Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Dendang Belantara
"Arsitektur berkelanjutan mendorong pembangunan arsitektur hijau, salah satunya melalui sertifikasi green building. Pada sertifikasi green building, aspek yang diperhatikan salah satunya adalah kenyamanan dalam ruang, yang meliputi salah satunya tentang kenyamanan akustik. Namun, dalam praktiknya, kenyamanan akustik dalam bangunan hijau sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup dikarenakan lebih mementingkan aspek keberlanjutan lain. Padahal, kenyamanan akustik harus diperhatikan untuk menjaga produktivitas dan kesehatan penghuni. Kenyamanan akustik setiap ruang memiliki kebutuhan berbeda-beda, khususnya ruang untuk berbicara seperti ruang kelas. Oleh karena itu, aspek yang penting dalam ruang kelas seperti speech intelligibility diperlukan untuk menciptakan ruang yang nyaman untuk kegiatan percakapan belajar mengajar. Dengan mengukur komponen yang mempengaruhi speech intelligibility seperti background noise, sound pressure level, signal to noise ratio, noise criteria dan speech transmission index pada studi kasus ruang kelas SD Negeri 08 Ragunan, didapatkan hasil pengukuran akustik yang mengindikasikan desain akustik untuk mencapai speech intelligibility yang sesuai dengan fungsi ruang untuk berbicara belum sepenuhnya diterapkan.
Sustainable architecture encourages the development of green architecture, one of which is through green building certification. In green building certification, one aspect that is considered is indoor comfort, which includes acoustic comfort. However, in practice, acoustic comfort in green buildings often does not receive enough attention because of other aspects of sustainability even though acoustic comfort must be considered to maintain the productivity and health of occupants. The acoustic comfort of each room has different needs, especially rooms for speech such as classrooms. Therefore, important aspects in the classroom such as speech intelligibility are needed to create a comfortable space for conversation involving teaching and learning activities. By measuring components that influence speech intelligibility such as background noise, sound pressure level, signal to noise ratio, noise criteria and speech transmission index in the case study of the classroom at 08 Ragunan Public Elementary School, acoustic measurement results were obtained which indicate the acoustic design achieving good speech intelligibility of rooms for speech has not been fully implemented."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Riasa Roshaliha
"Kualitas udara di dalam ruangan berpengaruh besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, dimana salah satu parameter dari kualitas udara di dalam ruangan adalah kontaminan bioaerosol. Penilaian kualitas bioaerosol dalam ruangan di berbagai wilayah di seluruh dunia diperlukan dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terutama untuk perlindungan kelompok rentan seperti anak-anak. Skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kontaminan bioaerosol dalam ruang kelas sekolah dasar menurut literatur yang dipublikasikan antara tahun 2016 sampai dengan 2020. Penelitian ini merupakan tinjauan literatur sistematis mengenai gambaran bioaerosol pada ruang kelas sekolah dasar. Gambaran bioaerosol tersebut berupa jenis kontaminan bioaerosol, hasil atau konsentrasi kontaminan bioaerosol dan faktor yang memengaruhi konsentrasi kontaminan bioaerosol menurut literatur yang dipublikasikan antara tahun 2016 sampai dengan 2020 pada database Google Scholar dan Portal Garuda (Garba Rujukan Digital).
Hasil penelitian ini dibagi berdasarkan negara dengan iklim subtropis dan tropis. Semua penelitian menggunakan indirect reading instrument. Didapatkan bahwa rata rata total kontaminan pada negara subtropis yaitu bakteri dengan 1.709,91 CFU / m3, jamur dengan 519,55 CFU / m3, virus dengan 1.900 M gene copies / m3 air. Untuk negara tropis, rata – rata total kontaminan pada negara tropis untuk bakteri adalah 1.613,27 CFU / m3, dan jamur adalah 273,33 CFU / m3 dengan faktor yang memengaruhi paling tinggi yaitu suhu, kelembaban, kepadatan dan aktivitas siswa di kelas, sistem MVAC dan sumber polutan.
Indoor air quality greatly influences human health and well-being, where one of the parameters of indoor air quality is bioaerosol contaminants. Indoor air quality assessment especially on bioaerosol contaminants in various regions around the world is needed from the point of view of public health, especially for the protection of vulnerable groups such as children. This study aims to get the profile of bioaerosol contaminants in elementary school classrooms according to the literature published between 2016 and 2020. This research is a systematic literature review of bioaerosol in elementary school classrooms. The description of bioaerosol is about the of types of bioaerosol contaminants, the concentration of bioaerosol contaminants and factors that influence bioaerosol contaminants in elementary school classrooms according to the literatures that are published between 2016 and 2020 in the Google Scholar database and Portal Garuda (Garba Rujukan Digital).The results of this study are divided by country with a subtropical and tropical climate. All studies used indirect reading instruments. It was found that the average total contaminants in subtropical countries for bacteria is 1,709.91 CFU / m3, fungi is 519.55 CFU / m3, and virus is 1,900 M gene copies / m3 air. For tropical countries, the average total contaminant in tropical countries for bacteria is 1,613.27 CFU / m3, and fungi is 273.33 CFU / m3 with the highest influencing factors are temperature, humidity, classroom occupants and their activity, system MVAC and pollutant sources."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Leini Nadira Rambe
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam kelas bahasa Inggris di SMA Swasta dan SMA Negeri yang terpilih sebagai "Sekolah Penggerak". Kedua sekolah merupakan pelopor dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum yang didampingi oleh pemerintah. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek didaulat menjadi dasar dari kurikulum ini. Oleh karena itu, pelaksanaan proyek diterapkan secara masif. Penelitian ini menitikberatkan pada implementasi pembelajaran berbasis proyek dalam kelas bahasa Inggris kurikulum terbaru, khususnya pada proses implementasi, persepsi siswa dan guru. Metode studi kasus digunakan dengan instrumen lembar observasi, kuesioner daring dan wawancara. Data dikumpulkan dari 348 peserta (346 siswa dan 2 guru) lalu dianalisis secara kualitatif. Temuan menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek bervariasi sesuai dengan konteks dan karakteristik masing-masing sekolah. Siswa memberikan respons positif terhadap implementasi pembelajaran berbasis proyek dalam kelas bahasa Inggris Kurikulum Merdeka, baik dari segi pelaksanaannya maupun peran guru dalam menerapkannya. Siswa merasa tergerak, aktif, dan menunjukkan kemampuan dalam mengerjakan proyek menggunakan aplikasi teknologi yang membantu proses pembelajaran. Di sisi lain, guru juga aktif dan antusias untuk terlibat sebagai fasilitator dalam memandu langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasis proyek. Signifikansi hasil penelitian menunjukkan pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan untuk diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum Merdeka. Pada penelitian selanjutnya, menarik untuk mengecek ketertarikan guru dalam mengikuti pelatihan guru profesional terkait pembelajaran berbasis proyek serta perkembangannya dalam Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum terbaru di Indonesia.
This research aims to investigate the implementation of project-based learning in English classrooms at a public and a private school, were selected as “Sekolah Penggerak” that implement Merdeka Curriculum as primary curriculum supervised by government. Both are the first and pioneer schools that chose to implement the curriculum. Project-based learning is a fundamental approach which underlies the basis of the curriculum; thus, projects are heavily imposed. This research puts emphasis on project-based learning implementation inside English classrooms under the newest curriculum in terms of its implementation, students’ and teachers’ perception. Case study was the research design; and the instruments used are observation sheet, online questionnaire and interviews. The data were collected from 348 participants (346 students and 2 teachers), and then were analysed qualitatively. Findings show that project-based learning was implemented based on its own context and characteristics of schools. Students possessed positive views on both the implementation and their teachers implementing project-based learning in English classroom of Merdeka Curriculum. Students were motivated, active, and able to use technological applications in finishing their project. Teachers, in the other side, were actively and eagerly got involved as facilitator to facilitate steps on project-based learning implementation. The significant findings indicated that project-based learning is one of the alternative teaching methods which is possible to be implemented in English classroom of Merdeka Curriculum. In further research, it would be interesting to explore teachers’ interest to join professional training related to project-based learning and its development in Merdeka Curriculum as the newest curriculum in Indonesia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library