Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangerapan, Elizabeth
Abstrak :
ABSTRAK
Restorasi amalgam sampai sekarang masih digunakan oleh dokter gigi. untuk memperbaiki struktur gigi belakang yang rusak atau hilang karena cara kerjanya mudah, kebaikan sifat fisiknya dan harganya relatif murah.

Masalah yang sering terjadi pada restorasi amalgam adalah terjadinya kanes sekunder akibat kebocoran mikro maupun akibat pecahnya bagian tepi restorasi. Salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan bahan bonding resin adhesif untuk mengikat amalgam dan jaringan gigi secara kimiawi dan mekanik. Tehnik ini disebut sebagai restorasi bonded amalgam.

Telah dilakukan penelitian secara in vitro mengenai perbedaan kekuatan ikat resin adhesif pada restorasi amalgam tembaga rendah dan restorasi bonded amalgan tinggi. Penelitian ini dilakukan secara laboratorik buah gigi premolar/molar permanen manusia. Bahan yang digunakan adalah resin adhesif Panavia-Ex, amalgam tembaga rendah dan amalgam tembaga tínggi yang mempunyai type partikel yang sama, yakni ?lathe-cut?. Kekuatan ikat ?shear? dan kekuatan ikat kompresi diuji dengan alat ui Instron dan ciihitung dalam MPa.

Dari hasil uji kekuatan ikat shear dan kekuatan ikat kompresi ternyata kekuatan ikat restorasi bonded amalgam tembaga rendah lebih besar daripada amalgam tembaga tinggi. Dengan pengkajian secara statistik menggunakan ANOVA TWO WAYS, memberikan perbedaari yang bermakna. Ini menunjukkan bahwa resin acihesif lebih kuat terikat pada amalgam tembaga rendah danipada amalgam tembaga tinggi dan penggunaan resin adhesif dapat rnenambah kekuatan tepi restorasi amalgam.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Anwar Musadad
Abstrak :
Prevalensi karies gigi yang ditunjukkan dengan decayed, missing dan filled teeth (DMF-T) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran faktor individu, rumahtangga dan kabupaten/kota terhadap kejadian karies gigi guna menyusun model pengendalian karies gigi di Kepulauan Bangka Belitung (provinsi dengan riwayat karies gigi tertinggi). Desain penelitian ini campuran (hybrid) antara ecological study dan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, pemeriksaan kesehatan gigi, pengambilan sampel air dan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan regresi logistik multilevel (dengan mixed-effect model). Hasil penelitian menunjukkan faktorfaktor pada tingkat individu (frekuensi menggosok gigi, kebersihan gigi dan mulut dan kebiasaan makan makanan asam/bercuka), tingkat rumahtangga (jenis sumber dan keasaman air) dan tingkat kabupaten/kota (ketersediaan perawat gigi dan dokter gigi, angka gizi buruk dan besar anggaran kesehatan per kapita) berpengaruh terhadap prevalensi karies gigi berat pada penduduk dewasa, dimana secara keseluruhan dapat menjelaskan variasi risiko karies gigi sebesar 73,6%. Model pengendalian karies gigi yang sesuai dengan kondisi Kepulauan Bangka Belitung adalah menggabungkan pengendalian faktor pada tingkat individu, rumahtangga dan kabupaten/kota. ......Dental caries prevalence, indicated by decayed, missing and filled teeth (DMF-T), remains a global public health problem, including Indonesia. The objective of this research was to address the role of individual factors, households, and regency/municipality in explaining dental caries incidence, in order to formulate a model to control dental caries in Kepulauan Bangka Belitung—the province with the highest dental caries prevalence in Indonesia. This research was designed as a combination (hybrid) of cross-sectional and ecological studies. Quantitative and qualitative data were collected through interview, dental health examination by dentists, water sampling, and in-depth interviews. A multilevel logistic regression (mixed-effect) model was fitted to the data. The results show that the explanatory variables at individual (frequency of teeth brushing, dental and mouth hygiene, and acidic food consumption), household (main water source and acidity), and regency/municipality (availability of dentist and dental nurse, malnutrition, and per capita health budget) levels influenced the prevalence of severe dental caries among adults; they all explained 73.6% of the variation in risk of dental caries. The appropriate disease control model, given the local conditions of Kepulauan Bangka Belitung Province, is one that integrates control of risk factors at individual, household, and regency/municipality levels.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adji Rizqi Ramadhan
Abstrak :
Dokter gigi sebagai salah satu profesi yang penting di masyarakat memiliki banyak tantangan dalam menjalani pekerjaannya sehari-hari. Karakteristik pekerjaan yang bersifat repetitif, menghadapi mulut pasien sebagai ruang kerja yang ukurannya kecil, dan keharusan untuk bekerja pada postur yang salah dapat berdampak buruk pada postur dokter gigi dan dapat menimbulkan musculoskeletal disorder pada jangka panjang apabila tidak terdapat usaha untuk mereduksi dampak permasalahan ini. Perancangan kursi operator dokter gigi sebagai instrumen terpenting milik dokter setelah dental unit merupakan salah satu usaha dalam rangka untuk memperbaiki tahapan penatalaksanaan praktik dokter gigi. Tahapan perancangan menggunakan framework Holtzblatt-Beyer Contextual Design yang terdiri atas fase pengumpulan dan interpretasi data, fase konsolidasi dan ideasi, dan fase rancangan mendetail dan validasi. Pada tiap fase ini, beberapa instrumen maupun proses dipergunakan dengan tetap mengacu pada prinsip ergonomi sehingga dalam prosesnya semua aspek dokter gigi sebagai manusia dapat dilibatkan secara holistik. Performa luaran perancangan selanjutnya diperbandingkan menggunakan Posture Evaluation Index.
Dentist as one of the most important profession in the society face substantial challenge in performing his/her job daily. It is a job characterized by repetitive task, small workspace on patient’s mouth, and the necessity to work on a bad posture. The long-term effect will be detrimental for his/her posture. It could stimulate musculoskeletal disorder to occured if there are no improvement in place. The process to redesign dental stool, as the most important instrument for dentist just after the dental unit itself, is necessary to improve the dentist’s working task. Design steps in this research utilize Holtzblatt-Beyer Contextual Design framework which consist of data collection and interpretation as phase 1, consolidation & ideation as phase 2, and detailed design & validation as phase 3. On each of phases, several instrument and process employed with respected to ergonomic principles to ensure every step in the design process holistically involve dentist as human being. Performance of each design output will be compared using Posture Evaluation Index (PEI).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The book is meant to help students and professionals in dentistry to understand the complexity of the anxiety phenomenon, and in psychology to understand the specific situation for the dental phobia (DP) patient, and bridge the gap between dentistry and psychology
Chichester: Wiley-Blackwell, 2013
616.852 2 COG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ames, Iowa: Wiley Blackwell, 2014
617.6 BEH (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library