Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marganda, Simon
"Di beberapa tempat tertentu terdapat fenomena dimana sebuah jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki mendapatkan tambahan fungsi sebagai tempat berjual beli. Dengan adanya kebutuhan tersebut didukung serta dengan bersarnya kuanlitas orang yang berjualan, maka tempat-tempat tersebut direncanahakan sedemikian rupa sehingga terlindungi dari kondisi alam yang tidak diinginkaan. Dengan demikian terbentuklah suatu bangunan yang memberikan suatu pengaruhh fisik maupun tingkah laku terhadap lingkungan sekitar. Bangunan itu disebut jembatan niaga.
Apakah kondisi (kriteria Iokasi) yang memungkinkan terbentuknya bangunan jembatan niaga tersebut. Bagaimana pengaruh kberadaan bangunan tersebut terhadap tingkah Iaku orang yang berada disekitarnya seperti orang yang melalui jalan yang berada di bawah jembatan toko tersebut. Dalam karya ilmiah ini, penulis mencoba untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan manusia di sekitar jembatan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutajulu, Roma
"Tesis ini tentang penyelenggaraan manajemen pengamanan fisik di kawasan ITC Kuningan -- Mal Ambasador dengan fokus penelitian terhadap koordinasi pengamanan fisik yang dilakukan oleh satuan pengamanan. Ruang lingkup penelitian adalah : (a) Prosedur operasional tindakan pengamanan fisik yang dilakukan oleh sekuriti ITC Kuningan - Mal Ambasador, dan (b) Koordinasi pengamanan fisik yang dilakukan oleh satuan pengamanan ITC Kuningan - Mal Ambasador.
Penelitian ini akan mempunyai tujuan sebagai berikut : (a) Mengetahui pola hubungan manajemen pengamanan fisik di ITC Kuningan - Mal Ambasador, dan (b) Mengetahui pola yang khusus menghasilkan hubungan antar individu.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara mend alam dan penelusuran dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Kebijakan pengamanan pengelola gedung adalah membentuk kepala seksi pengamanan yang berada dibawah Departemen HRD dan GA. Operasionalisasi pengamanan yang dilakukan oleh satuan pengamanan melalui outsourcing dan internal pengelola gedung dengan berpedoman pada standar prosedur operasional yang sama. Koordinasi pengamanan gedung dilakukan oleh Kepala Sekuriti (Chief Security) masing-masing dan melakukan koordinasi bersama dibawah koordinator Kawasan ITC Kuningan - Mal Ambasador.
2. Koordinasi yang dilakukan antar personil satuan pengamanan menggunakan mekanisme koordinasi penyesuaian timbal balik karena hubungan antar individu/unit satuan pengamanan memiliki kesalingtergantungan timbal balik (reciprocal); sedangkan antara satuan pengamanan dengan kepolisian memiliki hubungan kesalingtergantungan berurutan (sequential) sehingga mekanisme koordinasi berdasarkann perencanaan. Adapun hubungan antara satuan pengamanan dengan karyawan merniliki kesalingtergantungan terpisah (polled) sehingga jenis koordinasi dilakukan berdasarkan suatu standar tertentu.
3. Hubungan antara satuan pengamanan dan manajemen bersifat vertikal dan formal, sedangkan hubungan dengan karyawan bersifat horisontal dan formal. Hubungan satpam dengan penyewa dan pengunjung bersifat horisontal dan informal. Kedua hubungan tersebut mendukung upaya penciptaan rasa aman dan nyaman. Sebaliknya, hubungan harrnonis antara satpam dengan supir angkot yang bersifat horisontal dan informal mengandung potensi konflik antar keduanya karena perbedaan tujuan.
4. Dilihat dan tingkat pengamanan fisik, pengamanan yang dilakukan oleh manajemen termasuk dalam "menuju" katagori High Level Security. Salah satu aspek yang belum mencukupi katagori sesungguhnya High Level Security karena belum tersedianya formal contingecy plans. Dari segi teknologi pengamanan masih belum memiliki kelengkapan yang sama. ITC Kuningan memiliki alat kontrol digital terhadap kegiatan pengamanan, sedangkan Mal Ambasador memiliki jaringan otomatis ke dinas pemadam kebakaran.
5. Dalam menjalankan fungsi pengawasan keamanan, dilaksanakan pengawasan pendahuluan dan pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan. Hal ini dinilai relevan karena sifat pengamanan yang Iebih menekankan pada tindakan preventif dan aktif."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Charisa
"Bangunan memiliki potensi untuk berubah. Namun, tidak semua bangunan dapat mengakomodir perubahan guna. Bangunan ruko adalah contoh bangunan yang dianggap fleksibel terhadap perubahan guna. Fenomena maraknya pembangunan ruko dipicu oleh anggapan bahwa ruko dapat mengakomodir berbagai macam guna bangunan. Ruko yang semula digunakan sebagai rumah dan toko, kini didesain agar dapat mengakomodir berbagai macam guna bangunan.
Tiap bangunan dengan kegunaan yang berbeda tentunya memiliki kriteria bangunan yang berbeda pula, sehingga bentuk bangunan yang dihasilkanpun berbeda. Namun, dalam bangunan ruko, keberagaman guna bangunan diupayakan agar dapat diakomodir dalam bentuk bangunan yang serupa. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah keberagaman guna yang ditawarkan ruko dapat benar mengakomodir kebutuhan-kebutuhan penghuni yang berbeda. Skripsi ini akan membahas sejauh mana tingkat fleksibilitas bangunan dapat mengakomodir perubahan guna pada bangunan.
Fenomena berkembangnya ruko dengan berbagai kegunaan ini mengantarkan pada tindakan-tindakan penghuni ruko untuk menyesuaikan ruko sesuai dengan kebutuhannya. Perubahan-perubahan terhadap bangunan dilakukan sebagai upaya menyelaraskan hubungan antara bentuk bangunan dengan kegunaan yang harus diakomodirnya.
Berdasarkan studi kasus yang dilakukan terhadap kompleks ruko di wilayah Cinere dapat disimpulkan bahwa tidak mudah untuk menemukan bentuk bangunan yang benar-benar fleksibel. Untuk mencapai bangunan yang fleksibel, maka diperlukan perubahan-perubahan untuk menyesuaikan dengan kegunaan bangunan yang dipilih. Tingkat fleksibilitas suatu bangunan dapat diamati melalui struktur, tampak luar bangunan, area servis, layout ruang, dan interior bangunannya. Semakin banyak perubahan yang terjadi maka menandakan tingkat fleksibilitasnya semakin kurang.

Building has the potentials to change. However, not all buildings could accommodate the change of building uses. Shophouse is an example of buildings that are regarded as flexible towards the change of building use. The rapid development of shophouses was triggered by the view that shophouses could accommodate various sorts of building uses. Shophouse that was originally used just as a house and a shop has recently been designed in order to accommodate all various sorts of building use.
With the different uses of each building there is also a different building criteria for each, so is the fo rm of the building that was produced. In the case of shophouses the various sorts of uses was striven so that could be provided in the form of the similar building. This matter raised the question whether the various uses that are offered by shophouses could truly accommodate the occupants? different requirements. This writing will discuss the extent to which building flexibility could accommodate the change in building uses.
The expansion of shophouses with various uses generates occupants? actions to adapt shophouses in accordance with their requirements. These changes were carried out as the efforts in balancing the relations between the form of building and its uses.
Based on the case study that was carried out towards the complex of shophouse in Cinere, it could be concluded that it is not easy to find the form of building that is really flexible. In order to reach flexible building, changes are needed to adapt the building to the chosen uses. The level of flexibility of a building could be observed through the structure, skin of the building, the area of the services, layout spaces, and the interior of the building. The more the changes that happened indicated the less amount in flexibility level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48398
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Zaenal Abidin
"Entrance merupakan salah satu elemen penting pada sebuah kawasan atau
bangunan. Dalam kehidupan sehari-hari kite sering menemukan adanya entrance dengan fenomena bentuk dan komposisi yang bermacam-macam.
Perencanaan sebuah entrance dilakukan dengan pertimbangan esensi dari
sebuah entrance, untuk apa dia hadir, dan bagaimana dia dihadirkan terhadap
lingkungannya (kontekstualitas) Apakah terdapat perbedaan mendasar pada
pembentukan entrance yang disesuaikan dengan fungsi kawasan atau bangunan
tersebut?
Skripsi ini memberikan kajian mengenai entrance ditiniau dari esensi, fungsi, dan
kaitannya dengan konsep serta fungsi tempat ia dihadirkan Dengan Studi kasus yang
Iebih spesifik, yakni entrance pada bangunan mal dan kantor komersial, diharapkan
mampu memberikan jawaban pertanyaan di atas."
2000
S48236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwards, Harry J.
New York: McGraw-Hill, 1986
697 EDW e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hongkong: Tang Art, 2011
R 725.2 GRA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wiro Ribismo
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Remon Lapisa
"ABSTRAK
Upaya mengurangi konsumsi energi pada bangunan komersial bervolume besar menjadi salah satu fokus penelitian di Perancis saat ini, mengingat konsumsinya 24,1% dari total energi untuk seluruh bangunan di Perancis. Salah satu cara yang banyak dikembangkan adalah penempatan Lanterneau (jendela atap) yang berfungsi sebagai sumber pencahayaan alami, saluran ventilasi udara dimusim panas yang bisa menjadi sumber pendinginan gratis (free cooling) dan sebagai sumber energi surya gratis yang ditransmisikan oleh kaca lanterneau yang transparan. Pada penilitian ini, dengan menempatkan lanterneau 2,43% dari total luas permukaan atap, energi listrik untuk lampu berkurang sebesar 12,25 kWh/m2.an (59,6% dari kebutuhan). Disamping itu, kita bisa membuang energi kalor dari interior bangunan pada musim panas sebesar 6,9kWh/m2.an, yang seharusnya diredam oleh sebuah sistem pendingin (Air conditioner).

Abstract
Efforts to reduce energy consumption in commercial buildings are large-volume became one focus of research in France today, because 24.1% of total energy consumption for all buildings in France, used by commercial buildings. One way that often is the placement Lanterneau developed on the roof of the building, which serves as a source of natural lighting, natural ventilation channel in the summer (as free cooling), and the media transmit solar energy through a transparent glass layer. In this study, by placing lanterneau 2.43% of the total surface area of the roof, electrical energy for lighting was reduced by 12.25 kWh/m2.an (59.6% of needs). On the other hand, we can evacuate the heat energy from the interior of the building, in the summer by 6.9 kWh/m2.an, which should be done by a cooling system (air conditioner)."
2011
T30425
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Piotrowski, Christine M.
New York : Wiley, 1999
747.852 PIO d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>