Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Frida Agu
Abstrak :
Dengan makin bertambahnya jumlah lanjut usia di Indonesia, maka pelayanan kesehatan, termasuk kesehatan mental bagi kelompok usia tersebut merupakan hal yang perlu mendapat perhatian. Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan mental yang adekuat, maka, diperlukan data prevalensi gangguan mental lanjut usia yang ada di masyarakat. Saat ini di Indonesia belum ada data prevalensi gangguan mental pada lanjut usia. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan mental lanjut usia di Keluraban Manggarai, Kecamatan Tenet, Jakarta Selatan. Besar sample 144 subyek penelitian, berusia 60 tabun dan lebib. Pengambilan sampel dengan menggunakan cara cluster random sampling. Instruinen yang dig unakan adalah Composite International Diagnostic Interview (CIDI) versi 1.1. Dari hasil penelitian diperoleh; prevalensi gangguan mental lanjut usia di kelurahan Manggarai sebesar 25%. Tidak ada perbedaan bermakna antara jumlah lanjut usia wanita dan lanjut usia Aria yang mengalaxni gangguan mental Sindrom otak organik merupakan gangguan yang paling banyak terdeteksi dad penelitian ini yakni 11,7 %. Semua gangguan akibat deficit kognitif antara lain Depresi, Delirium, Dimensia, Sindroma Pasca Kontusio serebri dan retardasi mental dapat masuk dalam sindroma otak organik- Cangguan mental lainnya yaitu Depresi 6,2 % dan Gangguan camas 4,7 %, juga merupakan gangguan yang berada pads urutan kedua dan ketiga setelah sindroma otak organik. Prevalensi gangguan mental pada lanjut usia yang ditemukan pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Jarvik LF dalam Comprehensive textbook of Psychiatry bahwa 15 - 25 % dad lanjut usia mengalami gangguan mental instrumen yang digunakan pada penelitian ini tidak dapat mendeteksi gangguan Demensia yang banyak dijumpai pada lanjut usia. Oleh karena itu diperlukan perangkat yang dapat mendeteksi secara spesifik gangguan. mental pada lanjut usia.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henuhili, Supiyani
Abstrak :
Lanjut usia sering mengalami gangguan mental berupa Gangguan Depresi dan Ansietas, Demensia, dan lain-lain. Telah dilakukan penelitian proporsi gangguan mental pada lanjut usia terhadap 79 lanjut usia yang tinggal di Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan Cibubur dari bulan Januari 2004 sampai dengan April 2004. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi gangguan mental pada lanjut usia yang tinggal di Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan (STW-YKBRP) Cibubur. Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional terhadap 79 subyek penelitian berusia antara 62 - 102 tahun, dengan menggunakan instrumen CIDI versi 1.1. Hasil : Pada penelitian ini ditemukan 46,8% mengalami gangguan mental pada lanjut usia yang tinggal di STWYKBRP Cibubur, yang terdiri dari Gangguan Depresi (20,2%), Sindrom Gtak Drganik (17,7%), Gangguan Camas Menyeluruh (3,8%), Gangguan Nyeri Somatoform (2,5%), Sindrom Ketergantungan Tembakau (1,3%) dan Skizofrenia (1,3%). Simpulan : Gangguan mental terbanyak pada lanjut usia yang tinggal di STW-YKBRP Cibubur adalah Gangguan Depresi.
Elderly was known to be vulnerable to multiple pathology, including mental disorders, such as Depression and Anxiety Disorders, Dementia's and etc. Objective: The study was done among the elderly residence of Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan (STW-YKBRP) Cibubur to determine the proportion of mental disorders. Method: The cross sectional study was done to 79 elderly aged between 62 - 102 years, residence of STW-YKBRP Cibubur, using CIDI version 1.1 to determine the proportion of existing mental disorders. Result : The proportion of mental disorders of the 79 subject were as follows 46.8% elderly at STW-YKBRP Cibubur suffered from mental disorders, 20.2% suffered Depressive Disorder, 17.7% suffered from Organic Brain Disorder, 3.8% suffered from General Anxiety Disorder, 2.5% suffered from Somatoform Pain Disorder, 1.3% suffered from Nicotine Dependence Disorder, and Schizophrenia 1.3%. Conclusions: Depression Disorder was the most predominant mental disorders in the elderly at STW-YKBRP Cibubur.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meria Woro Listyorini
Abstrak :
ABSTRAK
Depresi merupakan (depressive symptoms) atau gangguan fungsi psikososial pada masa tua (Late-life depression). Depresi pada lansia dapat terjadi akibat beberapa faktor internal maupun eksternal. Tujuan: mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan depresi lanjut usia di PSTW Budi Dharma Bekasi. Metode: desain kuantitatif dengan pendekatan analisis cross secional dengan responden sebanyak 101. Hasil penelitian: (24,8%) lansia depresi ringan, (28,7%) depresi sedang, dan (5%) lansai depresi berat. Faktor internal: rerata usia responden sebesar 72,83 tahun mengalami depresi, SD: 2,8, berjenis kelamin wanita (69,6%), berstatus tidak menikah (89,7%), berpendidikan rendah (60,2%), dan rerata status kesehatan dengan nilai mean: 43,33 SD: 1,54. Faktor eksternal: sumber dukungan sosial dengan depresi nilai mean: 36,61 SD: 2,55, dan bentuk dukungan sosial: mean 26,07 SD: 1,14. Kesimpulan: ada hubungan signifikan usia dengan status depresi, jenis kelamin wanita lebih banyak dan berhubungan signifikan dengan depresi, serta lansia dengan status pernikahan tidak menikah berhubungan signifikan dengan depresi.
ABSTRACT
Depression is (depressive symptoms) or impaired psychosocial function in old age (Late-life depression). Depression in the elderly can occur due to several internal and external factors. Objective: to identify internal and external factors related to elderly depression in PSTW Budi Dharma Bekasi. Method: Quantitative design with cross sectional approach with 101 respondents. Results: (24.8%) elderly mild depression, (28.7%) moderate depression, and (5%) severe depression lansai. Internal factors: average age of respondents 72.83 years old experienced depression, SD: 2.8, female sex (69.6%), unmarried status (89.7%), low education (60.2%), and Mean health status with mean value: 43,33 SD: 1,54. External factors: a source of social support with mean value depression: 36.61 SD: 2.55, and form of social support: mean 26.07 SD: 1.14. Conclusion: There is a significant association of age with depression status, more female sex and significant relation with depression, and elderly with unmarried marital status significantly related to depression.
2017
T47785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andyka Banyu Sutrisno
Abstrak :
Risiko depresi atau depresi subklinis merupakan kondisi paling awal sebelum terjadinya depresi. Risiko depresi dapat meningkat pada individu yang bekerja dengan stresor yang tinggi seperti awak kabin dan dapat menyebabkan inkapasitasi pada dikarenakan gejalanya yang dapat mengganggu performa saat bertugas. Pandemi COVID-19 meningkatkan terjadinya risiko depresi pada awak kabin terkait dengan adanya regulasi dalam mencegah penyebaran COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi serta hubungan antara jam terbang dan faktor-faktor lainnya terhadap risiko depresi pada awak kabin penerbangan sipil di Indonesia pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada tanggal 17 Mei-8 Juni 2022. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 22. Dari 159 sampel, 80 awak kabin (50,3%) memiliki risiko depresi. Jam terbang tidak berhubungan dengan risiko depresi (p = 0.579). Ketakutan berlebih terhadap COVID-19 dan gangguan tidur dapat meningkatkan kemungkinan awak kabin mengalami risiko depresi sebesar 3.21 (95% IK 1,68-6,14); p < 0.001 dan 2.48 (95% IK 1.30-4.72); p = 0.005 kali secara berurutan. Prevalensi risiko depresi pada awak kabin penerbangan sipil di Indonesia pada masa pandemi COVID-19 cukup tinggi. Dari semua faktor yang dianalisis pada penelitian ini, hanya ketakutan berlebih terhadap COVID-19 dan gangguan tidur yang berhubungan dengan risiko depresi. ......The risk of depression or subclinical depression is the earliest stage of depression. The risk of depression can increase in individuals who work in high stressors environments such as cabin crew and can cause incapacitation due to symptoms that can interfere with their flight performance. The COVID-19 pandemic increases the risk of depression in cabin crew related to regulations in preventing the spread of COVID-19. The purpose of this study is to determine the prevalence and the relationship between flight hours and other factors on the risk of depression in civil aviation cabin crew in Indonesia during the COVID-19 pandemic. This was a cross-sectional study conducted from 17 May – 8 June 2022. Data were collected using a questionnaire and analyzed using SPSS version 22. Among 159 samples, 80 cabin crews (50,3%) had a risk of depression. Flight hours were not associated with the risk of depression (p = 0.579). Excessive fear of COVID-19 and sleep disturbances can increase the odds of cabin crews of having the risk of depression 3.21 (95% CI 1.68-6.14); p < 0.001) and 2.48 (95% CI 1.30-4.72); p = 0.005) times, respectively. The prevalence risk of depression in civil aviation cabin crew in Indonesia during the COVID-19 pandemic was relatively high. Among all the factors analyzed in this study, only excessive fear of COVID-19 and sleep disturbances were associated with the risk of depression in cabin crew.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Riana
Abstrak :
Latar Belakang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor pekerjaan dan faktor lain dengan risiko depresi pada masa pandemi Covid-19 pada pekerja di Rumah Sakit.C. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analisis potong lintang dengan menggunakan data sekunder pada 669 pekerja di rumah sakit C. Variabel demografi dan variabel terkait pekerjaan dikumpulkan dari Unit Sumber Daya Manusia (SDM) dan Unit Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3RS) Rumah Sakit C. Risiko depresi diukur dengan menggunakan Kuesioner Kesehatan Pasien (PHQ-9) dan stres kerja dinilai dengan Survey Diagnostic Stress (SDS). Analisis data menggunakan SPSS Statistics versi 24.0. Hasil. Prevalensi risiko depresi pada pekerja di RS. C adalah 15,1%. Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa stresor konflik peran (OR 3,68, 95% CI = 1,69 – 8,01) merupakan faktor risiko yang paling dominan terkait depresi daripada stresor beban kerja kuantitatif dan stresor pengembangan karir. Kesimpulan. Prevalensi depresi yang tinggi ditemukan pada pekerja di rumah sakit C selama wabah COVID-19. Memperhatikan konflik peran pekerjaan di tempat kerja akan berguna untuk mengurangi risiko depresi. Pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan jiwa secara berkala harus dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan berkala ......Background. This study aims to determine the relationship between occupational factors and other factors with the risk of depression during the Covid-19 pandemic among workers at Hospital.C. Method. This study is a cross-sectional analysis study using secondary data including 669 workers at the hospital C. Demographic variables and work-related variables were collected from the Human Resources Unit (HR) and the Occupational Safety and Health Committee Unit (K3RS) of Hospital C. Their risk of depression was measured using Patient Health Questionnaire (PHQ-9) and occupational stress assessed by the Survey Diagnostic Stress (SDS). Data analysis using SPSS Statistics version 24.0. Results. Prevalence of depression risk among workers in Hospital. C is 15.1%. Multivariate logistic regression analyses show that role conflict stressors ( OR 3.68, 95% CI = 1.69 – 8.01) were more important risk factor for depression than quantitative workload stressor and career development stressor. Conclusion. A high prevalence of depression was found among workers in hospital C during the COVID-19 outbreak. Paying attention to job role conflict at the workplace will be useful for decreasing the risk of depression. Regular mental health checks and counseling should be performed along with periodic health checks.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Nirmalasari
Abstrak :
Depresi merupakan masalah psikologis yang lazim terjadi pada sebagian lansia serta akan membawa dampak pada keluarga, masyarakat, dan pemerintah jika tidak ditangani secara serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dan status fungsional dengan kejadian depresi pasca bencana pada lansia di Kota Palu. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Pengambilan sampel secara cluster random sampling dengan jumlah sampel 166 orang. Sampel penelitian adalah lansia dengan usia 60 tahun keatas, dengan hasil penelitian sebagian besar usia lansia < 75 tahun, tidak bekerja 65,1% dan memiliki penyakit 78,3%. Analisis lebih lanjut menggunakan uji Chi square menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga instrumental, penghargaan, emosional, dan dukungan informasi dengan kejadian depresi pada lansia. Ada hubungan antara status fungsional motorik dan status fungsional kognitif dengan kejadian depresi pada lansia (p < 0,05). Analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dukungan keluarga instrumental merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia setelah dikontrol variabel confounding. Kesimpulan: Kejadian depresi pada lansia yang tinggal dihunian sementara dua tahun paska bencana masih ditemukan dengan jumah 44,6%. Keluarga menjadi bagian yang penting dalam pemberian dukungan terhadap peningkatan kesehatan fisik dan psikis lansia. ......Depression is a psychological problem that commonly occurs in some older adult and will have an impact on the family, community and government if not handled seriously. This study aims to identify the relationship between family support and functional status with the incidence of post-disaster depression in the older adults in Palu City. The research design used is cross sectional. Sampling was cluster random sampling with a sample size of 166 people. The sample of this research is older adults who is aged 60 years and over, with the results of the research that most of the older adults were <75 years, did not work 65,1% and had 78,3% disease. Further analysis using the Chi square test shows that there is a relationship between instrumental family support, reward, emotional, and information support with the incidence of depression. There is a relationship between motor functional status and cognitive functional status with the incidence of depression (p <0.05). Multivariate analysis using multiple logistic regression indicates that instrumental family support was the variable most associated with the incidence of depression after controlled confounding variables. Conclusion: The incidence of depression in the older adults living in temporary housing two years after the disaster is still found to be 44.6%. Family is an important factor in providing support to improve the physical and psychological health of the older adults.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universiats Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Sasanti Ardi
Abstrak :
Hasil swaperiksa di situs PDSKJI adalah 69% responden memiliki masalah psikologis: cemas 68%, depresi 67% dan trauma psikologis 77%, serta sebanyak 49% responden yang mengalami depresi juga memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya. Sebanyak 48% pasien dengan positif COVID-19 mengalami stress psikologis saat memasuki ruang isolasi. Alokasi anggaran kesehatan jiwa tahun 2019 sebesar Rp. 44.554.492.000. Rasio Psikiater di Indonesia adalah 1:278.000, penyebaran Psikiater belum merata. Terjadi beberapa situasi dimana pasien COVID-19 menerjunkan diri dari ruang lantai perawatan pada beberapa rumah sakit di Indonesia, yang terjadi pula di RS UI. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh pemodelan sistem dinamik yang menjadi opsi strategi pelayanan kesehatan mental COVID-19 di RS UI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif (mix method) non-eksperimental/observasional design sequential exploratory dengan studi literatur, telaah dokumen (30 rekam medis), observasi, wawancara mendalam dan pemodelan sistem dinamik. Hasil penelitian adalah kelima unsur input memiliki pengaruh terhadap seluruh proses pelayanan kesehatan mental COVID-19 di RSUI, yaitu kebijakan (sosialisasi skrining status mental belum menyeluruh), sumber daya manusia (jumlah kurang dan tidak ada pelatihan psikiatri), sarana prasarana (keamanan ruangan belum sesuai syarat), logistik (persediaan obat rawat jalan yang belum memenuhi) dan anggaran (belum spesifik dicantumkan di rencana anggaran). Pemodelan sistem dinamik digunakan untuk memotret dinamika sistem pelayanan kesehatan mental COVID-19 di RSUI dan melakukan simulasi skenario-skenario yang dikembangkan untuk kondisi yang akan datang. Dari simulasi yang dilakukan dengan kondisi Business As Usual, akan terjadi peningkatan jumlah pasien cemas-depresi sebanyak 3795 pasien di bulan Juni 2021 jika RSUI tidak melakukan intervensi apapun. Skenario Moderat akan memprediksi jumlah pasien cemas-depresi sebanyak 2875 pasien, sedangkan dengan skenario Optimis jumlah pasien cemas-depresi sebanyak 2300 pasien. Di setiap skenario, manajemen RSUI dapat mengantisipasi peningkatan tersebut ......The results of self-examination on the PDSKJI website were 69% of respondents had psychological problems: 68% anxiety, 67% depression and 77% psychological trauma, and as many as 49% of respondents who experienced depression also had the idea of ending their life. As many as 48% of patients who tested positive for COVID-19 experienced psychological stress when entering isolation rooms. The mental health budget allocation for 2019 is Rp. 44,554,492,000. The ratio of psychiatrists in Indonesia is 1: 278,000, the distribution of psychiatrists is not evenly distributed. There have been several situations where COVID-19 patients have dropped themselves from the treatment floor rooms at several hospitals in Indonesia, which also happened at UI Hospital. The purpose of this study was to obtain dynamic system modeling as an option for the mental health service strategy for COVID-19 at UI Hospital. This research is a qualitative and quantitative research (mix method) non-experimental / observational sequential exploratory design with literature study, document review (30 medical records), observation, in-depth interviews and dynamic systems modeling. The results showed that the five elements of input had an influence on the entire process of mental health services for COVID-19 at RSUI, namely policies (socialization of mental status screening was not comprehensive), human resources (insufficient number and no psychiatric training), infrastructure (room security was not yet according to requirements), logistics (inadequate outpatient medicine supplies) and budget (not specifically included in the budget plan). Dynamic system modeling is used to capture the dynamics of the COVID-19 mental health service system at RSUI and simulate developed scenarios for future conditions. From the simulations carried out with Business As Usual conditions, there will be an increase in the number of anxious-depressed patients by 3795 patients in June 2021 if RSUI does not intervene. The Moderate scenario will predict the number of anxious-depressed patients as much as 2875 patients, while with the Optimistic scenario the number of anxious-depression patients is 2300 patients. In each scenario, RSUI management can anticipate this increase.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Ririn Lestari
Abstrak :
Terapi telaah pengalaman hidup adalah terapi keperawatan jiwa bagi lansia dengan masalah psikososial seperti depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi terhadap tingkat depresi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Martapura dan Banjarbaru Kalimantan Selatan. Desain penelitian adalah quasi experiment pretest and posttest with control group dengan sampel 33 orang pada kelompok perlakuan dan 33 orang pada kelompok kontrol. Hasil penelitian mengidentifikasi tingkat depresi pada kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi sebesar 53,73% atau tingkat depresi ringan dan setelah diberikan terapi tingkat depresi menurun menjadi 28,47% atau normal dengan pvalue= 0,0005. Terapi telaah pengalaman hidup direkomendasikan untuk mengatasi depresi lansia. Implikasi keperawatan bagi lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha dengan depresi yaitu memberikan bantuan psikoterapi keperawatan untuk meminimalisir kejadian tingkat depresi pada lansia. ...... A life review therapy is a nursing therapy for elderly with psychosocial problems such as depression. The purpose of this study was to determine the effect of therapy towards the level of depression experienced by elderly lived in social institution in Martapura and Banjarbaru, South Kalimantan. A pretest and posttest quasi experiment with control group design was applied to 33 elderly in the treatment group. The study identified the level of depression before intervention was 53.73% or mild depression and the level of depression decreased to 28.47% after treatment, or normal (p value = 0.0005). The life review therapy is recommended for managing depression on elderly. Nursing implication to elderly who lived in social institution with depression by giving psychotherapy nursing intervention to minimize the level of depression experienced.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31769
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thika Marliana
Abstrak :
Depresi pada lansia Indonesia memiliki prevalensi sebesar 7,7%, lebih tinggi daripada kelompok usia yang lebih muda secara nasional yaitu 6,1%, namun tindakan untuk mengatasinya belum optimal karena asuhan yang diberikan belum holistik dan tidak terintegrasi dengan program maupun sektor layanan lainnya. Pengembangan model tindakan holistik integratif kesehatan jiwa merupakan salah satu upaya dalam menurunkan depresi pada lansia dengan meningkatkan perkembangan psikososial dan kebahagiaan lansia melalui optimalisasi sumber daya yang ada di masyarakat. Tujuan penelitian ini menguji efektifitas model tindakan holistik integratif kesehatan jiwa terhadap perkembangan psikososial dan kebahagiaan lansia depresi. Desain operational research diterapkan menjadi 3 tahap yaitu: 1) Tahap eksplorasi pada 452 sampel kuantitatif dan 27 partisipan kualitatif, 2) Tahap pengembangan model, dan 3) Tahap uji efektifitas model menggunakan studi true experiment dengan randomisasi dan matching pada 122 responden. Hasil penelitian tahap pertama didapatkan gambaran masalah kesehatan jiwa lansia yaitu GME 67,5 % dan 58,7% diantaranya mengalami depresi, serta teridentifikasi 8 tema, yaitu: Sindrom sarang kosong sebagai killer silent lansia depresi; Kegelisahan dalam interaksi sosial karena social approval addiction; Kurangnya apresiasi masa sekolah dan remaja pada lansia depresi; Cabin fever memperburuk depresi; Love language sumber kepuasan lansia deprei: Self-healing untuk mengurangi luka masa lalu; Stimulus fisik dan mental untuk kesehatan jiwa lansia depresi yang holistik; dan Kemudahan akses pelayanan kesehatan jiwa lansia yang terintegrasi. Hasil penelitian tahap kedua tersusunnya model Tindakan Holistik Integratif Kesehatan jiwa (THIKA) pada lansia depresi. Hasil tahap 3 uji efektifitas model THIKA yang diberikan secara synchronous berpengaruh secara bermakna terhadap pencapaian perkembangan psikososial (integritas diri), peningkatan kebahagiaan, penurunan tingkat depresi dan kortisol. Hasil analisis GLM menunjukkan: Faktor yang paling mempengaruhi perkembangan psikososial adalah intervensi model THIKA, perkembangan sebelumnya dan indeks kebahagiaan sebesar 89,9%; Faktor yang paling mempengaruhi indeks kebahagiaan yaitu intervensi model THIKA, status mental, status fungsional, dan status nutrisi sebesar 90,01%; Faktor yang paling mempengaruhi tingkat depresi yaitu intervensi model THIKA, dan perkembangan psikososial sebesar 57,1%; Faktor yang paling mempengaruhi tingkat kortisol yaitu intervensi model THIKA, status nutrisi dan status fungsional sebesar 43,6%. Rekomendasi menggunakan model THIKA diperlukan untuk tindakan kesehatan jiwa oleh tenaga kesehatan, kader dan keluarga pada lansia sehingga active ageing dapat dicapai optimal. ......Depression in older adults in Indonesia has a prevalence of 7.7%, higher than the younger age group nationally, which is 6.1%. Still, measures to overcome it are not optimal because the care provided is not holistic or integrated with other programs or services sectors. Developing a mental health integrative holistic intervention model is an effort to reduce depression in older adults by increasing psychosocial development and happiness by optimizing existing community resources. This study aimed to test the effectiveness of a holistic, integrative mental health intervention model on psychosocial developmental tasks and happiness in the older adults depression. The operational research design was implemented into three phases: 1) The exploratory stage used 452 quantitative samples and 27 qualitative participants, 2) The model development stage, and 3) The model effectiveness test phase used a true-experiment study with randomization and matching on 122 respondents. The results of the first stage of the study showed an overview of elderly mental health problems, namely GME 67.5% and 58.7% of them experienced depression, and eight themes were identified: Empty-nest syndrome as a silent killer; Anxiety in social interactions due to social approval addiction; Lack of appreciation of school age and adolescence phase; Cabin fever exacerbates depression; Love language is a source of satisfaction for depressed older adults: Self-healing to reduce inner-child; Physical and mental stimulus for holistic mental health intervention; and The integrated mental health services accesibility. The results of the second study's phase were the formulation of a holistic, integrative mental health intervention model (THIKA) for depressed older adults. The final results of the effectiveness test of the THIKA model given synchronously had a significant effect on achieving psychosocial development (self-integrity), increasing happiness, decreasing levels of depression and cortisol. The results of the GLM analysis showed: The factors that most influence psychosocial development are the THIKA model intervention, previous development and happiness index by 89,9%; The factors that most influence the happiness index are the THIKA model intervention mental status, functional status, and nutritional status by 90,01%; The factors that most influence the level of depression are the THIKA model intervention and psychosocial development by 57,1%; The factors that most influence cortisol levels are the THIKA model intervention, nutritional status and functional status by 43,6%. Recommendations for using the THIKA model are needed for mental health intervention by health workers, cadres and families for older adults to achieve active ageing optimally.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Murniati
Abstrak :
Banyak faktor pemicu terjadinya depresi pada lansia yang sudah terdokumentasi dengan baik melalui berbagai literatur, namun belum ada kajian antar kelompok lansia perkotaan dan perdesaan di Indonesia. Kajian antar kelompok ini diperlukan agar penatalaksanaan masalah depresi pada lansia dapat lebih tepat sasaran. Peran biopsikososial dipertimbangkan sebagai kajian holistik yang saling terkait untuk memeriksa sejauh mana hubungannya dengan depresi pada lansia. Kajian dilakukan menggunakan data Indonesia Family Life Survey gelombang 4 dan 5. Hasil menunjukkan terdapat perubahan faktor biopsikososial dengan depresi lansia di perkotaan dan perdesaan Indonesia. Perubahan kondisi fisik dan kesejahteraan subyektif menjadi risiko depresi lansia di perkotaan. Sedangkan untuk lansia perdesaan, ditemukan perubahan kondisi fisik, perubahan rasa saling percaya, perubahan partisipasi masyarakat dan perubahan status marital sebagai risiko depresi lansia. ......There are several well-documented factors that contribute to elderly depression, however there haven't been any research in Indonesia comparing elderly populations in urban and rural areas. In order to better effectively manage depression issues in the elderly, a research across groups is required. The role of biopsychosocial is viewed as an interrelated holistic study to determine the extent of its impact on depression in the elderly using data from the Indonesian Family Life Survey waves 4 and 5. The results show that there are differences in the risk of depression in the elderly in urban and rural Indonesia. Changes in physical condition and subjective well-being are risks of depression in urban elderly people. Meanwhile, for rural elderly, changes in physical condition, changes in mutual trust, changes in community participation and changes in marital status were found as risks for elderly depression.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>