Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Winda Karmilasari
"Dalam pengelolaan hutan, permasalahan kebakaran menjadi sebuah permasalahan yang saat ini tidak lagi dianggap sebagai isu lingkungan semata, namun juga sebagai isu sosial, ekonomi, budaya, dan politik yang telah menyita perhatian dunia regional hingga internasional. Aktivitas perladangan disebut-sebut menjadi penyebab utama dari terjadinya peristiwa kebakaran yang kian berulang di Indonesia. Maraknya kasus kebakaran hutan yang terjadi mendorong pemerintah, baik dari skala nasional maupun lokal membuat kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk meminimalisir kebakaran tersebut. Namun sayangnya, aktivitas perladangan yang menggunakan api sebagai alat utamanya tidak menunjukkan intensitas penurunan. Beberapa alasan tersebut memunculkan pertanyaan lebih lanjut mengenai bagaimana masyarakat melakukan aktivitas perladangan dan seperti apa mereka menyikapi kebijakan pengendalian kebakaran hutan yang dikeluarkan pemerintah daerah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga April di Desa Mantangai Hulu, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kuala Kapuas, Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa masyarakat Desa Mantangai Hulu yang berprofesi sebagai peladang pada dasarnya telah memiliki strategi adaptasi dan kearifan lokal tersendiri dalam menghadapi kondisi dan perubahan lingkungan di sekitar mereka. Namun sayangnya kehadiran kebijakan yang tidak efektif dan tidak memberikan solusi justru menyebabkan banyaknya fenomena bakar lari terjadi sebagai respond an strategi masyarakat dalam menanggapi kebijakan pengendalian kebakaran hutan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
In forest management, fire becomes a problem when the problem is no longer regarded as purely environmental issue, but also as an issue of social, economic, cultural, and political world have seized the attention of regional to international. Agricultural activities touted to be the main cause of the fire is increasingly recurrent events in Indonesia. Rampant cases of fires prompted the government, both national and local scale to make policies that aim to minimize the fire. But unfortunately, the activity of farming that uses fire as its main tool does not show a decrease in intensity. Some of these reasons raises further questions about how people perform activities such as agriculture and what they respond to forest fire control policies issued by local governments. This research was conducted in March and April in the village of Upper Mantangai, District Mantangai, Kuala Kapuas district, Palangkaraya, Central Kalimantan. This research was conducted by the method of observation, interviews, and literature study. Through this study, it was found that Mantangai villagers who work as cultivators Hulu basically have to have adaptation strategies and local knowledge and conditions of its own in the face of environmental changes around them. Unfortunately, the presence of ineffective policies and does not provide a solution actually causes more fuel to run phenomenon occurs as a response and community strategies in response to forest fire control policies issued by the Provincial Government of Central Kalimantan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57551
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Purba, Jhon Rivel
"Budi daya kelapa di Buol mendapat perhatian besar pada awal abad ke-20 seiring dengan meningkatnya harga kopra di pasar dunia. Pada masa Orde Baru, pemerintah kembali memperhatikan perkebunan rakyat khususnya kelapa. Budi daya kelapa pun digalakkan di beberapa wilayah termasuk di Buol. Tulisan ini menggambarkan proses budi daya dan perkembangan produksi kopra di Buol. Dua hal ini sangat berkait erat, karena proses budi daya sangat memengaruhi hasil produksi kopra. Kajian yang menggunakan metode sejarah ini menunjukkan bahwa penduduk Buol membudidayakan kelapa karena manfaatnya yang besar dan tanaman ini relatif mudah untuk dibudidayakan. Selain itu, temuan lain memperlihatkan bahwa tinggi rendahnya harga kopra di tingkat petani disebabkan oleh kualitas kopra, lapisan jaringan pemasaran, dan tidak adanya koperasi sebagai penyeimbang pasar. Hasil penelitian ini juga menemukan fakta bahwa meskipun dipandang sebagai simbol ekonomi bagi masyarakat Buol, kedua komoditas ini tidak memberikan kontribusi terhadap kehidupan ekonomi masyarakat kecil, khususnya petani yang tidak memiliki lahan budi daya luas."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2021
900 HAN 5:1 (2021)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Ridhal Muhammad
"
ABSTRAKKampung budidaya ikan hias Tetra di kecamatan Bojongsari merupakan yang terbesar di Kota Depok. Saat ini terdapat program dari Pemerintah Daerah Depok dimana program ini berkaitan dengan upaya Pemkota Depok untuk membuat city branding Depok sebagai ldquo;Kota Tetra rdquo;. Kota Depok mengalami krisis regenerasi pembudidaya ikan Tetra pada generasi muda. Krisis pemuda pembudidaya ini menjadi salah satu penghambat yang dialami untuk mengembangkan city branding Depok Kota Tetra. Penelitian ini bertujuan untuk meregenerasi pemuda pada pembudidaya ikan Tetra melalui pendekatan Bygrave 2004 dengan fokus pada variabel Triggering Event. Peneltian ini menggunakan pendekatan riset tindakan berbasis soft systems methodelogy dengan menjadikan para pembudidaya ikan Tetra Bojongsari sebagai rujukan penelitian. Hasil kajian menunjukan pentingnya indikator dari variabel Triggering Event yaitu a kompetisi, b sumber daya, c inkubator dan d kebijakan pemerintah. State of the art dari kajian ini adalah perlu adanya pembentukan assosiasi yang menjadikannya wadah bagi para pembudidaya ikan Tetra Bojongsari, terutama sebagai tempat pelatihan, pengembangan dan pusat informasi dalam meregenerasi dan menciptakan para pembudidaya usia muda. Keberlanjutan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah kabupaten/kota di Indonesia, khususnya Pemerintah Kota Depok dalam proses kewirausahaan di bidang lainnya.
ABSTRACTTetra ornamental fish farming village in Bojongsari district is the largest in Depok City. Currently there are programs from the Local Government of Depok where the program is related to the efforts of Depok City to create city branding Depok as Kota Tetra . Depok city experienced regeneration crisis of Tetra fish cultivation in the young generation. The cultivation youth crisis is one of the obstacles experienced to develop city branding Depok Kota Tetra. This study aims to regenerate youth in Tetra fish farmers through Bygrave 2004 approach with focus on Triggering Event variables. This research uses a method of action research based on soft systems methodology by making fish farmers Tetra Bojongsari as research reference. The results of the study indicate the importance of indicators of Triggering Event variables a competition, b resources, c incubators and d government policies. State of the art of this study is the need for association formation which makes it a place for fish farmers Tetra Bojongsari, especially as a place of training, development and information center in regenerating and creating younger cultivators. The sustainability of the results of this study is expected to be a reference for the district city governments in Indonesia, especially the Depok City Government in the entrepreneurship process in other fields."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sumarsih Anwar
"Rohani Islam (Rohis) sebagai salah satu bagian dari pengembangan diri di sekolah mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi siswa untuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang cinta pada agama, bangsa dan negara. Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang Penanaman Budaya Damai Melalui Kegiatan Rohis di SMA Negeri 1 Cibinong Bogor, Jawa Barat. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara, pengamatan, dan studi dokumen yang dilakukan pada bulan Juni 2018. Temuan penting peran Rohis sebagai salah satu wadah penanaman budaya damai adalah melalui beberapa strategi dan pendekatan, diantaranya pemberian pengalaman langsung, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, dan pendekatan keteladanan"
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2019
297 JPAM 32:1 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Tommy Febrian Sutisma
"
Penelitian ini tentang pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly) oleh organisasi lingkungan yang bernama Benua Lestari Indonesia di Kota Tangerang, budidaya maggot tersebut berasal dari lalat yang berjenis Hermetia Illucens atau juga disebut dengan lalat tentara hitam, salah satu manfaat dari lalat tersebut adalah menghasilkan belatung yang mengandung banyak protein yang baik untuk pakan unggas maupun ternak ikan sehingga baik untuk dijadikan salah satu alternatif penanganan sampah. Selain itu program tersebut juga memiliki tujuan besar untuk mengatasi permasalahan lingkungan salah satunya adalah mengurangi volume pembuangan sampah ke TPA Rawa Kucing yang berasal dari Kelurahan Pabuaran Tumpeng sebab, kondisi sampah yang ada di TPA Rawa Kucing sudah sangat mengkhawatirkan dengan keadaan sampah hampir menutup total lahan TPA Rawa Kucing sehingga perlu adanya optimalisasi program- program pengelolaan sampah baik itu dari pemerintah maupun masyarakat, dari masyarakat dapat dimulai dengan program pengelolaan sampah melalui budidaya maggot. Program tersebut selain menjadi alternatif untuk mengurangi tingkat pembuangan sampah dari suatu wilayah ke TPA Rawa Kucing juga memberikan dampak positif lainya bagi masyarakat secara edukatif yaitu masyarakat dapat mengetahui dan mampu mempraktikkan budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly) hingga memberi dampak ekonomis bagi pengelolanya, karena hasil dari budidaya maggot dapat dijadikan pakan ternak yang berkualitas.Tujuan dari penelitian tersebut adalah mendeskripsikan konsep pemberdayaan masyarakat dalam program budidaya maggot, mendeskripsikan peran-peran pihak yang terlibat dengan peran community worker, mendeskripsikan tahapan-tahapan program budidaya maggot dengan tahapan intervensi komunitas.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam untuk mendapatkan data secara detail dan akurat. Proses pengumpulan data dan penelitian tersebut dilaksanakan dan dimulai dari bulan Desember 2023 hingga bulan April 2024 untuk mendapatkan data secara komprehensif. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah adanya keterkaitan antara program budidaya maggot dengan konsep pemberdayaan masyarakat mulai dari adanya unsur pengetahuan, keterampilan dan adanya peningkatan perekonomian bagi warga yang termasuk kelas ekonomi kebawah dan peran-peran dan pihak yang terlibat juga memiliki kaitannya dengan peran yang dimiliki oleh community worker untuk melakukan perubahan sosial seperti peran sebagai pemercepat perubahan (Enabler), peran sebagai perantara (Broker), peran sebagai advokat, peran sebagai pendidik (Educator), serta perencana sosial . Selain itu proses pelaksanaan program budidaya maggot oleh Benua Lestari Indonesia memiliki kaitannya dengan tahapan-tahapan intervensi komunitas seperti adanya upaya persiapan baik itu dari segi lapangan maupun petugas, melakukan assessment, perancangan program, pelaksanaan hingga pada tahap evaluasi.
This research is about community empowerment carried out through the cultivation of BSF (Black Soldier Fly) maggots by an environmental organization called Benua Lestari Indonesia in Tangerang City. The cultivation of maggots comes from flies of the Hermetia Illucens type or also called black soldier flies, one of the benefits of These flies produce maggots which contain a lot of protein which is good for poultry and fish feed, so they are good as an alternative for handling waste. Apart from that, this program also has a big goal of overcoming environmental problems, one of which is reducing the volume of waste disposed of at the Rawa Cat TPA from Pabuaran Tumpeng Village because the condition of the waste at the Rawa Cat TPA is very worrying with the condition of the waste almost completely covering the Rawa TPA. Cats so there is a need to optimize waste management programs from both the government and the community, from the community you can start with a waste management program through maggot cultivation. Apart from being an alternative to reducing the level of waste disposal from an area to the Rawa Cat landfill, this program also has another positive educational impact on the community, namely that the community can know and be able to practice cultivating BSF (Black Soldier Fly) maggots so that it has an economic impact on its managers, because of the results from maggot cultivation can be used as quality animal feed. The aim of this research is to describe the concept of community empowerment in the maggot cultivation program, describe the roles of the parties involved with the role of community workers, describe the stages of the maggot cultivation program with the community intervention stages. Research method The qualitative method used is the technique used is in-depth interviews to obtain detailed and accurate data. The data collection and research process was carried out and started from December 2023 to April 2024 to obtain comprehensive data. The conclusion obtained from this research is that there is a connection between the maggot cultivation program and the concept of community empowerment starting from the elements of knowledge, skills and economic improvement for residents belonging to the lower economic class and the roles and parties involved also have a connection with the roles they have. by community workers to carry out social change, such as the role of accelerating change (Enabler), role as intermediary (Broker), role as advocate, role as educator (Educator), and social planner. Apart from that, the process of implementing the maggot cultivation program by Benua Lestari Indonesia is related to the stages of community intervention such as preparation efforts both from the field and officer side, conducting assessments, program design, implementation and the evaluation stage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library