Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imsa Hakam Sumadyo
"Senyawaan organotimah adalah senyawaan organQlogam yang banyak
diproduksi karena kegunaannya yang cukup banyak antara lain senyawa
penstabil pada PVC, pestisida, insektisida dan katalis. Diorganotimah merupakan
katalis homogen yang balk untuk pembuatan polisilikon, poliuretan dan polyester.
Kebutuhan timah dunia hingga tahun 2000 mencapai 150.000-;; 60.000 ton
pertahun dimana 20.000 ton pertahun untuk industri kimia.
Salah satu tahap membentuk dibutiltimah dikarboksilat iaiah melalui dibutil
timah dihalida kemudian diubah menjadi dibutiltimah oksida setelah direaksikan
dengan asam karboksilat akan berubah menjadi dibutiltimah dikarboksilat. Salah
satu bahan yang sering dipakai iaIah dibutiltimah diklorida. Telah diketahui pula
bahwa pembuatan dibutiltimah diklorida bila dengan metode langsung sulit untuk
dilakukan dengan cara biasa, untuk itu dicari jalan lain yaitu dengan mengubah
alkilnya menjadi yang lebih reaktif yaitu iodida Sintesa senyawa dibutiltimah diasetat dimulai dengan membuat
dibutlltimah diiodida dengan cara merefluk butil iodida (46 g) dengan serbuk
logam Sn (7,4 g) serta dengan katalis N,N-dibenzil N-butil amina (±3,38 g)
dengan pengadukan sedang dan pemanasan dengan suhu 110°C selama 6 jam.
Didapat hasil berupa padatan putih kekuningan. Kedalam padatan tersebut
dimasukkan NaOH 0,1M 100 ml kemudlan dengan pengadukan cepat selama 1
jam dalam larutan metanol 100 ml. Didapat hasil dibutiltimah oksida berupa
padatan putih. Ke dalam padatan tersebut dimasukkan dalam pelarut benzena
dan ditambahkan asam asetat (0,32 ml dengen berat jenis 1,05 ®/mi) dengan
perbandingan 1:2 direfluks dengan suhu 80°C selama 2 jam. ^
\
Hasil reaksi yang terjadi didapat 0,64 g (34,5%% dari Sn) dibutiltimah
diiodida, 0,52 g (81%% dari dibutiltimah diiodida) dibutiltimah oksida dan 3 ml
(17% % dari dibutiltimah oksida). Produk diuji dengan IR dan titik leleh untuk
tiaptahap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Alayda Rachmah
"Poli(etilena tereftalat) (PET) merupakan polimer plastik yang digunakan secara luas, terutama dalam industri kemasan minuman. Di lingkungan plastik PET dapat mengalami degradasi terus-menerus menghasilkan mikroplastik PET yang diketahui mudah terakumulasi dalam tubuh, bersamaan dengan termigrasinya senyawa aditifnya, yaitu dibutil ftalat. Dibutil ftalat merupakan senyawa aditif tambahan untuk meningkatkan fleksibilitas dalam pembuatan plastik PET. Mikroplastik PET dan dibutil ftalat diketahui memicu peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS) dan menciptakan keadaan stres oksidatif ketika terakumulasi dalam tubuh. ROS yang bersifat reaktif berpotensi merusak molekul biologis DNA.
Pada penelitian ini dianalisis kerusakan DNA, berupa DNA adduct 8-Hidroksi-2′deoksiguanosin (8-OHdG) akibat mikroplastik PET dan dibutil ftalat. Hasil menunjukkan kadar 8-OHdG meningkat akibat paparan tunggal dan kombinasi kedua senyawa tersebut. Peningkatan tertinggi terjadi pada kadar 8-OHdG kelompok paparan mikroplastik PET mencapai 35,02 ng/mL dibandingkan kelompok kontrol 11,96 ng/mL. Disertai dengan fluktuasi berat badan hewan uji. Potensi migrasi senyawa aditif DBP dari mikroplastik PET, dianalisis juga dengan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dengan simulasi kondisi fisiologis, yaitu dengan pH 2,0 (lambung), pH 7,2 (darah), dan pH 8,2 (hati). Hasil menunjukkan migrasi DBP tertinggi pada pH 2,0 dan pH 8,2. Sedangkan histopatologi jaringan menunjukan peradangan bervariasi pada periportal hati, limfoid usus submukosa lambung, dan area pyelum dan interstitial ginjal, dengan tingkat perandangan tertinggi terdapat pada kelompok paparan mikroplastik PET. Sedangkan kelompok paparan DBP dan kombinasi kedua senyawa menunjukkan kadar 8-OHdG dan tingkat peradangan yang lebih rendah, mengindetifikasi adanya efek antagonis dari paparan kombinasi mikroplastik PET dan DBP.

Poly(ethylene terephthalate) (PET) is a widely used plastic polymer, particularly in the beverage packaging industry. In the environment, PET plastic can undergo continuous degradation, producing PET microplastics that are known to easily accumulate in the body, along with the migration of its additive compounds, such as dibutyl phthalate. Dibutyl phthalate is an additional additive used to enhance flexibility in the production of PET plastic. PET microplastics and dibutyl phthalate are known to trigger increased production of spesies oksigen reaktif(ROS) and induce oxidative stress when accumulated in the body. ROS, due to their reactive properties, have the potential to damage biological molecules such as DNA.
This study analyzed DNA damage, in the form of DNA adduct 8-Hydroxy-2′deoxyguanosine (8-OHdG) due to PET and dibutyl phthalate microplastics. The results showed that 8-OHdG levels increased due to single exposure and the combination of the two compounds. The highest increase occurred in 8-OHdG levels in the PET microplastic exposure group reaching 35.02 ng/mL compared to the control group of 11.96 ng/mL. Accompanied by fluctuations in body weight of the test animals. The potential migration of DBP additive compounds from PET microplastics was also analyzed by Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) test with simulated physiological conditions, namely with pH 2.0 (stomach), pH 7.2 (blood), and pH 8.2 (liver). The results showed the highest DBP migration at pH 2.0 and pH 8.2. While tissue histopathology shows inflammation varies in the liver periportal, gastric submucosal intestinal lymphoid, and kidney pyelum and interstitial areas, with the highest level of inflammation found in the PET microplastic exposure group. The DBP exposure group and the combination of both compounds showed lower levels of 8-OHdG and inflammation, indicating an antagonistic effect of combined exposure to PET microplastics and DBP.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Alayda Rachmah
"Poli(etilena tereftalat) (PET) merupakan polimer plastik yang digunakan secara luas, terutama dalam industri kemasan minuman. Di lingkungan plastik PET dapat mengalami degradasi terus-menerus menghasilkan mikroplastik PET yang diketahui mudah terakumulasi dalam tubuh, bersamaan dengan termigrasinya senyawa aditifnya, yaitu dibutil ftalat. Dibutil ftalat merupakan senyawa aditif tambahan untuk meningkatkan fleksibilitas dalam pembuatan plastik PET. Mikroplastik PET dan dibutil ftalat diketahui memicu peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS) dan menciptakan keadaan stres oksidatif ketika terakumulasi dalam tubuh. ROS yang bersifat reaktif berpotensi merusak molekul biologis DNA.
Pada penelitian ini dianalisis kerusakan DNA, berupa DNA adduct 8-Hidroksi-2′deoksiguanosin (8-OHdG) akibat mikroplastik PET dan dibutil ftalat. Hasil menunjukkan kadar 8-OHdG meningkat akibat paparan tunggal dan kombinasi kedua senyawa tersebut. Peningkatan tertinggi terjadi pada kadar 8-OHdG kelompok paparan mikroplastik PET mencapai 35,02 ng/mL dibandingkan kelompok kontrol 11,96 ng/mL. Disertai dengan fluktuasi berat badan hewan uji. Potensi migrasi senyawa aditif DBP dari mikroplastik PET, dianalisis juga dengan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dengan simulasi kondisi fisiologis, yaitu dengan pH 2,0 (lambung), pH 7,2 (darah), dan pH 8,2 (hati). Hasil menunjukkan migrasi DBP tertinggi pada pH 2,0 dan pH 8,2. Sedangkan histopatologi jaringan menunjukan peradangan bervariasi pada periportal hati, limfoid usus submukosa lambung, dan area pyelum dan interstitial ginjal, dengan tingkat perandangan tertinggi terdapat pada kelompok paparan mikroplastik PET. Sedangkan kelompok paparan DBP dan kombinasi kedua senyawa menunjukkan kadar 8-OHdG dan tingkat peradangan yang lebih rendah, mengindetifikasi adanya efek antagonis dari paparan kombinasi mikroplastik PET dan DBP.

Poly(ethylene terephthalate) (PET) is a widely used plastic polymer, particularly in the beverage packaging industry. In the environment, PET plastic can undergo continuous degradation, producing PET microplastics that are known to easily accumulate in the body, along with the migration of its additive compounds, such as dibutyl phthalate. Dibutyl phthalate is an additional additive used to enhance flexibility in the production of PET plastic. PET microplastics and dibutyl phthalate are known to trigger increased production of spesies oksigen reaktif(ROS) and induce oxidative stress when accumulated in the body. ROS, due to their reactive properties, have the potential to damage biological molecules such as DNA.
This study analyzed DNA damage, in the form of DNA adduct 8-Hydroxy-2′deoxyguanosine (8-OHdG) due to PET and dibutyl phthalate microplastics. The results showed that 8-OHdG levels increased due to single exposure and the combination of the two compounds. The highest increase occurred in 8-OHdG levels in the PET microplastic exposure group reaching 35.02 ng/mL compared to the control group of 11.96 ng/mL. Accompanied by fluctuations in body weight of the test animals. The potential migration of DBP additive compounds from PET microplastics was also analyzed by Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) test with simulated physiological conditions, namely with pH 2.0 (stomach), pH 7.2 (blood), and pH 8.2 (liver). The results showed the highest DBP migration at pH 2.0 and pH 8.2. While tissue histopathology shows inflammation varies in the liver periportal, gastric submucosal intestinal lymphoid, and kidney pyelum and interstitial areas, with the highest level of inflammation found in the PET microplastic exposure group. The DBP exposure group and the combination of both compounds showed lower levels of 8-OHdG and inflammation, indicating an antagonistic effect of combined exposure to PET microplastics and DBP.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library