Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuraisyah
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang makna kata sake dalam lirik lagu enka. Penelitian ini menggunakan sampel lima lagu populer yang mengandung kata sake karya Ishimoto Miyuki dan dinyanyikan oleh Hibari Misora. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa kata sake dalam lagu enka tidak hanya berarti minuman khas Jepang yang terbuat dari beras saja, tetapi mempunyai arti lain seperti lambang perpisahan, sebagai pelipur lara dan lain-lain. ......The focus of this study is the meaning of sake word in enka’s lyrics. This study using a sample of five popular songs that contain the sake word, written by Ishimoto Miyuki and sung by Hibari Misora. This research is a qualitative study. The results of this study is the sake word in enka’s song is not just a Japanese drink made from rice, but it has a different meaning: a symbol of separation and others.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S43923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Adrianus Eliasta, 1966-
Abstrak :
Penelitian ini bermaksud mengetahui profil kognisi mengenai polisi dari sudut kanak-kanak yang terbagi dalam tiga tahapan perkembangan usia. Dengan mengetahui perbedaan dan perbandingan struktur kognisi tersebut terhadap sosok polisi dan peran polisi, dihipotesakan bahwa kognisi dari kelompok kanak-kanak dengantingkat usia yang semakin tinggi akan menampilkan struktur yang lebih lengkap dan kompleks tentang obyek polisi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran struktur tersebut memang memperlihatkan pemerkayaan pada kelompok yang lebih tinggi.
The aim of this research is to investigate cognitive profile on police based on the view of children from three different developmental stages. It is hypothesized that the more older children are the more knowledgeable they are in relation to the police?s role and its typology and function. The result shows that the elder group of students indicate better knowledge and more understanding in terms of the police and what they normally do.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ashcraft, Mark H.
New York: Longman, 1998
153 ASH f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reed, Stephen K.
Abstrak :
Synopsis Dr. Stephen Reed's COGNITION: THEORY AND APPLICATIONS, 9E, International Edition focuses on the theories that underlie cognitive phenomena as well as empirical data that establishes a traditional, information processing approach to cognitive psychology. This structure allows undergraduates to discover the direct relevance of cognitive psychology to many of their daily activities. The text incorporates unparalleled scholarship in a distinctive clear voice that allows for the emphasis of both contemporary and classical research through real-life examples and experiments. Revised and updated throughout to maintain a high degree of currency and accuracy, content reflects the ever-evolving field and is made relevant to students' lives through the inclusion of popular articles from well-known magazines and newspapers. As a result of its adherence to three criteria-the material must make an important contribution to cognitive psychology, be accessible, and be both understandable and interesting-the text is an invaluable tool in learning cognitive psychology
Unites States: Wadsworth and Cengage Learning, 2013
612 REE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cohen, David
New York: Routledge Press, 2002
155.413 COH h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Murniati
Abstrak :
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap struktur kognisi diri pada masyarakat di Indonesia. Minat terhadap studi ini beranjak dari temuan Hosfstede di tahun 70-an yang mengungkapkan bahwa budaya-budaya bervariasi menurut individualisme-kolektivisme (III); dengan mendasarkan pada bentuk hubungan individu dengan individu lain dalam suatu masyarakat: jika hubungan antar individu dalam masyarakat itu erat berarti budaya kolektivisme; sebaliknya jika renggang, berarti individualisme. Bentuk kehidupan demikian berimplikasi terhadap struktur kognisi diri individunya: budaya individualisme akan membentuk struktur kognisi diri yang berorientasi pada pilihan dan prestasi personal; sementara budaya kolektivisme akan membentuk struktur kognisi diri yang berorientasi pada pilihan dan prestasi kelompok tempat ia menjadi anggota. Studi-studi mengenai kognisi diri telah banyak dilakukan dalam budaya individualisme maupun. kolektivisme, namun bukan di Indonesia, yang diindikasikan kolektivisme. Sejauh yang peneliti ketahui, belum ada penelitian intensif berkenaan dengan kognisi diri yang dilaksanakan dalam lingkungan Indonesia. Penelitian ini berkiprah pada pandangan yang melihat self sebagai struktur kognisi. Hal ini berarti bahwa pembahasan akan beranjak dari pendekatan kognisi sosial, yakni kajian mengenai bagaimana individu memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam situasi sosial. Struktur kognisi diri pada dasarnya adalah tampilan mental seseorang mengenai atribut-atribut pribadi, peran-peran sosial; pengalaman lampau, dan tujuan-tujuan mendatang. Penelitian ini berupaya mengungkap struktur kognisi diri pada budaya-budaya yang tergolong besar Indonesia, yakni Jawa, Sunda, Minang, dan Batak. Sampel penelitian terdiri dari siswa/i SMU dari empat suku bangsa itu, yaitu Jawa, Sunda, Minang, dan Batak, baik yang berdiam di daerah asal maupun yang berdiam di Jakarta sejak lahir, tetapi masih menggolongkan dirinya ke dalam salah satu dari keempat suku bangsa itu. Dalam penelitian ini, keempat suku bangsa yang berdiam di Jakarta dikategorikan sebagai golongan budaya tersendiri, yakni budaya Jakarta. Usaha ini ditempuh dengan Twenty Statements Test (TST) atau the I am technique, yang pada dasarnya merupakan instrumen bebas budaya untuk menggali kekayaan kognisi diri yang muncul secara spontan dan salient. Data-data kemudian diolah dengan menggunakan analisa multidimensional scaling (MDS), analisa kluster, dan analisa koresponden. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kognisi diri masyarakat Indonesia berada pada kontinuum privat-kolektif, yang juga berarti bahwa Indonesia berada dalam dimensi individualisme-kolektivisme, dan agaknya tepat berada di ambang individualisme. Meskipun tampaknya sedang terjadi pergeseran menuju individualisme, namun nilai-nilai budaya tampaknya masih cukup mengakar dalam kehidupan masyarakatnya. Tentu saja, ini adalah kesimpulan yang masih sangat dini, sehingga penelitian-penelitian lanjutan harus dilakukan. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa Jawa memiliki struktur kognisi diri publik, yang sangat concern dengan bagaimana orang lain menilai dirinya; Sunda cenderung ke struktur kognisi diri kolektif, yang mementingkan keanggotaan kelompok. Sementara Minang, Batak, dan Jakarta didekatkan satu sama lain oleh atribut-atribut psikologis yang menunjukkan struktur kognisi diri privat. Ketiga golongan budaya inilah yang tampaknya lebih condong pada individualisme. Tentu saja, kesimpulan ini masih dini, sehingga sangat diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Irmayanti Meliono
Abstrak :
Dengan dirintisnya jalur-jalur pelayaran ke Nan yang yaitu ke negara-negara di wilayah Asia Tenggara, oleh Laksamana Zheng Ho, perdagangan menjadi ramai. Hasil kerajinan dari Cina seperti porselin dan sutera bermunculan di Asia Tenggara. Sebaliknya hasil-hasil pertanian dan rempah-rempah dari Asia Tenggara mulai dikenal di Cina (Yayasan Klenteng Sam Po Kong, 1986:9). Dengan demikian terjadilah pertukaran kebudayaan antara Cina dengan negara-negara yang dikunjunginya. Pertukangan, kerajinan tangan, tenun dan pertambangan mulai diperkenalkan pada rakyat setempat. Perdagangan di antara kedua belah pihak pun mulai terjalin. Sebagai duta persahabatan, Zheng Ho selalu membawa berbagai macam barang berharga untuk para raja negeri yang dikunjunginya. Lonceng Cakra Donya yang sekarang tersimpan di Musium Banda Aceh adalah hadiah Laksamana Zeng Ho kepada raja Samudera Pasai pada tahun 1419. Untuk jelasnya jalur pelayaran Laksamana Zheng Ho dapat dilihat pada gambar 4. Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan pokok penelitian yang telah dilaksanakan adalah untuk: (1) menemukan hubungan internal dan eksternal antara ceritera-ceritera lisan (misalnya mite) tersebut degan ritual yang dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. (2) mencari struktur-struktur yang terdapat pada ceritera-ceritera lisan (mite) tersebut. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu atau mendapatkan ide-ide baru mengenai gejala itu, sehingga dapat merumuskan masalahnya secara lebih terperinci (Koentjaraningrat,1985:29). Berkaitan dengan sifat eksploratif, maka penelitian ini merupakan studi kasus yaitu menggunakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek yang diteliti. Dengan demikian maka data yang dikumpulkan, dipelajari dari suatu keseluruhan secara holistik atau terintegrasi. Segala aspek dari tingkah laku sosial dan proses-proses yang berhubungan dengannya dipelajari dalam konteks sosialnya (Vredenbregt , 1978 : 38-39; Koentjaraningrat,1985:30). Penelitian ini juga bersifat deskriptif, karena penelitian ini memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu keadaan, gejala atau kelompok tertentu (Koentjaraningrat,19B5:3B). Gambaran yang akan diberikan di sini ialah tentang mite-mite dalam suatu kelompok masyarakat tertentu dan ritual yang diselenggarakan. Untuk mengetahui struktur mite, maka data-data akan dikumpulkan, ditranskripsikan, diterjemahkan, dianalisis kemudian diinterpretasikan sesuai dengan sifat penelitian deskriptif. Data - data mengenai klenteng, tempat pemujaan dan ritual juga akan dikumpulkan, dianalisis dan diinterpretasikan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Widinarsih
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena fenomena penggunaan peron oleh pedagang kaki lima (selanjutnya disingkat PKL) mencerminkan terabaikannya hak-hak atas fasilitas kota yang baik dari para pengguna jasa kereta rel listrik (selanjutnya disingkat KRL) Jabotabek kelas ekonomi. Mengapa hal tersebut masih saja dibiarkan terjadi oleh para pengguna jasa tersebut sebagai pihak yang berhak atas penggunaan peron sebagai teritori untuk alctivitas menunggu, naik, dan turun dari KRL Jabotabek kelas ekonomi

Penelitian ini mengkaji permasalahan trsebut dengan menggunakan konsep teritorialitas dan teori keseimbangan/P-0-X Heider melalui metode gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah skala interaksi antara pengguna jasa KRL .Jabotabek kelas ekonomi dengan PKL dalam hal penggunaan peron stasiun pemberhentian (selanjutnya disingkat SP).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibiarkannya terjadi penggunaan peron SP sebagai tempat dagang para PKL berkaitan dengan dialaminya keadaan psikologis yang seimbang dalam kognisi kebanyakan pengguna jasa KRL Jabotabek kelas ekonomi yang menjadi subyek penelitian ini.

Keadaan seimbang yang terjadi itu mayoritas berupa kombinasi hubungan P-O-X dengan konfigurasi + - -, Yaitu kombinasi dimana hubungan P-O berupa hubungan sentimen positif hubungan O-X berupa hubungan unit negatif, dan hubungan P-X berupa hubungan sentimen negatif Artinya, kebanyakansubyek penelitian ini kadang-kadang menyukai/membutuhkan PKL di peron tapi menilai sebenarnya PKL tidak berhak menggunakan peron sebagai tempat berdagang sehingga para subyek tersebut sebenamya keberatan bila keberadaan dan situasi kondisi peron ketika digunakan sebagai tempat berdagang sampai menganggu aktivitasnya menunggu, naik dan turun dari KRL.

Dengan keadaan psikologis yang seimbang tersebut maka kognisi para pengguna jasa KRL berada dalam kognisi yang konsisten, yang tidak menimbulkan tekanan/dorongan untuk mengubah struktur kognisi dalam hubungannya dengan PKL dan peron SP yang digunakan sebagai tempat berdagang PKL. Komponen hubungan unit dan sentimen pada kognisi Pengguna jasa KRL, berhubungan satu sama lain secara harmonis dan tidak ada tekanan untuk berubah.

Namun secara teoritis, kombinasi hubungan P-O-X dengan konfigurasi + - - meski menimbulkan keadaan seimbang bukanlah yang ideal- Kombinasi ideal yang menimbulkan keadaan konsisten dalam kognisi sehingga menghasilkan keadaan psikologis yang lebih menyenangkan adalah kombinasi hubungan P-0-X dengan konfigurasi + + +. Untuk mencapai hal itu maka ada upaya yang bisa dilakukan sebagai saran teoritik. Upaya yang bisa dilakukan antara lain adalah pengaturan dan penataan peron sena pemasangan tanda (prompt) agar peron dapat digunakan sebagaimana mestinya sehingga baik pengguna jasa KRL maupun PKL dapat berhubungan dengan lebih baik, tidak saling mengabaikan hak dan kewajiban.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Rahayu Setyaningrum
Abstrak :
Perkembangan kognitif merupakan aspek perkembangan yang muncul dan berkembang pesat ketika masa usia dini, 50% potensi kognitif terbentuk pada 4 tahun pertama kehidupan. Perkembangan kognitif berkaitan dengan kualitas hidup manusia. Tujuan penelitian ini, untuk menjelaskan faktor dominan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif. Penelitian dilakukan April 2013. Dengan desain penelitian cross sectional teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling, jumlah sampel 128 anak usia dini 24-72 bulan yang mengikuti PAUD atau pun tidak ikut PAUD di Desa Talagamulya Kabupaten Karawang. Cara pengukuran dengan microtoise untuk mengukur tinggi badan wawancara perkembangan kognitif dengan kuesioner yang dikembangkan Kemendikbud dan FFQ semikuantitatif untuk asupan zat gizi. Uji regresi logistik digunakan untuk analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan anak usia dini dengan kognitif baik 61,7%. Uji Chi square menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan perkembangan kognitif yaitu asupan vitamin A, asupan zink, pengetahuan ibu dan mengikuti PAUD. Kesimpulan faktor dominan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran di PAUD. Saran kepada orangtua untuk memasukkan anaknya ke lembaga PAUD sehingga anak terstimulasi, mengontrol pemberian vitamin A dan asupan zat gizi seperti zink dan zat besi. ...... Cognitive development is a developmental aspect that emerged and thrived when the preschool years, 50 percent of the potential cognitive formed in the first 4 years of life. Cognitive development related to increasing the quality of human resource. The objective of the study is to examine the correlation between factors to cognitive development early childhood. The method of this research was quantitative using cross-sectional study was employed to gather information factors among 128 sample early childhood 24-72 month in April 2013 in Talagamulya Village, Karawang district. Cognitive development were gathered using questionnaire Kemendikbud.. Direct anthrophometry measurement was used for nutrition status data, and FFQ semiquantitative used for intake nutrient. The logistic regression used for multivariate analysis. The results of this research showed earlychilhood with good cognitive 61.7%. Chi square analysis result intake of vitamin A, zinc intake, maternal knowledge and follow Early childhood education showed a significant correlation to cognitive development. Conclusion the dominant factor in this study are the participation in early childhood education. Therefore it is important for parents to know about the important role of the early chilhood education for their child’s cognitive development, and parents must have control of micronutrient intake such as vitamin A, iron and zinc.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>