Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daryanta
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari nilai debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA) dan rasio biaya operasional dengan harga air per m3 (BPH) serta tingkat kehilangan air (KA) terhadap kemampuan membayar hutang jatuh tempo (DSR), serta meneliti apakah variable-variabel tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan membayar hutang jatuh tempo (DSR) suatu PDAM. Model penelitian yang digunakan adalah "regresi berganda dengan dummy variable". Dimana sebagai variabel independent adalah DER, ROA, BPH, KA sedangkan variabel dependent adalah DSR dan sebagai dummy variabel adalah golongan/ klas PDAM. Berdasarkan hasil penelitian temyata nilai DER, ROA dan BPH secara signifikan berpengaruh terhadap kemampuan membayar hutang jatuh tempo. Namun demikian nilai koeffisien determinan (R square) menunjukkan nilai 33,6 %, yang berarti bahwa 33,6 % dari nilia DSR dipengaruhi oleh DER, ROA dan BPH. Sisanya sekitar 66,4 % dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan KA berpengaruh signifikan terhadap BPH, sehingga secara tidak langsung KA berpengaruh terhadap DSR. Hubungan antara DSR dengan DER, ROA dan BPH adalah bahwa pada saat nilai DER, ROA. dan BPH rendah sekali maka DSR bemilai 383,043 %. Dengan mengasumsikan nilai ROA dan BPH tetap, maka setiap perubahan DER sebesar 1 % akan menurunkan nilai DSR sebesar 0,421 %. Kemudian dengan mengasumsikan nilai DER dan BPH tetap, maka setiap peningkatan nilai ROA sebesar 1 % akan menyebabkan peningkatan DSR sebesar 3,365 % dan dengan mengasumsikan nilai DER dan ROA tetap maka setiap peningkatan BPH sebesar 1 % akan menurunkan nilai DSR sebesar 1,881 %. Hubungan antara BPH dengan KA berkorelasi positif, bila KA naik 1 % maka akan dapat meningkatkan rasio BPH sebesar 0,658 %. Besar kecilnya PDAM tidak berpengaruh terhadap kemampuan membayar hutang jatuh tempo. Sedangkan terhadap nilai BPH besar kecilnya PDAM berpengaruh signifikan, dimana semakin besar PDAM akan semakin kecil nilai BPH.
This research to know the influence of debt to equity ratio, return on asset ratio, cost price ratio per cubic meters of water and unaccounted for water to debt service ratio of Indonesian PDAMs, and to know that variables can to prediction of debt service ratio of PDAMs and to know the influence of PDAMs company size for debt service ratio. The research model is "multiple regressions with dummy variable". The independent variables are DER, ROA, CPR and UFW; the dependent variable is DSR, the dummy variable is size of PDAM Company. According to the research, DER, ROA and CPR significant influence for DSR. But the value of determinant coefficients (R-square) is 33.6 %, that meaning 33.6 % of DSR impacted by DER, ROA, CPR and 66.4 % residue of that impacted by the others factor_ UFW significant influence for CPR, so indirectly UFW influence for DSR. If value of DER, ROA, and CPR are very low, so DSR value will be 383.043 %. If assumpted of ROA value and CPR value are fix, so increasing of DER 1 %, will be decrease DSR value 0.421 %. Than if assumpted of DER value and CPR value are fix, so increasing of ROA 1 %, will be increase DSR value 3.365 % and if assumpted of DER value and ROA value are fix, so increasing of CPR I %, will be decrease DSR value 1.881 %. The correlation of CPR and UFW is positive; increasing of UFW value will be increasing of CPR, if 1 % increasing of UFW will be increasing of CPR 0.658 %. The size of PDAM not significant influence to debt service ratio. Otherwise the size of PDAM significant influence to PCR.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Margaretha Jusuf
Abstrak :
Tesis ini menganalisa putusan badan peradilan mengenai perlindungan hukum bagi pihak ketiga beritikad baik dalam hal terjadi pengalihan piutang (cessie). Permasalahan yang dibahas adalah mengenai sah tidaknya pengalihan piutang yang dimiliki oleh BPPN terhadap PT TPN dengan cara cessie kepada PT VBP dan oleh PT VBP kemudian dialihkan kepada AFL, serta perlindungan hukum yang diberikan oleh KUHPerdata dan Hakim terhadap AFL selaku pihak ketiga beritikad baik. Mulai dari tingkat Pengadilan Negeri hingga Peninjauan Kembali, AFL dinyatakan sebagai pembeli beritikad baik dan patut mendapatkan perlindungan hukum. Dengan adanya kekonsistenan hakim dalam memutus perkara ini, telah tercipta adanya kepastian hukum bagi seorang pembeli beritikad baik yang wajib dilindungi oleh hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian menyarankan para hakim di Indonesia agar terus memberikan perlindungan hukum kepada pihak ketiga beritikad baik sehingga tercipta kepastian hukum di Indonesia.
The focus of this thesis is to analyze the courts' decision on legal protection of third parties in good faith in terms of receivables transfer (cessie). The main issues that would be discussed are in regards to validity of receivables transfer of Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) to PT TPN by way of cessie to PT VBP, and from PT VBP further transferred to AFL, as well as the legal protection provided by Indonesian Civil Code and the Judge to AFL as a third party acting in good faith. Starting from District Court to Reconsideration level, AFL is declared as purchaser with good faith and therefore it deserves legal protection. The consistency of Judges in deciding this case has created legal certainty for a purchaser with good faith that must be protected by law. The method used in this research is normative juridical research. The conclusion of this study suggests the judges in Indonesia continues to provide legal protection to third parties acting in good faith so as to create legal certainty in Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Abi Nubli
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk menemukan metode restrukturisasi hutang terbaik untuk perusahaan dengan nilai ekuitas negatif. Penelitian ini menggunakan metode Debt-to-Equity swap, debt-to-asset swaps, penerbitan convertible bonds dan debt repayment agreement. Hasil simulasi masing-masing metode dibandingkan dengan menggunakan price-to-book value ratio (P/BV) dan debt-to-equity ratio (DER) sebagai ukuran kinerja perusahaan untuk menemukan metode terbaik untuk setiap perusahaan dan industrinya. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Struktur modal perusahaan yang ideal ditentukan dengan menggunakan algoritma iteratif. Setelah menemukan struktur modal idealnya, perusahaan akan diperlakukan dengan restrukturisasi hutang untuk mencapai struktur modal idealnya. Sebagian besar, perusahaan menunjukkan kinerja yang lebih baik saat menggunakan debt to equity swap dan menerbitkan convertible bonds. Kondisi ini dibuktikan dengan meningkatnya P/BV dan struktur permodalan yang semakin baik dilihat dari nilai DER mereka. Selanjutnya, debt to asset swap lebih baik digunakan pada perusahaan dengan DER tinggi. Sedangkan debt repayment agreement tidak mempengaruhi struktur modal perusahaan dan value perusahaan. ......This paper aims to find the best debt restructuring methods for negative equity firms. This study uses Debt-to-Equity swaps, debt-to-asset swaps, issuing convertible bonds and repayment agreements methodology. The results of the simulation from each method will be compared to their price-to-book ratio and debt-to-equity ratio (DER) to find the best possible method for every firm and their industries. The sample firms are publicly traded firms listed on Indonesia Stock Exchange (IDX). The ideal capital structure of the firms is determined by using an iterative algorithm. After finding their ideal capital structure, firms will be treated by debt restructuring to reach their ideal capital structure. Mostly, firms have better performance while using debt to an equity swap and issuing convertible bonds methods. This condition is proven by increasing their P/BV and their better capital structure as proxies by their DER. Furthermore, debt to asset swap is better to use on firms with high DER. Whilst debt repayment agreement does not affect the firm’s capital structure and its value.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
London: Global Law and Business, 2013
332.0973 SOV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library