Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luky Lukmanulhakim
"Penyakit diare adalah penyakit menular yang banyak menjadi masalah di Indonesia baik diperkotaan maupun di pedesaan, di samping bersifat endemis penyakit diare masih sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Di Kabupaten Ciamis KLB diare yang paling sering terjadi dibanding KLB Iainnya. Tercatat 27 Puskesmas dari 56 Puskesmas yang ada di Kabupaten Ciamis pernah mengalarni KLB diare, tahun 1997 rangking I, tahun 1998 rangking I menurut urutan 10 penyakit terbesar. Berdasarkan laporan pasien rawat jalan Puskesmas seluruh Kabupaten Ciamis, diare, tahun 1997 menduduki rangking I, tahun 1998 menduduki rangking II. Puskesmas merupakan ujung tombak pelaksanaan manajemen dari petunjuk pelaksanaan diare yang ada apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, manajemen diare di Puskesmas dilihat dari kepala Puskesmas yang merupakan manajer di Puskesmas, dan pemegang program P2 diare dan surveilans epidemiologi sebagai pelaksanan manajer diare dilapangan (desa). Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode kualitatif di wilayah Puskesmas daerah endemis diare di Kabupaten Ciamis diambil dari rangking tertinggi KLB diare dan kasus diarenya, diambil 1 Puskesmas yang paling tinggi kasus KLB dan penderita diare dalam I kecamatan, sehingga pemilihan 4 Puskesmas itu jugs mewakili 4 kecamatan daerah endemis diare di Kabupaten Ciamis. Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen teknik wawancara mendalam (Indepth Interview), kelompok diskusi terarah (Focus Group Discussion} dan kajian dokumen baik di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten. Hasil penelitian menunjukan adanya kelemahan-kelemahan dalam mengantisifasi kemungkinan adanya KLB diare dengan tidak didapatkan data yang akurat dari daerah mengenai kasus-kasus diare dan belum adanya kerjasarna yang baik antara lintas program dan lintas sektoral, hal ini karena melihat kasus diare sekarang-sekarang ini tidak sampai meningkat seperti sewaktu ada KLB dulu, padahal penyakit diare sulit diprediksi. Saran untuk memperbaikinya agar Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) hams selalu ditingkatkan dengan tetap menjalankan manajemen laporan diare dengan baik walaupun KLB diare tidak ditemukan.

Diarrhea is a contagious disease which is problematical in Indonesia, both in the urban areas and the rural ones, besides being endemic diarrhea still frequently happens as an epidemic happening (KLB = Kejadian Luar Biasa). In Ciamis regency KLB Diarrhea happens most frequently compared with other KLBs. There are 27 Public Health Centre (Puskesmas) out of 56 existing in the regency has ever had KLB diarrhea, in 1997 was ranking 1, in 1998 ranking 1 according to the biggest ten diseases. Based on the report of out patients of the Public Health Centre throughout Ciamis regency in 1997 diarrhea placed the firs rank while in 1998 was in second place. Puskesmas (Public Health Centre) is a determinant in carrying out the management from the existing diarrhea implementation direction to find out whether its accomplishment has been in line with the expected result, diarrhea management in Puskesmas viewed by the head of Puskesmas as the manager in Puskesmas and the holder of diarrhea P2 Program and Epidemiology Surveillance as the implementing manager of the field (Village). This research is an analytical description by using qualitative method in the Puskesmas region of diarrhea endemic area in Ciamis regency taken from the highest ranking KLB - diarrhea and its diarrhea case, taken one Puskesmas with the highest KLB case and diarrhea patient in one sub district (Kecamatan), so that the choosing of 4 Puskesmas also represent 4 sub districts of diarrhea endemic areas in Ciamis regency. Data were collected by using In-depth Interview, Focus Group Discussion and Document Assessment both in Puskesmas and in the regency health service. The result of the study reveals that there are weaknesses in anticipating the possibility of KLB diarrhea due to the absence of accurate data from the areas concerning diarrhea cases and good cooperation between inter-program and intersectoral, this is because recently the diarrhea has not increased as when the KLB existed formerly, as a matter of fact diarrhea is hard to predict. The writer recommends that the Early Warning System (SKD = Sistem Kewaspadaan Dini) always be increased by constantly carrying out diarrhea report management although KLB is not found."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonitatur Rifdah Tristiyana
"Diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan dua penyakit utama yang dapat disebabkan oleh lingkungan yang kurang bersih serta infeksi bakteri. Senyawa turunan kumarin, pada umumnya digunakan sebagai agen antibakteri, terutama yang berhubungan dengan diare dan infeksi saluran pernapasan akut. Infeksi ini mendorong para peneliti untuk menemukan agen antibakteri berbasis kumarin sebagai antibakteri yang paling umum digunakan dalam obat terapeutik di seluruh dunia. Dalam penelitian ini, berbagai metilen aktif digunakan untuk sintesis kumarin tersubstitusi-3 melalui reaksi kondensasi Knoevenagel dengan metode MAOS. Telah berhasil disintesis dua senyawa turunan kumarin, 3-asetilkumarin (1) dan etil 3-kumarin karboksilat (2). Senyawa 1 berhasil disintesis dengan mereaksikan salisilaldehida dan etil asetoasetat (EAA) dengan katalis dietilamina dengan optimasi rasio mol reaktan, waktu reaksi, persentase katalis, dan pelarut. Kondisi optimum dalam sintesis senyawa 1 diperoleh pada perbandingan mol 1,2:1 (salisilaldehida:EAA), katalis 30% mol, kondisi bebas pelarut, dan waktu iradiasi 60 detik (43,65 ± 0,50%). Senyawa 2 (16,33% yield) berhasil disintesis dalam kondisi optimum senyawa 1 dengan mengganti metilen aktif menjadi dietil malonat dan modifikasi waktu iradiasi, 900 detik. Kedua senyawa telah diidentifikasi KLT serta dikarakterisasi strukturnya menggunakan instrumen FTIR, UV-Vis, dan NMR (1D dan 2D). Namun, 3-siano kumarin (3) tidak berhasil disintesis menggunakan metilen aktif etil sianoasetat dan malononitril dalam kondisi optimum senyawa 1. Hal ini memperkuat bahwa etil asetoasetat merupakan metilen aktif yang paling aktif dibandingkan metilen aktif lainnya. Ulasan potensi aktivitas antibakteri dari senyawa 1, 2, dan 3 menunjukkan bahwa ketiga senyawa turunan kumarin tersebut memiliki potensi aktivitas antibakteri terhadap bakteri S.aureus dan E. coli.
Diarrhea and Acute Respiratory Infection (ARI) are the two main diseases that can be caused by unclean environments and bacterial infections. Coumarin-derived compounds are generally used as antibacterial agents, especially those associated with diarrhea and acute respiratory infections. This infection drived researchers to find coumarin-based antibacterial agents as the most commonly used therapeutic drugs worldwide. In this research, various active methylene is used for the synthesis of 3-substituted coumarin through the Knoevenagel condensation reaction with the MAOS method. Two coumarin-derived derivatives have been synthesized, 3-acetylcumarin (1) and ethyl 3-coumarin carboxylate (2). Compound 1 was successfully synthesized by reacting salicylaldehyde and ethyl acetoacetate (EAA) with diethylamine catalyst by optimizing the mole ratio of reactants, reaction time, percentage of catalyst, and solvents. Optimum conditions in compound 1 synthesis were obtained at 1.2:1 mole ratio (salicylaldehyde: EAA), 30% mol catalyst, solvent free condition, and irradiation time of 60 (43.65 A± 0.50%). Compound 2 (16.33% yield) was successfully synthesized under optimum conditions of compound 1 by replacing active methylene to diethyl malonate and modification at 900 seconds irradiation time. The two compounds were identified by TLC and their structure was characterized using FTIR, UV-Vis, and NMR instruments (1D and 2D). However, 3-cyano coumarin (3) was unsuccessfully synthesized using methylene active ethyl cyanoacetate and malononitrile under optimum conditions of compound 1. This reinforces that ethyl acetoacetate is the most active active methylene compared to other active methylene. A review of the potential antibacterial activity of compounds 1, 2, and 3 shows that the three coumarin-derived compounds have the potential for antibacterial activity against S.aureus and E. coli."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dely Farhani
"ABSTRAK
Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk yang paling banyak di Indonesia. Banyaknya jumlah penduduk di Jawa Barat menimbulkan banyaknya pula permasalahan salah satunya adalah diare. Pada tahun 2016, insiden diare di Jawa Barat sebesar 1.261.159 kasus, tertinggi di Indonesia. Spasial atau pemetaan dianggap perlu untuk memudahkan dalam mengetahui wilayah persebaran faktor risiko dan karakteristik wilayah terhadap kejadian diare, namun belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sebaran dan menganalisis korelasi antara kejadian diare dan faktor risikonya di Jawa Barat Tahun 2010-2016. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi, sehingga menggunakan total populasi sebagai unit analisisnya yaitu 27 kabupaten/kota di Jawa Barat tahun 2010-2016. Hasil penelitian menunjukkan proporsi diare paling tinggi 761/10.000 penduduk dengan PHBS rendah ada di Kota Sukabumi tahun 2010. Cakupan akses air minum terlindung Kabupaten Karawang selalu rendah. Sedangkan cakupan akses jamban sehat berfluktuasi. Jumlah penduduk miskin cenderung mengalami penurunan, namun kepadatan penduduk semakin tinggi. Kejadian diare lebih banyak terjadi pada dataran rendah Kab. Karawang dibandingkan dataran sedang dan dataran tinggi Kab. Purwakarta dan Kab. Bandung Barat . Berdasarkan hasil pemetaan, daerah yang kerawanan diarenya tinggi ada di Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya. Kemudian, untuk analisis korelasi menunjukkan hanya cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang berkorelasi dengan kejadian diare p-value = 0,001 dan r = - 0,246 . Perlunya menyusun prioritas upaya pengendalian diare sesuai dengan karakteristik wilayah tiap kabupaten/kota dan khususnya di daerah-daerah dengan tingkat kerawanan diare yang tinggi seperti Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya.

ABSTRACT
West Java is the most populous province in Indonesia. The number of residents in West Java in effect is one of them is diarrhea. By 2016, the incidence of diarrhea in West Java is 1,261,159 cases, the highest in Indonesia. Spatial or mapping needs to be done to determine the areas and factors associated with the occurrence of diarrhea, but not yet done. The purpose of this study is the distribution and analysis between the incidence of diarrhea and risk factors in West Java Year 2010 2016. This study uses the design of ecological studies, using the total population as an analysis unit that is 27 districts cities in West Java 2010 2016. The results showed the highest proportion of diarrhea 761 10,000 population with low sanitation and hygiene behavior in Sukabumi City in 2010. The coverage of protected drinking water access Kabupaten Karawang is always low. While the view of access to healthy latrines fluctuate. The number of poor people usually goes down, but the higher the population density. The incidence of diarrhea is more prevalent in lowland Karawang district than the medium and highland plains Purwakarta and West Bandung districts . Based on the mapping results, the diarrhea area is high in Cimahi and Kota Tasikmalaya. Then, for free analysis, only PHBS points were correlated with the incidence of diarrhea p value 0.001 and r 0.266 . The need to prioritize the handling of diarrhea in accordance with typical areas and areas with high diarrhea levels such as Cimahi City and Tasikmalaya City.."
2018
T49858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Rachma Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi clinical pathway pada kasus diare akut dengan proses audit. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan menggunaan konsep operational research dengan metode telaah dokumen, telaah data dan wawancara mendalam. Hasil penelitian didapatkan topik audit adalah implementasi clinical pathway diare akut dengan tujuan menilai kelengkapan pengisian clinical pathway, kepatuhan DPJP, PPJP, Gizi dan Farmasi serta menilai kesesuaian lama hari rawat dengan clinical pathway. Standar penilaian yang digunakan adalah standar nasional yaitu KARS. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kelengkapan pengisian clinical pathway 25 , tidak ditemukan variasi pada pemeriksaan laboratorium, asuhan nutrisi dan asuhan keperawatan, namun pada tata lakasana diare akut masih ditemukan variasi pada obat tambahan sebesar 41 , dan lama hari rawat sudah sesuai yaitu 3,3 hari. Beberapa hal yang perlu rumah sakit lakukan adalah mengembangkan kebijakan terkait clinical pathway, memperbaiki formulir clinical pathway dan sistem sosialisasi, membuat petunjuk teknis clinical pathway, sistem monitoring dan evaluasi, serta menurukan standar lama hari rawat dan diskusi terkait variasi terapi.

ABSTRACT
This study aims to determine the implementation of clinical pathway of acute diarrhea with the audit process. This type of research is quantitative and qualitative by using operational research concept with document review method, data analysis and in depth interview. The result of the research shows that the audit topic is the implementation of clinical pathway of acute diarrhea with the aim to assessing completeness of clinical pathway, compliance of primary responsible physician, primary responsible nurse, nutrition and pharmacy and assessing the length of stay with clinical pathway. Assessment standard used is the national standard that is KARS. The result of measurement showed that completeness of filling clinical pathway 25 , no variation on laboratory examination, nutrition and nursing care, but still found variation on additional drug 41 , and length of stay was 3.3 day. Some things that hospital need to do is developed policies related to clinical pathway, improve clinical pathway forms and socialization systems, make clinical pathway technical guidance, monitoring and evaluation systems, and reduce standards length of stay and discussion of variations in therapy."
2017
S68246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
White, Karen
Arlington: Management Sciences for Health PRITECH Project, 1993
616.3427 WHI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library