Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Raharjo
Abstrak :
Himbauan pemerintah untuk menurunkan suku bunga perbankan menjadi single digit membuat bank-bank termasuk Bank Sumsel Babel agar semakin meningkatkan efisiensi dan penyaluran pinjaman agar target laba tetap tercapai. Karena pendapatan bunga atas pinjaman masih merupakan sumber utama dalam pencapaian laba, tesis ini dilakukan untuk membantu pihak manajemen bank mengetahui segmen-segmen pinjaman mana yang paling menguntungkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus instrumental yang mengeksplorasi data-data keuangan dan non keuangan yang didapat melalui observasi dan wawancara untuk membuat suatu alat bantu bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Model analisis yang digunakan adalah Customer Profitability Analysis CPA yang kemudian dituangkan dalam grafik Pareto. Setelah dilakukan perhitungan CPA, diketahui bahwa segmen yang secara nominal menghasilkan keuntungan terbesar adalah Kredit Konsumtif Umum KSG sedangkan secara rasio adalah Kredit CCC. Apabila dibagi secara rata per debitur, segmen yang menghasilkan keuntungan terbesar adalah Kredit Investasi Corporate. Apabila dibuatkan grafik Pareto, terlihat bahwa 80 total keuntungan dihasilkan oleh 64,51 debitur pinjaman dan tidak sesuai dengan prinsip Pareto dikarenakan faktor Non Performing Loan NPL . Untuk memaksimalkan keuntungan, pihak manajemen harus menekan NPL dan memaksimalkan segmen pinjaman yang paling menguntungkan seperti Kredit Konsumtif Umum KSG. ......The purpose of this thesis is to determine the level of profit generated by debtors on conventional loan facilities provided by Bank Sumsel Babel per product segment. The Customer Profitability Analysis model used is the Pareto model or the pareto principle to find the most profitable segment of the loan. The study used a qualitative approach with the method of collecting financial data by direct observation and interview. The calculation result found that the most favorable segment of loan by nominal is KSG General Consumer Credit segment whereas the ratio is Credit CCC. While in nominal terms divided by the debtor, the largest profit is provided by the segment of Corporate Investment Credit. When Pareto charts are made, it is seen that 80 of total profit is generated by 64.51 of debtor. This condition is not comply with the Pareto principle which states that 80 of total profit is generated by only 20 of total debtors. The principle is not fulfilled because the segment of corporate and medium loans that should be the largest contributor to profit is subject to high NPL problems so it is not optimal to generate profits. When the income analysis per account of the most lucrative segments known as KSG General Consumer Credit made, it is found that the accounts that generate the greatest interest income are the ones with the largest ceiling and the longest period of time. For some of these conditions, the management of Bank Sumsel Babel is recommended to make policies related to the process and interest rates that have an appeal to the debtor to maximize the loan term both in nominal and period. In addition, the management should also seek to suppress the NPL level in order to gain interest per segment of the loan can be maximal.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flavia Manuela Esperanca
Abstrak :
Selama sepuluh tahun terakhir telah terjadi pertumbuhan pengguna internet secara signifikan di Indonesia yang diikuti dengan pertumbuhan pembeli digital. Sebagian besar pembeli digital di Indonesia melakukan transaksi untuk membeli produk pakaian yang menjelaskan fenomena dari pertumbuhan e-Commerce fashion di Indonesia. Melihat urgensi untuk mempertahankan pelanggan e-Commerce fashion, maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan berbasis internet yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan dengan mengacu kepada segmentasi CLV. Pengelompokan pelanggan dilakukan menggunakan metode K-Means dan Elbow yang mengacu kepada data transaksi yang dimiliki oleh tiga perusahan merek lokal e-Commerce fashion di Indonesia. Hasil pengelompokan pelanggan menunjukkan bahwa pelanggan dikelompokkan ke dalam lima kelompok pelanggan, yaitu kelompok terbaik, bernilai, potensial bernilai, rata-rata, dan potensial tidak bernilai. Kelompok pelanggan rata-rata dan potensial tidak bernilai memiliki jumlah anggota terbanyak. Oleh karena itu, peningkatan kualitas layanan berbasis internet dikhususkan untuk kedua kelompok tersebut agar tingkat loyalitas mereka meningkat dan membawa keuntungan lebih besar bagi pemilik usaha e-Commerce fashion Indonesia. Penelitian ini menemukan delapan dimensi yang dapat meningkatkan kualitas layanan berbasis internet dengan urutan tingkat kepentingan tertinggi hingga terendah yaitu dimensi jaminan, layanan pelanggan, kontak, rancanganweb, keamanan dan privasi, transaksi, informasi pada web, dan pemenuhan pesanan. Diketahui delapan kriteria terpenting yang perlu dipenuhi oleh para pemilik usaha e-Commerce fashion di Indonesia untuk meningkatkan loyalitas pelanggannya, yaitu kriteria penyediaan garansi kepuasan, pengadaan layanan penawaran yang atraktif, kemudahan pelanggan untuk menjangkau perusahaan, kemudahan pelanggan dalam menggunakan website, ketersediaan sistem penjamin privasi pembeli, kemudahan pelanggan dalam melakukan dan menyelesaikan transaksi, relevansi informasi yang disampaikan perusahaan dengan keadaan aktual produk yang ditawarkan, dan ketersediaan pilihan waktu pengiriman.
There has been a significant growth of internet users in Indonesia, followed by the growth of digital buyers over the past ten years. Most digital buyers in Indonesia make transactions to buy clothing products which explains the phenomenon of the growth of fashion e-Commerce in Indonesia. Seeing the urgency to maintain e-Commerce fashion customers, this research was conducted with the aims to improve the internet-based quality services that affect the level of customer loyalty by referring to CLV segmentation. Customer grouping was performed using the K-Means and Elbow methods which refer to transaction data owned by three local e-Commerce fashion brand companies in Indonesia. Customer grouping results showed that customers are grouped into five customer groups, namely the best, valuable, potential valuable, average, and potential un-valuable customer group. Average and potentially un-valuable customer groups have the highest number of members so that the improvement of the internet-based quality services is pointed out for both groups in order to increase their loyalty levels and bring greater profits for Indonesian fashion e-Commerce business. This study found eight dimensions that can improve the internet-based quality services, namely guarantee, customer service, contacts, web design, security and privacy, transactions, information on the web, and order fulfillment dimensions. It is known that the eight most important criteria that need to be fulfilled by fashion e-Commerce business owners in Indonesia to increase customer loyalty are the criteria for providing satisfaction guarantees, providing attractive product offering services, convenience for customers to contact companies, easiness in using websites, availability of a privacy guarantee system, convenience of customers in conducting and completing transactions, relevance of information conveyed by the company to the actual state of the product offered, and availability of shipping time options.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meirna Larasati
Abstrak :
Tesis ini menganalisis konsep customer value co-creation sebagai bagian dari customer dominant logic dan perceived value yang dilakukan pengunjung festival. Pengunjung festival menciptakan value dengan melakukan interaksi dengan pengisi acara, staf dan juga ke sesama pengunjung festival. Penerapan customer dominant logic perlu dielaborasi lebih dalam penelitian terkait festival masih didominasi oleh service dominant logic. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh konsep co-creation dan konsep perceived value terhadap kepuasan festival (festival satisfaction) dan niatan berperilaku di masa mendatang (behavioral intention). Penelitian ini merupakan studi yang berasal dari pengunjung festival Jepang di Jakarta sebanyak 205 responden. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi satisfaction with co-creation serta perceived value yang dirasakan pengunjung selama festival berlangsung maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan terhadap festival dan niatan berperilaku positif di festival selanjutnya. Variabel lain yaitu keterikatan terhadap festival (festival attachment) dalam penelitian tidak berpengaruh terhadap behavioral intention. ......Events or festival can be used by a brand or an institution to create experiences. This paper examines how attendees satisfaction and future behavioral intentions affected based on customer-to-customer logic. An analytical framework was developed to analyze embedded relationships within festival attendees co-creation experience and perceived value. The paper analyzed the behavioral intentions of Japanese cultural festival attendees in Jakarta, employing a survey of 205 Indonesians who had participated in some Japanese cultural festival in the past year. The findings have statistically validated these attributes and explored the impact of each attribute on the perceived value, satisfaction, and behavioral intentions of festivalgoers.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library