Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adam Hastara Aji
"Kabupaten Majalengka salah satu lumbung padi di Jawa Barat, terindikasi mengalami perubahan iklim sehingga ditetapkan sebagai lokasi super prioritas ketahanan iklim di sektor pertanian. Dalam menghadapi dampak perubahan iklim tersebut dilakukan proyeksi pengaruh perubahan iklim terhadap kebutuhan air tanaman padi menggunakan RCM CORDEX dengan skenario RCP 4.5 (perubahan menengah-ringan) dan RCP 8.5 (perubahan tinggi) pada tahun 2026-2045. Data-data proyeksi unsur iklim yang dihasilkan RCM CORDEX digunakan untuk menghitung kebutuhan air tanaman menggunakan model CROPWAT 8.0, hasil analisis memproyeksikan peningkatan suhu dan kelembapan tahun 2026-2045 dibandingkan tahun 1989-2018, sedangkan curah hujan menunjukkan peningkatan dan penurunan di skenario dan musim tanam yang berbeda, serta mengalami peningkatan kebutuhan air tanaman padi sebesar 1,16%-3,26% dan 2,14%-3,94% pada musim tanam pertama, pada musim tanam kedua meningkat sebesar 1,7%-2,94% dan 3,33%-4,28%. Proyeksi perubahan suhu, kelembapan, dan curah hujan pada musim tanam pertama berpengaruh paling kuat terhadap kebutuhan air tanaman padi, pada musim tanam kedua terjadi anomali pengaruh keterkaitan antara suhu, kelembapan, dan curah hujan dengan kebutuhan air tanaman padi. Anomali pada suhu, berupa tidak adanya pengaruh suhu terhadap kebutuhan air tanaman padi, anomali pada kelembapan dan curah hujan berupa pengaruh kuat antara curah hujan dan kelembapan terhadap kebutuhan air tanaman padi namun dengan nilai korelasi positif.
......Majalengka Regency, one of the rice barns in West Java, is indicated to be experiencing climate change so it's assigned as a super need area for climate resilience in the agricultural sector. In dealing with the impacts of climate change, projections of the effects of climate change on rice water requirements are projected using RCM CORDEX with scenarios of RCP 4.5 (medium-light change) and RCP 8.5 (high change) in 2026-2045. The resulting climate element projection data is used to calculate rice water requirements using the CROPWAT 8.0 model, the results of the analysis project an increase in temperature and humidity in 2026-2045 compared to 1989-2018 while rainfall shows an increase and a decrease in different scenarios and growing seasons, as well as an increase in rice water requirements by 1.16%-3.26% and 2.14%-3.94% in the first planting season, in the second planting season it increased by 1.7%-2.94 % and 3.33%-4.28%. The projected changes in temperature, humidity, and rainfall in the first planting season have the strongest effect on rice water requirements, in the second planting season an anomaly occurs to this relationship. Anomalies in temperature, as no impact of temperature on the rice water requirements, anomalies in humidity and rainfall in the form of a strong influence between rainfall and humidity on rice water requirements but with a positive correlation value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Aiman
"Skripsi ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan potensial antara kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan perubahan iklim dalam konteks Indonesia. Meskipun terdapat konsensus yang terbukti dalam beberapa literatur mengenai potensi hubungan positif antara kemiskinan dan perubahan iklim, upaya pemerintah yang terfokus dalam mengatasi masalah kemiskinan dan iklim masih dapat dikatakan belum maksimal. Hal ini terlihat dari alokasi anggaran yang semakin berkurang untuk isu-isu terkait upaya pencegahan dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang kini menjadi semakin relevan. Rencana awal dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan perubahan iklim menggunakan teknik regresi variabel instrumental (IV) direncanakan untuk mengatasi masalah endogenitas yang terkait dengan variabel endogen utama, yaitu kemiskinan dan ketimpangan. Namun, karena adanya keterbatasan yang teridentifikasi dalam variabel instrumental, termasuk pelanggaran asumsi monotonicity dan koreksi bias yang tidak signifikan yang diamati dari uji Oster, pendekatan alternatif seperti ordinary least squares (OLS) dan panel fixed effect model akhirnya digunakan sebagai model estimasi utama dalam penulisan skripsi ini. Hasil yang diperoleh dari model OLS dan panel fixed effect mengungkapkan hubungan yang tidak signifikan secara statistik antara kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia mungkin tidak selalu berjalan seiring. Korelasi yang didapat dari hasil estimasi utama pada skripsi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk inklusi variabel mediasi seperti PDB, kemungkinan adanya reverse causality antara kemiskinan dan perubahan iklim, dan sifat yang kompleks dari kemiskinan. Secara kesimpulan, temuan ini menunjukkan bahwa pemerintah dapat fokus pada penanggulangan kemiskinan dan mengatasi perubahan iklim secara terpisah, tanpa terlalu memperhatikan korelasi potensial antara kedua masalah ini. Namun, penting juga untuk tetap mengkonsiderasikan limitasi dari studi ini untuk pengambilan kebijakan dan studi lanjutan kedepannya, termasuk ketiadaan analisis simultan tentang kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim, serta tidak tersedianya variabel instrumental yang cocok untuk regresi IV. 
......This thesis investigates the relationship between poverty, inequality, and climate changes in the context of Indonesia. Despite the existing consensus in the literature regarding the potential positive link between poverty and climate changes, there is a notable lack of focused government efforts in addressing the poverty-climate problems. This is evident from the decreasing budget allocations for climate-related issues. Initially, instrumental variable (IV) regression was planned to address potential endogeneity problems associated with the main endogenous variables, namely poverty and inequality. However, due to identified limitations in the instrumental variables, including the violation of monotonicity assumptions and insignificant bias correction observed from the Oster test, alternative approaches such as ordinary least squares (OLS) and panel fixed effect models were employed. The results obtained from the OLS and panel fixed effect models reveal a non-statistically significant relationship between poverty, inequality, and climate changes. This suggests that the pursuit of poverty alleviation and climate change mitigation in Indonesia may not necessarily go hand in hand. The observed correlation could be influenced by various factors, including the inclusion of mediation variables like GDP, potential reverse causality between poverty and climate changes, and the multifaceted nature of poverty. In conclusion, the findings indicate that the government can focus on tackling poverty and addressing climate changes separately, without overly concerning themselves with the potential correlations between these two issues. However, it is important to acknowledge the limitations of this study, including the absence of simultaneous analysis on poverty, inequality, and climate changes, as well as the unavailability of suitable instrumental variables for IV regression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library