Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Togawa, Tatsuo
Florida: CRC PRESS, 2011
610.28 TOG b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Solomon Setyolelono
"Elektrocardiograph (ECG) adalah alat pengukur sinyal jantung yang digunakan untuk mendiagnosa fungsi jantung. Pada rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik, pos kesehatan atau juga pada rumah penderita, jumlah alat tersebut belum banyak terdapat karena harganya yang masih relatif mahal.
Untuk membantu mengatasi masalah tersebut ada keinginan untuk merancang dan membuat alat ECG yang portable dengan tujuan mudah dibawa dan murah harganya. Alat ini direncanakan berfungsi untuk mengukur sinyal jantung, dan kemudian data yang didapat dari alat tersebut dapat dikirimkan di tempat lain menggunakan komputer.
Perancangan yang dilakukan terdiri dari perancangan sistem, perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak. Penggunaan mikrokontroller AT89C51 sebagai bagian pengendali berfungsi untuk mengontrol ECG portable yang mampu mcngambil sinyal jantung dengan ketelitian 8 bit dan dengan menggunakan EEPROM 28C64 mampu menyimpan data scbanvak 8 Kbyte.
Data yang didapat yaitu sinyal jantung diambil oleh elektroda dan dikuatkan oleh penguat instrumentasi dan difilter oleh band pass filter, karena masih berupa analog maka perlu dikonversi untuk meniadi sinyal digital oleh analog digital converter (ADC) dan sinyal tersebut dapat disimpan ke memori atau langsung ditampilkan pada komputer melalui port serial. Analisa sinyal atau grafik tersebut dilakukan pada komputer oleh dokter ahli jantung. Sistem ECG portable yang dirancang diharapkan dapat direalisasikan sesuai dengan sistem ECG yang terdapat di rumah sakit."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putriyanny Ratnasari
"PT. Forsta Kalmedic Global (FORSTA) merupakan perusahaan manufaktur alat Kesehatan dan diagnostik yang menerapkan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) agar mutu produk yang dihasilkan terjaga. Forsta melakukan Audit Internal secara berkala untuk memverifikasi bahwa Departemen Produksi masih melakukan pemenuhan terhadap CPAKB dan ISO 13485:2010. Temuan audit internal dibuatkan Corrective Action Preventive Action (CAPA) sebagai tindak lanjut. Penulis dilibatkan secara aktif dalam kegiatan audit internal dan pembuatan CAPA sehingga mengangkat kegiatan tersebut sebagai pokok bahasan penelitian observasional kemudian dituangkan dalam laporan PKPA. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi literatur. Hasilnya, audit dilakukan oleh tim audit internal berdasarkan ”Checklist Audit Temuan” yang dirumuskan berdasarkan CPAKB dan ISO 13485: 2016. Tim terdiri dari Lead Auditor dan tim audit. Audit internal departemen produksi dilaksanakan pada 6 September 2023 dilakukan oleh tim inspektor penjamin mutu (QA) dan tim inspektor pengendali mutu (QC). Audit meliputi area produksi yaitu: gowning, janitor, staging, primary packaging, suture attaching, broth filling, petri filling, cleaning, mixing, autoclave, natural suture, weighing, koridor produksi, secondary packaging, dan ante room. Audit internal Departemen Produksi menghasilkan 21 temuan. 15 temuan tergolong dalam temuan minor, sedangkan sisanya tergolong rekomendasi. 16 memerlukan penyelesaian administrasi yaitu pemerataan SOP melalui form berita acara kepada QA sebagai CA dan PA berupa melakukan inspeksi diri secara berkala terhadap SOP alat/mesin/prosedur, data tersebut terus diperbaharui dan melakukan koordinasi dengan QA. 5 temuan lainnya memerlukan koordinasi dengan Departemen Engineering. Audit internal departemen produksi yang dilakukan oleh FORSTA dan penyelesaiannya telah sesuai dengan CPAKB dan diharapkan dapat menjaga mutu perusahaan.

PT. Forsta Kalmedic Global (FORSTA) is a medical and diagnostic equipment manufacturing company that applies GMP (Good Manufacturing Practice) for medical device so that the quality of the products produced is maintained. Forsta carries out regular Internal Audits to verify that the Production Department is still complying with GMP and ISO 13485:2010. Internal audit findings create Corrective Preventive Actions (CAPA) as a follow-up. Author was actively involved in internal audit and CAPA creation, thereby highlighting these activities as the subject of observational research which was then outlined in the PKPA report. The methods used are observation, interviews and literature study. As a result, the audit was carried out by an internal audit team based on the "Audit Findings Checklist" formulated based on CPAKB and ISO 13485:2016. The team were from Quality Assurance (QA) and Quality Control (QC). The internal audit of the production department was carried out on September 6 2023. The audit covers every production room. The Production Department's internal audit produced 21 findings. 15 were categorized as minor, 6 were classified as recommendations. 16 requires administrative completion, namely distributing SOPs through the minutes form to QA as CA and PA in the form of carrying out regular self-inspections of SOPs for tools/machines/procedures, this data continues to be updated and coordinated with QA. The other 5 findings require coordination with the Engineering Department. The internal audit of the production department carried out by FORSTA and its completion is in accordance with GMP and expected to safeguard the company’s quality"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Putra Effendi
"Physical symptoms had led to the suggestion that a disease called Sick Building Syndrome (SBS) occured to the office
of “X” Company in the city of Jakarta. This research that used a random sampling technique examined the physical air
quality of the “X” Company, such as indoor temperature and humidity aspects, the SBS cases of 90 workers. Research
results on the Company “X” office workers showed that, (1) 47.8% workers had cases of SBS; and, (2) a value of 0.714
was acquired from the result of bivariate analysis using Chi square statistics program with p value of 0.325 and RP of
95 percent. This signifies that there were no relations between indoor temperature and humidity with the SBS cases of
the Company “X” workers in Jakarta City. Possibilities of other factors were found to trigger the SBS symptoms such
as chemical and microbiological factors (from work tools and facilities), and psychosocial factor (from the workers
themselves).
Kualitas Fisik Udara dengan Kejadian Sick Building Syndrome pada Karyawan Kantor Perusahaan “X” di Kota
Jakarta. Adanya gejala-gejala sakit fisik, sehingga ada dugaan terjadi sakit yang disebut Sick Building Syndrome (SBS)
pada para karyawan kantor Perusahaan “X” di Kota Jakarta. Penelitian ini membahas kualitas fisik udara pada kantor
Perusahaan “X”, yaitu aspek suhu udara dan kelembaban udara ruangan dengan kejadian SBS pada 90 karyawan kantor,
dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil studi terhadap karyawan kantor Perusahaan “X” menunjukkan,
(1) sebanyak 47,8% karyawan mengalami kejadian SBS, (2) berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan program
statistik chi square, nilai p value 0,325, dan RP 95 persen, didapat 0,714. Artinya, tidak adanya hubungan antara suhu
udara dan kelembaban udara ruangan dengan kejadian SBS pada karyawan kantor Perusahaan “X” di Kota Jakarta.
Terdapat beberapa kemungkinan faktor lain yang memicu terjadinya gejala-gejala SBS tersebut, seperti faktor kimia dan
mikrobiologi (dari berbagai peralatan dan fasilitas kerja), dan faktor psikososial (dari pekerja sendiri)."
Universitas Ahmad Dahlan. Faculty of Public Health ; Universitas Ahmad Dahlan. Center for Occupational Safety and Health Studies (PS-K3), 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library