Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anis Nadhira,author
"NADES digunakan sebagai alternatif pelarut hijau alami yang memiliki potensi untuk menggantikan pelarut organik konvensional yang berbahaya bagi lingkungan karena NADES bersifat biodegradable. Kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii Blume) adalah sumber tanaman yang mengandung trans-cinnamaldehyde dan coumarin yang memiliki efek farmakologis. Dalam penelitian ini, ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan etanol 96% dan metode Ekstraksi Berbantuan Ultrasonik menggunakan Natural Deep Eutectic Solvents (NADES), untuk mendapatkan kadar trans-sinamaldehyde dan kumarin yang optimal dari kulit kayu manis. Optimasi dilakukan pada dua variabel, yaitu persen kenaikan air dalam NADES berbasis kolin klorida dan waktu ekstraksi. Penentuan kadar trans-cinamaldehyde dan kumarin dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) dengan fase gerak 0,04% larutan asam asetat glasial-asetonitril (40:60 v/v) dan dideteksi pada panjang gelombang 280 nm. Kondisi optimal diperoleh pada saat ekstraksi 40 menit dengan penambahan air 50% persen ke NADES. Penambahan air dan waktu ekstraksi memiliki pengaruh terhadap hasil ekstraksi. Dalam ekstraksi metode UEA menggunakan tingkat NADES trans-cinamaldehyde dan kumarin masing-masing diperoleh pada 9,87 dan 11,09 mg/g simplisia. Sementara itu, ekstraksi metode refluks menggunakan pelarut etanol 96% diperoleh tingkat trans-sinamaldehida dan kumarin masing-masing adalah 1,47 dan 3,92 mg/g simplisia. Hasil ini menunjukkan bahwa NADES mampu menarik lebih banyak senyawa trans-cinamaldehyde dan kumarin dibandingkan dengan 96% etanol.

NADES is used as an alternative to natural green solvents which has the potential to replace conventional organic solvents which are harmful to the environment because NADES is biodegradable. Cinnamon bark (Cinnamomum burmannii Blume) is a source of plants containing trans-cinnamaldehyde and coumarin which has pharmacological effects. In this study, extraction was carried out by reflux method using 96% ethanol and Ultrasound-Assisted Extraction method using Natural Deep Eutectic Solvents (NADES), to obtain optimum levels of trans-sinamaldehyde and coumarin from cinnamon bark. Optimization is carried out on two variables, namely the percent increase of water in the choline chloride-based NADES and the extraction time. Determination of trans-cinamaldehyde and coumarin levels was carried out using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with a mobile phase of 0.04% solution of glacial-acetonitrile acetic acid (40:60 v/v) and detected at a wavelength of 280 nm. The optimum conditions were obtained at the time of extraction of 40 minutes with 50% percent water addition to NADES. The addition of water and extraction time has an influence on the extraction yield. In the extraction of the UAE method using NADES levels of trans-cinamaldehyde and coumarin were obtained at 9.87 and 11.09 mg/g simplicia, respectively. Meanwhile, the extraction of the reflux method using 96% ethanol solvent obtained levels of trans-sinamaldehyde and coumarin were 1.47 and 3.92 mg/g simplicia, respectively. These results indicate that NADES is able to attract more trans-cinamaldehyde and coumarin compounds compared to 96% ethanol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Febianli
"Pelarut organik memiliki beberapa efek seperti toksisitas terhadap manusia, sulit terurai dan dapat menyebabkan polusi lingkungan. Pelarut eutektik dalam alami (NADES), telah diusulkan sebagai alternatif untuk ekstraksi hijau. Dalam penelitian ini, NADES berbasis kolin klorida dengan 3 pasangan asam (asam laktat, asam malat dan asam sitrat) dievaluasi kemampuannya sebagai pelarut untuk mengekstrak trans-cinamaldehyde dan kumarin dari kulit kayu Cinnamomum burmannii. Optimalisasi kondisi ekstraksi dilakukan dengan menentukan persentase penambahan air dan waktu ekstraksi. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode ultrasonik dengan pelarut NADES dan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penentuan kadar trans-cinamaldehyde dan kumarin dievaluasi menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam kolin klorida-laktat (1: 2) dengan penambahan air 40% dan waktu ekstraksi 30 menit menghasilkan kadar trans-sinamaldehyde tertinggi yaitu 9,24 mg / g dan kandungan kumarin tertinggi adalah dan 11,60 mg / g. Hasil ekstraksi menggunakan pelarut NADES menghasilkan tingkat senyawa yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES choline chloride-lactic acid dapat menarik senyawa trans-cinnamaldehyde dan coumarin dari kulit kayu manis.

Organic solvents have several effects such as toxicity to humans, difficult to decompose and can cause environmental pollution. Natural deep eutectic solvent (NADES), has been proposed as an alternative to green extraction. In this study, choline chloride-based NADES with 3 acid pairs (lactic acid, malic acid and citric acid) were evaluated for their ability as a solvent to extract trans-cinamaldehyde and coumarin from the bark of Cinnamomum burmannii. Optimization of extraction conditions is done by determining the percent of water addition and extraction time. Extraction was carried out using ultrasonic methods with NADES solvents and maceration methods using 96% ethanol solvents. Determination of trans-cinamaldehyde and coumarin levels was evaluated using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). The results showed that choline chloride-lactic acid (1: 2) with the addition of 40% water and 30 minutes extraction time produced the highest levels of trans-sinamaldehyde which was 9.24 mg / g and the highest coumarin content was and 11.60 mg / g. Extraction results using NADES solvents produce higher levels of compounds compared to maceration methods using 96% ethanol solvent. Based on this research, it can be concluded that NADES choline chloride-lactic acid can attract trans-cinnamaldehyde and coumarin compounds from cinnamon bark."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Sindu Sakti
"ABSTRAK
Kayu secang dan kayu manis yang dilaporkan memiliki efek menguntungkan terhadap diabetes melitus dapat ditemukan dalam bentuk kombinasi pada sejumlah minuman tradisional khas Indonesia seperti wedang uwuh dan bir plethok. Natural deep eutectic solvents (NADES) berbasis kolin klorida-gliserol merupakan pelarut hijau dengan memiliki daya solvatasi tinggi dan sangat prospektif digunakan sebagai pelarut ramah lingkungan pada ekstraksi bahan alam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh parameter-parameter ekstraksi untuk mengekstraksi senyawa marker yang terkandung dalam kombinasi kayu secang dan kayu manis dengan pelarut NADES berbasis kolin klorida-gliserol secara optimal. Box-Behnken design digunakan untuk optimasi dengan menggunakan response surface methodology. Ekstrak yang diperoleh dilakukan uji aktivitas penghambatan DPP-4 pada λem/eks= 360/450 nm dan molecular docking dilakukan menggunakan aplikasi LigPlot+. Penetapan kadar dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada panjang gelombang 280 nm. NADES berbasis kolin klorida-gliserol berhasil mengekstraksi senyawa marker yang terkandung dalam kombinasi kayu secang dan kayu manis secara simultan, secara signifikan (p > 0,001) lebih efektif dibandingkan dengan pelarut konvensional. Ekstrak yang dihasilkan memiliki aktivitas penghambatan DPP-4 dengan nilai IC50 sebesar 36,49 dan 360,79 µg/ml, secara berurutan untuk ekstrak yang diperoleh dengan metode ekstraksi kayu secang dan kayu manis. Molecular docking yang dilakukan menunjukkan bahwa mekanisme aktivitas penghambatan diperantarai oleh senyawa brazilin yang berikatan pada subsite S1, S1', S2, dan S2' dari DPP-4. NADES berbasis kolin klorida-gliserol cocok digunakan untuk mengekstrak senyawa marker yang terkandung dalam kombinasi kayu secang dan kayu manis, senyawa brazilin yang merupakan senyawa marker kayu secang terbukti memiliki aktivitas penghambatan DPP-4 secara in vitro dan in silico.

ABSTRACT
Sappan wood and Indonesian cassia was reported have beneficial effects to diabetes mellitus, this ingredient commonly found as combination in various number of traditional Indonesian herb drinks such as wedang uwuh and bir plethok. Choline chloride-glycerol based Natural deep eutectics solvents (NADES) is a green solvent with high solvation power that very prospective as solvent for ecofriendly natural products extraction process. The aim of this study was to optimize extraction parameters process that involved to marker compounds level extracted using choline chloride-glycerol based NADES, all parameters were designed using the Box-Behnken design of response surface methodology. The extract obtained then was determined dipeptitidil peptidase-4 (DDP-4) inhibitory assay fluorometricaly at λem/ex= 360/450 nm and molecular docking was performed using LigPlot+. Determination of marker compounds content performed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) at 280 nm. The results revealed that Choline chloride-glycerol based NADES applicable to extract marker compounds contained in the combination of sappan wood and Indonesian cassia simultaneously. This solvent significantly (p > 0,001) more effective than conventional solvent, resulting extract with DPP-4 IC50 values 36,49 and 360,79 µg/ml, respectively for sappan wood and Indonesian cassia extraction method. Molecular docking revealed that inhibitory activity due to brazilin interaction on subsites S1, S1', S2, and S2 ext from DPP-4. Choline chloride-glycerol based NADES was suitable for extracting marker compounds from Indonesian cassia and sappan wood, moreover Brazilin as sappan wood marker compound was proven in vitro and in silico have inhibitory activity against DPP-4."
2019
T54828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Iqlima Khairiyah Putri
"Obesitas menyebabkan inflamasi sistemik dan neuroinflamasi sehingga dapat mempengaruhi otak, salah satunya area korteks prefrontal. Area ini merupakan area asosiasi multimodal, berperan dalam fungsi memori episodik berkaitan dengan informasi objek, lokasi, dan waktu (recognition memory). Neuroinflamasi berkaitan dengan disfungsi kolinergik otak dan berimplikasi menyebabkan gangguan memori. Tanaman herbal Centella asiatica (CA) memiliki sifat antiinflamasi dan anti-asetilkolinesterase. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan manfaat CA terhadap fungsi recognition memory ditinjau dari sistem kolinergik pada obesitas. Sebanyak 24 tikus Wistar dibagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, obes, dan obes yang diberikan ekstrak etanol CA 200mg/kgBB atau 300mg/kgBB. Intervensi dilakukan selama 35 hari. Fungsi recognition memory diukur dengan serangkaian uji object recognition terdiri dari novel object preference (NOP), object place preference (OPP), dan object in place preference (OiP). Fungsi sistem kolinergik dinilai dari ekspresi Choline Acetyltransferase (ChAT) dan reseptor a7 nicotinic acetylcholine receptor (a7nAChR) dianalisis dengan Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasil penelitian didapatkan terjadi penurunan fungsi recognition memory pada kelompok obes, dan pemberian CA 200 dan 300mg/kgBB dapat memperbaiki recognition memory pada kondisi obes. Ekspresi a7nAchR dan ChAT tidak berbeda bermakna antar kelompok. CA berpotensi mempertahankan fungsi recognition memory pada kondisi obes dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait mekanismenya

Obesity causes systemic and neuroinflammation which affect the brain, such as prefrontal cortex (PFC) area. PFC is a multimodal association area, playing a role in episodic memory functions related to object, location and time information (recognition memory). Neuroinflammation affected brain cholinergic dysfunction resulting in memory impairment. Centella asiatica L. (CA) herb used as anti- inflammatory and anti-acetylcholinesterase. This study analyzed the benefits of CA on cholinergic system induced by high-fat diet and resulting changes in recognition memory. Twenty-four male Wistar rats were divided into four groups; control, obese, obese groups + 200mg/kgBB and 300mg/kgBB CA ethanol extract for 35 days. Recognition memory function assessed using the Novel Object Preference (NOP), Object Place Preference (OPP), and Object in Place Preference (OiP). The cholinergic system's function; expression levels of Choline Acetyltransferase (ChAT) and a7-nicotinic-acetylcholine receptor (a7nAChR) were analyzed using Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Decreased recognition memory function seen in the obese group, and obese groups + CA (200 and 300mg/kgBB) could improve recognition memory in obese conditions. The expression of a7nAchR and ChAT was not significantly different in between groups. CA has the potential effect to maintain recognition memory function in obese conditions and future research may elucidate the mechanism."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmanda Luthfia
"Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dan memiliki berbagai manfaat seperti antioksidan dan antiinflamasi. Namun, kelarutan senyawa bioaktif sangat rendah dalam air sehingga menurunkan bioavailabilitas senyawa dalam tubuh. Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) adalah pelarut hijau yang memiliki kemampuan mengekstraksi bioaktif tanaman, tapi sukar dipisahkan. Bila NADES digunakan untuk menghantarkan bioaktif tersebut ke dalam tubuh secara oral, maka perlu diketahui tingkat bahayanya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah NADES berbahaya bila digunakan sebagai carrier bioaktif ke dalam saluran pencernaan serta mengetahui peningkatkan solubilitas dan disolusi senyawa bioaktif menggunakan NADES sebagai agen pembawa bioaktif ke saluran pencernaan. NADES dibuat dengan akseptor ikatan hidrogen (HBA) kolin klorida dan variasi donor ikatan hidrogen (HBD) yaitu 1,2 propanadiol, asam levulinate dan fruktosa. Karakterisasi fisik dan kimia dilakukan pada NADES yang terbentuk dan stabil. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), selanjutnya dilakukan uji solubilitas senyawa bioaktif dalam NADES dengan UV-Vis spektrofotometer dan uji disolusi pada simulasi pH larutan gastrointestinal. Hasil penelitian ini menunjukan NADES dengan HBD penyusun 1,2 propandiol dan fruktosa memiliki sitotoksisitas yang rendah, kelarutan tertinggi untuk 6-gingerol, α-mangostin, piperin, mangiferin terdapat pada NADES yang dibuat dari gabungan kolin klorida dan 1,2-propanediol, dan disolusi 6-gingerol, apigenin, piperin, mangiferin dengan NADES memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa bioaktif tanpa NADES. Berdasarkan hasil tersebut maka NADES berpotensi sebagai agen pembawa senyawa bioaktif ke dalam tubuh. 

Bioactive compounds are compounds contained in plants and have various benefits such as antioxidant and anti-inflammatory. However, the solubility of bioactive compounds is very low in water, thereby reducing the bioavailability of compounds in the body. Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) is a green solvent that has the ability to extract plant bioactives, but is difficult to separate. If NADES is used to deliver the bioactive into the body orally, it is necessary to know the level of danger.  Therefore, this study aims to determine whether NADES is harmful when used as a carrier for bioactives into the digestive tract and to increase the solubility and dissolution of bioactive compounds using NADES as a carrier for bioactives to the digestive tract. NADES was made with hydrogen bond acceptor (HBA) choline chloride and various hydrogen bond donor (HBD) namely 1,2 propanediol, levulinic acid and fructose. Physicochemical characterization was carried out on the formed and stable NADES. The cytotoxicity test was carried out using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method, then the solubility test of bioactive compounds in NADES was carried out using UV-Vis spectrophotometer, and dissolution test was carried out on simulated pH of the gastrointestinal solution. The results of this study showed that NADES with 1,2 propandiol and fructose as HBD had low cytotoxicity, the highest solubility for 6-gingerol, α-mangostin, piperine, and mangiferin was found in NADES which was made from a combination of choline chloride and 1,2-propanediol, and the dissolution of 6-gingerol, apigenin, piperine, and mangiferin with NADES gave higher yields than the bioactive compounds without NADES. Based on these results, NADES has the potential as a carrier agent for bioactive compounds into the body. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Joshua Partogi Ferdinand
"Tujuan: Membandingkan efek sitikolin pada hewan coba model traumatic optic neuropathy(TON) ditinjau dari gambaran histopatologi dan ekspresi imunohistokimia.
Metode: Penelitian dengan desain eksperimental terhadap 4 kelompok hewan coba. Sebanyak 12 mata dari 12 hewan coba kelinci jenis New Zealand White menjalani optic nerve crush injury(ONC) untuk menciptakan model TON. Tindakan ONC dilakukan dengan menggunakan Hartmann Mosquito Clamp. Evaluasi histopatologi berupa pemeriksaan densitas sel ganglion retina dengan pewarnaan hematoksilin-eosin dan pemeriksaan imunohistokimia dengan antibodi bcl-2 serta caspase-3.
Hasil: Densitas sel ganglion retina pada setiap kelompok menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai normal. Perbandingan berdasarkan periode waktu, baik periode 3 hari dan 7 hari, menunjukkan perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan periode yang sama pada subjek tanpa terapi (p<0.001). Pemeriksaan imunohistokimia pada kelompok terapi bila dibandingkan dengan kelompok tanpa terapi menunjukkan peningkatan ekspresi bcl-2 secara signifikan pada hari-3 (p=0.012) dan hari-7 (p=0.046).Pemeriksaan imunohistokimia pada kelompok terapi bila dibandingkan dengan kelompok tanpa terapi menunjukkan penurunan ekspresi caspase-3 secara signifikan pada hari-3 (p=0.046) namun tidak pada hari ke-7 (p=0.072).
Kesimpulan: Pemberian sitikolin mampu menurunkan tingkat kematian sel ganglion retina dibandingkan tanpa terapi pada TON dan didukung dengan peningkatan ekspresi bcl-2 sebagai anti-apoptosis yang bermakna serta penurunan dari ekspresi caspase-3 sebagai pro-apoptosis.

Aims: Comparing citicoline effect in animal model of traumatic optic neuropathy (TON) in histopathology and immunohistochemical evaluation.
Methods: This is an experimental research for 4 groups of animal model. Twelve eyes from 12 New Zealand White rabbits underwent optic nerve crush injury (ONC) to create TON. The ONC was done using the Hartmann Mosquito clamp. Histopathological evaluation of retinal ganglion cell density by hematoxylin-eosin staining and immunohistochemical examination with bcl-2 and caspase-3 antibodies.
Results: Retinal ganglion cell density in each group showed a significant difference when compared with normal values. For comparisons based on the time period, 3 days and 7 days, both showed a significant difference when compared to the non-citicoline subjects in same period (p <0.001). Immunohistochemical examination in citicoline group, when compared to the non-citicoline group, showed a significant increase in bcl-2 expression on day-3 (p = 0.012) and day-7 (p = 0.046). Immunohistochemical examination in the citicoline group, when compared with the non-citicoline group, showed a significant decrease in caspase-3 expression on day-3 (p = 0.046) but not on day-7 (p = 0.072).
Conclusions: Citicoline is able to reduce the rate of retinal ganglion cell death and supported by a significant increase in the expression of bcl-2 as anti-apoptosis and a decrease in caspase-3 expression as pro-apoptosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atti Ratnawiati
"ABSTRAK
Sitikolin adalah neuroprotektor yang paling banyak digunakan untuk memperbaiki kerusakan neurologis pada penderita stroke iskemik, namun efektivitas sitikolin masih diperdebatkan berdasarkan penelitian ilmiah karena memberikan hasil yang heterogen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi sitikolin terhadap fungsi neurologis yang dinilai dengan The National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) dan kemampuan fungsional yang dinilai dengan Barthel Index. Penelitian pada pasien stroke iskemik berdasarkan terapi sitikolin yang dilakukan di 18 rumah sakit di Indonesia yang berkontribusi dalam registri penyakit stroke. Desain studi penelitian ini adalah kohort retrospektif menggunakan data registri stroke Indonesia. Penilaian perbaikan fungsi neurologis berdasarkan perubahan nilai NIHSS sebesar > 2 poin dan penilaian kemampuan fungsional berdasarkan perubahan nilai Barthel Index sebesar > 20 poin yang diukur pada saat masuk dan keluar rumah sakit. Pasien stroke iskemik yang mendapat terapi sitikolin memiliki peluang perbaikan fungsi neurologis sebesar 1,34 kali (CI 95% 1,058-1,658) dibanding pasien yang tidak mendapat terapi sitikolin setelah dikontrol variabel neurorestorasi. Peluang perbaikan kemampuan fungsional pasien stroke iskemik yang mendapat terapi sitikolin sama dengan pasien yang tidak mendapat sitikolin setelah dikontrol dengan neurorestorasi dengan relative risk 1,07 (CI95% 0,879-1,293; p=0,53).

ABSTRACT
Citicoline is the most widely used neuroprotective to repair neurological deficit in ischemic stroke patients, however the effectiveness of citicoline is still controversial and raise arguments against scientific research because it provided heterogeneous results.The objectives of the study are to identify citicoline effect on neurological function improvement using The National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) and functional ability improvement using Barthel Index (BI) in the treatment of ischemic stroke patients at 18 hospitals involved in Indonesia stroke registry. The design of this study is retrospective cohort study using stroke registry data. Improvement of neurological function assessed by changes of NIHSS score >2 and improvement of functional ability assesed by changes of Barthel Index score > 20 as measured at the time of admission and discharge of the hospital.The result shows that the probability of functional neurological improvement on citicoline treatment group is higher than no citicoline treatment group with adjusted RR by neurorestoration is 1,34 (95% CI 1.058 to 1.658, p=0,0014). There is no difference of functional ability improvement between citicoline and no citicoline treatment group, with adjusted RR by neurorestoration is 1.07 (CI95% 0.879 to 1.293; p=0,53)."
2016
T45655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Riandini
"Natural Deep Eutectic Solvent NADES sebagai alternatif pelarut hijau alami berpotensi menggantikan pelarut organik konvensional yang toksik dan berbahaya bagi lingkungan. Kontaminasi mikroba dari bahan alam rentan terjadi dan iradiasi gama merupakan salah satu teknologi untuk dekontaminasi serta bertujuan untuk meningkatkan metabolit terekstraksi. Pada penelitian ini, NADES dievaluasi kemampuannya sebagai pelarut untuk mengekstraksi resveratrol dari biji melinjo hasil iradiasi.
Analisis optimasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology RSM . NADES dibuat dari campuran komponen kolin klorida sebagai akseptor ikatan hidrogen dan asam laktat, asam malat, asam sitrat, serta urea sebagai donor ikatan hidrogen. Faktor yang diuji meliputi waktu ekstraksi, penambahan air, dan rasio sampel terhadap pelarut. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode ultrasonik dan pengujian hasil ekstraksi dilakukan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT.
Resveratrol berhasil diekstraksi menggunakan NADES, hasil menunjukkan bahwa kolin klorida-asam laktat memiliki nilai kadar tertinggi dibandingkan NADES lainnya. Kondisi optimum perolehan kadar resveratrol diperoleh pada kondisi waktu ekstraksi 10 menit, penambahan air 50, dan rasio sampel terhadap pelarut 1:20 dengan kadar resveratrol yang diperoleh 0,1658 mg/g. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES kolin klorida-asam laktat dapat menarik senyawa resveratrol dari biji melinjo hasil iradiasi.

Natural Deep Eutectic Solvent NADES as an alternative natural green solvent has the potential to replace conventional organic solvents that are toxic and harmful to the environment. Microorganisms contamination of natural product are prone to happen and gamma irradiation is one of decontamination technologies which aims to increase metabolite extracted. In this study, NADES were being evaluated for their application as extraction solvent to extract resveratrol from irradiated melinjo Gnetum gnemon L. seeds.
The analysis optimation of extraction method was performed using Response Surface Methodology RSM. NADES was prepared from mixture of choline chloride as hydrogen bond acceptor, lactic acid, malic acid, citric acid, and urea as hydrogen bond donors. The evaluated factors are extraction time, of water, and sample to solvent ratio. This study used ultrasound assisted method and extracts were evaluated using High Performance Liquid Chromatography HPLC.
Resveratrol was succesfully extracted by NADES, this study showed that choline chloride lactic acid has high efficiency than others solvent. The optimal conditions to extract resveratrol were extraction time of 10 min, 50 of water, and 1 20 g mL sample to solvent ratio with the levels of resveratrol is 0.1658 mg g. Based on this study, it can be concluded that choline based deep eutectic solvent can attract resveratrol from irradiated melinjo seeds.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Nadyana
"ABSTRAK
Resveratrol 3,5,4 -trihidroksistilben merupakan suatu senyawa fitoaleksin stilben yang terdapat pada kulit kacang tanah Arachis hypogaea L., yang memiliki banyak khasiat seperti kardioprotektif, antioksidan, antidiabetes, dan antihiperkolesterolemia melalui mekanisme penghambatannya terhadap HMG-CoA reduktase. Terdapat banyak cara ekstraksi resveratrol yang dapat diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan Natural Deep Eutectic Solvents NADES -Ultrasound Assisted Extraction UAE untuk ekstraksi resveratrol dari kulit kacang tanah dan dibandingkan dengan metode konvensional maserasi. Hasil ekstraksi diuji dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT . Hasil penelitian menunjukkan senyawa resveratrol berhasil diekstraksi dengan NADES-UAE. Hasil tertinggi diperoleh pada NADES campuran kolin klorida dan asam oksalat, pada kondisi rasio sampel-pelarut 1:20 g/ml dan waktu ekstraksi 15 menit, dengan perolehan kadar 0,0485 mg/g simplisia. Namun, metode maserasi memberikan kadar resveratrol yang lebih tinggi dibandingkan hasil NADES-UAE yaitu 0,2212 mg/g simplisia.

ABSTRACT
Resveratrol 3,5,4 trihydroxystilbene is a naturally occurring stilbene phytoalexin compound found in peanut Arachis hypogaea L. pericarp and has known for many biological activities including cardioprotective, antioxidant, antidiabetic, and anti hypercholesterolemia through its HMG CoA reductase inhibitory activity. There are many methods can be applied to extract resveratrol. The aim of this study was to evaluate natural deep eutectic solvents NADES based ultrasound assisted extraction UAE for their potential to obtain resveratrol from peanut pericarp and compared with the conventional maceration method. The extracts were analysed by High Performance Liquid Chromatography HPLC . The results showed, resveratrol successfully extracted by NADES UAE, with highest resveratrol content obtained by NADES composed of choline chloride and oxalic acid 0,0485 mg g dry weight , under conditions solid liquid ratio 1 20 g ml and extraction time of 15 minutes. However, maceration method gives the higher amount of resveratrol content 0,2212 mg g dry weight than NADES UAE result."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina Filiciani Lamba
"Penuaan kulit merupakan proses alami yang terjadi pada manusia dan ditandai dengan penurunan elastisitas, kelembapan, dan munculnya garis-garis halus serta kerutan. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah penuaan kulit terjadi, salah satunya dengan menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung bahan aktif seperti senyawa antioksidan. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) diketahui memiliki kandungan senyawa antioksidan, salah satunya, ∝-mangostin yang berpotensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah penuaan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum untuk memperoleh ekstrak kulit buah manggis dalam natural deep eutectic solvent (NADES) berbasis kolin klorida dan 1,2-propanadiol serta mengembangkan formulasi krim topikal anti penuaan dari hasil ekstraksi tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan metode pengadukan menggunakan thermoshaker pada suhu ruang, dengan variasi rasio massa padat-cair dan waktu ekstraksi. Kondisi optimum diperoleh pada rasio 1:10 selama 4 jam, menghasilkan kandungan ∝-mangostin sebesar 6,24 mg/mL. Ekstrak kemudian diformulasikan ke dalam krim topikal sebesar 20%, menghasilkan sediaan dengan ukuran partikel rata-rata 376,87 nm, zeta potensial -52,37 mV, dan polydispersity index sebesar ,85. Krim memiliki warna putih kecoklatan, aroma virgin coconut oil, tekstur kental, dan tidak lengket saat diaplikasikan. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan kandungan total fenolik sebesar 42,18 mg GAE/g simplisia dan 17,55 mg GAE/g emulgel, serta nilai FRAP sebesar 32,39 μmol Fe²⁺/g simplisia dan 7,53 μmol Fe²⁺/g emulgel. Formulasi ini menunjukkan potensi sebagai krim topikal anti penuaan yang stabil dan efektif.

Skin aging is a natural physiological process in humans, characterized by a decline in skin elasticity and moisture, along with the emergence of fine lines and wrinkles. Preventive strategies to delay skin aging include the use of skincare products formulated with active compounds such as antioxidants. The peel of mangosteen (Garcinia mangostana L.) is known to contain potent antioxidant compounds, notably ∝-mangostin, which exhibits promising anti-aging properties. This study aimed to determine the optimal extraction conditions for mangosteen peel using a Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) composed of choline chloride and 1,2-propanediol, and to develop a topical anti-aging cream based on the resulting extract. Extraction was performed using a stirring method with a thermoshaker at ambient temperature, varying the solid-to-liquid mass ratio and extraction time. The optimal condition was identified at a 1:10 ratio for 4 hours, yielding an ∝-mangostin concentration of 6.24 mg/mL. The extract was incorporated into a topical cream at a concentration of 20%, resulting in a formulation with an average particle size of 376.87 nm, a zeta potential of -52.37 mV, and a polydispersity index of 1.85. The cream exhibited a brownish-white color, a virgin coconut oil aroma, a thick consistency, and a non-sticky texture upon application. Antioxidant activity assays revealed a total phenolic content of 42.18 mg GAE/g in the mangosteen extract and 17.55 mg GAE/g in the emulgel, with FRAP values of 32.39 μmol Fe²⁺/g and 7.53 μmol Fe²⁺/g, respectively. These findings indicate that the formulation has strong potential as a stable and effective anti-aging topical cream."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>