Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pureklolon, Thomas Tokan
Abstrak :
Negara merupakan lembaga yang menguasai sebuah masyarakat dan jelas pula bahwa negara-negara terdiri dari berbagai lembaga di dalamnya. Lembaga-lembaga ini saling berinteraksi dalam sebuah aturan dan prosedur yang membentuk sebuah sistem kekuasaan. Aturan dan prosedur ini didasarkan pada sebuah prinsip, sebuah norma yang dikaitkan untuk suatu tujuan tertentu. Karena itu, untuk mengerti negara, kita juga harus mengerti dan memahami prinsip dan norma serta tujuan dari negara tersebut. Tesis ini meneliti tentang : Negara dalam Perspektif Kristian : Pemikiran Politik Sint. Thomas Aquinas. Negara merupakan bagian dari pemerintahan universal, yaitu suatu pemerintahan yang diciptakan dan diperintah oleh Tuhan sendiri. Tujuan dan pertimbangan dibentuknya sebuah negara adalah memberikan kepada manusia segala pemenuhan kebutuhan material dalam hidupnya, dan menjadi dasar pendidikan, intelektual dan moral. Dalam pandangan Aquinas, manusia harus hidup dalain kelompok atau komunitas sehingga dapat saling membantu satu sama lain. Metode yang dipilih adalah metode kualitatif dengan menggunakan penelitian eksplanatif Kualitatif karena penelitian ini ingin memahami atau mengatakan sebuah pemikiran politik dalam hal ini adalah pemikiran politik Aquinas. Permasalahan dalam penelitian ini diawali dengan pertanyaan "bagaimana", sehingga untuk menjawabnya digunakan metode kualitatif, sedangkan penelitian eksplanatif atau penelitian yang bersifat menerangkan ini bertujuan meneliti data-data primer yang ditulis oleh Aquinas sendiri dan data-data sekunder yang ditulis oleh orang lain tentang Aquinas, khususnya tentang Negara. Negara untuk kebaikan bersama, bukan untuk kelompok tertentu saja. Negara sebagai bentuk persekuutuan hidup yang paling tinggi, memiliki tujuan yang juga paling tinggi, paling mulia dan paling luhur bila dibandingkan dengan tujuan yang dimiliki oleh persekutuan hidup lainnya. Negara sebagai suatu bentuk persekutuan hidup, menempati jenjang yang paling atas justru karena ia memiliki tujuan yang paling tinggi, paling mulia dan paling luhur. Aquinas pun berpendapat bahwa negara ada dan terbentuk bukan untuk negara itu sendiri. Tujuan akhir negara bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk manusia yang menjadi warganya. Jadi tujuan utama pembentukan negara adalah untuk manusia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Martin Lukito
Abstrak :
Theological attitude and political position of Christians in Indonesia is ambivalent, which cause these people to be cornered as minority parasite. This situation needs to addressed, and deeper understanding of Reformed heritage and Sam Ratulangi's struggle in the dire era of Indonesian birth in 1945 can inspire a new mode of theology and Indonesian Christian political presence today. In this light, the strategic direction of Christian politics lies in the pluralism political movement.
Jakarta: Pusat Pengkajian Reformed, 2014
SODE 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Victor
Abstrak :
Politik adalah aspek dan sistem yang sangat penting di dalam kehidupan kita sebagai warga negara. Kita, termasuk Kristen, tak mungkin menghindar dari politik, karena politiklah yang membuat pelbagai kebijakan bagi publik. Maka, Kristen pun seharusnya turut mengambil bagian dalam kehidupan berpolitik. Bukan hanya di ajang pemilu, tapi juga dalam konteks-konteks lainnya. Di ajang pemilu, gereja-gereja tak boleh naif. Gereja-gereja harus secara bijaksana memberikan pencerahan politik kepada warga jemaatnya. Bukan sebaliknya, menggiring jemaat untuk memilih calon pemimpin tertentu. Terkait itulah maka "surat politik" yang dikeluarkan oleh PGPI menjelang Pilpres 2014 yang lalu patut dikritisi sebagai sesuatu yang naif. Sebab isinya bukan hanya mendikte gereja-gereja dalam naungan PGPI, tetapi juga tidak berdasar sama sekali. Tak heran, dikarenakan hal itu Ketua Umum PGPI, Pendeta Dr Jacob Nahuway, MA, banyak mendapat kritik, bahkan cemooh.
Jakarta: Pusat Pengkajian Reformed, 2015
SODE 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vovchenko, Denis
New York: Oxford University Press, 2016
946.603 8 VOV c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Makassar: Yayasan Oase Intim, 2013
230 TEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ambler, S. T.
Abstrak :
the bishops'actions on the ground and their culture, identity, and political thought. In so doing it reveals how the Montfortian bishops were forced to construct a new philosophy of power in the crucible of political crisis.
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20469694
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
FitzGerald, Frances, 1940-
Abstrak :
The evangelical movement began in the revivals of the eighteenth and nineteenth centuries, known in America as the Great Awakenings. A populist rebellion against the established churches, it became the dominant religious force in the country. During the nineteenth century, white evangelicals split apart dramatically, first North versus South, and then at the end of the century, modernist versus fundamentalist. After World War II, Billy Graham, the revivalist preacher, attracted enormous crowds and tried to gather all Protestants under his big tent, but the civil rights movement and the social revolution of the sixties drove them apart again. By the 1980s, Jerry Falwell, Pat Robertson, and other southern televangelists had formed the Christian right. Protesting abortion and gay rights, they led the South into the Republican Party, and for thirty-five years they were the sole voice of evangelicals to be heard nationally. Eventually a younger generation of leaders protested the Christian right's close ties with the Republican Party and proposed a broader agenda of issues, such as climate change, gender equality, and immigration reform. Evangelicals have in many ways defined the nation. They have shaped our culture and our politics. Evangelicals now constitute twenty-five percent of the American population, but they are no longer monolithic in their politics. They range from Tea Party supporters to social reformers. Still, with the decline of religious faith generally, FitzGerald suggests that evangelical churches must embrace ethnic minorities if they are to survive.
New York: Simon &​ Schuster, 2017
277.3 FIT e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wilsey, John D.
Downers Grove, Illinois: IVP Academic, 2015
261.773 WIL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fea, John
Abstrak :
"Believe me" may be the most commonly used phrase in Donald Trump's lexicon. Whether about building a wall or protecting the Christian heritage, the refrain is constant. And to the surprise of many, about 80% percent of white evangelicals have believed Trump-at least enough to help propel him into the White House. Historian John Fea is not surprised-and in Believe Me he explains how we have arrived at this unprecedented moment in American politics. An evangelical Christian himself, Fea argues that the embrace of Donald Trump is the logical outcome of a long-standing evangelical approach to public life defined by the politics of fear, the pursuit of worldly power, and a nostalgic longing for an American past. In the process, Fea challenges his fellow believers to replace fear with hope, the pursuit of power with humility, and nostalgia with history.
Michigan: William B. Eerdmans , 2018
277 FEA b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Klinken, Gerry van
Leiden: KITLV Press, 2003
959.803 KLI m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>