Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fortuna Zain Hamid
"Perencanaan dan strategi harus disusun dengan sebaik-baiknya agar sebuah perusahaan dapat meraih sukses di bidangnya. Pada kenyataannya banyak perusahaan yang di mulai dari skala yang kecil tetapi pada akhirnya dapat menjadi sebuah perusahaan yang berhasil. Untuk dapat menjadikan perusahaan tersebut berhasil bukanlah pekerjaan mudah dibutuhkan perencanaan dan strategi yang matang dan kerja keras dari seluruh SDM perusahaan.
PT Pusaka Tradisi Ibu Produsen kosmetik wardah adalah sebuah perusahaan yang punya potensi untuk maju. PT PTI saat ini berada pada kondisi yang sehat baik dari segi keuangan dan SDM. Keuntungan yang diperoleh dari tahun ke tahun terus meningkat, pangsa pasarnya pun cukup besar. Produk yang dihasilkan dari segi kualitas dan itemnya sudah menyamai pruduk yang saat ini menduduki posisi sebagai pemimpin pasar di dunia kosmetik.
Kosmetik ini mempunyai ke khususan yang ditujukan pada pangsa pasar yang belum dilirik oleh pengusaha kosmetik lain. Strategi yang dijalankan perusahaan saat ini sudah cukup baik .Untuk dapat menduduki posisi sebagai pemimpin pasar maka perusahaan ini harus merumuskan strategi yang lebih tajam lagi. Untuk itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan ini dan mencoba untuk merumuskan strategi yang bagaimana yang harus dijalankan perusahaan ini dimasa mendatang agar dapat memasuki pasar dengan baik dan akhirnya dapat menjadi pemimpin pasar.
Untuk merumuskan strategi ini penulis mengunakan analisis SWOT. Dengan melihat kepada SWOT yang dimiliki perusahaan dan memperhitungkan kondisi eksternal dan internal perusahaan telah dirumuskan strategi tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Gelora Wijayanto
"Di Indonesia, industri kosmetika mulai marak tahun 1980-an bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat pada pemeliharaan kesehatan dan kecantikan akibat membaiknya perekonomian dengan dukungan kebijakan pemerintah. Perkembangan kosmetika tradisional dipengaruhi oleh kecenderungan back to nature, tradisi pemakaian ramuan dari alam, keindahan kecantikan tradisional (exotic oriental beauty), peningkatan kualitas melalui penggunaan bahan baku kimia, mesin-mesin dan R&D, pemanfaatan teknologi pemasaran (direct marketing, professional distributor, teknologi informasi, advertising, sponsorship) dan penyesuaian gaya hidup.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan diperburuk dengan tragedi World Trade Centre menyebabkan kondisi perekonomian dan dunia usaha di dalam negeri tidak lebih baik, namun PT. Mustika Ratu Tbk. yang telah menekuni bisnis selama 24 tahun (1978-2002) mencatat pertumbuhan dan likuiditas yang baik pada awal krisis tahun 1997 sampai tahun 2001, dimana pada tahun 2001 total penjualan naik sebesar 17,5% dan laba bersih naik 15,9%. Hal tersebut tercermin dari posisi perusahaan berdasarkan analisis SWOT yang dipetakan ke matriks I-E, bahwa perusahaan memiliki lebih banyak kekuatan dibanding kelemahan dan menghadapi lebih banyak ancaman dibanding peluang. Hal ini mencerminkan kondisi bahwa perusahaan yang telah menjalani masa awal pertumbuhan, masa pertumbuhan agresif dan sekarang masa kematangan akan menghadapi masa devensive di masa depan. Perusahaan perlu terns meremajakan diri dengan meneiptakan peluang, misalnya jasa perawatan SPA (Saute Par Aqua), bias nekawarna trend 2002 atau make up crayon 3 in 1 pearly shimmer trend 2001. General strategy alternatives yang dianjurkan berdasarkan posisi perusahaan adalah strategi pertumbuhan yang mendukung diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat dan joint venture. Untuk mengantisipasi masa depan, diperlukan strategi pengembangan berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Berdasarkan matriks analisis SWOT, strategi pengembangan untuk meningkatkan penjualan adalah akuisisi distributor independen, mempertahankan citra dengan memanfaatkan bangsawan dan lingkungan keraton, meningkatkan aktifitas direct marketing, mengintensifkan aktifitas product positioning khas, meningkatkan advertising produk toiletries, pengembangan dan penetrasi pasar ekspor, penetrasi dan pengembangan pasar SPA, meraih market leader kosmetika tradisional dan proaktif meningkatkan sosialisasi seluruh produk. Untuk pengembangan produk dilakukan pengembangan toiletries dalam kemasan sachet, adopsi strategi pesaing utama, peningkatan diferensiasi produk toiletries khususnya untuk segmen remaja, penyediaan produk dengan kemasan murah, peningkatan kerjasama dengan pemasok serta menawarkan produk yang tidak menonjolkan kesan tradisional untuk konsumen tertentu. Untuk mengembangkan organisasi dan manajemen, keuangan dan SDM dilakukan peningkatan aliansi pengembangan produk dan pasar, penataan organisasi dan manajemen, antisipasi penyerobotan nama oleh pesaing utama, meningkatkan bargaining power produsen secara kolektif terhadap pemerintah, memfokuskan kegiatan dan mengefektifkan alokasi dana serta mempersiapkan penerus yang bercitra sama."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T9828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmi Sabila Azmi Rosemaladewi
"Industri kosmetik halal mendapat perhatian dan perkembangan yang signifikan. Dalam beberapa tahun ini terjadi peningkatan permintaan produk bersertifikat halal di kalangan konsumen muslim di Uni Emirat Arab. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji bagaimana aspek budaya mempengaruhi masyarakat Emirat terhadap produk dengan branding Islami dan mengelaborasi faktor-faktor yang mendukung peluang kosmetik halal Indonesia di UEA yang berkaitan dengan strategi Islamic Branding. Penelitian dilakukan dengan tinjauan kepustakaan dan studi media. Temuan penelitian menunjukkan Indonesia memiliki peluang untuk memasarkan produk kosmetik halal dengan strategi branding Islami ke UEA. UEA menjadi pasar yang potensial sebab adanya kedekatan budaya sebagai sesama negara dengan penduduk mayoritas muslim membuat konsumen UEA memilih produk kosmetik bersertifikasi halal. Hal ini membuat kosmetik halal Indonesia memiliki daya tarik dan berperan sebagai alternatif yang jauh lebih aman bagi masyarakat muslim UEA. Tingginya permintaan dan daya beli kosmetik halal, meningkatnya persentase wanita karir dan tren fesyen di Emirat, serta situasi geopolitik UEA dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk ke negara tetangga Emirat, baik negara-negara Timur maupun Barat untuk meningkatkan eksposur kosmetik halal Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga telah meningkatkan hubungan bilateralnya dengan UEA, melalui perjanjian UAE–CEPA dan berpartisipasi aktif dalam pameran dagang Internasional di UEA.
......The halal cosmetics industry has gained significant attention and development. In recent years, there has been an increasing demand for halal-certified products among Muslim consumers in the United Arab Emirates (UAE). This research aims to explore how cultural aspects influence Emirati society's perception of Islamic-branded products and elaborate on the factors supporting the opportunities for Indonesian halal cosmetics in the UAE, particularly related to Islamic branding strategies. The research was conducted through literature review and media studies. Findings of the research indicate that Indonesia has the potential to market halal cosmetics with Islamic branding strategies in the UAE. The UAE presents a promising market due to its cultural proximity as a fellow Muslim-majority country, leading Emirati consumers to prefer halal-certified cosmetic products. This makes Indonesian halal cosmetics appealing and a safer alternative for Muslim communities in the UAE. The high demand and purchasing power for halal cosmetics, the increasing percentage of career women, and fashion trends in the Emirates, along with the stable geopolitical situation, can be utilized as entry points to neighboring countries, both in the East and the West, to increase the exposure of Indonesian halal cosmetics. On the other hand, Indonesia has also strengthened its bilateral relations with the UAE through the UAE-CEPA agreement and active participation in international trade exhibitions in the UAE. These efforts further enhance the potential for expanding the market and winning the hearts of UAE consumers for Indonesian halal cosmetics, leveraging the Islamic branding strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Damastuti
"Industri kosmetik di Indonesia memiliki prospek bisnis yang cukup potensial. Namun semakin banyaknya produsen kosmetik dewasa ini dan gencarnya produk kosmetik asing, persaingannya menjadi semakin kompetitif. Di tengah banjir produk ini, agar publik tetap memiliki awareness terhadap sebuah produk, produsen harus berkomunikasi. Salah satu caranya adalah melalui komunikasi above the line atau media iklan. Dalam iklan diketahui, endorser sebagai elemen source dalam proses komunikasi memiliki peranan yang penting. Fungsi seorang endorser sangat erat kaitannya dengan konsep kredibilitas, di mana endorser dapat menjadi sumber yang relevan dengan tema komunikasi terkait serta dapat dipercaya untuk memberikan pernyataan obyektif.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka thesis ini akan meneliti iebih jauh apa yang menjadi preferensi produsen kosmetik Indonesia dalam memilih endorser. Dan mengapa pula endorser tertentu dipilih untuk meng-endorser produk tertentu.
Pada bab selanjutnya penulis menggunakan beberapa teori, yaitu: Konsep Komunikasi Pemasaran, Konsep Merek (Brand), Teori Periklanan, Teori Endorser dan Konsep Persepsi. Teori-teori ini selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis secara mendalam dan tajam hasil dan data penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) jenis metode penelitian, yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode penelitian eksploratif. Sebagai unit penelitian, penulis melakukan studi kasus di PT. Mustika Ratu dan PT. Vitapharm (Viva Cosmetics).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa preferensi produsen kosmetik dalam memilih endorser didasarkan pada beberapa elemen, yakni:
1. Daya tarik fisik (physical attractiveness)
2. Kredibilitas (Credibility)
3. Kesesuaian Merek dan Kesesuaian Khalayak (Brand Matchup & Audience Matchup)
Sebagai rekomendasi akademis, berkaitan dengan pemilihan endorser, persuasi dan stimulus harus dilakukan terhadap target market sebagai calon konsumen, sehingga konsumen memiliki awareness yang tinggi terhadap merek yang pada akhirnya akan mencapai tahap keputusan pembelian. Dalam hal ini perlu diperhatikan segmentasi demografis dan psikografis yang berpengaruh pada proses pengolahan informasi, sehingga selanjutnya dapat ditentukan cara komunikasi seperti apa yang paling tepat."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fathia Rahma Fauzia
"Penelitian ini menunjukkan minat pada konsep warna dan semiotik, serta berfokus pada konsep warna yang digunakan pada produk kosmetik menurut salah satu perusahaan di Indonesia. Istilah warna dalam bahasa Indonesia yang digunakan dalam produk kosmetik sering dikaitkan dengan warna kulit orang Indonesia. Beberapa istilah warna yang berhubungan dengan warna kulit adalah variasi dari warna cokelat dan kuning, yang sering digunakan pada produk kosmetik untuk membedakan warna produk kosmetik, contohnya alas bedak dan bedak. Contoh variasi warna cokelat yang digunakan sebagai tanda untuk membedakan warna produk kosmetik adalah sawo matang, sedangkan contoh variasi warna kuning adalah kuning gading dan kuning langsat. Penelitian ini membahas dan meneliti cara penutur bahasa Indonesia, khususnya orang-orang yang bertempat tinggal di Jabodetabek dan berada pada usia generasi milenial, dalam memberikan pemaknaan pada istilah warna sawo matang, kuning gading, dan kuning langsat yang digunakan dalam produk kosmetik. Data penelitian ini terdiri dari respons berupa kata-kata, terhadap makna istilah warna sawo matang, kuning gading, dan kuning langsat yang digunakan dalam produk kosmetik. Data dikumpulkan oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner secara daring. Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki latar belakang etnis berbeda-beda, yaitu Aceh, Aceh-Palembang, Bali, Batak, Betawi, Betawi-Sunda, Bugis, Ende, Flores, Flores-Manado, Jawa, Jawa-Arab, Jawa-Batak, Jawa-Betawi, Jawa-Minangkabau, Jawa-Sumatera, Manado, Melayu, Minangkabau, Palembang, Sunda, Tionghoa, Toraja, dan tidak terdefinisikan. Hasil penelitian menunjukkan beragam konotasi yang mengacu kepada mitos tentang variasi istilah warna sawo matang, kuning gading, dan kuning langsat yang digunakan dalam produk kosmetik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perbedaan latar belakang etnis mempengaruhi pemaknaan responden terhadap istilah warna sawo matang, kuning gading, dan kuning langsat. Responden dengan etnis yang sama dapat memberikan pemaknaan yang berbeda. Selain itu, ditemukan responden dari etnis tertentu yang tidak mengetahui istilah warna sawo matang, kuning gading, atau kuning langsat. Dampaknya adalah responden tersebut tidak dapat memberikan pemahaman atau pemaknaan terhadap warna sawo matang, kuning gading, dan kuning langsat
......This research shows interest in the concepts of color and semiotics which focuses on the concept of color used in cosmetic products according to one of the cosmetic companies in Indonesia. The color term in Bahasa Indonesia used in cosmetic products are often associated with the skin color of Indonesians. Some color terms related to skin color are variations of brown and yellow, which are often used in cosmetic products to differentiate the color of cosmetic products, for example foundation and face powder. An example of a brown color variation that is used as a sign to differentiate the color of a cosmetic product is sawo matang, while examples of a yellow color variation are kuning gading and kuning langsat. This research discusses the way Indonesian speakers, especially those who live in Jabodetabek and are the millennial generation, give meaning to the terms sawo matang, kuning gading, and kuning langsat used in cosmetic products. The research data consists of responses to the meaning of sawo matang, kuning gading, and kuning langsat used in cosmetic products. Data was collected by researchers through distributing online questionnaires. Respondents in this study were people who had different ethnic backgrounds, namely Aceh, Aceh-Palembang, Bali, Batak, Betawi, Betawi-Sunda, Bugis, Ende, Flores, Flores-Manado, Javanese, Javanese-Arabic, Javanese-Batak, Javanese-Betawi, Javanese-Minangkabau, Javanese-Sumatra, Manado, Malay, Minangkabau, Palembang, Sundanese, Chinese, Toraja, and undefined. The results show various connotations that refer to myths about sawo matang, kuning gading, and kuning langsat used in cosmetic products. The results also show that differences in ethnic backgrounds influence respondents' knowledge about sawo matang, kuning gading, and kuning langsat. Respondents with the same ethnicity may provide different meanings of sawo matang, kuning gading, and kuning langsat. This research also found that respondents from certain ethnicities did not know the terms sawo matang, kuning gading, or kuning langsat. As a result, respondents were unable to provide an understanding of sawo matang, kuning gading, or kuning langsat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Atika Putri
"Saat ini tren penggunaan kosmetik di Indonesia tidak untuk wanita saja, namun telah berinovasi pada produk kosmetik bagi pria maupun anak-anak. Hingga tahun 2019, pemerintah Indonesia mencatat terdapat sebanyak 797 perusahaan kosmetik dalam negeri baik dari skala kecil, menengah maupun besar dimana angka tersebut meningkat dari jumlah pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 760 perusahaan. Kinerja industri kosmetik juga mengalami pertumbuhan sebesar 5.59% pada tahun 2020 dan berhasil menyumbang devisa negara dengan nilai ekspor mencapai USD 317 juta atau mengalami kenaikan sebesar 15.2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Aliran rantai pasok dalam akivitas bisnis tentunya merupakan hal yang rumit untuk dibicarakan karena aktivitas, koneksi dan keterkaitan antar elemen dari hulu ke hilir penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model risiko rantai pasok pada industri kosmetik di Indonesia, sehingga pengelolaan risiko dan ketidakpastian dalam jaringan rantai pasok dapat dieksplor lebih lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan mitigasi risiko yang tepat. Terdapat 3 metode yang digunakan pada penelitian ini, pertama adalah literature review untuk mengumpulkan indikator risiko rantai pasok di industri kosmetik dari penelitian sebelumnya, kedua adalah metode CVI untuk melakukan validasi dari indikator yang telah diperoleh dari hasil literature review serta terakhir adalah DEMATEL berbasis ANP untuk mengetahui bobot dan pengaruh antar dimensi. 20 indikator dalam 6 dimensi telah berhasil tervalidasi dari 36 indikator oleh 5 expert di bidang industri kosmetik dengan rata-rata nilai I-CVI sebesar 0,91. Dimensi pada risiko rantai pasok di industri kosmetik yang paling kuat pengaruhnya adalah dimensi pasokan dan logistik, sementara dimensi keuangan dinilai sebagai dimensi yang paling mudah terpengaruh.
......The trend of using cosmetic products in Indonesia is not only exclusively for women but also has expanded for men and children. Until 2019, the Indonesian government recorded 797 domestic cosmetic companies from small, medium, and large scale, which increased compared to 760 companies in the previous year. The cosmetics industry's performance also grew by 5.59% in 2020 and contributed to foreign exchange for export with USD 317 million, increasing 15.2% compared to the previous year. Supply chain flow in business activities is undoubtedly a complicated issue to discuss because the activities, connections, and interrelationships between elements from upstream to downstream are full of risks and uncertainties. This study aims to conceptualize a supply chain risk model in the Indonesian cosmetics industry to ensure the development of appropriate risk mitigation strategy. This research used qualitative data in a questionnaire assessment by experts, processed using a Content Validity Index (CVI) approach. This research used 3 methods, literature review for collecting supply chain risk indicators, CVI method for validating the indicators collected from literature review, and DEMATEL based ANP for find the weight and relation between each indicator and dimension. A total of 20 indicators in 6 dimensions have been successfully validated from 36 indicators by five experts in the cosmetics industry with an average I-CVI value of 0.91. The highest influence dimension in supply chain risk in cosmetic industry is the supply and logistic indicator, meanwhile the finance dimension is rated as the most easily affected dimension."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Putri Kinanti
"Kesadaran konsumen terhadap produk kosmetik alami semakin meningkat, kelompokk riset Bioproses telah meneliti penggunaan Tengkawang sebagai salah satu bahan baku kosmetik dengan penambahan ekstrak jahe diketahui dapat menjadi alternatif antibakteri pada sabun padat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi minyak tengkawang dan bahan aktif herbal yang optimal dan memiliki kesesuaian karakteristik yang sesuai untuk memproduksi formulasi sediaan sabun berbahan baku minyak tengkawang dengan mutu, efek kelembaban, dan sehat untuk kulit dengan hadirnya aktivitas antibakteri yang lebih baik. Karakteristik yang diamati adalah pH, stabilitas busa, kelembaban, kekerasan, dan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil pengujian transparansi sabun menunjukkan sabun dengan sediaan formulas 2 memiliki kondisi optimal yaitu dengan pH 9,75, stabilitas busa 86%, kekerasan 9,5 mm, kelembaban 76,9 AU, dan daya hambat uji bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli masing – masing adalah 15 mm dan 12 mm dengan konsentrasi sampel sabun 500 mg/ml.
......Consumer awareness of natural cosmetic products is increasing, the Bioprocess research group has investigated the use of illipe as a cosmetic raw material with the addition of ginger extract known to be an antibacterial alternative to solid soap. This study aims to determine the optimal composition of illipe oil and herbal active ingredients and have the appropriate characteristics to produce soap formulations made from illipe oil with quality, moisture effect, and healthy for the skin with the presence of better antibacterial activity. The observed characteristics were pH, foam stability, moisture, hardness, and antibacterial test against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The results of the soap transparency test showed that the soap with formula 2 had optimal conditions, with amount of pH 9.75, foam 86% stability, 9.5 mm hardness, 76.9 AU humidity, and bacterial test inhibition against Staphylococcus aureus and Escherichia coli are 15 mm and 12 mm with a soap sample concentration of 500 mg/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Besyaer Mahdi Makrus
"ABSTRAK
Iklan adalah segala bentuk kegiatan untuk mempromosikan ide, barang atau layanan non-pribadi yang dibayar oleh perusahaan tertentu. Iklan disajikan dalam berbagai bentuk dan media. Salah satu media yang sering digunakan di era globalisasi adalah internet yang menawarkan kemudahan dan efektivitas dalam menyebarluaskan informasi dan menjangkau semua kalangan. Penyebaran ide secara masif melalui iklan akan mendorong terbentuknya konvensi tak tertulis dalam masyarakat. Iklan kosmetik adalah salah satu faktor yang dapat membentuk atau mengubah standar kecantikan yang kemudian turut menentukan konstruksi gender. Penelitian ini menganalisis tiga iklan kosmetik yang dikeluarkan oleh MAC Cosmetics dengan menggunakan teori semiologi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperlihatkan proses pembentukan makna atau ide di balik adanya iklan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memperlihatkan proses pembentukan representasi androgini dalam iklan yang manjadi korpus data tersebut.

ABSTRACT
Advertisements are all forms of activities to promote non personal ideas, goods or services paid by specific company. Advertisements are presented in various forms and medias. One of the media that is often used in globalization era is the internet which offers ease and effectiveness in disseminating information and reach all circles. Massive dissemination of ideas through advertising will urge the establishment of an unwritten convention in society. Cosmetic advertising is one of the factors that can shape or change the standard of beauty which then contribute to gender construction. This study analyzed three cosmetic advertisements issued by MAC Cosmetics using semiological theory. The main purpose of this study is to show the process of forming the meaning or idea behind the existence of advertising. In addition, this study also aims to show the process of formation of androgynous representation in the advertisement of the data corpus. "
2017
S69066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristandini
"Industri kecantikan saat ini menjadi sebuah potensi pasar yang besar dalam bisnis, karena perawatan kecantikan telah menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap penting untuk meningkatkan performa diri maka dijadikan momen bagi para pengusaha terutama pada sektor jasa untuk mendukung kehadiran klinik kecantikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan kecantikan, termasuk di Kecamatan Cibinong. Perkembangan bisnis klinik kecantikan yang semakin pesat membuat klinik kecantikan perlu memperisapkan strategi, lokasi menjadi strategi utama untuk sukses. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi tersebut terhadap kesuksesan bisnis klinik kecantikan di Kecamatan Cibinong. Variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat kesuksesan ialah lama usaha, pencapaian BEP, dan jumlah pengunjung klinik kcentikan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi lingkungan klinik kecantikan dan wawancara kepada manajer atau pengelola klinik kecantikan. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa lokasi memiliki pengaruh terhadap tingkat kesuksesan bisnis klinik kecantikan. Klinik kecantikan yang berada di kelas jalan arteri dan di sekitar kawasan komersil, permukiman, dan perkantoran pemerintahan memiliki tingkat kesuksesan yang lebih sukses dibanding kelas jalan lokal dan di sekitar kawasan permukiman. Klinik kecantikan dengan karakteristik lokasi strategis untuk kecantikan klinik yang dilihat berdasarkan aksesibilitas, visibilitas, dan kondisi lingkungan bisnis yang tergolong tinggi dan memiliki fasilitas sangat lengkap dan tipe klinik kecantikan jenis perawatan sangat lengkap dan target pasar differentiated marketing (tipe 1) memiliki tingkat kesuksesan yang sukses. Sedangkan lokasi yang kurang strategis untuk kecantikan klinik yang dilihat berdasarkan aksesibilitas, visibilitas, dan lingkungan bisnis yang tergolong sedang dan memiliki fasilitas lengkap dan tipe klinik kecantikan dengan jenis perawatan lengkap dan target pasar concentrated marketing (tipe 4) memiliki tingkat kesuksesan yang kurang sukses.
......The beauty industry is currently a huge market potential in business, because beauty care has become a necessity that is considered important to improve self-performance, so it is used as a moment for entrepreneurs, especially in the service sector, to support the presence of beauty clinics in meeting people's needs for beauty care. including in Cibinong District. The rapid development of the beauty clinic business makes beauty clinics need to prepare a strategy, location being the main strategy for success. This research was conducted with the aim to determine the effect of the location on the success of the beauty clinic business in Cibinong District. The variables used to measure the level of success are length of effort, achievement of BEP, and the number of visitors to the clinic. Data collection in this study was carried out by observing the environment of the beauty clinic and interviewing the manager or manager of the beauty clinic. The results of this study can explain that location has an influence on the success rate of the beauty clinic business. Beauty clinics located in arterial road classes and around commercial, residential and government office areas have a higher success rate than local road classes and around residential areas. A beauty clinic with the characteristics of a strategic location for a beauty clinic as seen based on accessibility, visibility and business environmental conditions which are classified as high and have very complete facilities and a type of beauty clinic with a very complete type of care and a differentiated marketing target market (type 1) has a successful success rate. While the location is less strategic for a beauty clinic as seen based on accessibility, visibility and business environment which is classified as moderate and has complete facilities and the type of beauty clinic with a complete type of treatment and concentrated marketing target market (type 4) has a success rate that is less successful. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>