Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pradita Rani Nurharianti
"ABSTRAK
Prediabetes merupakan golden period dalam menunda terjadinya diabetes melitus tipe 2
karena pada periode ini perjalanan penyakit masih bisa dihentikan.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak stres pada konversi prediabetes menjadi diabetes
melitus tipe 2 pada orang dewasa. Penelitian ini menggunakan desain kohort
retrospektif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Studi Kohort Faktor Risiko
untuk Penyakit Tidak Menular di Bogor, Indonesia. Pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan sejak 2011 hingga 2015 dengan total populasi 5.890. Berdasarkan kriteria
eksklusi dan inklusi, total subjek penelitian adalah 1059. Selama 5 tahun pengamatan, di
antara subjek usia dewasa prediabetik ada 169 subjek yang dikategorikan sebagai
T2DM dan 219 subjek dikategorikan sebagai stres. Analisis bivariat menunjukkan
bahwa stres dan usia pada awal merupakan faktor risiko pada konversi pradiabetes
menjadi T2DM (p <0,05). Model akhir pada analisis multivariat, menunjukkan hazard
rasio stres sebesar 1,815 (95% CI: 1,307 - 2,520) dengan p <0,05. Temuan ini,
diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan motivasi dalam upaya melakukan
pencegahan dan pengendalian T2DM. Terutama pada individu dengan prediabetes yang
menderita stres karena memiliki pengaruh terhadap konversi prediabetes menjadi
T2DM.

ABSTRACT
Prediabetes is a golden period in delaying the occurrence of type 2 diabetes mellitus
because in this period the course of the disease can still be stopped. The study aim was
to knowing the impact of stress on the conversion of prediabetes to type 2 diabetes
mellitus in adults. This study used retrospective cohort design. The data used are
secondary data from the Cohort Study of Risk Factors for Non-Communicable Diseases
in Bogor, Indonesia. Data collection in this study was carried out since 2011 until 2015
with a total population of 5890. Based on the exclusion and inclusion criteria, the total
of study participants were 1059. During 5 years of follow-up, among prediabetic adults
there were 169 subjects categorized as T2DM and 219 subjects categorized as stressed.
Bivariate analysis shows that stress and age at baseline is a risk factor on the conversion
of prediabetes to T2DM (p < 0,05). Final model on multivariate analysis, shows the
hazard ratio of stress was 1.815 (95% CI: 1.307 - 2.520) with p < 0.05. This findings,
expected to be used as information and motivation in an effort to make prevention and
control of T2DM. Especially in individuals with prediabetes who suffer from stress
because it has an impact with conversion of prediabetes to T2DM."
2019
T51926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Aminah Padang
"Pendahuluan : Indonesia menduduki posisi ketiga dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak. Rata-rata 90 % dari yang terinfeksi M.tuberkulosis menimbulkan kekebalan karena imunitas yang baik akan tetapi 10 % berkembang menjadi tuberkulosis aktif dalam hitungan beberapa bulan atau tahun setelah terjadi infeksi (WHO, 2018). Diabetes menyerang 382 juta pada tahun 2013 dan diproyeksikan akan meningkat menjadi 592 juta pada tahun 2035. Ketika diabetes menyebar, itu akan menyebabkan semakin banyak penduduk yang terinfeksi tuberkulosis (Lonnroth, 2014). Prevalensi diabetes mellitus meningkat berdasarkan umur terutama pada populasi di atas 40 tahun yang dikarenakan perkembangan intoleransi glukosa. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui besar risiko diabetes mellitus terhadap kejadian tuberkulosis paru pada penduduk 40-65 tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor contributory (potential confounder) yang juga berhubungan terhadap kejadian tuberkulosis maupun diabetes mellitus.
Metode : Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional. Sebanyak 26.301 Penduduk 40-65 tahun menjadi sampel pada penelitian ini. Data diperoleh dari Mandat Litbangkes RI dan dianalisis menggunakan uji Regresi Logistik.
Hasil : Risiko TB Paru 4,8 kali lebih besar pada penduduk 40-65 tahun yang memiliki riwayat diabetes mellitus dibandingkan dengan tidak memiliki riwyat diabetes mellitus (POR = 4,8 : 95% CI 2,2-10,6).
Kesimpulan : Kolaborasi antar layanan termasuk didalamnya skrining (Diabetes Mellitus dan TB Paru) diperlukan untuk mengurangi prevalensi dari kedua penyakit dengan didukung penyusunan peraturan/pedoman standard antar layanan di FKTP serta pertimbangan pemberian profilaksis PP INH pada penderita diabetes mellitus perlu dipertimbangkan

ABSTRACT
Introduction : Indonesia is the third rank of the highest number cases of tuberculosis. On average 90% of those infected with M and only 10% develop active tuberculosis after infection (WHO, 2018). Diabetes attacked 382 million in 2013 and will be predicted increase to 592 million by 2035. When diabetes spreads, it will cause more people infected tuberculosis (Lonnroth, 2014). The prevalence of diabetes mellitus increases with age, especially in populations over 40 years due to the development of glucose intolerance. Therefore, it is necessary to do research to determine the risk of diabetes mellitus against pulmonary tuberculosis in the population of 40-65 years by considering the contributory factors (potential confounder) which are also related to the prevalence of tuberculosis and diabetes mellitus.
Method: This study used cross-sectional design. Sample were 26,301 respondents of 40-65 years. Data was obtained from the Indonesian Litbangkes and analyzed using the Logistic Regression.
Result : The risk of pulmonary TB was 4,8 times greater in the population of 40-65 years who had a history of diabetes mellitus compared to not having a diabetes mellitus (POR = 4,8 : 95% CI 2,2-10,6).
Conclusion : Collaboration both health services including screening (Diabetes Mellitus and Pulmonary TB) is needed to reduce the prevalence of both diseases and profilaxis program of PP INH need to be considered."
2019
T52117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library