Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lusyane Eko Tantri
Abstrak :
Tercatat hampir 70 persen perdagangan dunia berlangsung di kawasan Asia Pasifik dan 75 persen produk dan komoditas yang diperdagangkan itu dikirim melalui laut Indonesia. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa terminal peti kemas adalah bagian penting dalam upaya peningkatan perekonomian nasional. Masalah alokasi dermaga (berth allocation problem) adalah salah satu faktor kunci dari operasi terminal peti kemas. Melalui simulasi visual operator terminal dan pihak pelayaran dapat lebih mudah memahami perilaku sistem terminal peti kemas. Untuk itu penelitian ini menggunakan model visual sebagai alat evaluasi metode-metode pengalokasian dermaga, yaitu first come first served (FCFS), berth closest to stack policy (BCSP), dan service priority (SP). Dari simulasi, diketahui bahwa metode FCFS menghasilkan rata-rata waktu pelayanan kapal yang paling singkat. Namun untuk parameter produktivitas dermaga, metode BCSP menghasilkan jumlah pemindahan yang paling tinggi. Sedangkan metode SP akan efektif mengurangi waktu pelayanan pada jenis kapal yang diprioritaskan.
Almost 70 percent of world trade occurs in Asia Pacific and 75 percent of that trade sent by Indonesian sea. So, there is no doubt that container terminals is an important part in improving national economy. Berth allocation problem is one of key factors of container terminal operation. By visual simulation, terminal operator and shipping lines will understand system behavior of container terminal easier. Therefore, this research use visual model as a tool to evaluate berth allocation methods, namely first come first served (FCFS), berth closest to stack policy (BCSP), and service priority (SP). From the simulation, known that FCFS method resulting in shortest average service time. In the other hand, for berth productivity parameter, BCSP method resulting in highest number of movements. While SP method will efectively decrease service time of prioritized vessel type.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Ramanda
Abstrak :
Terminal Peti Kemas merupakan aset yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia karena menghubungkan pasar domestik dengan konsumen internasional atau sebaliknya. Hal ini mengakibatkan pentingnya peningkatan produktivitas di terminal peti kemas. Metode alokasi quay crane merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas di terminal peti kemas. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model simulasi visual terminal peti kemas yang dapat digunakan untuk membandingkan metode alokasi quay crane. Pengambilan data dilakukan pada Terminal Peti Kemas JICT yang digunakan sebagai objek penelitian untuk mempelajari keadaan terminal peti kemas secara umum. Metode heuristik yang digunakan untuk menentukan alokasi quay crane adalah Total Work Content Remaining (TWCR) dan Shortest Processing Time (SPT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SPT lebih baik dibandingkan metode alokasi TWCR karena dengan menggunakan metode SPT, total waktu pelayanan kapal lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan metode TWCR. Demikian juga halnya dengan produktivitas dermaga, dengan menggunakan metode SPT diperoleh produktivitas dermaga yang lebih besar dibandingkan dengan metode alokasi TWCR.
Container terminals are an absolutely critical asset to Indonesia's economy because container terminal provide a vital link between domestic market to international costumer and vice - versa. Therefore, importance role of container terminal resulting productivity is critical in container terminal. Allocation quay crane problem is one of the factors that can affect productivity at container terminal. This paper aims to design a visual simulation model of container terminal which can be used to compare the methods of quay crane allocation. Data collection was conducted at JITC Container Terminal which is used as an object for studying container terminal condition. Heuristic method that is used to determine quay crane allocation are Total Work Content Remaining (TWCR) and Shortest Processing Time (SPT). The results showed that Shortest Processing Time (SPT) method better than Total Remaining Work Content (TWCR) because total service time using SPT method less than using TWCR method. Moreover, Shortest Processing Time (SPT) method provides greater berth productivity than Total Work Content Remaining (TWCR) method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhima Nur Santiko
Abstrak :
Pertumbuhan berkelanjutan operator terminal kontainer di Indonesia telah menyebabkan adanya perbedaan standarisasi akibat perbedaan operator pada masa sebelumnya. Akibat dari perbedaan ukuran pelabuhan, tipe dan jasa maka melakukan pembandingan terminal kontainer berdasarkan performansi merupakan tantangan tersendiri. Semenjak tahun 2021 Badan Usaha Milik Negara mengopoerasikan terminal kontainer, penelitian ini menjadi hal yang penting untuk meningkatkan perdagangan nasional dalam rangka peningkatan daya saing Indonesia di pasar global. Performansi terminal kontainer diperhitungkan berdasarkan efisiensi berbagai aspek dengan terbagi atas 2 kategori terminal berdasarkan Throughput pada tahun 2020 di bagian Barat, Tengah dan Timur Indonesia. Penelitian ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan metode constant return to scale dan variable return to scale untuk menghitung pembandingan tingkat performansi operator terminal kontainer. Penelitian ini memperlihatkan perbandingan antar operator terminal pada masing-masing kategori dan perbaikan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tingkat efisiensi performansi pada seluruh aspek.Pelabuhan; Performansi; Indonesia; Data Envelopment Analysis; Kontainer ......Further growth of container terminal operators in Indonesia has a varied standardization due to different operators before. Due to the range of ports' sizes, types, and services, comparing container terminals based on performance is challenging. Nevertheless, since a single state-owned enterprise operates most container terminals as of 2021, this work is crucial to enhancing national trade to improve Indonesia's competitiveness in global work. Moreover, container terminal performance is calculated based on their efficiency in managing several aspects divided into two categories based on their Throughput in 2020 in the East, Middle, and West of Indonesia. Data envelopment analysis (DEA) using constant return to scale and variable return to scale method to examine container terminal performance to perform benchmarking among all container terminal operators. The findings in this paper identify the benchmark performance for container terminals in each category and the needed output for underperforming container terminal operators to increase their efficiency performance in each aspect.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaeman
Abstrak :
Kalangan pelayaran intemasional sudah lama merasakan hambatan yang disebabkan oleh rendahnya kemampuan bongkar muat untuk muatan umum (general cargo). Hal tersebut mengakibatkan kapal akan berlabuh semakin lama, frelcuensi pelayaran dan produktivitas angkutan menjadi rendah. Sistem Container (petikemas) digunakan sebagai altematif untuk memecahkan masalah bongkar muat. Perubahan sistem bongkar muat ini telah rnenyebabkan texjadinya pembahan pada sistem angkutan, sistem bongkar muat serta fasilitas-fasilitas di darat yang menunjang transportasi muatan Ekspor dan Impor. Fasilitas yang memudahkan unluk kegiatan bongkar muat petilcemas adalah adanya Terminal Petikemas. Terminal Petikemas ini merupal-can pertemuan pelayanan penanganan petikemas ke kapal atau ke darat (ro fhe ship and Io the Iaf:dsia'e)_ Terminal Petikemas hams memiliki berbagai fasilitas untuk penanganan bongkar muat petikemas dengan pengaturan yang tepat dan ruang yang cukup untuk pengoperasian fasilitas tersebut. Fasilitas-fasilitas Terminal Petikemas yang menunjang lancarnya kegiatan bongl-car muat petikemas diantaranya : tempat bongkar muat petikemas (Apron), Container Crane, Lapangan Penumpukan Petikernas (Container Yard), Gudang Penyimpanan Muatan Petikemas (Container Freight Station) da.n Pintu Gerbang (Gate). Dalam operasional tenninal petikemas, setiap petikemas yang masuk dan keluar terminal petikemas hams dilakukan pengecekan kelengkapan dan keabsahan dokumen-dokumen barang dan penimbangan berat petikemas. J ika ada doku men yang belum lengkap atau hal lain yang menyebabkan petikemas tersebut harus tertahan, maka truk petikemas tersebut hams menunggu di tempat parkir yang telah disediakan sampai masalahnya terselesaikan. Pelabuhan Panjang di provinsi Lampung mempalcan pelabuhan yang tingkat peltumbuhan bongkar muat petilcemasnya cukup tinggi, alcan membuat pintu gerbang (gate) petikemas baru, dimana pintu gerbang (gate) ini merupakan pemindahan dari pintu gerbang (gate) petikemas lama yang kapasitasnya sudah tidak memadai lagi. Di dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa menggunakan metode Teori Antrian (Queueing Theory) terhadap sejumlah parameter-parameter yang dimungkinkan berhubungan dengan tingkat kebutuhan jumlah pintu gerbang (gate) petikemas. Parameter-parameter tersebut diantaranya jurnlah lcedatangan truk petikemas (container) dan waktu pelayanan (service time) pada pintu gerbang. Dari parameter-parameter tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan jumlah pintu gerbang (gate) yang optimal. Sehingga diharapkan operasional Terminal Petikemas di Pelabuhan Panjang dapat berjalan lancar dan tidak menimbulkan antrian truk petikemas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S38704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refa Farras Hanifah
Abstrak :
Terminal memiliki peran vital dalam aktivitas bongkar muat di dalam pelabuhan. Di dalam terminal, terdapat suatu indikator untuk menghitung kinerja pelayanan bongkar muat yang telah ditetapkan dalam Peraturan Direktorat Jendral Perhubungan Laut. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa B/C/H adalah Box/Crane/Hour, merupakan jumlah peti kemas yang dibongkar/muat dalam satu jam kerja tiap crane. Sementara, B/S/H adalah Box/Ship/Hour, dimana merupakan peti kemas yang dibongkar/muat per kapal dalam satu jam selama kapal bertambat. Terminal Peti Kemas Koja dalam melaksanakan kegiatan operasional bongkar muatnya memiliki standar B/C/H sebesar 24 dan B/S/H sebesar 52. Meskipun masih dinyatakan baik, namun pencapaiannya di beberapa tahun terakhir telah mengalami penurunan. Pencapaian B/C/H dan B/S/H sangat dipengaruhi oleh produktivitas proses bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal di terminal. Saat ini, Terminal Peti Kemas Koja menerapkan dua strategi antrian, yaitu work line strategy dan pool strategy berdasarkan jumlah ketersediaan head truck. Work line strategy merupakan strategi antrian dimana setiap head truck harus melayani QCC tertentu selama beroperasi. Sementara, pool strategy memungkinkan semua lini kerja berbagi head truck dan kemudian bekerja secara paralel, dimana dapat meningkatkan efisiensi operasi di semua lini kerja, namun tetap memerlukan ketepatan jumlah operasi head truck. Dengan didasarkan aturan First Come First Served (FCFS) dalam metode pengiriman, penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan strategi antrian yang optimal pada head truck dengan diterapkannya work line dan pool strategy dalam melaksanakan mekanisme perpindahan bongkar muat peti kemas di terminal melalui model simulasi yang dibuat di Arena Software Simulation. Model simulasi yang sudah dibuat akan diverifikasi dan divalidasi terlebih dahulu. Setelah model sesuai dengan kondisi lapangan, maka didapatkan hasil B/C/H dan B/S/H berdasarkan dua strategi antrian berbeda. Penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan strategi yang tepat untuk mendapatkan kinerja head truck yang optimal di Terminal Peti Kemas. ......Terminals have a vital role in loading and unloading activities in ports. In the terminal, there are indicators to calculate the performance of loading and unloading services that have been stipulated in the Regulation of the Director General of Sea Transportation. The regulation explains that B/C/H is Box/Crane/Hour, which is the number of containers that are unloaded/loaded in one working hour per crane. Meanwhile, B/S/H is Box/Ship/Hour, which is a container that is unloaded/loaded per ship in one hour while the ship is moored. Koja Container Terminal in carrying out its loading and unloading operational activities has a B/C/H standard of 24 and B/S/H of 52. Although it is still declared good, its achievements in recent years have decreased. The achievement of B/C/H and B/S/H is strongly influenced by the productivity of the loading and unloading process of containers from and to ships at the terminal. Currently, Koja Container Terminal applies two queuing strategies, namely work line strategy and pool strategy based on the amount of availability. head trucks. Work line strategy is a queuing strategy where each head truck must serve a certain QCC during operation. Meanwhile, the pool strategy allows all work lines to share head trucks and then work in parallel, which can improve operating efficiency in all work lines, but still requires the exact number of head truck operations. Based on the First Come First Served (FCFS) rule in the shipping method, this research is aimed at obtaining the optimal queuing strategy for the head truck by implementing a work line and pool strategy in carrying out the loading and unloading movement mechanism of containers at the terminal through a simulation model made at the Arena Software Simulation. The simulation model that has been made will be verified and validated first. After the model is in accordance with field conditions, B/C/H and B/S/H results are obtained based on two different queuing strategies. This study also aims to determine the right strategy to get optimal head truck performance at the Container Terminal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernawaty Arif
Abstrak :
Fungsi utama sebuah multimodal terminal kontainer adalah proses pemindahan (transfer) barang dari satu moda transport ke moda lain. Terdapat dua jenis proses utama : yang pertama, loading adalah pengangkutan kontainer dari lapangan menuju salah satu moda transport, dan kedua, discharging, pembongkaran barang. Studi ini berfokus pada pengoptimalan proses pemindahan barang secara umum dari bandar udara Lesquin menuju Multimodal Platform Delta 3 dengan implementasi Kendaraan Otomatis untuk Pengangkutan barang atau AVG (Automated Vehicle for Transport of Goods). Hasil dari studi ini adalah sebuah konsep sistem semi-otomatis untuk pengoptimalan proses pemindahan barang dan pemenuhan sistem tersebut pada sistem logistik berkelanjutan (Sustainable Logistics). ...... The main purpose of an multimodal container terminal is the transshipment of containers from one mode of transport to another. There are two main process of movements : first, loading, the transport of containers from the yard to a mode and the second, discharging, the reverse movement. This study concern about the optimising the transhipment of goods from Lesquin Airport until Delta 3 platform multimodal with the implementation the future AVG (Automated Vehicle for Transport of Goods). The results of this study is concept new semi-automatic system for optimising the transhipment of goods process and meet to the sustainable logistics.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhindarto
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai bagaimana efisiensi dari 8 delapan pelabuhan petikemas yang ada pada daerah operasi PT. Pelindo II pada tahun 2013 hingga 2015 dengan menggunakan Data Envelopment Analysis Variable Return to Scale DEA-VRS orientasi output. Selain itu dilakukan juga perhitungan Skala Efisiensi, serta Malmquist Index untuk melihat perubahan efisiensi, perubahan teknologi, dan perubahan produktivitas dari tahun ke tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada tahun 2013 pelabuhan yang efisien adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Bengkulu, dan Pelabuhan Pangkal Balam. Selanjutnya pada tahun 2014 dan 2015 pelabuhan petikemas yang efisien adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Pontianak, dan Pelabuhan Pangkal Balam. Perhitungan skala efisiensi menunjukkan bahwa hampir semua pelabuhan memiliki kondisi skala efisiensi increasing return to scale IRS , hanya Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2013 sampai 2015 dan Pelabuhan Pontianak pada tahun 2014 saja yang memiliki kondisi constant return to scale CRS . Kemudian berdasarkan perhitungan Malmquist Productivity Index, 6 pelabuhan mengalami peningkatan efisiensi di 2013-2014, namun kemudian 5 pelabuhan mengalami penurunan efisiensi pada 2014-2015. Selain itu penyebab menurunnya produktivitas pelabuhan-pelabuhan tersebut disebabkan oleh penurunan teknologi. Oleh karena itu diperlukan penggalakan perdagangan dalam negeri, mendorong ekspor komoditas unggulan melalui pelabuhan tersebut, dan pembaruan alat-alat serta teknologi agar pelabuhan menjadi lebih efisien dan produktif lagi.
This thesis discusses about the efficiency of 8 eight container ports in the operational area of PT. Pelindo II from 2013 to 2015 using Data Envelopment Analysis Variable Return to Scale DEA VRS with output orientation. Moreover, this research also used calculation of the efficiency scale and Malmquist Productivity Index to see the change in efficiency, technological changes, and productivity changes from year to year. The results shows that in 2013 Port of Tanjung Priok, Bengkulu Port, and Pangkal Balam Port are the efficient ones. Furthermore, in 2014 and 2015 the efficient ports are Tanjung Priok Port, Pontianak Port, and Pangkal Balam Port. The estimation of the efficiency scale shows that almost all of the container ports have an increasing return to scales IRS , only Port of Tanjung Priok in 2013 to 2015 and Pontianak Port in 2014 that has a condition of constant return to scale CRS . Then, based on the Malmquist Index Productivity, the efficiency change of 6 ports are increased in 2013 2014, but then in 2014 2015, efficiency change of 5 ports are decreased. Moreover, decreasing of technological change makes the productivity change become decreasing too. Therefore, the government needs to encourage of domestic trade, promote the export of competitive commodity, and renewal in loading and unloading equipment technology also needed to make the container ports become more efficient and more productive.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resna Hardianto
Abstrak :
Transportasi maritim sangat penting bagi perekonomian dunia, dan juga bagi perekonomian Indonesia. Penelitian ini melakukan perhitungan efisiensi relatif pada terminal kontainer di pelabuhan Tanjung Priok. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menganalisis relatif efisiensi operasional di terminal peti kemas pada pelabuhan Tanjung Priok di tahun 2012, dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan model CCR yang berorientasi input, dengan menggunakan enam input (jumlah head truck, jumlah chassis, jumlah crane, jumlah RTG, luas lapangan dan panjang dermaga) dan satu output (jumlah arus bongkar muat dalam TEUs). Unit analisis adalah 4 terminal kontainer yang ada di pelabuhan tanjung priok. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga terminal yang efisien sebesar 100% dalam proses operasional bongkar muat dan hanya terdapat satu terminal yang inefisien sebesar 86,39 %. Faktor yang menjadi inefisien pada terminal tersebut yaitu pada luas lapangan penumpukan yang sudah tidak dapat menampung kontainer di lapangan penumpukan. ......Maritime transport is very important for the world economy, and also to the Indonesian economy. This study calculating the relative efficiency of the container terminal at the port of Tanjung Priok. The purpose of this paper is to analyze the relative efficiency of operations at the container terminal at the port of Tanjung Priok in 2012, using the method of Data Envelopment Analysis (DEA) with the input-oriented CCR models, using six inputs (number of head truck, chassis number, number of cranes, RTG number, spacious grounds and a long dock) and one output (the amount of current loading and unloading in TEUs). The unit of analysis are the fourth container terminal at the port of Tanjung Priok. The analysis shows that there are three terminals at 100% efficient in the process of loading and unloading operations and there is only one terminal at 86.39% inefficient. Factor to be inefficient in the terminal that is on the already extensive stacking can not accommodate container yard.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Kamil
Abstrak :
ABSTRAK
Dwelling Time adalah lamanya waktu peti kemas ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara (TPS), sejak dibongkar dari kapal sampai keluar dari TPS. Salah satu proses proses timbulnya dwelling time adalah proses customs clearance. Dari empat jalur yang diterapkan oleh manajemen resiko Indonesia, Jalur kuning dan jalur merah merupakan dua jalur dengan dwelling time yang lama dimana rata – rata dwelling time untuk jalur kuning pada bulan Januari 2015 adalah sebesar 3,08 hari sedangkan untuk jalur merah sebesar 6,91 hari. Penelitian ini disusun dengan dua tahap, tahap pertama menyusun strategi dalam menurunkan dwelling time pada proses customs clearance dengan metode Multi Criteria Decision Making yang diperoleh dari para pakar yang terkait pada proses customs clearance. Tahap kedua dengan mengambarkan As-Is dan membuat skenario alternatif dengan menggunakan metode Discrete event simulation. Strategi yang diperoleh dengan metode MCDM adalah Menambah jumlah operator pemeriksa fisik dan dokumen, Menambah jumlah operator pemeriksa fisik dan dokumen, Memperbaiki Tempat penimbunan, Membangun gudang khusus di berbagai daerah, Perizinan online, Membuat pelayan izin terpadu satu atap dan Menggunakan Hi-Co Scaner, Perizinan online, Membuat pelayan izin terpadu satu atap dan Menggunakan Hi-Co Scaner. Hasil dengan simulasi Arena menggambarkan situasi “what-if”.
ABSTRACT
Dwelling Time is the duration of a container is stored in a temporary storing area (TSA), from the moment it is unloaded from ship until it is taken out of the TSA. One of the processes that causes dwelling time is the customs clearance. Out of all four lanes implemented by the Indonesian risk management, the yellow and red lanes are the two lanes with the longest dwelling time, where the average dwelling time for the yellow lane in January 2015 was recorded to be 3.08 days, and 6.91 days for the red lane. This research was conducted in two phases. The first phase was planning a strategy in decreasing the dwelling time on customs clearance by using Multi Criteria Decision Making, with the aids obtained from relevant experts in customs clearance. The second phase was designing the As-Is condition and an alternative scenario by using Discrete Event Simulation. The strategy obtained from the MCDM was to add the number of physical inspection and document cross-checking officers, improving temporary storing area, build special warehouses in various regions, online licensing, making a one-stop integrated licensing service, and using the HiCo Scanner. The results obtained from the Arena software described the “what-if” situation
2015
T44150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haris
Abstrak :
Persaingan antar pelabuhan khususnya di terminal peti kemas, mendesak pihak Terminal Peti Kemas Belawan BICT untuk meningkatkan kinerja operasional pelabuhan. Meningkatnya isu lingkungan seperti perubahan iklim dan konsumsi energi menjadikan pengelola pelabuhan harus merancang pengembangan pelabuhan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Operasional terminal peti kemas mencakup tiga jenis peralatan bongkar muat, yaitu container crane CC , Rubber Tyred Gantry Crane RTGC dan truk. Tingginya biaya investasi peralatan bongkar muat membuat pengelola pelabuhan menerapkan optimalisasi operasional menuju pelabuhan berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi kembali operasional dengan menggunakan metode penjadualan peralatan dan modified distribution pada penataan peti kemas. Hasil optimalisasi penelitian ini dapat mengurangi 44 effective time, konsumsi energi, efisiensi tenaga kerja dan efisiensi biaya logistik dengan peningkatan produktivitas menjadi 25B/C/H. Penelitian ini berkontribusi pada tataran teknis pengembangan pelabuhan berkelanjutan tanpa melakukan investasi. ......Competition between ports, especially container terminal, urges Belawan International Container Terminal BICT to improve their operational performance. The environmental issues such as climate change and energy consumption have been increasing and they pushed port operator to design green seaport. The operation of container terminal includes three kinds of cargo handling equipments, which are container crane CC , Rubber Tyred Gantry Crane RTGC and truck. The high cost investment on cargo handling equipments at container terminal has made port operator implement operational optimalization heading to green seaport. This research has a purpose of restructuring the operation by using cargo handling equipments scheduling and modified distribution method. The result of the optimalization research can improve effective time, energy consumption, human resource and logistic cost efficiency by 44 while also increasing productivity to 28B C H. This research contributes to the technical aspect of green seaport development without the need of any monetary investment.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>