Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Himella Asfi Rasigita
"Hardiness adalah keberanian dan motivasi yang dimiliki seseorang untuk bisa menghadapi stressor yang ada. Selain menghadapi masalah oleh diri sendiri, seseorang juga membutuhkan dukungan dari orang terdekatnya. Dukungan sosial adalah sebuah umpan balik yang didapatkan dari individu atau kelompok ketika menghadapi masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan hardiness pada transvestites. Transvestites adalah seseorang yang menggunakan pakaian dari jenis kelamin berbeda hanya untuk sebuah kepuasan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik non probability sampling yaitu menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 104 orang. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan dukungan sosial dengan hardiness pada transvestites dibuktikan dengan nilai p value sebesar 0,024 yang bermakna pada 95% CI p<0,05. Selain itu, terdapat hubungan antara karakteristik seperti usia dan pekerjaan dengan hardiness dengan nilai p value masing-masing 0,004 dan 0.

Hardiness is the courage and motivation a person has to be able facing the stressors. Beside the problems they faced, someone need to be supported by their significant others. Social support is a feedback obtained from individuals or groups when faced with problems. This study aims to determine the relationship between social support and hardiness on transvestites. Transvestites are people who use the appearance of their opposite sex to get satisfaction. This cross sectional research used 104 non-probability quota sampling with the result showed an association between the hardiness and social support on transvestites (p=0.024; 95% CI p <0.05). In addition, there are also relations between their age (p= 0,004) and work (p= 0,003) with hardiness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Tri Kenanti
"Skripsi ini menggunakan pendekatan life history sebagai alat metodologi untuk melihat pembentukan identitas diri seorang waria lanjut usia yang berumur tujuh puluhan dan stigma yang didapatkan sepanjang hidupnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan diri dipengaruhi oleh masa kecilnya dan stigma yang didapatkan oleh seorang waria lanjut usia tetap melekat sampai masa tua. Dynamical Identity Model membantu lebih jauh menggambarkan pembentukan identitas diri seorang waria lanjut usia dan membantu melihat stigma yang didapatkan dari semenjak kecil sampai masa tua. Life story mengungapkan bahwa seorang waria lanjut usia memiliki disposisi yang indah tentang kehidupan meskipun sejak kecil sampai sekarang mendapatkan stigma dari lingkungan sosial.

This undergraduate thesis uses life history approach as a methodological tool to explore the self identity formation in an elderly transvestite in her seventies and the stigma which she got throughout the life of an elderly transvestite. The results of this study showed that self identity formation was greatly influenced by her childhood experiences and she still faces the stigma which she got from childhood until now. The Dynamical Identity Model was constructed to help further illustrate an elderly transvestite's identity development and help to see the stigma which she has until now. Her life story reveals that she has a wonderful disposition about life and, even though she's still facing stigma from social environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Virginia
"Waria memiliki ciri khas yang berbeda dari transgender dan kelompok gender dalam LGBTQ, yakni individu dengan tubuh teridentifikasikan berjenis kelamin laki-laki namun berperilaku dan berpenampilan feminin seperti wanita, serta menolak melakukan perubahan atau pergantian jenis kelamin biologis. Namun identitas tersebut justru menimbulkan problematika yang tidak berkesudahan karena perlakuan diskriminasi dari keluarga, institusi pemerintah termasuk masyarakat mayoritas agama Islam memegang teguh prinsip konstruksi identitas heteronormative berdasarkan dua jenis kelamin, yakni pria dengan gender maskulinitasnya dan wanita dengan gender feminitasnya. Dengan menggunakan paradigma konstruktivisme, dan metode penelitian kualitatif konstruksivis berdasarkan pendekatan konstruksi sosial, penelitian ini memberikan penjelasan perihal konstruksi identitas waria yang dialami dua informan asal Garut dan Tasikmalaya, dua wilayah di provinsi Jawa Barat dengan jumlah pondok pesantren terbanyak se-Indonesia. Analisis penelitian menemukan, individu waria yang berasal dari keluarga santri meyakini identitas sebagai waria setelah mendapat informasi dari luar institusi keluarga, agama dan pendidikan, serta mempertahankan identitas waria sebagai hasil dari dialektika eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi yang menghasilkan realitas subjektif dengan menolak melakukan perubahan bentuk fisik dan jenis kelamin atas pengaruh terbesar dari realitas objektif yang dikonstruksikan oleh institusi keluarga dan institusi agama. Ajaran agama dan Anggota keluarga yang melakukan penolakan identitas ternyata memiliki peran dominan atas karakter keyakinan mempertahankan identitas waria.

Waria (Transvestites) have different characteristics from transgender and gender groups in LGBTQ, namely individuals whose bodies are identified as male but behave and look feminine like women and refuse to change or change their biological sex. However, this identity creates endless problems because of discrimination from families, government institutions, including the Muslim majority community, upholding the principle of constructing heteronormative identities based on two sexes, namely men with masculinity and women with femininity. Using a constructivist paradigm, and a constructivist qualitative research method based on a social construction approach, this research provides an explanation of the construction of transvestites’ identity experienced by two informants from Garut and Tasikmalaya, two areas in West Java province with the largest number of Islamic boarding schools in Indonesia. The research analysis found that transvestites individuals who come from santri families believe in identity as transvestites after receiving information from outside family, religious and educational institutions, and maintain a transvestites identity as a result of dialectics of externalization, objectivation and internalization which produces subjective reality by refusing to change physical form and gender for the greatest influence of objective reality constructed by family and religious institutions. Religious teachings and family members who reject identity turn out to have a dominant role in the character of beliefs in maintaining transvestites’ identity. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library