Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Citaningrum Wiyogowati
Abstrak :
Hingga saat ini stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana prevalensi tertinggi terjadi di Negara-negara miskin dan berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri prevalensi stunting beragam dengan prevalensi tertinggi berada di kawasan Indonesia Timur, salah satunya adalah Provinsi Papua Barat dimana berdasarkan hasil Riskesdas 2010 prevalensi stunting di Provinsi Papua Barat 49,2 %. Telah dilakukan penelitian cross sectional terhadap kejadian stunting pada anak berumur dibawah lima tahun dengan hasil didapat faktor yang berhubungan dengan kejadian stunring di Provinsi Papua Barat adalah fasilitas pelayanan kesehatan, imunisasi dasar, pendapatan rumah tangga, dan umur responden. Until now, stunting remains a public health problem, where the highest prevalence occurred in poor and developing countries including Indonesia. In Indonesia, prevalence of syunting varied with the highest prevalence in The eastern part of Indonesia, one of which is the province of West Papua, which is based on 2010 result of primary health research prevalence of stunting in 49,2 % of West Papua. Cross sectional was conducted on the incidence of stunting in children under five years old with the results obtained factors related to the event stunting in West Papua Province is healthcare facilities, basic immunizations, household income, and age of respondent.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muharni
Abstrak :
ABSTRAK
Tabur gizi, sebuah fortilikasi yang mengandung vitamin dan mineral berbentuk serbuk untuk diberikan di rumah, telab terbukti berhasil mengobati dan mencegab anemia hingga 49-91%. Di Indonesia, program tabur gizi akan dijadikan program nasional seperti halnya pada negara-negara Asia lainnya. Untuk menciptakan suatu program nasional yang efektif dan efisien, diperlukan suatu strategi sistem distribusi yang benar sehingga cak:upan program yang tinggi dan merata akan tercapai dan terpelihara. Tujuan umum penelitian in adalah untuk mengkaji implementasi dari sistem distribusi program tabur gizi yang serlang berjalan di Praya Tengah, kabupaten Lombok Tengah. Sebuah penelitian cross sectional dilaksanakan dengan melaknkan interview pada 240 ibufpengasuh yang memiliki anak usia 12- 59 bulan, 48 kader Posyandu dan petugas kcsehatan yang bertanggungjawab atas program tabur gizi di Puskesmas, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan UNICEF. Metode lain yang digunakan adalab interview mendalam, observasi dan telaah dokumen. Semua data di analisa secara deskriptif. Tidak ada mekanisme sistem permintaan dari Posyandu ke Dinkes. Distribusi tabur gizi juga berjalan tanpa catatan logistik dari Dinkes hingga ke Posyandu. Posyandu sebagai saluran distrihusi utama tabur gizi mudah dijangkau oleh hampir semua kader (95.8%) dan ibufpangasuh (78.3%). Perencanaan dan manajemen di Puskesmas buruk dan kurang akan supervisi yang efektif terhadap Posyandu, maupun supervisi dari Dinkes ke Puskesmas. Pelatihan untuk kader hanya berlangsung dua kali yang berpangaruh terhadap rendabnya pangetabuan kader terlatih tentang program tabur gizi Hanya sekitar 30.2% kader yang peruab mengikuti pelatihan program tabur gizi. Sebanyak 79.2% Posyandu telab memasukkan laporan distribusi tabur gizi ke Puskesmas, Sebagi~m besar Posyandu (85.4%) mengalami kelebihan persediaan tabur gizi dan sebagian besar oleh karena distribusi dari persediaan yang berlebih dari Puskesmas. Partipasi masyarakat terutama kepala dusun tidak begitu berperan: Cakupan distribusi yang menerima 60 bungkus tabur gizi pada enam bulan terakhir hanya sekitar 37.9%. Hampir semua komponen esensial pada sistem distribusi tabur gizi tidak berfungsi dengan baik. Setiap komponen saling berkaitan dengan komponen lainnya, sehingga malfungsi dari suatu komponen akan juga berpengaruh pada komponen lainnya, yang pada akhirya akan berpengaruh pada rendahnya cakupan distribusi tabur gizi.
ABSTRACT
Multiple micronutrients powder (MNP), a home fortification contains of vitamins and minerals in a form of powder have been showed successful in treating and preventing anemia with a cure rate of 49-91%. Scaling-up the :MNP program nationally is addressed to Asian countries including Indonesia. One of the requirements of establishing effective and efficient scale-up program is to define the proper delivery strategy or distribution system, hence high and equitable program coverage will be obtained and well maintained. The general objective of this study was to review the implementation of existing distribution system of MNP program in relation to coverage in Praya Tengah, Central Lombok District. A cross sectional study was conducted by interviewing 240 children aged 12-59 months, 48 Posyandu cadres and health service providers responsible person for MNP program of Puskesmas, District Health Office (DHO) and UNICEF. To reveal the existing distribution system, indepth interview, observation, record checking or document review were also executed. All data were descriptively analyzed. There was no mechanism of requesting system from Posyandu to DHO. The frequency of distribution was inconsistent with no records of MNP logistic from DHO level to Posyandu. Posyandu as the main site of MNP distribution was accessible by most cadres (95.8%) and mother/caregivers (78.3%). Planning and management in Puskesmas was poor~ with lacks of effective supervision either to Posyandu or from DHO. Training for cadres only conducted two times during the last three years, resulting in poor knowledge of trained cadre. Daly 30.2% cadre were ever trained on MNP program. About 79.2% Posyandu submitted last report of MNP distribution to Puskesmas. Most Posyandu (85.4%) had experienced MNP over stocking, mostly due to over dropping by Puskesmas. Community participation on MNP distribution especially community leader was insufficient Only 37.9% of targeted children received 60 sachets in the last six months, considered a low coverage of MNP distribution. Almost all especial components ofMNP distribution system were mostly deficient. As they interrelated to each other, any deficiency might give impact to others; consequently, coverage of MNP distribution was low.
2010
T32834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Azmi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada Ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemang, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada April-Mei 2016 kepada 94 Ibu yang memiliki bayi 6-12 Bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemang. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa 38,3% Ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pendidikan Ibu, promosi susu formula, pengetahuan, sikap, dukungan suami, dukungan keluarga dan dukungan mertua dengan (p-value < 0,05) terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif. ...... This study aimed to ascertain factors related with exclusive breastfeeding behaviour in mother with 6-12 months infant in Puskesmas Kemang, Bogor. This cross sectional study was administered on April-Mei 2016 with 94 respondents, moreover interview was undertaken to fill the questionnaire. This study yield as 38,3% mother maintain the habit of exclusive breastfeeding, furthermore the result was statistically proven that there were significant correlation on mother?s level education, the promotion of formula milk, knowledge, attitude, support from husband, support from family and parent in-law encouragement in exclusive breastfeeding behaviour (p-value < 0.005).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Prahesti Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Kasus tuberkulosis di Indonesia berada pada peringkat enam dunia. Keberhasilan pengobatan pasien TB paru salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pengawas menelan obat yang mendampingi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan peran PMO. Penelitian menggunakan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden berusia 36-54 tahun (57,1%), perempuan (91,8%), pendidikan akhir tingkat menengah (77,5%), ibu rumah tangga (69,4%), memiliki hubungan anggota keluarga dengan pasien TB (75,5%), dan pernah mengikuti program edukasi tentang peran PMO (95,9%). Tingkat pengetahuan responden tentang peran PMO mayoritas baik (67,3%). Pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas dapat menyelenggarakan pelatihan secara berkala bagi PMO dalam rangka meningkatkan pengetahuan PMO tentang peran mengenali gejala efek samping OAT.
ABSTRACT
Tuberculosis in Indonesia is in the sixth rank worldwide. Successful treatment of TB patient is influenced by knowledge level of PMO who accompanied patients. This research is aimed to describe knowledge level of PMO about their role. This research uses a descriptive approach. The majority of respondents aged between 36-54 years old (57,1%), female (91,8%), middle education graduated (77,5%), housewife (69,4%), have a family member relationship with TB patient (75,5%), and has attended an educational program about the role of PMO (95,9%). Knowledge level about PMO role is good enough (67,3%). Health services especially Puskesmas can organizes regular training for PMO in order to improve knowledge of PMO about the role of recognizing the symptoms of OAT side effects.
2016
S62869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurila Andhini
Abstrak :
Posyandu merupakan suatu program Pemerintah Povinsi DKI Jakarta yang bertujuan untuk menunjang penurunan angka kematian ibu dan bayi melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Salah satu daerah yang melaksanakan Program Posyandu adalah RW 07 Kelurahan Jagakarsa. Namun, meskipun selama ini pelaksanaan Program Posyandu telah berjalan dengan baik, jumlah anak balita di bawah garis merah meningkat sebanyak 23 balita di tahun 2012. Oleh karenanya skripsi ini akan membahas mengenai bagaimana pelaksanaan program posyandu di RW 07 Kelurahan Jagakarsa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam pengumpulan data dan pendekatan kualitatif untuk menganalisis data. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, pelaksanaan posyandu berjalan dengan baik dan secara rutin dilaksanakan oleh masyarakat. ...... Posyandu is a program that held by Jakarta Provincial Government which aims to lower maternal and infant mortality through community empowerment. RW 07 Kelurahan Jagakarsa is one of the region that implement the program posyandu. However, although during the implementation of the Posyandu Program runs well, the number of children under five below the red line increased by 23 toddlers in 2012. However, this paper will discuss abaout how the implementation of Posyandu Program for society in RW 07 Kelurahan Jagakarsa. This study uses a qualitative methods in collecting data and a qualitative approach to analyze data. Based on findings in the field, posyandu runs well and is routinely carried out by the community
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Naftalin
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) implementasi program bantuan operasional kesehatan (BOK) di Puskesmas Kota Bekasi, (2) ukuran dan tujuan kebijakan, (3) pelaksanaan program cakupan penanganan komplikasi kebidanan, (4) ketersediaan SDM, (5) disposisi pelaksana dan (6) lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang mempengaruhi implementasi bantuan operasional kesehatan (BOK) dengan cakupan penanganan komplikasi kebidanan di puskesmas kota bekasi tahun 2019. Variabel penelitian meliputi sumber daya manusia, anggaran, pedoman, fasilitas, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sampel yang terlibat dalam pelaksanaan program bantuan operasional kesehatan di Puskesmas Kota Bekasi terdiri dari 9 responden. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perencanaan anggaran sudah sesuai dengan juknis, kebijakan sumber daya manusia belum memadai, jumlah dana sudah mencukupi dan proses akuntabilitasnya memerlukan pengawasan dan penyederhanaan pelaporan. Pada tingkat capaian program penanganan komplikasi kebidanan, cakupan layanan ada yang telah meningkat, tetapi ada beberapa layanan yang tidak memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM). ......The aims of the research are to find out (1) the implementation of health operational assistance (BOK) at Bekasi City Health Center, (2) the size and objectives of the policy, (3) implementation of coverage programs for obstetric complications management, (4) the availability of human resources, (5) implementation disposition and (6) social, economic and political environment that affect the implementation of health operational assistance (BOK) with coverage of obstetric complications management in the Bekasi City Health Center in 2019. Research variables include human resources, budget, guidelines, facilities, planning, implementation, monitoring and evaluation. The sample involved in implemention of health operational assistance (BOK) with coverage of obstetric complications management in the Bekasi City Health Center consisted of 9 respondents. The results of the research revealed that budget planning was in accordance with technical guidelines, human resource policies were inadequate, the amount of funds was sufficient and the accountability process needed supervision and simplification of reporting. At the level of achievement of the obstetric complications management program, service coverage has increased, but there are some services that do not meet the Minimum Service Standards (MSS) targets.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sunarti Purwaningsih
Jakarta: LIPI Press, [date of publication not identified]
361 SRI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library