol (DNA tanpa perlakuan). Dengan adanya CuCl 2 pada konsentrasi 1,28.10 -5 M, rasio pembentukan 8-OHdG dari hasil interaksi antara dG dengan PG pada berbagai variasi konsentrasi (20 ± 150 ppm) berkisar antara 75,50 ± 312,06 8-OHdG terhadap 105 dG. Pembentukan 8-OHdG tersebut, meningkat dengan bertambahnya konsentrasi PG dari 20 ± 80 ppm, kemudian mulai menurun dengan bertambahnya konsentrasi PG. BHT-quinon, dengan adanya CuCl 2 menyebabkan peningkatan 8-OHdG terhadap Calf thymus DNA sebesar 0,05 kali dibandingkan kontrol (DNA tanpa perlakuan). Analisis menggunakan LC-MS/MS dilakukan untuk mengidentifikasi 8-OHdG, dengan puncak induk (M +. + 1) 284 dan memiliki dua fragmen utama m/z 167,9 dan m/z 139,9. ...... Oxidative DNA damage caused by propyl gallate (PG) and 2,6-di-tert-butyl-p-benzoquinone (BHT-Quinone, a metabolite of butylated hydroxytoluene ± BHT), was evaluated by measuring the formation of DNA adduct, 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine (8-OHdG), in Calf thymus DNA and DNA base, 2'-deoxyguanosine (dG). PG mediated with CuCl 2 increased 8-OHdG formation in Calf thymus DNA 9.17 fold from control (DNA without treatment). In the present of CuCl 2 1.28.10 -5 M, ratio 8-OHdG resulted from interaction of dG with PG at various concentration (20 ± 150 ppm), was ranged from 75.50 ± 312.06 8-OHdG per 105 dG. This formation was increased by PG in a concentration-dependent manner ranged from 20 ppm up to 80 ppm, then decreased upon increasing the PG concentration. Meanwhile, BHT-quinone increased 0.05 fold from control (DNA without treatment) in the presence of CuCl 2 . LC-MS/MS analysis was performed to identify molecular structure of 8-OHdG, which had base peak (M +. + 1) 284 and had two main fragment at m/z 167.9 and m/z 139.9.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Sylviana
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawaan benzilik dapat dioksidasi menjadi senyawaan karbonil ∝ , β-tak jenuh dengan menggunakan oksidator ters-butil hidroperoksida-piridinium dikromat. Persen hasil dari produk yang diperoleh cukup linggi dengan metode oksidasi yang mudah, efektif dan murah.

Pada penelitian sebelumnya telah diteliti oksidasi posisi benzilik pada beberapa senyawaan, dan pada penelitian mi akan diteliti lebih jauh kemampuan oksidator ters-butil hidroperoksida-pinidinium dikromat untuk mengaktifkan posisi benzil dari senyawaan toluene dan benzil kiorida.

Penelitian ini diawali dengan pembuatan oksidator yang akan digunakan yaitu piridinium dikromat. Proses oksidasi dilakukan dengan cara pengadukan pada temperatur dingin dan dilanjutkan pada temperatur ruang dengan perbandingan mol TBHP-PDC tertentu. Jalannya reaksi diikuti dengan kromatografi lapisan tipis. Hasil sintesis dimurnikan dengan cara penyaringan menggunakan celite dan diidentifikasi dengan membandingkan hasil analisis dengan spektrofotometer inframerah dan kromatografi gas terhadap hasil analisis senyawaan standar.

Dalam penelitian inii telah berhasil dioksidasi senyawaan benzilik yaitu toluena dan benzil kiorida menjadi senyawaan benzaldehida dan benzoil kiorida dengan oksidator TBHP-PDC dengan perbandingan 7:1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutama Pastika
Abstrak :
Desorpsi oksigen menggunakan kontaktor membran serat berongga polivinil klorida dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan kontaktor membran berdasarkan studi perpindahan massa dan hidrodinamika, serta menganalisis struktur morfologi membran PVC dan kesesuaiannya untuk desorpsi oksigen. Penelitian ini dilakukan dengan mengalirkan air di dalam serat, sedangkan udara vakum dalam selongsong, dengan memvariasikan laju alir air (0,2 – 0,5 liter/menit) dan jumlah serat (50, 60, 70 serat). Berdasarkan studi perpindahan massa, diperoleh fluks oksigen sebesar 0,04 – 0,13 g/m2.h, koefisien perpindahan massa sebesar 1,3×10-6 – 3,8×10-6 m/s, dengan korelasi Sh=0,138Gr0,395. Parameter performa perpindahan massa, kLa mencapai 0,0012 s-1 (tiga kali lebih besar dari kontaktor konvensional. Berdasarkan studi hidrodinamika, faktor friksi mencapai 1,9 kali lebih tinggi dari faktor friksi pada pipa halus, dengan korelasi f=3,71Re0,028φ-0,9. Karakterisasi membran dengan FESEM menunjukkan struktur membran PVC mendukung operasi desorpsi oksigen karena struktur selimut yang kompak menghasilkan stabilitas mekanik dan ketahanan terhadap fouling yang baik sedangkan struktur tebal serat yang berongga meminimalkan tahanan perpindahan massa. ......Oxygen desorption on water with PVC hollow fiber membrane contactor is done in this research. The purpose of this research is to evaluate application of membrane contactor based on mass transfer and hydrodynamic study and to analyze structure of PVC membrane and its compatibility to desorp oxygen. Water flows inside the fiber (lumen side) while gas in shell side is vacuumed. Process variables are number of fibers (50, 60, and 70) and water flow rate (0.2 – 0.5 L/min). According to mass transfer study, oxygen flux is in range of 0,04 – 0,13 g/m2.h, mass transfer coefficient is in range of 1,3×10-6 – 3,8×10-6 m/s, while empirical correlation is Sh=0,138Gr0,395. Mass transfer performance’s parameter, kLa reaches 0.0012 s-1, three times higher than in conventional contactor. According to hydrodynamic study, friction factor is to be 1.9 times higher than friction factor inside smooth pipe, with correlation of f=3,71Re0,028φ- 0,9. Membran characterization using FESEM shows structure of PVC membrane is appropriate to conduct oxygen desorption process because its low-pored shell structure produces high resistance toward fouling while its sponged-like structure between two shells decreases mass transfer resistance in membrane.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarramurti Satshidananda
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Penggunaan obat kumur untuk menjaga kesehatan rongga mulut di masyarakat belakangan ini meningkat. Cetylpiridinium chloride (CPC) adalah salah satu zat aktif dalam obat kumur yang banyak digunakan yang mempunyai sifat antibakterial.Penggunaan rutin dari obat kumur dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut, termasuk protein saliva yang mempunyai fungsi masing-masing.Tujuan: Untuk menganalisis perubahan profil protein saliva setelah berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC selama tiga minggu. Metode: Whole saliva dari 5 Subyekpenelitian ditampung sebelum berkumur dan 1 minggu, 2 minggu serta 3 minggu setelah berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC dua kali sehari, kemudian dianalisis menggunakan SDS-PAGE. Hasil: Rentang pita protein sebelum berkumur 10-67 kDa, setelah seminggu berkumur 22-186 kDa, setelah 2 minggu 22-42 kDa, dan rentang pita protein pada 7-240 kDa setelah 3 minggu berkumur. Kesimpulan: Terdapat perubahan profil protein saliva berdasarkan berat molekulnya setelah berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC selama tiga minggu berturut-turut
ABSTRACT
Background: Increased use of mouthwash in the community in addition to teeth brushing for preserving oral cavity health. Cetylpiridinium chloride (CPC) is one of active substances used widely in mouthwash. It has antibacterial property. Regular use of mouthwash will affect the oral cavity condition, including salivary protein with its respective functions. Objective: To analyze the salivary protein profile change after rinsing with mouthwash containing CPC for three weeks. Method: Whole saliva from 5 subjects were collectedbefore rinsing their mouth and 1 week, 2 weeks, 3 weeks after rinsing with mouthwash containing CPC twice a day and then analyzed using SDS-PAGE. Result:Protein band range found before rinsing is 10-67 kDa; 1 week, 2 weeks and 3 weeks after rinsing we found 22-186 kDa, 22-42 kDaand 7-240 kDa protein band respectively. Conclusion: A change in salivary protein profile is identified after rinsing with CPC-contained mouthwash for three weeks.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billal Gaung Mahardika
Abstrak :
Dalam penelitian kali ini, digunakan material Polivinil Klorida (PVC) sebagai matriks dari komposit dengan bantuan aditif heat stabilizer Ba-Zn. Sedangkan untuk filler menggunakan dua jenis limbah serbuk termoset, yaitu poliester dan epoksi-poliester. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh dari penambahan limbah serbuk termoset poliester dan juga epoksi-poliester sebagai filler terhadap komposit polimer PVC dalam peningkatan sifat mekanik dan sifat termalnya. Penambahan filler pada PVC dilakukan dengan melakukan pencampuran menggunakan mesin hot melt mixing dengan komposisi filler masing – masing 0 phr ; 30 phr ; 40 phr ; 50 phr ; dan 60 phr disertai penambahan zat aditif heat stabilizer Ba-Zn sebesar 3 phr disetiap variasi komposisi filler dengan kondisi temperatur pencampuran 180oC, kecepatan pencampuran 50 rpm, dan waktu pencampuran selama 5 menit. Spesimen dikarakterisasi dan dilakukan pengujian dengan menggunakan FTIR , sessile drop, SEM, TGA/DSC, dan uji tarik mikro. Kompatibilitas pencampuran terbaik didapatkan pada komposisi 30 phr untuk filler poliester dan 50 phr untuk filler epoksi-poliester. Filler poliester tidak cocok digunakan sebagai penguat karena dapat menurunkan sifat mekanis komposit PVC sedangkan filler epoksi-poliester cocok digunakan sebagai penguat sampai dengan konsentrasi 40 phr. Khusus untuk sifat termal, konsentrasi optimum agar dapat memperoleh sifat termal yang paling baik adalah sebesar 50 phr untuk kedua jenis filler. ......In this study, Polyvinyl Chloride (PVC) material was used as a matrix of composites with the help of Ba-Zn heat stabilizer additives. As for fillers use two types of thermoset powder waste, namely polyester and epoxy-polyester. This research was conducted to identify the influence of the addition of polyester thermoset powder waste and also epoxy-polyester as a filler to PVC polymer composites in improving their mechanical properties and thermal properties. The addition of filler in PVC is done by mixing using hot melt mixing machine with filler composition of each 0 phr; 30 phr ; 40 phr ; 50 phr ; and 60 phr accompanied by the addition of Ba-Zn heat stabilizer additives of 3 phr in each variation of filler composition with mixing temperature conditions of 180oC, mixing speed of 50 rpm, and mixing time of 5 minutes. Specimens are characterized and tested using FTIR, sessile drop, SEM, TGA/DSC, and micro tensile tests. The best mixing compatibility is found in 30 phr compositions for polyester fillers and 50 phrs for epoxy-polyester fillers. Polyester fillers are not suitable for use as reinforcement because they can lower the mechanical properties of PVC composites while epoxy-polyester fillers are suitable for use as amplifiers up to a concentration of 40 phr. Especially for thermal properties, optimum concentration in order to obtain the best thermal properties is 50 phr for both types of fillers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibadurrahman
Abstrak :
Material mesopori SBA-15 adalah material nanopori yang memiliki luas permukaan dan volume pori yang tinggi serta susunan pori yang teratur dengan pola heksagonal dalam skala 2.0?10 nm. Material tersebut disintesis dengan menggunakan prekursor tetraethylorthosilicate (TEOS), surfaktan Pluronik 123, hidrogen klorida (HCl) sebagai katalis asam dan air dengan metode sol?gel. Perubahan variabel proses dan perlakuan yang diberikan dapat mempengaruhi struktur SBA-15 dan kristalinitas yang dihasilkan, yang selanjutnya mempengaruhi performa material tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi HCl dan lama waktu hidrotermal terhadap kristalinitas SBA-15. Pada penelitian ini, sampel mesopori SBA-15 dibuat dengan menggunakan HCl dengan konsentrasi 0.5, 1, 2 dan 4 M. Sedangkan konsentrasi TEOS, Pluronik 123 dan air dibuat tetap, yaitu 4.25 gr, 2 gr dan 15 ml. Proses sintesis dilakukan pada suhu 35-45°C selama 24 jam. Kemudian dilakukan proses pengeringan selama 24 jam pada suhu 80°C dan hidrotermal selama 2, 6 dan 12 jam pada suhu 100°C. Sampel tersebut lalu dikarakterisasi dengan menggunakan XRD untuk mengetahui ukuran kristalnya, pengujian BET untuk mengetahui luas pori dan pengujian FTIR untuk mengetahui intensitas ikatan Si?OH dan Si?O?Si yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan konsentrasi HCl dan waktu hidrotermal maka tingkat kristalinitas SBA-15 akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ikatan Si?O?Si melalui proses pemutusan Si?OH oleh uap air. Kenaikan konsentrasi HCl dari 0.5 M sampai 2 M pada kondisi hidrotermal 100°C selama 2 jam menyebabkan ukuran kristal meningkat dari 8.92 nm menjadi 9.54 nm. Namun demikian, hal tersebut tidak diikuti pada kondisi hidrotermal selama 6 jam yang disebabkan oleh durasi waktu yang belum cukup untuk proses pemutusan Si?OH dan pembentukan ikatan Si?O?Si. Pada konsentrasi HCl 4 M di bawah kondisi hidrotermal selama 12 jam ukuran Kristal menunjukkan nilai terbesar, yaitu 10.2 nm. Akan tetapi peningkatan ukuran Kristal paling ekstrem diperlihatkan pada sampel dengan konsentrasi HCl 2 M dimana ukuran kristal meningkat dari 9.45 nm menjadi 9.96 nm ketika durasi hidrotermal diperpanjang dari 2 jam menjadi 12 jam.
Mesoporous material SBA-15 is a nanoporous material which has high surface area, high porous volume and an arranged porous structure with hexagonal pattern in 2?10 nm scale. Those materials were synthesized with tetraethylorthosilicate (TEOS), Pluronic 123 surfactant, HCl as acid catalyst and water with sol?gel method. Changes in process variable and the treatment given could affect SBA-15 structure and crystalline produced, which in turn influence material performance. The subject of this research is to study the effect of HCl concentration and hydrothermal treatment time on crystallinity of SBA-15. On this research, mesoporous SBA-15 sample were produced with HCl 0.5, 1, 2 and 4 M concentration, while TEOS, Pluronic 123 and water concentration were 4.25 gr, 2 gr and 15 ml. The synthesis processes were performed at 35-45°C for 24 hours. The drying process was conducted for 24 hours at 80°C and hydrothermal treatment for 2, 6 and 12 hours at 100°C temperature. These samples were then characterized with XRD to measure the crystallite size, BET to measure the pore size and FTIR test to observe the intensity of Si?OH and Si?O?Si bonding. The experiment result shows that with the addition of HCl concentration and increase in hydrothermal treatment duration increased the crystallinity level of SBA-15. This is due to formation of Si?O?Si bonding from the breakdown of Si?OH bond by water vapor. An increase in the HCl concentration from 0.5 to 2 M at 100°C for 2 hours increases the crystallite size from 8.92 nm to 9.54 nm. This condition was not followed by the hydrothermal treatment for 6 hours, which is caused by the insufficient time for Si?OH breakdown and Si?O?Si formation. The higest crystallite size was obtained by the hydrothermal treatment for 12 hours on sample derived from 4 M HCl concentration, i.e. 10.2 nm. The most obvious increase in crystallite size was observed on the samples with 2 M HCl concentration, where the crystallite size increased from 9.45 nm to 9.96 nm when the duration of hydrothermal treatment increased from 2 hours to 12 hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hilmy Alfaruqi
Abstrak :
Material mesopori silika SBA-15 adalah material yang memiliki pori berukuran nanometer dalam jumlah yang besar sehingga dapat dicirikan dengan luas permukaannya yang tinggi. Material SBA-15 yang diharapkan adalah memiliki karakteristik pori yang baik (tingginya luas pemukaan pori, diameter pori, dan volume permukaan pori) dan juga sifat mekanik serta stabilitas kimia, tekanan, dan termal yang baik. Sifat mekanik, stabilitas kimia, tekanan, dan termal yang baik dipengaruhi oleh tingkat kristalinitas pada material mesopori tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari pengaruh perbedaan konsentrasi katalis asam HCl dan pengaruh temperatur hidrotermal terhadap tingkat kristalinitas material mesopori silika SBA-15.

Pada penelitian ini dilakukan sintesis material mesopori SBA-15 dengan proses sol?gel yang menggunakan HCl sebagai katalis asam dengan konsentrasi 0.5, 1, 2, dan 4 M yang kemudian diikuti dengan perlakuan hidrotermal pada temperature 100°C, 125°C, 150°C dalam waktu 6 jam. Untuk mengkarakterisasi sampel penelitian dilakukan pengujian BET, XRD, dan spektroskopi FTIR. Pengujian BET bertujuan untuk mengidentifikasi material mesopori silika SBA-15. Pengujian XRD bertujuan untuk menentukan tingkat kristalinitas material tersebut sedangkan pengujian FTIR digunakan untuk melihat tingkat intensitas ikatan Si?OH dan Si?O?Si yang mempengaruhi tingkat kristalinitas material mesopori tersebut.

Meningkatnya kristalinitas SBA-15 disebabkan oleh peningkatan ikatan Si?O?Si pada SBA-15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi HCl 2 M memberikan nilai optimum terhadap pertumbuhan kristal sebesar 10.60 nm. Untuk konsentrasi 1 dan 4 M terjadi penurunan ukuran kristal menjadi 9.13 nm dan 9.68 nm. Kondisi tersebut terjadi pada setiap temperatur hidrotermal 100, 125, dan 150°C. Peningkatan temperatur hidrotermal dari 100°C menjadi 125°C terjadi peningkatan ukuran kristal dari 9.40 nm menjadi 10.60 nm. Akan tetapi pada saat peningkatan temperatur dari 125°C menjadi 150°C ternyata kristalinitas material tersebut menurun menjadi 10.02 nm. Hal ini disebabkan waktu proses (6 jam) yang belum cukup efektif untuk konversi Si?OH menjadi Si?O?Si sebagai ikatan pembentuk kristal. Semua kondisi tersebut terjadi pada setiap konsentrasi HCl yang digunakan, yaitu 0.5, 1, 2 dan 4 M.
Mesoporous silica material SBA-15 is a material which has pore in nanometer size and high surface area number. An expected SBA-15 is the one which has a good pore characteristics such as high surface area number, high pore diameter size, and high pore volume number. In addition, it should posses good mechanical properties, chemical, pressure, and thermal stabilities. The mechanical properties, chemical, pressure, and thermal stabilities of SBA-15 are affected by its crystallinity level. Therefore, the purpose of this research project was aimed at studying the effects of hydrogen chloride (HCl) concentration as acid catalyst and hydrothermal treatment temperature on crystallinity of mesoporous silica material SBA-15.

In this research project, SBA-15 has been successfully synthesized using sol?gel process. The hydrogen chloride (HCl) was varied into different concentrations, i.e. : 0.5, 1, 2, and 4 M followed by hydrothermal treatment within different temperatures, i.e. : 100, 125, and 150°C for 6 hours. The samples were characterized by BET, XRD, and FTIR spectroscopy. BET was used to measure the surface area and average pore diameter size of the synthesized SBA-15, while XRD was used to determine the level of crystallinity. In addition, FTIR spectroscopy was perform to analyze the intensity of Si?OH and Si?O?Si bond which are responsible for the level of SBA-15 crystallinity.

Based on the investigation, it is known that SBA-15 crystallinity depends on the increase of Si?O?Si bond in the material. The experiment result shows that using 2 M HCl as acid catalyst gave the optimum number for crystal growth, i.e. : 10.60 nm, while in contrast crystallite size was decreased to 9.13 nm and 9.68 nm when the HCl concentration of 1 and 4 M were used, respectively. These apply to all hydrothermal condition with temperature variation from 100?150°C. The increased of hydrothermal temperature from 100°C to 125°C increased the crystallite size from 9.40 nm to 10.60 nm. However, further increasing hydrothermal temperature to 150°C the crystallite size decreased back to 10.02 nm. This is due to hydrothermal duration of 6 hours which was not sufficiently effective to convert Si?OH bond into Si?O?Si as the crystallite former. The same trend occurred for every condition with HCl concentration variation from 0.5 to 4 M.
2008
S41726
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michael
Abstrak :
PVC (Polyvinyl Chloride) merupakan salah satu material polimer termoplas yang paling banyak dipakai dan diproduksi di dunia sekarang ini. PVC menempati urutan ketiga dalam jumlah produksi plastik dunia. Produksi PVC diperkirakan akan mencapai 40 juta ton per tahun pada tahun 2016. PVC dapat dimodifikasi sifat-sifat mekanisnya dengan menambahkan aditif pada formulasi campuran PVC. Penelitian ini fokus terhadap proses pencampuran bahan resin PVC dengan material aditif berupa plasticizer DOP dan DEDB. Pembahasan utama dalam penelitian ini adalah menganalisis efek penambahan plasticizer DOP dan DEDB terhadap modulus elastisitas dan fleksibilitas dari produk PVC. Untuk menganalis efek tersebut dilakukan pengujian tarik mikro pada sampel dan pengamatan morfologi melintang permukaan patahan dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa DEDB merupakan plasticizer yang baik untuk menggantikan DOP. Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai modulus elastisitas yang lebih besar dengan menggunakan DEDB. Analisis permukaan patahan dengan SEM menunjukkan bahwa suhu proses pencampuran lelehan panas mempengaruhi tingkat dispersi dan distribusi dari produk polimer.
PVC (Polyvinyl Chloride) is one of the most widely used and produced termoplast polymer material in the world today. PVC was third in the world plastics production. PVC production is expected to reach 40 million tonnes per year by 2016. PVC can be modified mechanical properties by adding a mixture of additives in PVC compounding formulation. This study focused on the process of mixing of PVC resin material with the additive in the form of DOP plasticizer and DEDB. The main discussion in this study was to analyze the effect of addition of plasticizer DOP and DEDB to the modulus of elasticity and flexibility of PVC products. To analyze the effect of micro tensile testing was conducted on the sample and the observation of fracture surface morphology of the cross section by using Scanning Electron Microscope (SEM). Based on this study showed that DEDB is a good plasticizer to replace DOP. Analysis of fracture surfaces by SEM showed that the temperature of the hot melt mixing process affects the dispersion and distribution of the polymer product.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42243
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Yulianita
Abstrak :
ABSTRAK
Identifikasi homolog dan penetapan kadar benzalkonium klorida dalam cairan pembersih lantai telah dikembangkan beserta uji aktivitas antimikroba masing-masing homolognya. Analisis homolog dilakukan menggunakan system kolom C18 dan cyano nitril (CN), hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemisahan homolog dengan kolom CN lebih baik dari pada C18. Konfirmasi identitas baku benzalkonium klorida dilakukan menggunakan LCMSMS, terdeteksi adanya homolog n-C10, n-C12, n-C14, dan n-C16. Preparasi sample dengan cara ekstraksi dengan beberapa pelarut, menunjukkan bahwa asetonitril dan HCl 2 N-kloroform (1:10) memberikan hasil yang paling optimal. Validasi kedua metode ekstraksi tersebut dilakukan menggunakan KCKT dengan kolom CN 5μm, fasa gerak asetonitril-0,1 M dapar natrium asetat pH 5 (60:40), laju alir 2,0 mL/menit, suhu kolom 40oC, dandetektor UV 236 nm. Hasil validasi metode ekstraksi dengan asetonitril menunjukan RSD presisi = 1,17%, perolehan kembali = 102,51%, dan linieritas r = 0,9997, sedangkan hasil validasi untuk metode ekstraksi dengan HCl 2 N-kloroform (1:10) menunjukkan RSD presisi = 0,47%, perolehan kembali = 85,45%, linieritas r = 0,9999. Pemisahan homolog untuk diuji aktivitas antimikroba dilakukan dengan menampung homolog tunggal dari keluaran kolom KCKT. Hasil uji aktivitas antimikroba homolog tunggal menunjukkan bahwa homolog n-C10 dann-C18 memiliki kemampuan menghambat bakteri E. coli lebih besar, n-C12, n-C14, dan n-C16 memiliki kemampuan menghambat bakteri S. aureus lebih besar, homolog n-C12 dan n-C14 mampu menghambat semua mikroba uji. Homolog benzalkonium klorida yang berada dalam bentuk campurannya memberikan aktivitas antimikroba lebih besar dibandingkan dengan homolog tunggalnya yang telah terpisah.
ABSTRACT
Identification of homologous and assay of benzalkonium chloride in a liquid floor cleaner has been developed and antimicrobial activity test of each homologous. The analysis were performed using a C18 and cyano nitrile (CN) column system, CN column showed better separation of homologous than the C18 column. Confirmation identity of the compound benzalkonium chloride using LCMSMS detected homologues n-C10, n-C12, n-C14 and n-C16. Sample preparation method by extraction with several solvents, show that acetonitrile and HCl 2 N-chloroform (1:10) gives the optimal results. Validation of extraction methods was performed using HPLC with 5μm CN column, mobile phase acetonitrile-0,1 M sodium acetate buffer pH 5 (60:40), flow rate 2.0 mL/min, column temperature of 40oC, and UV detector at 236 nm.Validation results for methods extraction with acetonitrile indicate the precision= 1,17%, recovery = 102.51%, and linearity r = 0.9997. Validation result for method extraction with HCl 2 N-chloroform (1:10) result showed the precision = 0.47%, recovery = 85.45%, and linearity r = 0.9999.Antimicrobial activity test results showed n-C10 and n-C18 has greater ability to inhibit E. coli, n-C12, n-C14 and n-C16 has greater ability to inhibit S.aureus, only n-C12 and n-C14 is able to inhibit all microbial tests. Total homologous of benzalkonium chloride has greater antimicrobial activity than the single homologous.
Universitas Indonesia, 2013
T32961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>