Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Windy Rossiningtias
"Dating violence di kalangan remaja merupakan suatu masalah yang mempunyai dampak psikologis yang serius bagi remaja (Girls Incorporate, 2004). Perilaku agresif atau kekerasan dapat dijelaskan dengan berbagai teori, misalnya teori lasting (Lorenz, 1966) dan drive theory (Dollard, et al, 1939), namun teori-teori tersebut mempunyai keterbatasan karena hanya menjelaskan perilaku agresif secara umum. Teori-teori tersebut tidak dapat menjelaskan perilaku kekerasan dalam dating violence karena merupakan perilaku agresif yang hanya ditujukan pada pasangan. Untuk menjelaskan terbentuknya perilaku kekerasan dalam dating violence lebih tepat dengan menggunakan teori social learning.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran umum dating violence yang terjadi di kalangan remaja dan memahami bagaimana remaja mempelajari kekerasan dari lingkungannya sehingga terjadinya dating violence. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk melihat gambaran umum dating violence yang terjadi pada remaja SMU dan pendekatan kualitatif untuk memahami perilaku remaja dalam dating violence.
Hasil dari kuesioner yang diisi oleh 240 siswa SMU terlihat bahwa rernaja perempuan dan laki-laki sama-sama menjadi korban dan pelaku dalam dating violence, sehingga bentuk hubungan kekerasan yang terjadi adalah reciprocal. Kekerasan yang banyak terjadi adalah kekerasan emosional, dan kombinasi kekerasan fisik dan emosional. Pendekatan kualitatif digunakan untuk melihat secara mendalam proses terjadinya dating violence dengan menggunakan social learning theory. Hasil wawancara terhadap tujuh partisipan (satu laid-laid dan enam perempuan) yang kesemuanya adalah korban dan korban yang menjadi pelaku menunjukkan bahwa perilaku kekerasan tidak dipelajari dart keluarga maupun teman. Kekerasan dipelajari dalam hubungan berpacaran dimana korban meniru kekerasan dart pacamya sehingga kemudian melakukan tingkah laku kekerasan yang lama terhadap pacarnya. Reciprocal juga terjadi sebagai salah satu upaya untuk membela diri dari perlakuan pacarnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18116
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Grace Sarah Oktovina
"
ABSTRAKHubungan pacaran melibatkan cinta dan hal-hal itu yang membuat manusia merasa saling melengkapi dan tidak merasa sendirian. Akan tetapi, banyak masalah yang muncul dalam menjalin hubungan, salah satunya yaitu kekerasan dalam hubungan. Kekerasan dalam hubungan berpacaran terdiri dari kekerasan secara fisik, seksual, psikologis, dan emosional. Berada pada hubungan berpacaran yang mengandung kekerasan sering kali mengalami tantangan tersendiri. Tantangan tersebut terutama dalam kodependensi terhadap pacar yang melakukan kekerasan. Selain itu, kesulitan dalam proses keluar dari hubungan merupakan hal yang sering dihadapi oleh para penyintas dan penelitian yang masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang mendalam mengenai kodependensi serta proses keluar dari hubungan yang mengandung kekerasan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi terhadap 6 orang penyintas yang berusia remaja dan dewasa muda, yang tergolong emerging adult. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penyintas kodependensi dengan pasangan, sehingga berbagai hambatan selama menjalin hubungan berpacaran dengan pacar. Proses keluar dari hubungan pun mengalami hambatan, terutama karena terus memberikan kesempatan pada pacar. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran mengenai hubungan yang tidak sehat, serta asertivitas. Melalui hal itu dan juga adanya dukungan dan bantuan dari orang di sekitar, penyintas dapat keluar dari hubungan yang mengandung kekerasan.
ABSTRACTDating relationships involve love and things that make humans feel complementary and not feel alone. However, many problems arise in establishing relationships, one of which is violence in relationships. Violence in dating relationships consists of physical, sexual, psychological, and emotional violence. Being in dating relationships that contain violence often has its own challenges. The challenge is especially in the codependency to partners who commit violence. In addition, difficulties in the process of leaving the relationship are often faced by survivors and research is still limited. Therefore, this research was conducted to obtain an overview of the codependency and the process of moving out of a relationship that contains violence. This research was conducted with a qualitative method using semi-structured interviews and observations of 6 survivors who are teenagers and young adults, who are classified as emerging adults. The results showed that survivors were codependent with their partners, so that various obstacles occurred during dating relationships with partners. The process of getting out of a relationship also faces obstacles, especially as it continues to give some chances for partners. Therefore, awareness of unhealthy relationships and assertiveness is needed. Through this and also the support and assistance of people around, survivors can get out of relationships that contain violence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indry Nalal Iza
"Salah satu jenis kekerasan dengan kasus yang meningkat setiap tahunnya adalah kekerasan dalam berpacaran. Pengalaman buruk masa kecil diketahui menjadi salah satu faktor risiko dari kekerasan dalam berpacaran. Namun, terdapat faktor lain yang diduga dapat memoderasi hubungan antara pengalaman buruk masa kecil dan kekerasan dalam berpacaran, yaitu self-compassion. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran self-compassion sebagai moderator antara pengalaman buruk masa kecil dan kekerasan dalam berpacaran dari sudut pandang korban. Partisipan berjumlah 102 dewasa awal (77.5% perempuan, M usia = 21.9, SD = 2.012) yang sedang berada dalam hubungan berpacaran selama minimal satu tahun. Pengalaman buruk masa kecil diukur menggunakan Childhood Trauma Questionnaire Short Form (CTQ-SF), kekerasan dalam berpacaran diukur menggunakan The Revised Conflict Tactics Scale Short Form (CTS2-SF), dan self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale (SCS). Berdasarkan analisis moderasi menggunakan PROCESS Macro, ditemukan bahwa pengalaman buruk masa kecil memprediksi kekerasan dalam berpacaran secara signifikan (b = -0.303, t(97) = -2.563, p < 0.05) dan self-compassion memoderasi hubungan keduanya secara signifikan (b = 0.091, t(97) = 2.728,p < 0.05). Selain itu ditemukan pula bahwa self-compassion secara mandiri memprediksi kekerasan dalam berpacaran secara signifikan (b = -1.577, t (97) = -2.201, p < 0.05). Demikian, penelitian ini menunjukkan pentingnya peran self-compassion sebagai faktor protektif dari kekerasan dalam berpacaran.
Dating violence cases increase every year. Adverse childhood experiences is known to be one factor that causes dating violence. However, there is another factor that might moderate the correlation between adverse childhood experiences and dating violence: self-compassion. This study aims to determine the role of self-compassion as a moderator between adverse childhood experiences and dating violence from the victim's perspective. There were 102 emerging adults (77.5% female, M age = 21.9, SD = 2.012) in a dating relationship for at least one year as participants. Adverse childhood experiences was measured using the Childhood Trauma Questionnaire Short Form (CTQ-SF), dating violence was measured using The Revised Conflict Tactics Scale Short Form (CTS2-SF), and self-compassion was measured using the Self-Compassion Scale (SCS). Based on moderation analysis using PROCESS Macro, the result shows that adverse childhood experiences significantly predicted dating violence (b = -0.303, t(97) = -2.563, p < 0.05) and self-compassion significantly moderated the correlation between the two (b = 0.091, t(97) = 2.728, p < 0.05). Furthermore, self-compassion significantly predicted dating violence (b = -1.577, t(97) = -2.201, p < 0.05). Thus, this study shows the importance of self-compassion as a protective factor from dating violence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library