Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Studi bioekivalensi (BE) diperlukan untuk menunjukkan apakah suatu produk copy dapat menggantikan produk inovator. Tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan alasan melakukan studi BE, produk-produk utama yang memerlukan studi BE, serta desain dan pelaksanaan studi BE, dengan fokus pada klopidogrel. Semua produk generik klopidogrel di Indonesia telah ditunjukkan bioekivalen (BE) dengan produk inovatornya, Plavix®, dan mereka mengandung bahan baku klopidogrel form 1 yang memenuhi persyaratan USP 30, 1997: kandungan enansiomer R tidak lebih dari 1%. Bukti bahwa bioekivalen (BE) berarti ekivalen secara terapeutik (TE) juga ditunjukkan untuk obat-obat kardiovaskular. Klopidogrel mempunyai 2 bentuk polimorfi k, form 1 dan form 2, yang mempunyai indikasi yang sama. Sedikitnya satu studi klopidogrel yang pivotal, CAPRIE, menggunakan klopidogrel form 1. Suatu kejadian aterotrombotik mungkin berhubungan dengan resistensi terhadap klopidogrel, yang terjadi pada sekitar 4 sampai 30% pasien yang diobati dengan dosis klopidogrel yang biasa diberikan.
Abstract
Bioequivalence (BE) study is required to show whether a generic copy product can be interchangeable with the brand innovator product. The aim of this article is to provide the rationale for conducting BE studies, the main products requiring BE studies, the design and conduct of BE studies in general, with focus on clopidogrel. All of the clopidogrel generic products in Indonesia have been shown to be BE to the innovator product Plavix® and they contain API (active pharmaceutical ingredient) clopidogrel form 1 that complies with USP 30, 1997 requirements: the R-enantiomer content is not more than 1%. A proof that bioequivalence (BE) means therapeutic equivalence (TE) is also provided for cardiovascular drugs. Clopidogrel has 2 polymorphic forms, form 1 and form 2, which have the same indications. At least one pivotal study of clopidogrel, CAPRIE, used clopidogrel form 1. An atherothrombotic event may be associated with clopidogrel resistance, which occur in about 4 to 30% of patients treated with conventional doses of clopidogrel.
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bakhtiar Rahmat Jati
Abstrak :
Latar Belakang: Disfungsi mikrovaskular merupakan salah satu manifestasi cedera reperfusi letal. Ticagrelor diketahui memiliki efek kardioprotektif terhadap cedera reperfusi pada hewan coba. Efeknya pada manusia masih harus dibuktikan terutama terhadap perfusi mikrovaskular koroner. Tujuan: Mengetahui efek ticagrelor terhadap perfusi mikrovaskular koroner pada pasien infark miokard akut dengan elevasi segmen ST IMA-EST yang menjalani intervensi koroner perkutan primer IKPP. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental acak tersamar ganda yang dilakukan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada bulan Agustus 2016 sampai November 2016. Pasien IMA-EST yang akan dilakukan IKPP dirandomisasi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan ticagrelor dan yang mendapatkan clopidogrel sebelum IKPP. Dilakukan pemeriksaan myocardial blush kuantitatif dengan menggunakan program Quantitative Blush Evaluator QuBE. Hasil Penelitian: Terdapat total 40 subyek, 20 subyek kelompok ticagrelor dan 20 subyek kelompok clopidogrel. Tidak ditemukan perbedaan bermakna antara kelompok ticagrelor dengan clopidogrel terhadap nilai myocardial blush kuantitatif dengan QuBE 18,8 6,6-33,6 vs 18,1 12,4-32,3 , nilai p 0,978. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan nilai myocardial blush kuantitatif pada pemberian ticagrelor sebelum IKPP pada pasien IMA-EST yang menjalani revaskularisasi bila dibandingkan dengan pemberian clopidogrel sebelum IKPP. ......Background: Microvascular dysfunction become one of lethal reperfusion injury manifestation. Ticagrelor known having cardioprotective effect against reperfusion injury in animal trial. It effects in human need further investigation and evidence. Objective: To determine the effect of ticagrelor on coronary microvascular perfusion in acute ST elevation myocardial infarction STEMI patients underwent primary percutaneous coronary intervention PPCI. Method: This was a double blind randomized clinical trial conducted in National Cardiovascular Center Harapan Kita from August to November 2016. Acute ST elevation myocardial infarction patients underwent PPCI were randomized into two groups, ticagrelor or clopidogrel loading dose before PPCI. Quantitative myocardial blush score was assessed after PPCI using Quantitative Blush Evaluator QuBE program. Result: There were 40 subjects included in this trial, 20 subjects in ticagrelor group and 20 subjects in clopidogrel group. There was no significant difference between two groups regarding the QuBE score 18,8 6,6 33,6 vs 18,1 12,4 32,3 , nilai p 0,978. Conclusion: There is no difference on quantitative myocardial blush score in STEMI patient given ticagrelor before PPCI compare to clopidogrel.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T57642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesya Rita Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet yang konsentrasinya sangat kecil dalam plasma. Klopidogrel merupakan obat wajib uji bioekivalensi karena merupakan critical use drug yaitu obat yang digunakan pada kondisi serius. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kadar klopidogrel dalam plasma subjek sehat sehingga didapatkan profil farmakokinetika klopidogrel. Pada penelitian ini dilakukan analisis klopidogrel secara in vivo dalam plasma tiga subjek sehat secara kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometri massa KCKUT-SM/SM menggunakan metode yang telah tervalidasi. Sampel plasma diambil setelah subjek diberikan tablet klopidogrel dengan dosis 75 mg sebanyak 14 titik yaitu pada jam ke 0 predose ; 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5; 2; 3; 4; 8; 12; 18; dan 24. Validasi parsial yang dilakukan berupa akurasi dan presisi serta linearitas kurva kalibrasi. Akurasi dan presisi menghasilkan diff dan koefisien variasi KV tidak lebih dari 15 dan tidak lebih dari 20 pada konsentrasi LLOQ. Kurva kalibrasi yang linear didapat pada rentang 20 ndash; 5000 pg/mL. Metode ini telah memenuhi syarat validasi sesuai EMEA Guidelines. Profil farmakokinetika klopidogrel diperoleh berturut-turut sebagai berikut; konsentrasi maksimum Cmax = 1,146 ng/mL; waktu pada konsentrasi maksium tmax = 1 jam; waktu paruh t = 7,01 jam; AUC0-t = 7,420 ng jam/mL; dan AUC0- = 8,111 ng jam/mL.
ABSTRACT
Clopidogrel is an antiplatelet drug with a very low plasma concentration. Clopidogrel is a drug that requires bioequivalence test because it is a critical use drug that is used in serious condition. The aim of this study is to perform calculation of clopidogrel concentration in the plasma of healthy subjects to obtain a pharmacokinetics profile of clopidogrel. In this study, clopidogrel analysis was performed in vivo in plasma of three healthy subjects by ultra high performance liquid chromatography ndash tandem mass spectrometry UPLC MS MS using validated methods. Plasma samples were taken after subjects were given clopidogrel tablets with doses of 75 mg at 14 points at 0 predose 0,25 0,5 0,75 1 1,25 1,5 2 3 4 8 12 18 dan 24. Partial validation parameters were intra day accuracy and precicsion and linearity of the calibration curve. Intra day accuracy and precicsion produced diff and coefficient of variation CV not more than 15 and not more than 20 at LLOQ concentration. A linear calibration curve produced in the range of 20 ndash 5.000 pg mL. This method has been fulfilled the criteria for validation accordance to EMEA Guidelines. Pharmacokinetic profile of clopidogrel was obtained respectively as follows maxium concentration Cmax 1.146 ng mL time at maximum concentration tmax 1 hour half life t 7.01 hour AUC0 t 7.420 ng h mL dan AUC0 8.111 ng h mL.
2017
S69769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Maulidina
Abstrak :
ABSTRAK
Klopidogrel merupakan prodrug dengan onset aksi lambat yang konsentrasinya dalam plasma sangat kecil sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif. Pada analisis dalam plasma in-vivo seringkali digunakan jenis antikoagulan yang berbeda dengan analisis in-vitro. Perbedaan antikoagulan memungkinkan dapat mengganggu analisis sehingga diperlukan suatu evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi dan validasi metode analisis klopidogrel dalam plasma menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometer massa. Kondisi analisis optimal diperoleh menggunakan kolom BEH C18 (1,7 µm; 100 x 2,1 mm); fase gerak asam formiat 0,1% dalam air-asam formiat 0,1% dalam asetonitril (30:70); laju alir 0,2 mL/menit; suhu kolom 35ºC; volume penyuntikkan 5,0 µL; waktu analisis 4 menit; dan irbesartan sebagai baku dalam. Aliquot diperoleh secara ekstraksi cair-cair menggunakan amonium asetat dan dietil eter. Akurasi dan presisi pada analisis plasma sitrat, heparin, dan EDTA memenuhi persyaratan dan kurva kalibrasi linear pada rentang konsentrasi 0,02-5,0 ng/mL. Stabilitas dan peak area ratio masing-masing plasma dievaluasi menggunakan ANOVA. Hasil stabilitas menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) sedangkan peak area ratio menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05) pada ketiga plasma. Secara keseluruhan, analisis dengan plasma sitrat atau heparin memberikan hasil yang lebih baik dari plasma EDTA.
ABSTRACT
Clopidogrel is a prodrug with a very slow onset and whose concentration in plasma is so small that a sensitive and selective analysis method is required. In the analysis of plasma in-vivo, different types of anticoagulants is often used, for example citrate, heparin, and EDTA. The anticoagulant difference allows it to interfere with the analysis so that an evaluation is needed. This research is aimed to the optimization and validation of clopidogrel analysis method in plasma using ultra-high performance liquid chromatography tandem mass spectrometer. The optimal analysis conditions were obtained using BEH C18 column (1,7 μm; 100 × 2,1 mm); formic acid 0,1% in water-formic acid 0,1% in acetonitrile (30:70); 0.2 mL/min flow rate; 35ºC column temperature; inject volume 5,0 μL; 4 minute of analysis time; and irbesartan as internal standard. Aliquots were obtained by liquid-liquid extraction using ammonium acetate and diethyl ether. The accuracy and precision of the analyisis of citrate, heparin, EDTA plasma met the requirements and linear calibration curve at range concentrations 0,02-5,0 ng/mL. The stability and peak area ratio of the respective plasma area responses were evaluated using ANOVA. Results on stability showed no significant differences (p>0,05) while peak area ratio showed significant differences (p<0.05). As a whole, analysis using citrate or heparin plasma produce a better result than EDTA plasma.
2017
S69340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Rumenta
Abstrak :
ABSTRAK
Klopidogrel merupakan salah satu terapi standar pada pasien SKA dan/atau pasien post IKP. Penggunaan klopidogrel di Indonesia sangat tinggi, namun diduga berbagai faktor dapat menyebabkan variasi hambatan agregasi trombosit yang mengakibatkan resistensi klopidogrel. Sebanyak 100 pasien SKA dan/atau post IKP diperiksa agregasi trombosit dengan metode LTA menggunakan ADP 20 M dan diambil data demografi, klinis, terapi, serta data polimorfisme genetik CYP2C19 2 dan 3. Resisten klopidogrel ditetapkan sebagai persen agregasi trombosit >59 . Proporsi resistensi klopidogrel sebanyak 36 36 . Faktor yang berperan terhadap resistensi klopidogrel adalah tidak merokok, DM, CYP2C19 2 dan 3 dengan prediktor paling dominan adalah polimorfisme CYP2C19 2.Kata kunci : klopidogrel, resistensi, agregasi, trombosit, CYP2C19
ABSTRACT
Clopidogrel has become the standard therapy in patients with ACS and or post PCI. The use of clopidogrel in Indonesia is very high, but expected many factors can cause variability inhibition of platelet aggregation resulting clopidogrel resistance. Total of 100 patients with ACS and or post PCI were measured with platelet aggregation by LTA method using 20 M ADP and retrieved data of demographic, clinical, therapeutic, and the data on genetic polymorphism CYP2C19 2 and 3. Clopidogrel resistance was defined as percent platelet aggregation 59 . The proportion of clopidogrel resistant were 36 36 . Factors that contribute to clopidogrel resistance are non smoking status, diabetes, CYP2C19 2 and 3 with the most dominant predictor is polymorphism CYP2C19 2.Keywords clopidogrel, resistance, aggregation, platelet, CYP2C19
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innet Maysyarah
Abstrak :
ABSTRAK
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet yang konsentrasinya dalam darah sangat kecil karena akan dimetabolisme menjadi metabolit aktif dan inaktifnya setelah pemberian oral. Klopidogrel induk memiliki konsentrasi plasma 2000 kali lebih rendah dari metabolit inaktifnya, yakni klopidogrel karboksilat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis klopidogrel dalam plasma yang sensitif dan selektif serta tervalidasi agar dapat mengukur kadar klopidogrel dalam plasma secara akurat, menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi - Tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Sistem kromatografi terdiri dari kolom Waters Acquity UPLC Class BEH C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm), fase gerak berupa asam formiat 0,1% dalam air ? asam formiat 0,1% dalam asetonitril (30:70), dengan elusi isokratik dan laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Klopidogrel dideteksi pada m/z 322,086 > 212,097, dan irbesartan sebagai baku dalam pada m/z 429,233 > 207,131. Preparasi sampel dilakukan dengan metode pengendapan protein menggunakan asetonitril kemudian dikocok dengan vorteks selama 10 menit dan disentrifugasi pada kecepatan 13.000 rpm selama 20 menit. Metode ini linear pada rentang konsentrasi 0,2 -10 ng/mL dengan r > 0,9997. Hasil validasi terhadap metode analisis klopidogrel yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011.
ABSTRACT
Clopidogrel is an antiplatelet drug with a very small plasma concentration because of its extensive metabolism into active and inactive metabolites after oral administration. The parent clopidogrel has plasma concentration 2000 times lower than the inactive metabolite, clopidogrel carboxylic. This study was aimed to obtain sensitive, selective and valid method to analyze clopidogrel in plasma, using Ultra Performance Liquid Chromatography tandem Mass Spectrometry (UPLC-MS/MS). Chromatography system used are Waters Acquity UPLC Class BEH C18 1.7 μm ( 2.1 x 100 mm) column and 0.1% formic acid in water ? 0.1% formic acid in acetonitrile (30-70) as mobile phase, under isocratic elution with flow rate 0.2 mL/min. Mass detection was performed with Waters Xevo TQD equipped with positive electrospray ionization (ESI) on multiple reaction monitoring (MRM) mode. Clopidogrel was detected at m/z 322.086 > 212.097, compared to internal standard irbesartan at m/z 429.233 > 207.131. Sample was prepared by protein precipitation method with acetonitrile, mixed with vortex for 10 minutes, and then centrifuged on 13000 rpm for 20 minutes. This method is showing linear result at the concentration range 0.2-10 ng/mL with r > 0.9997. This method meets the 2011 EMEA Bioanalytical Guideline validation requirement.
2016
S64312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mefri Yanni
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang. Pada penderita APTS/IMA-NEST, agregasi platelet dianggap sebagai faktor penyebab kejadian trombosis dan disfungsi mikrosirkulasi melalui mekanisme embolisasi distal. Pemeriksaan fungsi platelet berperan dalam menilai derajat inhibisi platelet oleh pemberian antiplatelet khususnya clopidogrel.

Tujuan. Menilai hubungan antara reaktivitas platelet dalam terapi clopidogreal dengan kejadian obstruksi mikrovaskular pada penderita APTS/IMA-NEST.

Metode. Penelitian potong lintang dilakukan untuk menilai hubungan reaktivitas platelet pada terapi clopidogrel dengan kejadian obstruksi mikrovaskular pada penderita APTS/IMA-NEST yang menjalani tindakan intervensi perkutan. Pengukuran nilai reaktivitas platelet dilakukan sebelum tindakan IKP minimal 6 jam pasca loading dose clopidogrel 300 mg. Penilaian obstruksi mikrovaskular diukur dengan myocardial blush grade (MBG) setelah intervensi koroner perkutan.

Hasil. Total sebanyak 96 orang pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian selama periode Mei-Oktober 2012. Sebanyak 21 subjek (21.9%) dikategorikan sebagai non responder dengan nilai reaktivitas platelet ≥ 47 U, sementara sebanyak 75 subjek (78.1%) dikategorikan sebagai responder (< 47U). Rerata nilai reaktivitas platelet pada kelompok non responder 63.8±18.4 U berbanding 28.3±10.34 U pada kelompok responder (p=0.000). Berdasarkan nilai myocardial blush grade, kelompok subjek dengan nilai MBG 0-1 ditemukan sebanyak 12 subjek (12.5%) sementara kelompok subjek dengan nilai MBG 2-3 sebanyak 84 subjek (87.5%) dengan rerata nilai reaktivitas platelet 47±26.3 U berbanding 35.5±19.6 U (p=0.00). Terdapat perbedaan antara kedua kelompok terhadap skor GRACE ≥ 140 (75% vs 89,3%,p=0.17), tipe lesi ACC/AHA (58,4% vs33.4%, p=0.11), aliran TIMI (50% vs 2.3%, p=0.000), dan jumlah non responder (58.3% vs 16.6%, p=0.004). Melalui analisis multivariat, nilai reaktivitas platelet pada terapi clopidogrel memiliki hubungan dengan kejadian obstruksi mikrovaskular dengan odds ratio (OR) 6.8 (IK 95%:1,8-25.4, p=0.004).

Kesimpulan. Terdapat hubungan antara nilai reaktivitas platelet pada terapi clopidogrel dengan kejadian obstruksi mikrovaskular pada penderita IMA-NEST yang menjalani tindakan IKP dalam masa perawatan di rumah sakit.
ABSTRACT
Background. In the setting of UA/NSTEMI, platelet aggregation has a pivotal role in trombosis and microcirculation dysfunction resulting from distal embolization, and the rate of microcirculation dysfunction will increase by iatrogenic plaque rupture during PCI. Platelet function tests has been widely used to measure platelet inhibition level on antiplatelet therapy, particularly on clopidogrel.

Objective. This study aimed to evaluate the association between platelet reactivity on clopidogrel treatment with microvascular obstruction after PCI in UA/NSTEMI patients.

Method. A cross sectional study was conducted to evaluate the association between platelet reactivity on clopidogrel treatment and microcvascular obstruction after PCI in UA/NSTEMI patients. Platelet reactivity was measured before PCI minimal 6 hours after loading dose 300 mg clopidogrel, while microvascular obstruction was evaluated by myocardial blush grade (MBG). Results. Out of 96 subjects examined during May to October 2012, 21 subjects (21.9%) was categorised as non responder (≥47 U) and 75 subjects (78.1%) as responder (<47 U). Mean platelet reactivity in non responder group was 63.8±18.4 U versus 28.3±10.34 U in responder group (p=0.000). Based on myocardial blush, MBG 0-1 was found in 12 subjects (12.5%) while MBG 2-3 was found in 84 subjects (87.5%). There were difference in both groups on GRACE risk score ≥ 140 (75% vs 89,3%,p=0.17), ACC/AHA type lesion (58,4% vs33.4%, p=0.11), TIMI flow (50% vs 2.3%, p=0.000), and number of responder subjects (58.3% vs 16.6%, p=0.004) with mean platelet reactivity 47±26.3 U vs 35.5±19.6 U, respectively (p=0.00). Multivariate analysis showed that platelet reactivity on clopidogrel treatment is persistently associated with microvascular obstruction (OR 6.8, CI: 1,8-25.4, p=0.004).

Conclusion. In this study, platelet reactivity on clopidogrel treatment is associated with microvascular obstruction after stenting in UA/NSTEMI patients.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library