Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
John Silwanus Kaku
Abstrak :
Kota Kupang adalah salah satu daerah endemis di Provinsi NTT. Insiden rate DBD di Kota Kupang selalu menjadi yang tertinggi diantara kabupaten/kota lainnya di NTT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol, dimana kasus adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang menderita DBD pada bulan Januari-April 2019 dan tercatat dalam register puskesmas dan dinas kesehatan, sedangkan kontrol adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang tidak menderita DBD pada periode yang sama dan tinggal dalam radius 100 meter dari rumah kasus. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Orang dengan pengetahuan kurang berisiko 3,03 kali untuk terkena DBD dibandingkan orang dengan pengetahuan baik (95% CI 1,934-9,821). Orang yang tidak melakukan PSN berisiko 7,65 kali dibandingkan dengan orang yang melakukan PSN (95% CI 3,436-17,033). Pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara rutin oleh petugas kesehatan dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut menyampaikan pesan kesehatan. Melakukan kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Kupang City is one of the endemic areas in NTT Province. The rate of dengue incidence in Kota Kupang has always been the highest among other districts/cities in the Province. This study aims to determine the correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. This study used casecontrol design, where the case was residents of Kupang City aged >15 years-old, suffering from dengue in January-April 2019 and recorded in the register of public health centers and district health office, while controls were residents of Kupang City aged >15 yearsold, did not suffer from dengue in the same period and lived within a 100 meter radius of the case home. The results of this study state that there is a significant correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. People with less knowledge have a risk of 3,03 times for having DHF than people with good knowledge (95% CI 1,934-9,821). People who did not do PSN risk 7.65 times compared to people who did PSN (95% CI 3.436-17.033). The government needs to increase peoples knowledge and awareness through outreach activities carried out routinely by health workers and involving religious and community leaders to participate in conveying health messages. Also carrying out social service activities to cleanses the environment by involving community participation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Krianto
Abstrak :
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, cenderung terus meningkat. Bahkan kenaikan jumlah kasus tahun 2007 dibandingkan tahun 2006 mencapai lebih dari 40%. Apabila tahun 2006 jumlah kasusnya sekitar 111.000, namun tahun 2007 mencapai lebih dari 150.000 kasus dengan kematian yang diakibatkannya lebih dari 1000 orang. Di Kota Depok jumlah kasusnya juga terus meningkat, dari 312 kasus (1997), 1838 kasus (2006) dan tahun 2007 mencapai 2956 kasus. Semua kelurahan sudah endemis demam bardarah. Strategi premosi kesehatan di kemunitas kurang berhasil menurunkan jumlah kasus demam berdarah. Untuk itu upaya promosi penanggulangan DBD perlu dilakukan melalui sekolah. Tujuan penelitian ini adalah menilai pengaruh promosi kesehatan yang dilengkapi dengan pemeriksaan jentik berkala terhadap perilaku pengendalian vektor dengue pada murid sekolah dasar negeri (SDN) kelas III, IV dan V di Kota Depok. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap upaya mengendalikan penyakit demam berdarah, khususnya di Kota Depek. Disain penelitian ini adalah eksperimen, yang diikuti 642 murid dan 642 ibu. Intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan terdiri dari pelatihan, pendampingan, kampanye serta pemeriksaan jentik berkala. Analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk melihat perbedaan antar pengukuran dan antar kelompek terhadap: a) rerata nilai pengetahuan, sikap dan praktek (KAP), dan b) indeks jentik. Untuk itu dilakukan beberapa tahap analisis bivariat dan multivariat selaras dengan tujuan penelitian serta sifat datanya. Untuk memperkaya penjelasan terhadap temuan penelitian kuantitatif dilakukan penelitian kualitatif. Intervensi promesi kesehatan dan PJB-AS (pemeriksaan jentik berkala anak sekolah) ternyata meningkatkan KAP anak sekelah sebesar 4,25 - 10,28% (p
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
D931
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Deteksi dini berperan penting sebagai dasar penatalaksanaan awal infeksi dengue. Antigen NS1 pada virus dengue telah terbukti sebagai marka untuk diagnosis dini. Penelitian ini menganalisis lebih lanjut mengenai sensitivitas dan spesifisitas kit SD Bioline Dengue Duo terhadap keberadaan protein Non- Structural (NS1) pada pasien yang terinfeksi virus dengue serotipe 2 (DENV-2). Kinetik NS1 dan keberadaan imunoglobulin M (IgM) pada serum pasien pun dievaluasi dari hari pertama demam sampai hari ketujuh. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis komunitas di Jakarta yang dimulai sejak Januari 2010 sampai Mei 2013. Kami menggunakan sampel serum dari pasien dengan gejala klinis infeksi dengue. Reverse Transcription – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan/atau isolasi virus dan/atau kenaikan titer imunoglobulin G (IgG) antidengue digunakan sebagai baku emas. Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi negatif dan positif ditampilkan dalam tabel 2x2 dan area dibawah kurva dari Receiver Operating Curve. Dari 105 pasien, 23 diantaranya positif terinfeksi DENV-2, sementara 34 orang teruji negatif infeksi virus dengue (DENV). Sensitivitas dan spesifisitas SD Bioline Dengue Duo terhadap DENV-2 bernilai 78.3% dan 100% (CI 95%, 73.5% sampai 94.2%). Hasil kinetik NS1 menunjukkan pola penurunan, yang dimulai pada hari kelima. Namun, keberadaan IgM mengalami pola kenaikan secara bertahap Dapat disimpulkan bahwa kit ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi terhadap DENV-2 sehingg, Dengue infection is still become the major health problem in the world, including Indonesia. Early detection plays important role in developing early basic management. NS1 antigen in dengue virus is proven to be an early marker for early diagnosis and this research to analyzed the sensitivity and specificity of SD Bioline Dengue Duo based on the presence of Non-Structural protein 1 (NS1) on dengue serotype-2 virus (DENV-2) infected patients. Kinetics of NS1 and the presence of immunoglobulin M (IgM) antibody were also evaluated from the 1st day to 7th day. This research was a community-based study in Jakarta started from January 2010 until May 2013. We used serum samples from patients with clinical manifestation of dengue infection. Furthermore, Reverse Transcription – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) and/or virus isolation and/or augmentation of immunoglobulin G (IgG) antidengue titer were used as a gold standard. Sensitivity, specificity, negative and positive predictive value of diagnostic kit will be presented in 2x2 tables and area under the curve of the Receiver Operating Curve. From the total of 105 patients, 23 patients were confirmed positive for DENV-2 infection, while 34 patients were confirmed negative DENV infection. Sensitivity and specificity of SD Bioline Dengue Duo towards DENV-2 accounted for 78.3% and 100% (CI 95%, 73.5% to 94.2%), respectively. Kinetic of NS1 depicted downward trend starting on the 5th day. Nevertheless, IgM presence showed gradual increase trend. This indicates that this kit has high sensitivity and specificity for DENV-2, therefore it can be used as a diagnostic kit for dengue infection in Jakarta, Indonesia.]
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Angka kejadian infeksi dengue tinggi di Indonesia, dan Jakarta untuk lebih spesifiknya. Virus dengue terdiri dari 4 serotipe, yang serotipe 1 (DENV-1), 2 (DENV-2), 3 (DENV-3), dan 4 (DENV-4). Sampai saat ini, penanganan infeksi dengue masih mengandalkan diagnosis dini. Meskipun reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) masih sebagai baku emas, metode ini cenderung mahal dan sulit untuk dilakukan. Inilah alasan untuk pengembangan berbagai tes cepat, termasuk diantaranya SD Bioline Dengue Duo. Dengan demikian, evaluasi SD BIOLINE Dengue Duo akan bermanfaat dalam dunia klinis. Peneliti menggunakan sampel serum yang diambil dari masyarakat, menguji sampel tersebut menggunakan SD BIOLINE Dengue Duo, dan membandingkannya dengan baku emas [reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) dan isolasi virus pada lini sel C6/36)]. Ditemukan bahwa sensitivitas, spesifisitas, NPV, dan PPV SD BIOLINE Dengue Duo untuk mendeteksi demam berdarah serotype campur dan tidak diketahui adalah 100%. Dalam infeksi DENV-4, SD BIOLINE Dengue Duo menunjukkan sensitivitas 60% dan spesifisitas 100%., Dengue infection incidence remained high in Indonesia, and Jakarta to be more specific. Dengue virus consists of 4 serotypes, which are dengue serotype 1 (DENV-1), 2 (DENV-2), 3 (DENV-3), and 4 (DENV-4). Until now, management of dengue infection still relies on early diagnosis. Although Reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) remains as a gold standard diagnostic method, this method is costly and difficult to set up. These issues are the reasons for the development of various rapid tests, including SD Bioline Dengue Duo. Evaluation of SD BIOLINE Dengue Duo would therefore be beneficial in the clinical setting. Researchers used serum sample taken from the community, tested the samples using SD BIOLINE Dengue Duo, and compare it with the gold standard [Reverse Transcription – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) and virus isolation in cell line C6/36)]. It was found that the sensitivity, specificity, NPV, and PPV of SD BIOLINE Dengue Duo for detection of dengue of mixed and unknown serotype were 100%. In infection of DENV-4, SD BIOLINE Dengue Duo showed a sensitivity of 60% and specificity of 100%.]
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildhatun Khoiriah
Abstrak :
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan dan menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor , sepuluh kecamatan dinyatakan endemis dengan jumlah penderita DBD sangat tinggi. Sepuluh kecamatan dimaksud salah satunya adalah kecamatan Parung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosiodemografi dan kondisi lingkungan fisik dengan kejadian DBD di wilayah tersebut tahun 2016.Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 270 responden.Populasi Data primer didapat dengan melakukan wawancara langsung mengenai DBD dan observasi kondisi lingkungan fisik rumah responden. Hasil analisis bivariat menunjukkan, pada variabel sosiodemografi yang terdapat hubungan dengan kejadian DBD yaitu pengetahuan dengan OR 7,821(95% CI : 4,346-14,076), dan perilaku dengan OR 26,344 (95% CI: 13,470-51,523). Kondisi lingkungan fisik yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu keberadaan tempat penampungan air dengan OR 21 (95% CI: 6,203-68,107)., keberadaan jentik dengan OR 3,592 (95% CI:2,162-5,967), dan keberadaan kasa pada ventilasi dengan OR 10,288 (95% CI: 5,864-18,-51). Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan pengetahuan, perilaku, keberadaan TPA, keberadaan jentik, dan keberadaan kasa ventilasi dengan OR 81. Varibel perilaku merupakan faktor paling dominan terhadap kejadian DBD
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an environtment-centered plague and also a society health problem and according to Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, ten districts endemic expressed by the number of dengue fever patients is very high. One of them is Parung subdistrict. This reseach is aimed to discover the relationship between sociodemography and The physical environment condition of DHF case in that area in 2016. The research design used cross sectional with 270 sample of participants. The population of the research isthe community member who live and stay in Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor The result from bivariat analysis shows, sosiodemography variables which links to the DHF incidence is knowledge with OR 7,821(95% CI : 4,346-14,076), and behavior with OR 26,344 (95% CI: 13,470-51,523). Physical Enviroment condition which links to DHF incidence is the presence of container with OR 21 (95% CI: 6,203-68,107), existence of mosquito larva with OR 3,592 (95% CI:2,162-5,967), and presence of kasa ventilation with OR 10,288 (95% CI: 5,864-18,-51). The result from multivarite analysis shows the relationship between, knowledge, behavior, presence of container, existence of mosquito larva, and presence of kasa ventilation with OR, 81. The behavior variable is the most dominantly influential to the DHF incidence
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah
Abstrak :
Kecamatan Pesanggrahan merupakan kecamatan kedua dengan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Jakarta Selatan yaitu mencapai 143 kasus tahun 2021. Peningkatan penularan dapat disebabkan oleh kurangnya penerapan perilaku pencegahan DBD pada individu. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD masyarakat di Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian berjumlah 116 orang dengan kriteria usia 20–65 tahun dan berdomisili di Kecamatan Pesanggrahan. Kuesioner penelitian menggunakan Google Form dan disebar secara daring melalui media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku pencegahan DBD yang cukup baik dengan rata-rata skor perilaku sebesar 64,31 dari 100. Berdasarkan hasil uji statistik, jenis kelamin menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap perilaku pencegahan DBD (p value= 0,002). Usia memiliki korelasi hubungan yang sedang (r1= 0,482) dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pengetahuan (r2= 0,998), persepsi kerentanan (r3= 0,999), persepsi keparahan (r4= 0,998), persepsi manfaat (r5= 0,994), persepsi hambatan (r6= 0,998), dan isyarat untuk bertindak (r7= 0,987) memiliki korelasi hubungan yang sangat kuat dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pemberian edukasi dan promosi kesehatan melalui berbagai metode yang sesuai sangat diperlukan untuk meningkatkan perilaku pencegahan DBD. ...... Pesanggrahan District is the second sub-district with the highest number of Dengue Hemorrhagic Fever cases in South Jakarta, reached 143 cases in 2021. The increase of transmission can be caused by the lack of implementation of dengue prevention behavior in individuals. This study aims to determine the factors that are related to dengue prevention behavior in the community of Pesanggrahan District. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach. Respondents amounted to 116 people with the criterias aged 20–65 years old and domiciled in Pesanggrahan District. The questionnaire used Google Form and distributed online through social media. This study shows that respondents have good dengue prevention behavior with average behavioral score is 64,31 out of 100. Based on the result of statistical test, gender shows a significant relationship to the dengue prevention behavior (p value= 0,002). Age has a moderate correlation (r1= 0,482) and significant on dengue prevention behavior (p value= 0,001). Knowledge (r2= 0,998), perceived susceptibility (r3= 0,999), perceived severity (r4= 0,998), perceived benefit (r5= 0,994), perceived barrier (r6= 0,998), and cues to action (r7= 0,987) have very strong and significant relationship (p value= 0,001) to dengue prevention behavior. Providing education and health promotion through various appropriate methods are very necessary to improve dengue prevention behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Permana Supandi
Abstrak :
Pendahuluan: Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 68.407 kasus dengan provinsi dengan jumlah kasus Dengue terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat. Penyebaran penyakit DBD di Indonesia semakin meluas dan umumnya dapat ditularkan kepada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun. Namun, pengobatan yang direkomendasikan oleh WHO untuk demam berdarah hanya bersifat simptomatik. Padahal, dengan adanya antivirus Dengue, viral load di dalam tubuh akan cepat berkurang dan mengurangi risiko keparahan penyakit dan penyebaran penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kuersetin sebagai antivirus Dengue dengan melihat pengaruh pemberian kuersetin pada stadium pasca infeksi dan pra infeksi secara in vitro serta menganalisis ikatan antara kuersetin dengan NS3 dan NS5. protein dalam silika. Metode: Penelitian ini menggunakan metode focus assay untuk menghitung persentase hambatan dan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm untuk menilai absorbansi dan mendapatkan nilai viabilitas sel. Pengujian in silico dilakukan dengan menggunakan software Autodock Tools 1.5.6 untuk melihat hasil docking protein NS3 dan NS5 terhadap quercetin. Hasil: Persentase penghambatan quercetin pada stadium pasca infeksi sebesar 62,54%, sedangkan pada stadium pra pasca infeksi sebesar 36%. Uji viabilitas sel pada stadium pasca infeksi kuersetin sebesar 94,68%, sedangkan pada stadium pra pasca infeksi sebesar 72,95%. Hasil uji docking in silico protein NS3 dengan kuersetin diperoleh energi ikatan, koefisien hambat, dan ikatan hidrogen pada konformasi terbaik berturut-turut -5,43 kkal/mol, 104,65 M, dan 4. koefisien hambat, dan ikatan hidrogen pada konformasi terbaik adalah -7,57 kkal/mol, 2,81 M, dan 5. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penghambatan yang dimiliki kuersetin terhadap replikasi DENV pada tahap pasca infeksi tinggi, sedangkan pada tahap pra infeksi, pasca infeksi infeksi memiliki persentase penghambatan yang rendah. Nilai viabilitas sel pada tahap pasca infeksi dan pada tahap pra pasca infeksi tinggi dengan nilai terbesar pada tahap pasca infeksi. Quercetin dapat mengikat lebih efektif ke NS5 daripada ke NS3. ......Introduction: Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Indonesia in 2017 reached 68,407 cases with the province with the highest number of dengue cases being West Java Province. The spread of dengue fever in Indonesia is increasingly widespread and can generally be transmitted to children aged less than 15 years. However, the treatment recommended by WHO for dengue fever is only symptomatic. In fact, with the dengue antiviral, the viral load in the body will quickly decrease and reduce the risk of disease severity and disease spread. The purpose of this study was to determine the potential of quercetin as an antiviral for Dengue by looking at the effect of quercetin administration at the post-infection and pre-infection stages in vitro and to analyze the bond between quercetin and NS3 and NS5. protein in silica. Methods: This study used the focus assay method to calculate the percentage of resistance and used a spectrophotometer with a wavelength of 490 nm to assess absorbance and obtain cell viability values. In silico testing was carried out using Autodock Tools 1.5.6 software to see the results of NS3 and NS5 protein docking against quercetin. Results: The percentage of quercetin inhibition in the post-infection stage was 62.54%, while the pre-post-infection stage was 36%. The cell viability test at the post-infection stage of quercetin was 94.68%, while at the pre-post-infection stage it was 72.95%. The results of the docking in silico protein NS3 with quercetin obtained bond energy, inhibition coefficient, and hydrogen bonding at the best conformation -5.43 kcal/mol, 104.65 M, and 4. inhibition coefficient, and hydrogen bonding at the best conformation. were -7.57 kcal/mol, 2.81 M, and 5. Conclusion: The results showed that the percentage of inhibition of quercetin on DENV replication in the post-infection stage was high, whereas in the pre-infection, post-infection stage, the percentage of inhibition was high. low. The value of cell viability at the post-infection stage and at the pre-post-infection stage was high with the greatest value at the post-infection stage. Quercetin can bind more effectively to NS5 than to NS3.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Ghitha Aulia
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue (DENV) yang ditularkan ke manusia melalui nyamuk Aedes betina dan masih menjadi perhatian di Indonesia. DENV menginfeksi dimulai dengan penempelan protein virus ke reseptor sel target. Pengobatan spesifik untuk DBD masih dalam proses pengembangan. Piperin, yang merupakan senyawa alkaloid, dapat dijadikan kandidat antivirus yang baik terhadap DENV karena piperin telah diteliti memiliki CC50 227,096μg/ml, IC50 10,708μg/ml, dan SI 21,208. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji senyawa murni piperin 2xIC50 yaitu 21,416μg/ml terhadap DENV pada dua perlakuan penghambatan yaitu reseptor sel dan penempelan virus. Penghambatan reseptor sel dilakukan dengan memberikan piperin ke sel Vero kemudian diinfeksikan oleh virus. Penghambatan penempelan virus dilakukan dengan memberikan piperin kepada virus kemudian diinfeksikan ke sel Vero. Persentase efektivitas hambatan dihitung dengan membandingkan titer virus perlakuan dengan perlakuan DMSO dari hasil focus assay. Persentase viabilitas sel dihitung dengan membandingkan absorbansi perlakuan dengan DMSO dari hasil MTT assay. Persentase efektivitas hambatan dan viabilitas sel pada penghambatan reseptor sel sebesar -13,555% dan 105,850%. Persentase efektivitas hambatan dan viabilitas sel pada penghambatan penempelan virus sebesar 29,044% dan 105,850%. Hal ini menunjukkan senyawa murni piperin lebih efektif menghambat DENV pada penghambatan penempelan virus dibandingkan dengan penghambatan reseptor sel ......Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by infection with the dengue virus (DENV) which is transmitted to humans through female Aedes mosquitoes and is still a concern in Indonesia. DENV infection begins with the attachment of viral proteins to target cell receptors. Specific treatment for DHF is still under development. Piperine, which is an alkaloid compound, can be a good antiviral candidate against DENV because piperine has been studied to have a CC50 of 227,096μg/ml, an IC50 of 10.708μg/ml, and an SI of 21.208. Therefore, the researchers tested the pure compound piperine 2xIC50, which is 21.416μg/ml against DENV in two inhibitory treatments, namely cell receptors and virus attachment. Cell receptor inhibition was carried out by giving piperine to Vero cells and then infected by the virus. Inhibition of virus attachment was done by giving piperine to the virus and then infecting Vero cells. The percentage of inhibition effectiveness was calculated by comparing the viral titer of the treatment with the DMSO treatment from the results of the focus assay. The percentage of cell viability was calculated by comparing the absorbance of the treatment with DMSO from the MTT assay results. The percentage of the effectiveness of inhibition and cell viability on cell receptor inhibition was -13.555% and 105.850%, respectively. The percentage of effective inhibition and cell viability in inhibiting virus attachment was 29.044% and 105.850%, respectively. This shows that the pure compound piperine is more effective at inhibiting DENV in inhibiting viral attachment compared to inhibition of -cell receptors
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidyah Ananda
Abstrak :
Kecamatan Bolo adalah salah satu Kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah kejadian luar biasa (KLB) DBD pada bulan Maret Tahun 2023. Hal ini dapat dipicu oleh kurangnya penerapan perilaku pencegahan DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD pada masyarakat di Kecamatan Bolo. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional pada 110 responden berusia 17-60 tahun diambil secara consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan cara responden mengisi kuesioner secara mandiri yang sebelumnya telah diujicobakan. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki perilaku pencegahan DBD dengan rata-rata nilai 64 dari skala 100. Hasil analisis variabel yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD adalah: jenis kelamin (p=0,002), usia (p= 0,001,r= 0,307), pengetahuan (p= 0,001, r=0,43, persepsi manfaat (p=0,001, r=0,360) dan isyarat bertindak (p=0,006, r=0,360) sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD persepsi kerentanan (p=0,805, r=0,024), persepsi keparahan (p=0,266, r=0,107 dan persepsi hambatan (p=0,190, r=0,126). Atas dasar tersebut maka pemberian edukasi dan promosi kesehatan yang dilakukan secara rutin dengan metode-metode yang sesuai sangat diperlukan untuk meningkatkan perilaku pencegahan DBD. ......Bolo District is one of the districts designated as a DHF outbreak area in March 2023. This could be triggered by the lack of implementation of DHF prevention behaviors. This study aimed to determine the factors associated with dengue prevention behavior in the community in Bolo. This study used a cross sectional study design on 110 respondents aged 17-60 years taken by consecutive sampling. Data was collected by respondents filling out a questionnaire independently which had previously been tested. The results of this study showed that the respondents had a good dengue prevention behavior which was 64 of a scale of 100. The results of the analysis of variables correlated with dengue prevention behavior, gender (p = 0.002), age (p = 0.001, r = 0.307), knowledge (p = 0.001, r = 0.43, perceived benefits (p = 0.001, r = 0.360) and cues to action (p = 0.006, r = 0.360), 006, r=0.360) while variables that were not correlated with DHF prevention behavior were perceived susceptibility (p=0.805, r=0.024), perceived severity (p=0.266, r=0.107 and perceived barriers (p=0.190, r=0.126). Providing education and health promotion that is carried out routinely with appropriate methods is needed to improve dengue prevention behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadela Andini
Abstrak :
Latar Belakang: Dalam beberapa dekade terakhir, insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan secara drastis di semua negara. Hal ini disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus betina yang tidak hanya menyebarkan virus dengue, tetapi juga virus Zika, chikungunya, dan demam kuning. Berkaitan dengan itu, penyakit DBD pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968 di Kota Surabaya, Jawa Timur dengan tingkat kematian sebesar 41,3%. Selanjutnya, pada 2022, Jakarta Selatan menyumbang kasus DBD sebanyak 1.846 kasus dengan 31 kasus di antaranya berada di Kelurahan Menteng Atas. Tujuan: menganalisis gambaran input, proses kegiatan, dan gambaran output dari kader jumantik dalam pencegahan DBD. Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Desember 2023 di Kelurahan Menteng Atas. Perolehan data dilakukan secara langsung di lapangan dan dijelaskan menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk memahami fungsi kader jumantik pada pencegahan demam berdarah dengue dan mendiskripsikan hasil temuannya dalam sebuah narasi. Hasil: Dengan demikian, diketahui bahwa input dari variabel sumber daya manusia adalah kader dan koordinator jumantik di Kelurahan Menteng Atas sudah sesuai dengan pedoman, yakni 132 kader dan 10 koordinator sesuai perwakilan RT setempat, kader jumantik berasal dari masyarakat dengan mayoritas ibu rumah tangga. Selain itu, dana operasional yang diperoleh oleh kader sebesar Rp500.000 disertai dengan sarana dan prasarana yang sudah mencukupi seperti seragam, alat tulis, dan lain-lain. Pengorganisasian atau pembentukan struktur organisasi kader jumantik dilakukan dan diusulkan oleh RT/RW setempat disertai surat keputusan dari kelurahan. Akibatnya, pemberantasan nyamuk selama bulan Januari-Juli 2023 mencapai hasil yang maksimal, yaitu dengan rata-rata bebas jentik sebesar 99 persen. ......Introduction: In the last few decades, there has been a drastic increase in the case of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) across all countries. This surge can be attributed to the female Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes, which not only transmit the dengue virus but also Zika, chikungunya, and yellow fever viruses. The first case of DHF was identified in Indonesia in 1968 in the city of Surabaya, East Java, with a mortality rate of 41.3%. Subsequently, in 2022, South Jakarta contributed 1,846 cases of DHF, with 31 cases reported in the Menteng Atas sub-district. Objective: The aim of this study is to analyze the input, process activities, and output overview of mosquito vector control (jumantik) cadres in the prevention of DHF. Methods: This research was conducted from July to December 2023 in the Menteng Atas sub-district. Data collection was carried out directly in the field and explained using a qualitative approach to comprehend the functions of jumantik cadres in preventing Dengue Hemorrhagic Fever and to describe the findings in a narrative form. Result: Consequently, it was determined that the input from the human resources variable, namely the cadres and jumantik coordinators in the Menteng Atas sub-district, is in accordance with guidelines, consisting of 132 cadres and 10 coordinators as per local RT representation. The jumantik cadres are drawn from the community, with the majority being housewives. Furthermore, operational funds of Rp500,000, along with sufficient facilities and infrastructure such as uniforms, stationery, and others, are provided to the cadres. The organization or formation of the jumantik cadre organizational structure is carried out and proposed by the local RT/RW, accompanied by a decree from the sub-district. As a result, mosquito eradication during January-July 2023 achieved optimal outcomes, with an average larval index of 99 percent.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>