Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hafizh Rifqi Saputra
"Penelitian ini berfokus pada klasifikasi emosi menggunakan jaringan saraf buatan (Deep Learning) dengan memanfaatkan sinyal elektroensefalografi (EEG). Emosi manusia merupakan aspek penting dalam interaksi manusia-komputer, dan pengklasifikasian emosi secara akurat dapat meningkatkan kemampuan penerapan teknologi dalam berbagai aplikasi. Sampel sinyal EEG yang digunakan pada penelitian ini berasal dari dataset  SEED-V.  Sampel data memiliki 62 kanal elektroda dengan 5 jenis klasifikasi emosi yaitu Sedih, Senang, Netral, Jijik, Takut. Sinyal EEG kemudian diolah dan diurai menjadi 5 jenis band yaitu alpa, beta, teta,  delta, dan gamma. Sinyal terdekomposisi akan diolah untuk mengekstrak fitur menggunakan diferensial entropi yang kemudian ditransformasi menjadi data 2 dimensi. Model CNN digunakan sebagai algoritma klasifikasi untuk mendeteksi pola-pola kompleks dalam sinyal EEG. Dilakukan pengaturan beberapa parameter dari model hingga didapatkan hasil pengujian yang optimal. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa model CNN yang dikembangkan mampu mengklasifikasikan emosi dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan metode klasifikasi lainnya. Dari hasil evaluasi yang dilakukan model yang dikembangkan memiliki nilai akurasi sebesar 87.5%, tak hanya itu pada penelitian ini menampilkan efek ketidakseimbangan jumlah kelas serta teknik penyeimbangan yang dilakukan.

This research focuses on emotion classification using artificial neural networks (CNNs) utilizing electroencephalography (EEG) signals. Human emotions are an important aspect of human-computer interaction, and accurately classifying emotions can improve the applicability of technology in various applications. The EEG signal samples used in this study come from the SEED-V dataset.  The data sample has 62 electrode channels with 5 types of emotion classifications, namely Sad, Happy, Neutral, Disgust, Fear. The EEG signal is then processed and decomposed into 5 types of bands alpha, beta, theta, delta, and gamma. The decomposed signal will be processed to extract features using Differential Entropy and then transformed into 2-dimensional data. CNN model is used as a classification algorithm to detect complex patterns in EEG signals. Tunning is done for several parameters of the model until optimal test results are obtained. The test results show that the CNN model developed is able to classify emotions with a fairly high level of accuracy compared to other classification methods. From the evaluation results, the developed model has an accuracy value of 87.5%, Furthermore, this study shows the effects of class size imbalance and the balancing techniques used. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan Herlandy
"Estimasi curah hujan yang akurat secara temporal menjadi tantangan penting dalam sistem pemantauan cuaca. Kamera pengawas (CCTV), yang kini banyak terpasang di ruang publik, memiliki keunggulan berupa ketersediaan luas dan kemampuan merekam kondisi cuaca dengan resolusi waktu tinggi hingga per detik, menjadikannya sumber data potensial untuk estimasi curah hujan secara real-time. Penelitian ini mengembangkan model estimasi curah hujan berbasis deep learning dengan memanfaatkan data video dari kamera pengawas, yang banyak tersedia dan mampu merekam kondisi cuaca dengan resolusi waktu tinggi. Permasalahan utama dalam pendekatan visual ini adalah menurunnya akurasi model akibat noise visual, kabut, dan kondisi pencahayaan yang rendah, terutama pada malam hari atau saat transisi waktu. Untuk menjawab tantangan tersebut, dikembangkan model hybrid convolutional neural network dan long short-term memory (CNN-LSTM) yang dirancang untuk mengenali pola spasial dan temporal secara bersamaan. Citra video diproses melalui tahap pra-pemrosesan berupa pemotongan ukuran menjadi 240×120 piksel, konversi ke grayscale, dan pengambilan 15 frame berdurasi 3 detik (5 FPS). Model kemudian dievaluasi pada berbagai konfigurasi dan kondisi waktu, termasuk skenario all-day yang mencakup pagi, siang, sore, dan malam. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan performa signifikan dibandingkan model CNN saja, terutama pada malam hari, dengan peningkatan nilai R² dari 0,82 menjadi 0,94. Pada skenario all-day, model mencapai nilai R² sebesar 0,96, MAE 0,03, MAAPE 0,45, NSE 0,96, dan KGE 0,98. Model yang diusulkan menunjukkan ketahanan terhadap variasi kondisi cahaya dan intensitas hujan, sehingga berpotensi untuk diimplementasikan dalam sistem estimasi curah hujan real-time yang dapat beroperasi secara konsisten selama 24 jam penuh, baik pada hujan ringan maupun lebat, dan dalam berbagai kondisi waktu serta pencahayaan.

Accurate temporal rainfall estimation remains a critical challenge in weather monitoring systems. Surveillance cameras (CCTV), which are now widely installed in public spaces, offer advantages such as broad availability and the ability to capture weather conditions with high temporal resolution—up to one frame per second—making them a promising data source for real-time rainfall estimation. This study proposes a deep learning-based rainfall estimation model utilizing video data from surveillance cameras, which are widely deployed and capable of capturing weather conditions at high temporal resolution. The main challenge of this visual-based approach lies in reduced model accuracy due to visual noise, fog, and low lighting conditions, especially at night or during rapid lighting transitions. To address these issues, a hybrid model combining Convolutional Neural Network (CNN) and Long Short-Term Memory (LSTM) was developed to capture both spatial and temporal patterns. The video frames underwent preprocessing steps including resizing to 240×120 pixels, grayscale conversion, and extraction of 15 frames over 3 seconds at 5 FPS. The model was evaluated under various configurations and time conditions, including an all-day scenario covering morning, afternoon, evening, and night. Evaluation results showed significant performance improvement over CNN-only models, particularly under low-visibility conditions at night, with the coefficient of determination (R²) increasing from 0.8236 to 0.9362. In the all-day scenario, the model achieved an R² of 0.9673, MAE of 0.0309, MAAPE of 0.4508, NSE of 0.9648, and KGE of 0.9776. These results demonstrate the model’s robustness to varying lighting and rainfall intensity conditions, highlighting its potential for real-time rainfall estimation systems that can operate reliably across a full 24-hour cycle, including light and heavy rainfall events under diverse lighting environments."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rido Dwi Oktanto
"Pada era digital ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dan berpengaruh signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk keamanan dan pengenalan identitas. Salah satu penerapan teknologi yang menonjol adalah sistem deteksi dan pengenalan wajah yang digunakan di berbagai tempat yang memerlukan keamanan ekstra. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem deteksi dan pengenalan wajah menggunakan arsitektur ResNet dan perangkat ESP-32, dengan fokus pada implementasi dan evaluasi efektivitas sistem tersebut dalam meningkatkan keamanan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penggunaan ResNet-50 untuk pengenalan wajah dan Cascade Classifier untuk deteksi wajah. Data yang digunakan untuk pelatihan model diperoleh melalui proses augmentasi data untuk meningkatkan variasi dan jumlah sampel. Sistem ini diimplementasikan menggunakan perangkat keras ESP-32 dan perangkat lunak MATLAB, serta diuji pada lingkungan nyata untuk mengevaluasi kinerjanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang dikembangkan mampu mendeteksi dan mengenali wajah dengan akurasi tinggi. Integrasi sistem dengan infrastruktur keamanan yang ada juga memungkinkan peningkatan perlindungan terhadap data dan perangkat keras. Dengan demikian, penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa teknologi deteksi dan pengenalan wajah dapat memberikan solusi efektif untuk meningkatkan keamanan di berbagai tempat.

In this digital era, information and communication technology has developed rapidly, significantly impacting various aspects of life, including security and identity recognition. One notable application of this technology is the facial detection and recognition system used in various high-security areas. This research aims to develop a facial detection and recognition system using ResNet architecture and ESP-32, focusing on the implementation and evaluation of the system's effectiveness in enhancing security.
The methods used in this study include employing ResNet-50 for facial recognition and Cascade Classifier for facial detection. The data used for model training were obtained through data augmentation processes to increase the variation and number of samples. The system was implemented using ESP-32 hardware and MATLAB software, and tested in real-world environments to evaluate its performance.
The results of the study indicate that the developed system can detect and recognize faces with high accuracy. The system's integration with existing security infrastructure also allows for enhanced protection of data and hardware. Thus, this research successfully demonstrates that facial detection and recognition technology can provide effective solutions for improving security in various locations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Chusna Mohtar
"Penelitian ini bertujuan mengembangkan model prediksi kanker payudara dengan Convolutional Neural Networks (CNN) dan analisis citra medis untuk mendeteksi lesi yang bersifat jinak maupun ganas. Data yang digunakan mencakup citra mamogram dari CBIS-DDSM serta data primer dari rumah sakit. Tahap pertama melibatkan penggunaan algoritma YOLO untuk segmentasi breast tissue, guna menghapus noise latar belakang dan memastikan fokus pada area diagnostik yang relevan. Selanjutnya, diterapkan teknik Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization (CLAHE) untuk meningkatkan kontras dan menonjolkan detail struktural. Ekstraksi fitur dari full mammogram dan Region of Interest (ROI) mask kemudian digabungkan dalam arsitektur CNN multi-input untuk klasifikasi biner kanker payudara. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa meskipun model mencapai akurasi training yang tinggi (antara 95% hingga 98%), akurasi pada data validasi baru berkisar pada 56% hingga 63%, dengan nilai F1-score masing-masing 0,69 untuk kasus benign dan 0,55 untuk kasus malignant, serta AUC-ROC sebesar 0,57. Temuan ini mengindikasikan adanya tantangan overfitting dan kurang optimalnya pemisahan antara kelas benign dan malignant. Penelitian ini memberikan kontribusi penting sebagai langkah awal dalam pengembangan sistem diagnosis dini yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan klinis.

This study aims to develop a breast cancer prediction model using Convolutional Neural Networks (CNN) and medical image analysis to detect both benign and malignant lesions. The data utilized includes mammogram images from CBIS-DDSM and primary data collected from a hospital. The initial stage employs the YOLO algorithm to segment breast tissue, removing background noise and ensuring focus on diagnostically relevant areas. Subsequently, Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization (CLAHE) is applied to enhance image contrast and emphasize structural details. Feature extraction from full mammograms and Region of Interest (ROI) masks is then combined in a multi-input CNN architecture for binary breast cancer classification. Evaluation results indicate that although the model achieves high training accuracy (ranging from 95% to 98%), validation accuracy remains between 56% and 63%. The F1-scores are 0.69 for benign cases and 0.55 for malignant cases, with an AUC-ROC of 0.57. These findings highlight challenges related to overfitting and suboptimal class separability between benign and malignant categories. This research serves as an important initial step toward developing an early diagnostic support system to aid clinical decision-making. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library