Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kaligis, Otto Cornelis, 1942-
Bandung: Alumni, 2010
332.645 7 KAL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Santiastuti
"Kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil serta berlakunya perjanjan perdagangan bebas di beberapa regional telah membuat masing-masing negara di dunia ini untuk cenderung melakukan tindakan yang dapat melindungi keberlangsungan industri di dalam negeri. Usaha yang dilakukan tersebut berupa pemberlakuan hambatan perdagangan. Meskipun WTO pada dasarnya hanya memperbolehkan pemberlakuan hambatan tarif namun WTO juga memberikan pengecualian yang bersifat umum sebagaimana diatur dalam Pasal XX GATT yang memberikan kemungkinkan pemerintah bertindak atas perdagangan untuk melindungi manusia, hewan dan tanaman, kehidupan atau kesehatan dengan ketentuan tidak menyebabkan timbulnya hambatan perdagangan yang tidak perlu. Proteksi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pengecualian dalam GATT mengarah pada pemberlakuan hambatan non tarif. Selain ketentuan dalam WTO yang telah meminimalisir penggunaan hambatan tarif sebagai jalan proteksi industri dalam negeri, penggunaan standar dan pemberlakuannya secara wajib akan meningkatkan kemampuan produsen menghasilkan produk yang mampu memasuki pasar internasional.
Menurut Michael E. Porter sektor industri yang memiliki peran penting dalam mendorong daya saing nasional karena di dalam sektor industri sumberdaya manusia, modal dan kekayaan alam dikelola dan dimanfaatkan untuk memproduksi barang/jasa pada tingkat biaya yang efisien dan menjualnya kepasar secara kompetitive. Keunikan Indonesia (National differencess) merupakan faktor pembeda yang dapat menjadi komponen unggulan bagi produk-produk impor. Keunikan-keunikan ini dapat diakomodir dalam bentuk standar produk. Salah satu usah untuk memulihkan kondisi industri Baja yang terkena guncangan hebat pemerintah telah memberlakukan Standar nasional Indonesia (SNI) Baja Lembaran, Pelat dan Gulungan Canai Panas secara wajib. Pemberlakukan ini diharapkan akan memberikan perbaikan pada kondisi industri baja dalam negeri. Namun dikarenakan kurangya kajian resiko sebelum diberlakukannya telah menimbulkan banyak permasalahan baru yang merugikan produsen dalam negeri, sehingga perlu p

Conditions of an unstable world economy and the entry into force of the Free Trade Agreement on several regional have made each country in the world to tend to perform actions that can protect the sustainability of the industry in their country. The work done in the form of imposition of trade barriers. Although the WTO is basically only allows the application of WTO tariff barriers but it also provides a general exception under Article XX of GATT which provides possibility of government to act on trade to protect human, animal and plant life or health of the provisions do not cause barriers to trade are not necessary. Protection conducted pursuant to the provisions in the GATT exception leads to the application of non-tariff barriers. In addition to provisions in the WTO which has been to minimize the use of tariff barriers as a way of protection of domestic industry, the use of mandatory standards and enforcement will improve the ability of manufacturers producing products that are capable of entering the international market.
According to Michael E. Porter's industrial sector has an important role in boosting national competitiveness in the industrial sector for human resources, capital and natural resources are managed and utilized to produce the goods / services at efficient cost levels and sell them to the market is competative. The uniqueness of Indonesia (National differencess) is a differentiating factor that can be superior components for imported products. Uniqueness of this uniqueness can be accommodated in the form of product standards. One need to restore the condition of the steel industry hit by huge shock to the national government has implemented Standar Nasional Indonesia (SNI) steel sheets, plates and hot rolled coils are mandatory. Enforcement is expected to provide improvements to the condition of the domestic steel industry. But due to lack of risk assessment prior to the enactment of new issues has given rise to many adverse domestic manufacturers, so it needs to review so as not to harm the domestic industry
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T29446
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Romli
"Tesis ini mempelajari nature atau faktor-faktor determinan yang mempengaruhi sovereign credit risk Indonesia dan 5 peers-nya dengan menggunakan ekstensif data Credit Default Swaps (CDS). Sovereign CDS spreads masa kontrak 5 tahun dijadikan proxy dari sovereign credit risk di masing-masing negara. Karena sovereign credit risk hanya direpresentasikan oleh satu variabel yaitu sovereign CDS spreads dan mekanisme perdagangan CDS ini dilakukan oleh bank-bank investasi (investment banks), maka penelitian ini cenderung menggambarkan persepsi pelaku pasar finansial terhadap sovereign credit risk di Indonesia dan 5 peers-nya dan tidak dimaksudkan untuk merefleksikan risiko fundamental ekonomi secara keseluruhan dalam negara tersebut.
Saya menemukan bahwa pergerakan sovereign credit risk Indonesia dalam periode Desember 2004 hingga September 2012 lebih dipengaruhi oleh sentimen global seperti US stock market returns dan VIX index dibandingkan faktor domestik sendiri. Dari sisi domestik, ada 2 variabel determinan yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan laju inflasi. Selain itu, juga ditemukan bahwa bobot variabel global (risk premia) dalam sovereign credit spreads Indonesia hampir dua kali lebih besar dibandingkan bobot variabel domestik (default risk). Saya juga menemukan bahwa tingkat comovement di pasar CDS Indonesia jauh lebih kuat dibandingkan pasar saham dan terjadi secara konsisten baik dalam masa krisis maupun masa normal.

This research studies the nature or determinant factors of Indonesia sovereign credit risk and 5 peers using an extensive dataset of sovereign Credit Default Swaps (CDS). A 5-year maturity sovereign CDS spread has been used as proxy of sovereign credit risk in each country. Due to sovereign credit risk is represented and proxied by a single variable which is a 5-year maturity sovereign CDS spreads in which principally this instrument traded by investment banks, the research tends to portray the market participants perception on Indonesia sovereign credit risk and 5 peers and is not meant to reflect the overall economic fundamental risk in a particular country.
I find that Indonesia sovereign credit risk during December 2004-September 2012 is more driven by global factors such as US stock market returns and VIX index rather than domestic instruments. From domestic side, Jakarta composite index and inflation are becoming determinant variables for explaining Indonesia sovereign credit spreads. I also find that the weight of global variables (risk premia) is larger by nearly two times than local variables (default risk). In addition, I find that comovement of Indonesia CDS market is consistently higher than stock market either in crises or normal moment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oktaviani
"Senyawa trifeniltimah asetat merupakan senyawa golongan trifeniltimah karboksilat yang mempunyai kegunaan antara lain sebagai insektisida, dengan mekanismenya sebagai antifeedant. Senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antifeedant karena kemampuannya untuk mempengaruhi indera perasa dari serangga, sehingga keinginan untuk makan dari serangga tersebut akan menurun. Sintesis trifeniltimah asetat ini dilakukan dengan menggunakan material awal trifeniltimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan penambahan natrium asetat berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal yang berwarna putih, yaitu sebanyak 0,6327 g dengan kemurnian yang cukup baik, jika dilihat dari kromatogram yang dihasilkan dari GC, yaitu dengan luas area 100 %, persentase yield dari produk yang dihasilkan adalah 30,9 %. Karakterisasi juga dilakukan dengan menggunakan uji titik leleh, nilai kisaran titik leleh yang terbaik adalah 120,6 ? 124,6 0C, nilai tersebut didapatkan jika produk direfluks selama 3 jam. Begitu juga dengan serapan pada daerah infra merah, menunjukkan hasil yang mendekati dengan standar jika produk tersebut direfluks selama 3 jam, yaitu sudah tidak terdapat serapan pada daerah 300-400 cm-1, yang merupakan daerah serapan Sn-Cl. Identifikasi dengan GC yang menghasilkan satu puncak, kemudian dengan menggunakan detektor spektrometri massa, didapatkan fragmentasi dari senyawa trifeniltimah asetat hasil sintesis adalah adalah m/z 351 m/z 274 m/z 197 m/z 120. Selanjutnya senyawa trifeniltimah asetat tersebut diuji efektivitasnya sebagai antifeedant bagi ulat grayak. Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan kenaikan konsentrasi, maka terjadi penurunan keinginan untuk makan dan karena konsumsi makanan berkurangl, maka ulat tersebut akan mati. Banyaknya ulat yang mati semakin besar jumlahnya, dengan kenaikan konsentrasi trifeniltimah asetat yang diberikan pada makanannya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvia Marsentiani
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi kopolimer
grafting radiasi asam akrilat (AA) dan campuran asam akrilat dengan akrilamid
(AmAA) sebagai penukar ion logam berat. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengamh gugus amida terhadap sifat-sifat pertukaran ion serat rayon yang
dimodifikasi dengan gugus karboksilat. Parameter yang dipelajari adalah
kapasitas pertukaran, selektivitas pertukaran dan kinetika pertukaran. Dari data
yang diperoleh juga didapatkan informasi panas adsorpsi serat P-g-AA dan P-gf
AmAA terhadap logam Cu (II).
Penentuan kapasitas dilakukan dengan metode kolom dan titrasi asambasa.
Selektivitas pertukaran dilakukan terhadap logam Cu (II), Co (II), Cd (II), Cr
(III), Ni (II), Pb (II), Zn (II) dan Fe (III) dengan sistem batch dan larutan yang tidak diserap oleh serat diukur menggunakan AAS. Kinetika pertukarfn dan pai^^s^^
adsorpsi ditentukan dengan variasi waktu kontak dan suhu antara serat P-g-AA
(jan p.g-AmAA terhadap logam Cu (II).
Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan linear antara kapasitas tukar
Ion (mek/g) dengan % grafting maslng-masing serat. Makin tinggi % grafting,
kemampuan serat untuk menukarkan ionnya akan semakin tinggi pula.
Pada pH asam (3,0), urutan keselektifan logam adalah Cu > Pb > Cr > Zn
> Co > Ni > Cd > Fe untuk serat P-g-AA dan Cu > Cr> Pb > Fe > Ni > Co > Zn >
Cd untuk serat P-g-AmAA. Sedangkan pada pFI basa (8,0) adalah Pb > Cu > Cr
> Zn > Cd > Ni > Co > Fe untuk serat P-g-AA , dan Fe > Zn > Co > Pb > Ni > Cr
> Cd > Cu untuk serat P-g-AmAA. Pada kedua serat, penyerapan terlihat
melalui mekanisme pertukaran ion dan mekanisme koordinasi antara serat
dengan ion-ion logam. Kedua serat tidak selektif untuk digunakan pada pH
asam, sehingga baik sebagai penyerap ion-ion logam yang berasal dari limbah
industri. Dengan mengetahui harga Kd masing-masing logam, maka dapat
dilakukan pemisahan antara logam yang satu dengan yang lain,
Pengujian sifat kecepatan penyerapan menunjukkan bahwa waktu kontak
10 detik , serat belum mencapai kejenuhan. Jumlah ion Cu (II) yang diserap akan
semakin besar sesuai dengan kenaikan suhu. Reaksi antara serat P-g-AA dan
f
P-g-AmAA adalah reaksi endoterm, yang berarti menyerap panas untuk
melangsungkan reaksinya dengan logam Cu (II)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyssa Adriana
"ABSTRAK
Oksazolon merupakan golongan senyawa heterosiklik dengan lima atom penyusun. Oksazolon telah diteliti manfaatnya sebagai senyawa prekusor dan senyawa dengan aktivitas biologis. Senyawa ini umumnya disintesis dengan mendehidrasi asetilglisin atau benzoilglisin kemudian mengkondensasinya dengan benzaldehid. Reaksi ini menggunakan katalis anhidrida asetat dan natrium asetat anhidrat. Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis asetilglisin dan 4-(4?-hidroksi-3?-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on yang merupakan turunan dari senyawa benzilidena oksazolon. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Pada tahap pertama dilakukan sintesis asetilglisin dengan mereaksikan glisin dengan anhidrida asetat. Pada tahap kedua dilakukan sintesis oksazolon dengan mereaksikan asetilglisin, yang telah diperoleh dari tahap pertama, dengan vanilin. Hasil sintesis diisolasi dan dimurnikan dengan proses rekristalisasi. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dan pengujian jarak lebur. Struktur senyawa yang telah murni dielusidasi dengan metode spektrofotometri UV-Vis, spektroskopi inframerah, dan spektroskopi 1H-NMR. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi serbuk berwarna kuning. Kemurnian ditunjukkan oleh kromatogram dengan bercak tunggal dan jarak lebur, yaitu 76-78°C. Interpretasi data elusidasi struktur tidak menunjukkan senyawa yang diharapkan, melainkan 4-formil-2-metoksifenilasetat dengan randemen sebesar 1,82%.

ABSTRACT
Oxazolone is one of five members heterocyclic compounds. Oxazolone has been studied for its purpose as precursor and biologically active compound. This compound is generally synthesized by dehydrating the acetylglycine or benzoylglycine then condensing them with benzaldehyde. This reaction uses acetic anhydride and sodium acetate anhydrous as catalyst. The objective of this research was to synthesize acetylglycine and 4-(4?-hydroxy-3?-methoxybenzylidene)-2-methyloxazol-5-one which is a benzylidene oxazolone derivate. This research was done in two steps. In the first step, the acetylglycine was synthesized by reacting glycine with acetic anhydride. In the second step, the oxazolone was synthesized by reacting the acetylglycine which had been obtained from the first step with vanillin. The product was isolated and purified by recrystallization. The purity test was done by thin layer chromatography and melting range determination. The structure of pure compound was elucidated by spectrophotometry UV-Vis, infrared spectroscopy, and 1H-NMR spectroscopy. In this research, the yellow solid had been isolated. The purity was shown by the single-spot chromatogram and melting range, said 76-78°C. The interpretation of structure elucidation data didn?t show the expected compound, otherwise it was 4-formyl-2-methoxyphenylacetate and the yield was 1,82%."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shintia Andriani
"Glukosamin adalah suatu zat yang dapat disintesis di dalam tubuh yang berguna untuk mempertahankan dan memulihkan kinerja sendi. Seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk mensintesis glukosamin menurun sehingga menyebabkan penyakit osteoartritis. Oleh karena itu, telah berkembang suplemen makanan yang mengandung glukosamin yang telah diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan osteoartritis. Analisis glukosamin HCl dilakukan untuk memperoleh volume, temperatur, waktu, dan waktu kestabilan reaksi yang optimum pada derivatisasi glukosamin HCl dengan FMOC-Cl menggunakan detektor fluoresensi. Larutan standar glukosamin HCl 1 μg/ml ditambah 50,0 μL 0,2 M dapar dinatrium tetraborat dekahidrat pH 8, kemudian divorteks selama 10 detik, ditambah 360,0 μL pereaksi FMOC-Cl 1 mg/ml, campuran divorteks selama 10 detik, diinkubasi menggunakan termomixer pada 1400 rpm dan temperatur 25°C selama 15 menit, selanjutnya disuntikkan sebanyak 20,0 μL ke alat KCKT. Pemisahan dengan KCKT menggunakan kolom Kromasil® C18 (5 μm; 250 x 4,6 mm) dengan komposisi fase gerak air-asetonitril (40:60) dengan kecepatan alir 1,0 ml/menit. Linieritas pada konsentrasi 100-1000 ng/ml dengan koefisien korelasi (r) 0,9995. Nilai batas deteksi (LOD) sebesar 21,98 ng/ml dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 73,26 ng/ml.

Glucosamine is a synthesized substance in the human body useful for maintaining and restoring the joint's function. Body's capacity to synthesize glucosamine declines with age thus can cause osteoarthritis. There was development of dietary supplement that contains glucosamine which has been approved by the Food and Drug Administration (FDA) for treatment of osteoarthritis. Glucosamine HCl analysis was performed in order to get optimal volume, temperature, time, and reaction stability time in glucosamine HCl derivation with FMOC-Cl using fluorescence detector. Standard solution of Glucosamine HCl added by 50.0 μl 0.2 M disodium tetraborate decahydrate buffer with pH 8 were homogenized for 10 seconds, then the mixed solution was added by 360.0 μl of 1 mg/ml FMOC-Cl reagent and homogenized for 10 seconds. It was then incubated using termomixer at 1400 rpm and a temperature of 25°C for 15 minutes, then as many as 20.0 μl injected into the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) instrument. Separation by HPLC using one column of Kromasil® C18 (5 μm; 250 x 4.6 mm) with mobile phase composition of water-acetonitrile (40:60) and flow rate 1.0 ml/minute. Linearity at concentrations of 100-1000 ng/ml with a correlation coefficient (r) 0.9995. The limit of detection (LOD) value was 21.98 ng/ml and the limit of quantitation (LOQ) was 73.26 ng/ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1234
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan, Syed Alwi Mohamed
Kuala Lumpur : Cert Publications, 2012
297.273 SYE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
"ABSTRAK
Produk keuangan derivatif adalah produk yang didasarkan pada produk keuangan lain yang
sifatnya Iebih elementer, seperti bond, stock, atau valuta asing. Nilai produk derivatif tersebut
tergantung pada, atau diturunkan dan, produk keuangan yang mendasarinya.
Karya akhir ini membahas produk derivatif yang didasarkan pada valuta asing dan suku
bunga, yaitu forward exchange contract, currency option, dan interest rate serta currency swaps.
Meningkatnya volatilitas nilai tukar dan suku bunga sejak dekade 1970-an mengakibatkan
kebutuhan akan produk-produk keuangan yang dapat digunakan untuk pengelolaan resiko
terhadap meningkatnya volatilitas tersebut semakin besar. Produk-produk keuangan derivatif
diatas dirancang untuk dapat mernenuhi kebutuhan pengelolaan resiko tersebut. Selain digunakan
sebagai instruinen pengelolaan resiko, produk derivatif ini juga dapat digunanakan untuk tujuan
tujuan spekulasi dan perdagangan.
Bagi lembaga-lembaga keuangan seperti bank, produk derivatif memberikan peluang
untuk dapat meningkatkan pendapatan diluar aktivitas tradisional perhankan dalam menghirnpun
dan menyalurkan dana masyarakat. Dengan kelebihan yang dimiliki dalam akses ke pasar
keuangan dan keahlian dalam pengelolaan resiko, bank menawarkan produk-produk derivatif
nasabah yang memerlukan pengelolaan resiko keuangannya. Dalam transaksi derivati I tersehut.
bank mengambil aIih resiko keuangan nasahahnya untuk memperoeh keuntungtn. Selain itu,
bank juga menggunakari produk derivatif ini untuk pengelolaan resiko sendiri dan resiko yang
timbul dan transaksi dengan nasabahnya tersebut.
Bank ?X? adalah salah satu bank devisa swasta nasional di Jakarta yang dikenal cukup aktif
dalam melakukan transaksi derivatif. Karya akhr ini memberikan gambaran mengeriai
bagaimana bank ?X? melakukan pengelolaan transaksi derivatif yang dilakukan dengan
nasabahnya dalam usaha untuk nieningkatkan pendapatan. Beberapa data transaksi derivatif yang
dilakukan Bank ?X? disusun dalam beberapa kasus kecil yang digunakan sebagai bahan
pembahasan.
Forward exchange contract adalah kontrak antara dua pihak untuk membeli atau menjual
sejumlah tertentu mata uang asing dengan nilai tukar (forward rate) yang telah ditentukan pada
saat awal kontrak, tetapi dengan pembayaran dan penyerahan pada suatu waktu tertentu di masa
yang akan datang, yang telah disepakati kedua belah pihak. Forward exchange contract
diperdagangkan di over-the-counter market dimana bank merupakan partisipan utamanya.
Forward rate tidak ditetapkan secara spekulatif, tetapi ditetapkan dengan memberikan
premium atau discount pada nilai tukar yang berlaku pada saat awal kontrak (spot rate). Rate
tersebut dihitung berdasarkan perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku untuk masing-masing
mata uang yang dipertukarkan dan lamanya waktu maturity.
Currency option contract memberikan hak, tanpa kewajiban, kepada pembelinya untuk
menjual atau membeli suatu mata uang (underlying currency) dalam jumlah dan harga (strike
price) tertentu pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang atau pada suatu waktu dalam
periode tertentu di masa yang akan datang. Option untuk membeli underlying currency disebut
call option, sedangkan untuk menjual disebut put option hanya dapat di exercise pada saat maturity, sedangkan american option dapat di-exercise setiap saat sampai saat maturity.
Berbeda dengan forward exchange contract, untuk memperoleh hak dalam transaksi
option, pembeli option pertu membayar premium kepada penjual. Dengan kontrak option ini,
pembeli dapat membatasi resiko akibat peruhahan nilai tukar sebatas premium yang dibayarkan
sekaligus tetap dapat memiliki kcmungkinan untuk memperoleh unlimited profit dengan meng
exercise option jika pergerakan harga underlying currency menguntungkan. Penjual option
memberikan hak kepada pembeli, dan dengan menanggung unlimied risk tersebut, penjual option
menerima premium.
Currency option diperdagangkan balk di organized exchange maupun di OTC. Di
organized exchange?, option yang diperdagangkan dikenal dengan nama traded option, yang dapat
dijual kembali scbelum maturity. Currency option yang dijual disini umumnya merupakan
kontrak standar, baik strike price, size, maturity, maupun underlying currency-nya. Currency
option yang diperdagangkan di organized exchange terbatas hanya pada beberapa mata uang kuat
dunia.
Currency option di OTC diperdagangkan melalui bank yang dalam hal ini bertindak
sebagai penjual. Option di OTC ini tidak tradable, Walaupun demikian kontrak option di OTC
ini dapat dibuat sesuai kebutuhan, balk .strike, price, maturity, maupun underlying currency.
interest rate dan currency swaps dapat dikatakan tebih bersifat sebagai suatu teknik
daripada suatu produk. Swaps ¡ni banyak digunakan perusahaan sebagai alat liability management
untuk mengurangi biaya pinjaman.Transaksi swap dapat terjadi jika masing-masing pihak dapat
memiliki akses ke pasar keuangan tertentu (baik dalam interest basis maupun currency) dengan
terms yang secara komparatif lebih baik dibandingkan pìhak yang lain. Masing-masing pihak
akan melakukan pinjaman dimana mereka masing-masing memiliki keungguan komparatif dan
setuju untuk sating menukar (swap) cash flows pinjamannya sehingga dapat memperoleh terms
yang lebih baik di pasar yang lebih mereka sukai dibandingkan jika masing-masing pihak
melakukan pinjamannya sendiri secara lansung. Umumnya transaksi swap dilakukan melalui
bank yang bertindak sebagai intermediary.
Bank dapat meningkatkan pendapatannya dengan bertindak sebagai intermediary dalam
transaksi swap tersebut. Selain itu, bank juga menggunakan transaksi swap untuk kebutuhannya
sendiri dalam mengelola liability-nya.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>